Mario menarik napas dalam-dalam. Kehadiran Cahya membuatnya sulit bergerak. Alhasil, dia hanya berkata, "Aku nggak mencari masalah.""Kalau gitu, kenapa Ayah membawa orang-orang ini ke sini?" ujar Hardy sambil menunjuk para pengawal Mario. Pada mereka, Hardy berkata, "Apa yang kalian lakukan? Cepat lepaskan Paman Fendra! Jangan harap kalian bisa menyentuh siapa pun di sini!"Para pengawal memandang Mario dengan ragu. Melihat Mario mengibaskan tangan dengan tidak sabar, mereka pun mundur.Mario berkata dengan ekspresi masam, "Ikut aku pulang."Hardy menyilangkan tangannya dan membalas, "Pulang ya pulang saja. Pokoknya, aku tetap akan memberi tahu Kakek.""Kamu ...," ujar Mario sambil mendelik pada Hardy.Hardy mengabaikan ayahnya. Dia langsung menghampiri Cahya dan berkata, "Kak, aku serahkan ibuku padamu, ya."Cahya mengangguk. Setelah sampai ke pintu, Hardy menoleh pada Claire. Dia tersenyum dan melambai padanya sambil berkata, "Peri Kecil, ingatlah untuk mengajakku kalau lain kali ad
Di rumah sakit, tetesan air dari atap mengalir ke tanaman yang ada di jendela. Aditya yang duduk di sofa sedang melihat album foto dengan perasaan sedih. Putrinya dicelakai dan menjadi lumpuh total. Aditya terus menjaga putrinya dan menunggu selama 10 tahun, entah sampai kapan penantian ini akan berakhir.Louis yang berdiri di depan pintu mengetuk pintu. Aditya meletakkan album foto dan bertanya dengan suara serak, "Kamu siapa?"Louis menjawab, "Aku Louis."Aditya yang kebingungan bertanya lagi, "Tuan Louis? Ada apa Tuan Louis mencariku?"Louis melihat orang yang berbaring di ranjang seraya menyahut, "Hari ini aku bawa seseorang datang untuk menemuimu."Aditya tidak mengerti ucapan Louis. Kemudian, Louis menyuruh pengawal membawa orang itu masuk. Orang tersebut adalah pria tua yang berusia 60 tahun. Aditya tidak mengenal pria tua itu sehingga berkata, "Dia ...."Louis menimpali, "Dia itu penjaga di Universitas Ottora, tapi sudah pensiun. Dia tahu tentang masalah anakmu."Aditya langsun
Louis menyipitkan matanya. Pria tua menyaksikan kejadian itu dan melihat wajah Naomi, tetapi tidak melihat tampang pelakunya. Ketika Candice dituduh sebagai pelaku, pria tua itu juga tidak mengetahui hal ini.Louis menyuruh pengawal untuk mengantar pria tua keluar, lalu menghampiri Aditya dan berkata, "Pak Aditya, Candice bukan pelaku yang mencelakai anakmu. Candice juga kehilangan pencapaian yang dia banggakan dalam bidang musik karena anakmu. Mengenai pelaku itu, aku pasti akan membantumu menemukannya. Aku hanya berharap kamu bisa memberi Candice kesempatan lagi."Dua hari kemudian, Aditya mengunggah pernyataan tentang masalah Candice di Twitter. Sepuluh tahun yang lalu, bukan Candice yang mendorong murid lain di Universitas Ottora. Aditya juga merupakan ayah dari korban, jadi banyak netizen yang terkejut ketika melihat unggahan ini.[ Ternyata Candice menjadi kambing hitam selama 10 tahun, kasihan sekali. ][ Aku pernah mendengar kasus di Universitas Ottora, dulu aku pikir itu cuma
