Dennis segera keluar dari kolong meja, lalu melihat kedua wanita dengan wajah pucat. “Kalian … beraninya kalian membuat keonaran? Percaya tidak aku akan ….”“Apa Pak Dennis ingin lapor polisi?” Claire langsung menyela, “Boleh saja, aku juga penasaran apa Pak Dennis berani atau nggak.”“Apa … apa maksudmu?”Claire berdiri, lalu berjalan ke sisi pemuda yang terkejut itu. Dia menarik belakang kerah pakaian si lelaki, lalu membawanya ke depan meja, dan membuangnya ke sisi Dennis.Dennis terkejut spontan jatuh duduk di lantai. Dia menjambak rambut si lelaki memaksanya untuk bertatapan dengan Dennis. “Apa kamu kenal sama dia?”Dennis tidak bersuara.Claire melihat si lelaki muda. “Katakanlah, dia kasih kamu berapa untuk mematahkan lengan Fendra?”Si lelaki muda menjawab dengan merinding, “Dua … dua ratus juta.”“Kalau begitu, aku akan kasih kamu dua miliar untuk patahin satu kakinya.” Senyuman di wajah Claire sangatlah mengerikan.Wajah Dennis seketika menjadi pucat. “Kamu … apa kamu sudah g
Claire menyaksikan gambaran di luar sana dari dalam mobil, lalu berkata pada Izza, “Ayo, jalan! Kita ke kantor polisi. Serahkan dokumennya ke tangan polisi.”Dari tadi Claire tidak mengeluarkan bukti karena sedang menunggu momen ini. Meskipun tidak ada pengawal-pengawal itu, Claire juga akan menyuruh Izza untuk memberi pelajaran kepada Dennis. Dia ingin membalas semua yang diterima Fendra.Dennis pasti akan melempar semua kesalahan ini ke diri Claire. Namun dengan adanya dokumen ini, masih belum diketahui siapa pemenangnya.Mobil Javier berhenti di depan kantor polisi. Melihat Claire dan Izza berjalan keluar dari dalam, Javier pun menurunkan jendela mobil. “Apa masalahnya menjadi heboh?”Claire mencondongkan kepalanya bersandar di depan jendela kaca sembari mengedipkan matanya. “Iya, sudah heboh. Aku suruh orang untuk gebukin dia ….”Javier mencubit pelan hidung Claire. “Memang sudah sepantasnya dia digebuki. Gimana kalau dia suruh orang untuk balas dendam sama aku?” Claire berlagak ta
Fendra menunduk. “Nasibnya tragis sekali.”Tak hanya kakinya saja yang patah, Dennis akan disidang dan semua hartanya akan dibekukan. Apa nasibnya masih tidak tergolong tragis?Claire kepikiran sesuatu, lalu bertanya, “Oh ya, apa wanita yang menyelamatkanmu malam itu nggak meninggalkan nama atau alamatnya? Aku ingin wakili kamu untuk berterima kasih kepadanya.”Fendra tertegun sejenak, lalu tersenyum. “Tidak ada! Kalau kita berjodoh, kita pasti akan bertemu lagi. Aku juga ingin menyampaikan rasa terima kasihku kepadanya.”Beberapa saat kemudian, Claire baru meninggalkan kamar pasien. Dia dan Izza berdiri di koridor menunggu kedatangan lift. Begitu pintu lift dibuka, seorang wanita berjalan keluar lift. Wanita itu tak lain adalah Charine.Charine tidak kenal dengan Claire. Dia hanya merasa sangat familier dengan wanita di samping Claire. Jadi, dia terus mengintip si wanita.Tetiba Charine teringat sesuatu dan langsung meraih lengan Izza. “Kamu? Bukankah kamu wanita yang berada di sisi T
Sekarang para anak orang kaya itu pasti akan mentertawakan Charine dari belakang.Sebenarnya Charine tidak peduli Cahya menikahinya atau tidak, dia lebih peduli terhadap pandangan orang lain. Hanya saja, sekarang dia ingin mencari lelaki yang mirip seperti Javier, yang begitu memanjakan wanitanya.Cahya memang tampan dan sangat berbakat. Hanya saja, dia berkecimpung di dalam dunia hiburan. Itu berarti dia mesti sering berhubungan dengan banyak artis.Berbeda dengan Javier. Dari hasil penyelidikan Charine, sepertinya tidak banyak wanita yang pernah berhubungan dengan Javier. Hingga saat ini, selain wanita yang ditemuinya hari ini, Javier hanya pernah berhubungan dengan mantan istrinya. Lelaki tipe setia seperti ini sangat menarik bagi Charine.Di Perusahaan Soulna.Setelah Claire menerima panggilan dari Roger, dia baru tahu ternyata masalah Dennis ditangani langsung oleh ayahnya Cherry. Jujur saja, dia sungguh terkejut.Claire mencoba mencari informasi dari Candice. Namun, Candice tidak
