Share

Bab 736

Author: Daun Jahe
Izza menjambak rambut Freda dan menariknya ke hadapan Javier dan Claire. Freda tetap berlutut di lantai. Wajah Freda memucat sewaktu melihat apa yang dialami beberapa pria suruhannya.

Claire mengambil ponsel yang dipegang Freda. Setelah melihat gambaran di layar ponsel, Claire langsung membanting ponselnya dan menginjak ponsel itu sampai layarnya retak.

"Aku mohon ... lepaskan aku. Aku nggak akan mengulanginya lagi," pinta Freda sambil terisak-isak. Saat ini, ekspresinya tampak tulus saat memohon.

Claire mencengkeram kerah baju Freda dan berujar dengan ekspresi datar, "Melepaskanmu? Nggak mungkin."

Claire mencibir saat melihat ekspresi Freda yang ketakutan, lalu melanjutkan, "Kamu membuat Candice dituduh selama 10 tahun dan kamu bahkan berani melukainya. Sekarang, kamu malah memohon kepadaku untuk melepaskanmu? Apa kamu akan melepaskan Candice kalau Candice memohon kepadamu untuk melepaskannya?"

Freda tidak bisa menjawab. Claire tersenyum sinis dan meneruskan ucapannya, "Wanita seperti
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Just Rara
wah sayangnya ibu louis sm candice
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 737

    Claire membujuk Liliana, "Bibi, jangan emosi. Mereka sudah ditangkap polisi, yang penting Kak Louis dan Candice baik-baik saja.""Baguslah kalau mereka baik-baik saja, aku benar-benar syok. Aku akan lihat kondisi Louis dulu," ucap Liliana. Kemudian, dia berjalan ke kamar Louis.Javier datang menjemput Claire. Dalam perjalanan pulang, Claire terus memandang ke luar jendela. Javier menggenggam tangan Claire dan bertanya, "Kamu masih khawatir, ya?"Claire mengalihkan pandangannya, lalu memandang Javier sembari menjawab, "Mereka sudah aman, sekarang aku nggak usah khawatir lagi."Javier menimpali, "Claire, kejadian yang dialami Candice dan Louis hari ini membuatku teringat sesuatu."Claire terdiam, dia hanya menatap Javier dan tidak berbicara. Javier yang fokus menyetir memandang ke depan seraya berbicara, "Apa dulu kita pernah mengalami hal seperti ini? Aku merasa kita pasti pernah mengalaminya."Claire tersenyum dan menyahut, "Um, kita pernah mengalaminya."Javier menghentikan mobilnya s

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 738

    Tirai jendela perlahan terbuka, pemandangan laut pun terlihat dari ruang tamu. Kemudian, Claire berjalan ke kamar tidur. Di luar kamar tidur terdapat balkon dan di bawah kanopi ada kursi lipat, bahkan ada ayunan.Javier membuka kancing lengan bajunya dan bersandar di samping pintu, lalu bertanya, "Apa kamu suka?"Claire duduk di ayunan sembari berkomentar, "Kamu pandai memilih tempat."Javier berjalan ke belakang Claire, lalu merangkul bahu Claire dan berbisik di telinganya, "Tentu saja tempatnya harus romantis karena kita mau menikmati waktu berdua."Pada siang hari, Claire dan Javier makan di restoran. Claire memakai gaun sutra lengan panjang yang dipadukan dengan rompi. Gaunnya sepanjang betis.Kebetulan, mereka berdua bertemu dengan Cahya yang sedang makan di restoran ini. Cahya mengangkat gelasnya, lalu tersenyum pada Javier dan Claire sembari berucap, "Kalau kalian nggak keberatan, mau makan sama-sama?"Claire tidak keberatan. Bagaimanapun, Cahya adalah teman mereka. Dia langsung

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 739

    Bisnis pemandian air panas di Kota Jimbar memang tidak sebagus Pulau Yanno. Alasan utamanya adalah pemandangan di Pulau Yanno sangat bagus. Cuacanya juga tidak terlalu dingin sehingga tidak akan turun salju pada musim dingin.Berbeda dengan Kota Jimbar yang akan turun salju saat musim dingin. Bahkan, salju di jalan akan membeku ketika suhu udaranya sangat rendah sehingga jalanan akan sulit dilewati. Hanya pemandangan salju yang bisa dilihat jika pergi berlibur ke Kota Jimbar. Namun, orang yang pernah direpotkan oleh jalanan bersalju pasti tidak ingin mengunjungi Kota Jimbar lagi.Javier meletakkan peralatan makan, lalu menyeka jari-jarinya dengan saputangan dan berujar seraya memandang Cahya, "Aku tidak ingat kamu tertarik dengan bidang ini."Cahya menunduk, jari-jarinya mengetuk gelas saat dia berbicara, "Keluargaku mempersulitku. Selain karier di dunia hiburan, bisnis lain nggak cukup memenuhi standarku untuk hidup mandiri.""Hidup mandiri?" tanya Claire yang terkejut. Apa ini artiny