Javier meraih bahu Claire dan menghibur, "Jangan khawatir, berikan nomor telepon Candice kepadaku. Biar aku selidiki lokasinya dan kamu yang kabari Roger."Claire mengangguk. Dia menghubungi Roger sekalian mengabari Louis. Sementara itu, Javier yang duduk di samping segera menyelidiki lokasi Candice dengan laptopnya. Javier berujar, "Dia ada di Jalan Dorsea."Di suatu tempat di Jalan Dorsea, Candice yang disiram air dingin seketika sadar. Jaket yang dikenakan Candice basah sehingga menempel di tubuhnya. Candice yang kedinginan terbatuk-batuk, dia juga menyadari kedua tangannya diikat sehingga dirinya tidak bisa bergerak.Tiba-tiba, terdengar suara yang familier. "Akhirnya kamu sadar juga."Candice tertegun, lalu memandang wanita di depannya dengan tubuh gemetaran. Ternyata orang ini adalah Freda.Suara Candice agak serak dan dia segera mengamati sekeliling. Kelihatannya, ini adalah lantai sebuah gedung yang belum direnovasi. Dindingnya hanya dilapisi semen, bahkan besi betonnya juga te
Candice yang berusaha memberontak ditekan di lantai. Dia menggigit tangan salah satu pria dan pria yang kesakitan itu menampar Candice. Tamparan pria itu sangat kuat.Jaket Candice dibuka dengan kasar, begitu pula dengan kemeja yang dikenakannya. Candice yang ketakutan menangis. Sementara itu, Freda merekam adegan ini dengan ponselnya sambil memerintahkan, "Telanjangi dia!"Ketika pria itu hendak melepaskan pakaian dalam Candice, tiba-tiba orang yang menerobos masuk menendang pria yang menindih Candice, lalu meninju 2 pria lainnya. Freda pun mundur ketakutan.Louis segera melepaskan jaketnya dan menutupi tubuh Candice yang dingin. Dia menggendong Candice seraya memanggil, "Candice!"Candice yang setengah sadar melihat pria yang memeluknya, lalu berucap sembari terisak-isak, "Louis ... aku takut sekali."Sekujur tubuh Candice gemetaran. Dia merasa kedinginan dan juga takut. Ketika melihat Louis, air matanya tidak terbendung lagi. Louis tidak bicara, dia hanya memeluk Candice dengan erat
Izza menjambak rambut Freda dan menariknya ke hadapan Javier dan Claire. Freda tetap berlutut di lantai. Wajah Freda memucat sewaktu melihat apa yang dialami beberapa pria suruhannya.Claire mengambil ponsel yang dipegang Freda. Setelah melihat gambaran di layar ponsel, Claire langsung membanting ponselnya dan menginjak ponsel itu sampai layarnya retak."Aku mohon ... lepaskan aku. Aku nggak akan mengulanginya lagi," pinta Freda sambil terisak-isak. Saat ini, ekspresinya tampak tulus saat memohon.Claire mencengkeram kerah baju Freda dan berujar dengan ekspresi datar, "Melepaskanmu? Nggak mungkin."Claire mencibir saat melihat ekspresi Freda yang ketakutan, lalu melanjutkan, "Kamu membuat Candice dituduh selama 10 tahun dan kamu bahkan berani melukainya. Sekarang, kamu malah memohon kepadaku untuk melepaskanmu? Apa kamu akan melepaskan Candice kalau Candice memohon kepadamu untuk melepaskannya?"Freda tidak bisa menjawab. Claire tersenyum sinis dan meneruskan ucapannya, "Wanita seperti
Claire membujuk Liliana, "Bibi, jangan emosi. Mereka sudah ditangkap polisi, yang penting Kak Louis dan Candice baik-baik saja.""Baguslah kalau mereka baik-baik saja, aku benar-benar syok. Aku akan lihat kondisi Louis dulu," ucap Liliana. Kemudian, dia berjalan ke kamar Louis.Javier datang menjemput Claire. Dalam perjalanan pulang, Claire terus memandang ke luar jendela. Javier menggenggam tangan Claire dan bertanya, "Kamu masih khawatir, ya?"Claire mengalihkan pandangannya, lalu memandang Javier sembari menjawab, "Mereka sudah aman, sekarang aku nggak usah khawatir lagi."Javier menimpali, "Claire, kejadian yang dialami Candice dan Louis hari ini membuatku teringat sesuatu."Claire terdiam, dia hanya menatap Javier dan tidak berbicara. Javier yang fokus menyetir memandang ke depan seraya berbicara, "Apa dulu kita pernah mengalami hal seperti ini? Aku merasa kita pasti pernah mengalaminya."Claire tersenyum dan menyahut, "Um, kita pernah mengalaminya."Javier menghentikan mobilnya s