Pada akhir pekan.Candice dan Claire duluan tiba di jalan Antik. Sebagai pasar barang antik terbesar di ibu kota, jalan Antik ini biasanya melakukan transaksi barang antik seperti keramik, koleksi kaligrafi, dan juga perhiasan.Kawasan ini terdiri dari bangunan-bangunan klasik yang membentuk kota kecil. Di sekeliling, dapat terlihat berbagai jenis barang antik yang indah dan makanan khas yang dijual di toko-toko pinggir jalan, lengkap dengan beragam pilihan.Candice dan Claire sedang menunggu di luar gedung pelelangan batu, lalu tampak Cherry datang bersama dua pengawalnya.“Maaf, kalian sudah menunggu lama, ya.” Cherry berjalan ke hadapan mereka, lalu meminta maaf. “Aku nggak nyangka akan seramai ini. Bahkan, mobil juga nggak bisa dikendarai ke dalam. Kami buang banyak waktu buat cari tempat parkir.”Claire pun tersenyum. “Aku dan Candice juga baru sampai.”Cherry mengangguk. “Baguslah, aku sudah pesan tempat di baris terdepan. Ayo, kita masuk.”Mereka masuk ke dalam gedung pelelangan
Boleh dikatakan bahwa hubungan Cherry dan Claire tidak tergolong dekat. Mereka bisa berteman juga karena diperkenalkan Candice waktu itu.Seandainya mereka sering berhubungan dan Cherry turun tangan untuk membantunya, Claire pasti akan mengerti.Namun sekarang Candice tidak meminta bantuan dari Cherry, Cherry sendiri yang mengambil inisiatif untuk membantu Claire. Semuanya terasa agak aneh.Candice tertegun sejenak. “Maksudmu, masalah Bos Perusahaan Etina?” Candice melirik sekeliling, lalu mengangkat tangannya untuk menutupi bibirnya. “Cherry membantumu?”Claire mengangguk.Candice pun tersenyum sembari menumbuk lengan Claire dengan pelan. “Dia itu setia kawan juga, ya. Baru kenal sebentar saja sudah membantumu.”Claire tersenyum dengan tidak berdaya. “Membantu tanpa sebab. Apa kamu nggak merasa ada yang aneh?”“Nona Claire,” panggil Cherry dari kejauhan. Dia memalingkan kepalanya, lalu melambai ke sisi mereka.Mereka berdua berjalan ke sisinya. Cherry sedang galau dengan batu nomor 2
Begitu memalingkan kepala, Claire tidak menemukan bayangan tubuh Candice lagi.Saat ini Candice sedang membasuh wajahnya di kamar mandi. Dia masih kelihatan agak kaget. Jika Candice tidak salah lihat, sepertinya lelaki itu adalah pamannya Louis.Pamannya Louis malah bukan datang bersama tante. Itu berarti dia selingkuh?Tidak! Candice harus memastikan sekali lagi. Dia bergegas memasang topeng berjalan keluar kamar mandi. Tetiba dia tak sengaja menabrak seseorang di belokan koridor.Candice tertabrak hingga mundur ke belakang. Untung saja orang itu segera memapahnya. Belum sempat Candice melihat wajah orang itu, malah terdengar suara yang familier baginya. “Candice?”Candice langsung mengangkat kepalanya dengan memegang topeng. Lelaki berbadan tinggi di hadapannya memang mengenakan topeng, tapi Candice merasa sangat familier dengan si lelaki.“Kenapa kamu bisa mengenaliku?” Candice merapikan pakaiannya, lalu terdengar suara Louis. “Aku bisa mengenalimu dari postur tubuhmu.”Gerakan Can
Ketika mendengar nama Keluarga Chaniago, tetiba Candice terkejut. Dia kepikiran sesuatu dan langsung terdiam.Cherry merangkul lengan Claire. “Yah, ada sepasang kekasih di sini. Tiba-tiba kita kelihatan agak malang.”Tentu saja Cherry tahu masalah pernikahan bisnis Candice dengan Louis. Ucapan itu langsung memancing emosi Candice. Dia menarik Claire. “Kata siapa aku kekasihnya lelaki berengsek ini? Kenapa kalian malah mengucilkanku?”Cherry menarik Claire kembali ke sisinya. “Iya, kelak kalian akan jadi suami istri.”Claire ditarik-tarik oleh mereka berdua. Untung saja pelelangan telah dimulai. Jadi, mereka juga tidak bercekcok lagi.Setelah masuk ke dalam aula, Cherry berjalan ke tempat duduk di baris pertama yang sudah dipesannya tadi.Claire melihat ke samping. Tampak Ester, Liliana, dan Louis juga sedang duduk di baris pertama.Saat aula yang memuat hampir seribu orang itu hampir penuh. Ketika semua orang telah duduk, layar menampilkan batu judi yang akan dilelang oleh tamu-tamu is