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 740

    Claire membenamkan wajahnya di bahu Javier, benar-benar memalukan! Javier meletakkan Claire di kursi, lalu bertanya sambil mendekati Claire, "Mau main apa lagi?"Saat berada di rumah hantu, Claire sangat ketakutan sampai menangis. Kala ini, matanya masih basah karena air mata. Tampangnya sangat menyedihkan.Claire mengeluh, "Aku nggak mau main lagi."Javier tertawa dan menyeka air mata Claire, lalu berucap, "Ternyata kamu ada sisi penakutnya juga."Claire mendengus dan memalingkan wajahnya. Tatapan Claire tertuju pada bianglala yang berada tak jauh dari sana. Javier yang menyadarinya bertanya, "Kamu mau naik itu?"Claire mengangguk. Kemudian, Javier membawa Claire ke bagian bawah bianglala, lalu membayar tiketnya. Setelah itu, mereka berdua pun masuk ke kabin penumpang.Kabin penumpang bergerak ke atas dengan perlahan. Claire memandang ke luar dan tersenyum, dia berkomentar, "Kita pertama kali naik bianglala di Negara Shawana."Javier menatap Claire. Ketika bianglala bergerak makin tin

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 741

    Cherry menatap Candice sembari meledek, "Kamu cemburu, ya."Beberapa saat kemudian, Candice baru merespons. Dia mengambil bantal dan melemparkannya pada Cherry, lalu berseru, "Jangan memancing amarahku!"Cherry membungkuk untuk mengambil bantal, lalu meletakkannya kembali ke atas ranjang. Dia berkata, "Sudahlah, bagaimanapun juga Louis yang menyelamatkanmu. Lukamu nggak separah Louis. Kamu seharusnya pergi menjenguknya."Mendengar ini, Candice hanya diam. Sore hari, Candice menuju kamar rawat Louis. Setelah berdiri di depan pintu dan ragu untuk sejenak, dia akhirnya membuka pintu. Terlihat Louis yang sedang duduk di atas ranjang sambil membaca majalah. Pipinya masih diperban dan sudut bibirnya tampak memar.Setelah melihat Candice, Louis seketika menghentikan aktivitasnya. Dia langsung meletakkan majalahnya seraya bertanya, "Kenapa kamu kemari?"Candice berhenti di sebelah ranjang Louis. Dia seketika merasa gugup dan tidak tahu harus berbuat apa. Dia melipat kedua tangannya dengan gel

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 742

    Ekspresi Candice menjadi masam, dia berucap dengan kesal, "Si ... siapa yang mengintipmu? Jangan mimpi! Lagi pula, memangnya ada yang menarik dari kamu?"Louis menggoda, "Siapa tahu kamu punya niat jahat kepadaku?"Candice menunjuk dirinya sendiri seraya bertanya, "Aku punya niat jahat kepadamu? Huh. Kalau memang begitu, sejak awal aku pasti ...."Louis mengangkat alis dan bertanya, "Pasti apa?"Candice berdeham dan menyahut, "Mau tahu saja!"Louis tidak berbicara. Melihat cairan infus yang hampir habis, dia menekan bel. Kemudian, suster berjalan masuk dan mengganti botol infus, lalu berkata dengan lembut, "Tuan, besok dan lusa kami akan menyuntikkan obat untuk meredakan peradangan."Louis mengangguk. Setelah suster keluar, Candice berdecak dan berkomentar, "Suster ini lembut sekali kepadamu. Kalau dia bisa begini juga kepadaku, mungkin aku akan cepat sembuh setelah disuntik beberapa kali." Candice sangat kesakitan setiap kali disuntik.Louis memandang Candice sembari bertanya, "Mau ta