Tirai jendela perlahan terbuka, pemandangan laut pun terlihat dari ruang tamu. Kemudian, Claire berjalan ke kamar tidur. Di luar kamar tidur terdapat balkon dan di bawah kanopi ada kursi lipat, bahkan ada ayunan.Javier membuka kancing lengan bajunya dan bersandar di samping pintu, lalu bertanya, "Apa kamu suka?"Claire duduk di ayunan sembari berkomentar, "Kamu pandai memilih tempat."Javier berjalan ke belakang Claire, lalu merangkul bahu Claire dan berbisik di telinganya, "Tentu saja tempatnya harus romantis karena kita mau menikmati waktu berdua."Pada siang hari, Claire dan Javier makan di restoran. Claire memakai gaun sutra lengan panjang yang dipadukan dengan rompi. Gaunnya sepanjang betis.Kebetulan, mereka berdua bertemu dengan Cahya yang sedang makan di restoran ini. Cahya mengangkat gelasnya, lalu tersenyum pada Javier dan Claire sembari berucap, "Kalau kalian nggak keberatan, mau makan sama-sama?"Claire tidak keberatan. Bagaimanapun, Cahya adalah teman mereka. Dia langsung
”Mengenai bagaimana pelaku bisa menghindar dari kamera CCTV, dia hanya bisa melewati tangga darurat saja. Karena nggak ada kamera CCTV di sana. Dia bisa bersembunyi hingga keesokan paginya, hingga ada yang menyadari jenazah, kemudian berpura-pura menjadi pemilik apartemen. Dia turun dari salah satu lantai melalui jalur darurat dan meninggalkan tempat.”Asisten terlihat bingung, “Kenapa harus menunggu sampai pagi?”Lance berdiri dengan perlahan. “Karena siang hari adalah waktu semua penghuni beraktivitas keluar masuk rumah. Kalau dia pergi malam itu juga, justru akan menambah kecurigaan. Jadi, demi nggak menimbulkan kecurigaan, dia menunggu hingga pagi, lalu bersama penghuni lainnya keluar gedung di pagi hari.”Asisten pun merespons.Dacia tersenyum melihat ekspresi mereka yang terkejut dan tersenyum. “Tentu saja, setiap metode pembunuhan yang sempurna di dunia nyata pasti memiliki celah. Bagaimana menurut Tuan Lance, apa Tuan Lance menganggap metode pembunuhan ini masuk akal?”Lance me
Asisten merasa kaget. “Korban digantung di luar?”“Sebenarnya semua ini adalah inspirasi dari Tuan Muda Nordin. Di bagian luar atap terdapat satu anak tangga yang menonjol. Kalaupun ada kamera CCTV di atap, saat pelaku melompat, dia pun akan jatuh di anak tangga itu. Kalau seperti itu, pelaku tindak kriminal ini mesti dijalankan dua orang.”“Pembantu pelaku berada di balkon rumah korban untuk menarik pelaku yang meluncur turun dengan tali. Pembantu pelaku pasti adalah orang yang sangat dekat dengan korban. Dia bisa menggunakan alasan terlalu emosi ketika melihat orang yang dicintainya bunuh diri, lalu menghancurkan rekaman CCTV itu. Jadi, pelaku utama bisa melarikan diri dengan kesempatan itu.”Lance tersenyum dengan puas dan tertawa. “Bagus, memang lebih cocok kalau metode kejahatan yang dilakukan oleh dua orang.”Dacia menjentikkan jarinya. ”Jadi, berbeda kalau tindak kriminal hanya dilakukan oleh satu orang saja. Pelaku utama mengikat satu ujung tali di anak tangga bagian luar atap,