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 743

    Perasaan khawatir dan takut muncul di hati Javier, seolah-olah dia pernah merasakan hal yang sama dulu. Javier punya firasat buruk karena Claire tiba-tiba menghilang. Javier merogoh sakunya, dia baru sadar ternyata dia lupa membawa ponsel saat keluar.Cahya menyerahkan ponselnya kepada Javier dan berkata, "Coba kamu telepon dia."Javier juga tidak menolak bantuan Cahya. Pada saat-saat genting seperti ini, Javier tidak memedulikan hal lain lagi. Namun, Javier malah tidak bisa mengingat nomor telepon Claire.Javier memegang ponsel dengan erat dan berusaha mengingat nomor telepon Claire. Kenapa dia tidak bisa ingat? Tidak mungkin dia melupakan nomor telepon Claire.Cahya melihat gerakan Javier yang terhenti saat hendak memasukkan nomor telepon. Cahya langsung membuka daftar kontak dan berujar, "Ketik saja namanya."Raut wajah Javier menjadi muram. Namun, sekarang Javier tidak sempat menanyakan alasan Cahya mempunyai nomor telepon Claire. Javier langsung menelepon Claire.Akan tetapi, Clai

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 744

    Ini adalah pertama kalinya Cahya memukul orang di depan Claire. Sementara itu, Claire juga baru pertama kali melihat Cahya begitu marah sampai-sampai tidak memedulikan citranya.Cahya berkata kepada Javier dengan ekspresi datar, "Tiga tahun yang lalu, saat kamu bilang di hadapan Claire bahwa kamu menyerahkan Claire kepadaku, aku sudah berniat memukulmu."Javier terdiam. Cahya maju dan mencengkeram kerah baju Javier, lalu membentak, "Kita tumbuh besar bersama, seharusnya kamu memahamiku. Kalau aku memang berniat merebut Claire darimu, aku pasti sudah turun tangan sejak awal. Apa aku akan memberimu kesempatan untuk bertindak?"Javier tetap tidak berbicara. Claire melepaskan kepalan tangannya, lalu menarik napas dalam-dalam dan berujar, "Tuan Cahya, kamu lepaskan dia dulu. Aku mau bicara dengannya."Cahya melepaskan tangannya, lalu mengambil topeng dan membersihkan pasir di tubuhnya. Setelah itu, Cahya baru pergi.Claire memandang Javier dengan sikap yang tenang dan menjelaskan, "Aku puny

Latest chapter

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2759

    Jodhiva menggenggam tangannya. “Kita bicarakan nanti.”Claire melihat ke sisi Jessie dan Jules. “Jody dan Jerry sudah mengadakan resepsi pernikahan. Bagaimana dengan kalian?”Jessie membalas, “Kata Kak Jules, cocoknya di tanggal 9 September. Karena cuaca di awal bulan September nggak tergolong dingin, cuaca di siang hari tergolong hangat. Kalau malam, cuaca akan terasa dingin.”Ariel merasa syok. “Cuaca bulan September di sini masih panas? Nggak, biasanya di Pulau Persia, bulan September itu musim panas.”Jessie tersenyum. “Musim dingin di Pulau Persia sama seperti musim gugur di sini. Kalau kamu tidak suka musim salju, kamu bisa kembali ke Pulau Persia.”Steven meletakkan cangkir tehnya sembari berpikir sejenak. “Tanggal 9 September. Bukannya hanya tersisa 13 hari saja? Cepat juga.”Claire mengangguk dengan tersenyum. “Cukup cepat juga.”Jodhiva melihat ke sisi Jules. “Pernikahan keluarga kerajaan pasti meriah?”Jules merangkul pundak Jessie. “Tentu saja. Pada saat itu, pernikahan aka

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2758

    Yogi mengangguk. “Aku akan melakukannya.”Setelah berpamitan dengan Shawn, mereka bertiga memasuki bandara.Pada saat bersamaan, di bandara Kota Jimbar.Mike dan Emilia mengantar Hiro di depan pintu. Mike menyerahkan koper kepadanya. “Kalau ada waktu, sering main ke sini.”Hiro mengambil kopernya sembari mengangguk. Kemudian, dia membalikkan tubuhnya, berjalan ke dalam bandara.Emilia yang sedang menggendong kucing menggigit bibirnya. Dia menundukkan kepalanya menatap Kiumi. “Kelak mungkin kamu tidak akan bertemu Paman lagi.”Mike melirik Emilia sekilas. “Astaga, masih tidak merelakannya?”“Kiumi yang nggak merelakannya.”“Aku rasa kamu yang tidak merelakannya.” Mike membalikkan tubuhnya dengan tersenyum, kemudian berjalan ke depan mobil. Emilia mengikuti di belakang. Mike membuka pintu. “Kamu ini masih kecil. Kamu selesaikan sekolahmu, lalu usahakan untuk kuliah di ibu kota.”Emilia duduk di bangku samping pengemudi. Ketika mendengar kuliah di ibu kota, dia langsung memalingkan kepala

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2757

    Seperti kata pepatah, setiap kerugian pasti akan disertai dengan keuntungan. Lagi pula, dari dermaga itu, Keluarga Amkasa hanya akan mendapat pemasukan dari biaya singgah kapal dagang Organisasi Naga.Sekarang, setelah kaki putra Sorox patah akibat dipukul oleh Anton, Keluarga Amkasa sama sekali tidak menunjukkan respons apa pun, itu berarti mereka telah sepenuhnya menyinggung Sorox.Jangan harap mereka bisa berbisnis seperti biasa di masa depan. Bahkan, Organisasi Naga mungkin akan menjadi musuh Keluarga Amkasa. Meskipun mereka tidak lagi menggunakan dermaga Keluarga Amkasa, mereka tetap bisa membuka jalur baru dengan cara mereka sendiri.Pada akhirnya, Keluarga Amkasa justru mempersempit jalan mereka sendiri hanya demi mempertahankan keuntungan kecil ini.Yogi membalikkan kepalanya untuk melihat Dessy. “Ayo, kita pergi.”“Yogi, sebenarnya apa maksudmu? Sebenarnya kamu mau bantu atau tidak!” jerit Febri.Tanpa menoleh, Yogi berkata, “Tunggu kabar saja.”Kemudian, Yogi meninggalkan tem

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2756

    Pada saat ini, pengurus rumah bergegas ke dalam rumah. “Tuan, ada yang melapor, katanya mereka melihat Tuan Yogi di dalam kota.”Benny spontan berdiri. “Apa benar?”Apa Yogi telah kembali?“Iya, dia lagi berada di Kediaman Keluarga Tanoto.”Ketika mendengar Yogi pergi ke Kediaman Keluarga Tanoto, Benny langsung menggebrak meja. “Begitu pulang, malah langsung ke Kediaman Keluarga Tanoto, sepertinya dia benar-benar tidak menganggap dirinya sebagai bagian dari Keluarga Amkasa!”Sekarang Febri sangat panik. Dia hanya berharap putranya bisa kembali. “Suamiku, berhubung dia sudah kembali, biarkan dia pergi tebus Anton. Bukannya Yogi itu anak sulungmu? Sekarang nyawa Anton sangat penting!”Kening Benny berkerut. Tangannya dikepal erat.Tidak lama kemudian, Yogi dan Dessy berada di halaman luar. Begitu Benny melihat kepulangannya, Benny pun terbengong sejenak. Ekspresinya seketika berubah muram. “Bukannya kamu tidak bersedia untuk pulang?”Tidak terlihat ekspresi apa pun di wajah Yogi. “Kalau

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2755

    Shawn kelihatan tidak senang.Tobias tersenyum. “Kata siapa kaki Yogi akan dipertaruhkan? Daripada Sorox membuat Anton cacat, lebih baik Yogi turun tangan sendiri saja.”Shawn terbengong sejenak. “Suruh Yogi turun tangan sendiri?”Tobias mencondongkan tubuhnya ke depan. “Sekarang satu kaki Jomin sudah dipatahkan, tapi nyawanya baik-baik saja. Setelah istirahat selama setengah tahun, dia masih bisa turun dari ranjang dan berjalan secara normal. Aku dengar-dengar Sorox sangat sadis, tapi sekarang dia hanya mengancam Keluarga Amkasa untuk mengalah dengan Jomin. Kenapa dia tidak turun tangan?”Shawn kembali terbengong. “Apa maksudmu, Sorox punya maksud lain?”Tobias menuang air ke dalam gelasnya. “Sorox adalah seorang penguasa lokal di Miamar yang memiliki kekuasaan besar. Bisnis yang dia jalankan tidak bersih dan asal-usulnya juga tidak jelas. Selain itu, barang-barang mereka biasanya dikirim melalui jalur air, yang mana harus melewati wilayah Keluarga Amkasa.”“Lagi pula, nyawa Jomin tid

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2754

    Latar belakang keluarganya Intan terlalu kuat, membuatnya kesulitan untuk mengangkat kepala di depan orang lain. Setahun setelah kematian Intan, Benny menikah lagi. Keluarga Intan memakinya sebagai orang yang tidak tahu berterima kasih, tapi dia tetap menahannya. Namun, Shawn justru memaksanya menyerahkan Keluarga Amkasa kepada Yogi.Semakin ditekan, Benny semakin tidak mau berkompromi. Benny hanya ingin membuktikan kepada Shawn bahwa tanpa keluarganya dan tanpa putranya, Yogi, Keluarga Amkasa tetap bisa berkembang pesat.Namun, kali ini Anton malah dihadapkan dengan masalah serius. Jika bukan demi Anton, mana mungkin Benny bersedia merendahkan dirinya untuk mencari Yogi?Febri menarik tangannya. “Jadi, apa Yogi setuju? Dia juga anakmu. Bagaimanapun juga, dia tidak akan menolak, ‘kan? Yang terpenting, kita harus suruh Yogi membawa Anton pulang.”“Setuju?” Benny menepis tangan Febri, lalu berkata dengan gusar, “Kalau kamu bisa mengurus Anton kesayanganmu, apa mungkin dia akan melakukan