“Kebetulan nggak ada kamera CCTV di lantai atas. Di dalam rekaman kamera CCTV lift hanya terlihat pelaku yang menyamar sebagai korban. Setelah itu, nggak ada siapa pun yang tertangkap kamera lagi. Mengenai bagaimana pelaku menghindari kamera CCTV dan melarikan diri, atau korban sebenarnya didorong dari lantai atas atau bukan, aku rasa semua itu adalah teka-teki yang ingin diketahui oleh semua penonton,” kata Dacia.Asisten itu tersenyum lagi. “Biasanya untuk skenario seperti ini, pelaku pasti bekerja sama dengan seseorang. Pelaku utama menyamar sebagai korban dan pergi ke atap, sedangkan korban yang sebenarnya dilempar dari balkon rumahnya oleh kaki tangan pelaku. Tentu saja kaki tangan pelaku bisa jadi adalah suami atau pacar korban.”Dacia menggeleng. “Di dalam naskahku, Nona Mimosa tinggal sendiri.”Asisten tertegun sejenak, lalu melirik ke ujung. Terlihat Lance sedang memberi isyarat mata. Kemudian, dia baru bertanya, “Pelakunya satu orang saja? Jadi, pelaku sudah lebih dulu melem
Dacia tersadar dari lamunannya, lalu berdiri dengan perlahan. “Kalau begitu, aku akan datang lagi besok.”Resepsionis menatap bayangan punggung Dacia sembari menggeleng. Padahal wanita ini sudah ditolak dua kali, dia masih saja datang ke perusahaan. Sebenarnya, tidak peduli dia datang berapa kali, Sutradara Lance juga tidak akan menemuinya.Dacia berdiri di depan pintu. Ketika melihat mobil dan pejalan kaki yang hilir mudik di jalan raya, dia berusaha untuk menenangkan dirinya. Kemudian, dia segera menghalangi taksi untuk meninggalkan tempat.Carly sedang duduk di lapangan basket akademi. Ketika melihat Dacia sudah kembali, dia bergegas ke hadapan Dacia. “Bagaimana?”Dacia menggeleng.Sebenarnya Carly juga sudah menduganya. Dacia masih belum berhasil untuk menemuinya.Bukan hanya mahasiswa seperti mereka saja yang ditolak, bahkan selebritas papan atas yang pernah memenangkan penghargaan di ajang Goldwood juga belum pasti bisa mendapatkan kesempatan bekerja sama dengan Lance.Dacia mena
Benn mengerti apa maksud ucapan Jerremy. Dia mengangkat gelas anggur, lalu menyesapnya dengan perlahan dan bertanya, “Apa kamu mencurigainya?”Jerremy tersenyum. “Dia menerima pukulan di saat mengetahui kabar penobatan. Apa mungkin aku tidak curiga?”Lidya telah mengetahui kabar kekuasaan jatuh ke tangan anggota Keluarga Tanzil. Apa mungkin dia akan merasa rela?Seorang wanita yang sudah kehilangan akal sehatnya bisa melakukan apa pun. Meskipun dia memiliki kesempatan untuk keluar dari penjara dan menerima pengobatan, apa dia benar-benar sedang fokus dalam pengobatannya atau dia sedang menyusun rencana selanjutnya? Siapa juga yang mengetahuinya?Benn menghela napas ringan. “Jerry, aturan di Negara Hyugana memang seperti itu. Seandainya narapidana mengidap penyakit mental, dia akan dibebaskan dari masa hukumannya untuk menerima pengobatan.”“Aku mengerti.” Tatapan Jerremy semakin serius. “Jadi, apa pun ceritanya, aku tidak boleh membiarkannya memiliki kesempatan itu.”Di sisi lain, di r
Dacia tersadar dari lamunannya, lalu menggeleng. “Nggak.”“Seandainya ada masalah, kamu mesti beri tahu Ayah. Jangan sampai mencemaskan Ayah.” Usai berbicara, tiba-tiba Daniel kepikiran sesuatu. “Ada panggilan dari penjara.”Gerakan tangan Dacia berhenti. Dia segera mengangkat kepalanya.Daniel berkata, “Katanya ibumu mengalami tekanan mental yang berat dan menunjukkan perilaku ekstrem di dalam penjara. Dua hari lagi, dia akan keluar dari penjara untuk menjalani pemeriksaan terkait masalah kejiwaannya ….”Tiba-tiba Daniel menghentikan omongannya. Dacia pun merasa syok. “Apa maksudmu?”Daniel menurunkan kelopak matanya. “Maksudnya, kalau benar ada masalah dengan kejiwaan ibunya, dia tidak akan dikurung di penjara lagi.”“Kejadian kapan?”Daniel membalas, “Kejadiannya saat upacara penobatan.”Kening Dacia berkerut. Lidya menerima pukulan di penjara karena Silvia menerima kekuasaan yang tidak diperolehnya, ‘kan?Hukum pidana di Negara Hyugana memang memiliki satu pasal yang menyatakan bah
Tiba-tiba Dacia kepikiran dengan Jerremy yang ngambek semalam. Sepertinya dia telah mendengar kabar itu. Itulah sebabnya dia bisa bersikap kesal.Pada saat ini, seorang wanita mendekat. “Dacia, kamu dicari Pak Diago.”Dacia pergi ke kantor profesor. Sepertinya Diago sudah membaca naskah yang dikirim Dacia semalam. “Metode menyusun kasus ini sangat sempurna. Apa semua ini idemu?”Dacia berterus terang. “Sebenarnya semua ini ide Kak Nordin. Dia yang memberiku inspirasi.”“Ternyata begitu. Pantas saja aku merasa tidak asing dengan metode penulisan ini. Hanya saja, ide ini memang bagus. Dacia, ada tugas yang ingin aku serahkan kepadamu.”Dacia bertanya, “Tugas apa?”“Usahakan untuk bisa mendapat kesempatan mewawancarai Sutradara Lance. Anggap saja sebagai skripsimu.” Usai berbicara, Diago menyerahkan data kepadanya.Dacia mengambil data tersebut. “Aku akan berusaha.”Saat Dacia hendak pergi, terdengar suara Diago lagi. “Persyaratannya, kamu tidak boleh minta bantuan apa pun dari Nordin. K
Jerremy berjalan ke sisi meja, lalu bersandar di sana sembari melipat kedua tangannya. “Kamu tidak makan?”Tanpa mengangkat kepalanya sama sekali, Dacia berkata, “Sekarang aku masih belum lapar juga.”“Apa kamu sudah makan di luar?”“Emm, tadi sempat makan sedikit sama Carly.”Sepertinya Dacia sedang fokus dalam naskahnya. Dia tidak menyadari raut wajah Jerremy. Jerremy juga tidak mengatakan apa pun, langsung membalikkan tubuhnya dan meninggalkan tempat.Malam harinya, akhirnya Dacia berhasil menyusun metode kejahatan dengan jelas. Saat melihat jam di ponsel, waktu sudah menunjukkan pukul satu dini hari. Dia berjalan menuruni tangga, lalu membuka kulkas. Dia menyadari bahkan tidak tersisa sedikit pun sayuran sisa makan malam di dalam kulkas.Dacia merasa lapar hingga kehabisan tenaga. Pada akhirnya, dia hanya memasak mie saja. Sebenarnya Jerremy masih belum tidur. Dia berdiri di lantai atas mengintip gerak-gerik di bawah sana, lalu kembali ke kamar.Setelah Dacia selesai makan, dia pun
“Nona Mimosa ….” Dacia merasa familier dengan nama itu. Di atap? Bunuh diri? Bukannya itu cerita di dalam naskahnya?Nordin masih mondar-mandir tepi pagar atap. “Apa kamu sudah ingat?”Dacia langsung tersenyum. “Tentu saja Nona Mimosa di dalam naskahku bukan bunuh diri. Dalam semua kasus detektif, biasanya korban hanya bisa mati karena pembunuhan.”“Jadi, apa kamu sudah memikirkan cara untuk memalsukan tempat kejadian perkara?”Dacia terdiam, lalu menundukkan matanya. Saat ini, alur naskah berhenti pada bagaimana kematian Mimosa tampak seperti bunuh diri dan bagaimana pelaku berhasil melarikan diri.Hanya saja, Dacia tidak menyangka bahwa Nordin tertarik dengan naskah seperti ini.Carly semakin bingung lagi. “Apa yang lagi kalian bahas? Naskah?”Nordin menatapnya.Dacia berbisik di samping Carly, “Aku akan jelaskan nanti.” Usai berbicara, Dacia berjalan ke sisi Nordin. “Apa kamu berdiri di atas atap untuk merasakan apa yang dialami korban?”“Bukan, pelaku.”Dacia tertegun sejenak. “Pe