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2753

    Yogi menurunkan kelopak matanya. “Pak Guru sudah berbudi terhadapku dan juga sangat memprioritaskanku. Seumur hidupku, aku tidak akan mengecewakan harapan Pak Guru. Kalau tidak, aku, Yogi, akan mati dengan mengenaskan.”Kemudian, Yogi melangkah mundur selangkah, lalu berlutut. Saat dia hendak bersujud untuk menyembah Tobias, Tobias langsung memapahnya. “Berdirilah, anak laki-laki jangan sembarangan berlutut. Aku merasa tidak cocok untuk mengatakan hal seserius ini dengan berlutut.”Yogi mengangkat kepalanya untuk menatap Tobias. “Pak Guru.”Tobias memapahnya untuk berdiri. “Panggil aku Ayah saja.”Yogi tersenyum. “Ayah.”“Patuh.” Tobias mengangguk dengan puas sembari menatapnya. “Besok aku dan Dessy akan temani kamu untuk pulang ke Yasia Tenggara.”“Ayah, aku bisa pulang sendiri.”“Tidak boleh. Kalau aku tidak berada di sana, orang-orang itu pasti akan menindasmu. Sekarang kamu itu putraku, aku mesti membelamu.”Devin dan yang lainnya ikut tersenyum. Mereka sungguh gembira atas masalah

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2752

    Yogi tersenyum. “Sekarang sudah tidak tergolong benci.”“Semua ini juga bukan tergantung kemauanmu. Yogi, selama masih ada darah Keluarga Amkasa di dirimu, kamu mesti pulang bersamaku!”Benny langsung melayangkan perintah kasar. Meskipun dengan diculik, dia juga tidak akan mengizinkan Yogi menolak permintaannya.Devin dan yang lain juga tidak tinggal diam. Mereka takut orang-orang itu akan membawa Yogi secara paksa.Pada saat ini, Tobias yang berjalan dengan menopang tongkat dan juga dipapah Dessy berjalan ke dalam. Salah satu tangannya diletakkan di belakang punggung sembari memegang tasbih. “Lho, pagi-pagi malah sudah seramai ini. Ternyata Pak Benny juga lagi di sini.”Langsung terlukis ekspresi tidak bersahabat di atas wajah Yogi. “Pak Tobias, kenapa kamu juga ada di ibu kota?”“Ariel sedang berada di ibu kota. Tentu saja aku juga mesti bersamanya. Hari ini aku kepikiran untuk melihat muridku. Siapa sangka aku akan bertemu kamu di sini.”Tobias menunjukkan senyuman bersahabat. Dia m

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2751

    Gerakan Hiro berhenti. Dia mengangkat kelopak matanya. “Kenapa kamu bertanya seperti ini?”Emilia menggaruk wajahnya. “Kamu sudah tinggal lama di penginapan ini, apalagi kamu juga sudah akrab dengan orang-orang di penginapan. Tiba-tiba kamu mau pergi, mungkin mereka akan nggak merelakanmu.”Tiba-tiba Hiro tertawa. “Terkadang aku masih akan kembali.”“Ah … begitu, ya?” Emilia tertawa canggung.Hiro melihat ke sisi Kiumi. “Kalau begitu, malam ini Kiumi tidur di tempatku saja.”Emilia mengangguk. “Oke, kalau begitu, aku nggak ganggu waktu istirahatmu lagi.”Emilia membalikkan tubuhnya untuk meninggalkan tempat. Langkah kakinya sangat cepat ketika menuruni tangga. Kebetulan dia bertemu dengan Mike, dia pun merasa kaget. “Bos?”Ketika Mike tidak melihat Kiumu, dia tahu apa yang telah Emilia lakukan. Mike spontan tersenyum. “Kenapa kamu malah merasa gugup? Apa kamu tidak merelakan kepergiannya?”“Nggak, ah!”“Sudahlah, aku sudah kenal lama sama kamu, apa mungkin aku tidak memahamimu? Apa kam

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status