Raut wajah si lelaki paruh baya berubah sangat muram.Batu nomor 2 mulai dilelang. Cherry pun mengangkat kartunya. “Seratus miliar.”Harga dasar dibuka dengan harga 100 miliar itu mengagetkan orang-orang. Bagaimanapun, tidak terdapat giok hijau di permukaan batu nomor 13 sebelumnya. Bagaimana jika batu nomor 2 juga bernasib sama dengan batu nomor 13.Kali ini si lelaki paruh baya tidak berani melelang lagi. Dia sudah menghabiskan uang 200 miliar dengan sia-sia. Pada akhirnya, pelelangan dimenangkan oleh Ester dengan harga 160 miliar.Claire menyadari sepertinya Cherry sengaja mengalah kepada Ester. Cherry bisa membuka harga dasar di angka 100 miliar, itu berarti dia tidak kekurangan uang. Hanya saja, dia tidak berebut dari Ester. Entah dia tidak berani bertaruh atau memiliki maksud lain, Claire tidak bisa menebaknya.Batu nomor 2 dipotong di belakang panggung dan seperti tadi disiarkan langsung kepada semua orang di dalam aula. Potongan dilakukan dari sebelah tengah. Tidak terlihat bag
Mario tertegun. “Apa Bianca yang beri tahu kamu kalau aku di sini?”Ester meletakkan gelas tehnya, lalu menyindir, “Bianca sudah melindungi kamu dan selingkuhanmu itu selama bertahun-tahun. Kamu malah mencurigainya?”Kali ini Mario terdiam.Ester berdiri. “Bianca adalah seorang wanita berbudi luhur. Kalau dia bercerai denganmu, dia tidak akan rugi, malah kamu yang rugi. Cepat atau lambat kamu pasti akan menyesal. Aku dan Zefri tidak akan membantumu lagi.”Mereka berjalan keluar dari ruang sebelah. Candice mengatakan dia ingin pergi mengorek informasi dari tantenya, sepertinya dia sudah tidak sabaran ingin menggosip.Claire dan Cherry berdiri di koridor. Setelah Candice pergi, Claire pun berkata, “Jangan-jangan yang bocorin rahasia ini kepada Bu Ester itu kamu?”“Memang iya.” Cherry langsung mengakui perbuatannya.Claire terlihat agak terkejut. “Kenapa kamu bisa tahu rahasia Keluarga Chaniago?”Bahkan pihak media juga tidak tahu masalah perselingkuhan Mario. Namun, Cherry malah mengetah
Setelah beberapa tahun berlalu, gosip itu pun sudah dilupakan orang-orang. Cherry menggunakan nama barunya kembali ke Makronesia, seolah-olah sedang memulai lembaran baru saja.Sebenarnya Claire sungguh kagum dengan sikap tenang Cherry. Jika wanita lain yang mengalami hal ini, sepertinya mereka akan memilih untuk dalam mengakhiri hidup mereka.Pengalaman hidup Claire dengan Cherry memang mirip. Hanya saja, Claire sendiri juga tidak berani menjamin dirinya bisa tegar seperti Cherry menghadapi semua rintangan itu.Seandainya Cherry tidak memiliki latar belakang Keluarga Martini, sepertinya dia sudah dijebloskan ke penjara oleh anggota keluarga mendiang. Dia juga akan memikul tanggung jawab dan juga reputasi buruk.Claire melamun berdiri di depan pintu kamar. Saat ini, Javier sedang berjalan keluar dari ruang baca. Melihat Claire sedang berdiri di tempat, dia pun menghampiri Claire dan memeluknya dari belakang. “Kamu sudah kembali?”Kali ini Claire baru tersadar dari bengongnya. Dia tiba-
Mario menggertakkan giginya. Dia tidak berani marah, apalagi bersuara.Ester menyuguhkan teh ke hadapan Peter. “Ayah, kamu jangan marah-marah.”“Gimana aku tidak marah?” Peter mengetuk meja. “Menantu sebaik Bianca sudah mengikuti kamu selama 30 tahun lebih. Demi keluarga ini … demi Hardy, dia sudah berkorban banyak! Meski kamu ingin bermain dengan wanita di luar sana, kamu mesti ingat ada istri dan anak di rumah!”Mario melepaskan tangan yang dikepalnya. Keningnya masih terlihat berkerut. “Kak, apa kamu yang mengekspos masalah ini?”Ester spontan tertegun. Dia menjawab dengan serius, “Kamu rasa aku yang melakukannya?”Raut wajah Ester sangatlah muram. Tanpa ragu, dia langsung mengatakan, “Kalau benar semua ini perbuatanku, kenapa aku malah mengucapkan omong kosong di saat pelelangan? Aku sebagai menantu dari Keluarga Chaniago juga berkewajiban untuk menjaga reputasi Keluarga Chaniago.”Mario semakin bingung.Namun pada saat ini, Bianca berjalan masuk ke ruangan. Riasan di wajahnya sang
Bianca membalikkan tubuhnya, lalu berhenti di depan pena. Dia memungutnya, lalu meletakkannya kembali ke atas meja. “Aku sudah tanda tangan. Kalau kamu tidak bersedia untuk tanda tangan, aku terpaksa mencari Ayah. Aku berharap kita bisa meninggalkan kesan bagus untuk terakhir kalinya. Aku tidak ingin masalah pernikahan kita sampai ke pengadilan. Aku beri kamu waktu tiga hari.”Telapak tangan Bianca terasa sakit hingga kebas. Darah menetes ke atas keramik. Dia berjalan keluar Kediaman Chaniago tanpa menoleh sama sekali.Di rumah sakit.Bianca menyuruh suster menjahit lukanya, lalu membalutnya dengan perban. Suster berpesan agar luka tidak terkena air. Kemudian, jahitan akan dibuka pada satu minggu kemudian.Setelah itu, Bianca mengambil tasnya keluar dari ruangan. Ketika dia berjalan ke koridor, dia pun bertemu dengan Candice dan Claire.Claire langsung mengenalinya. Dia adalah wanita yang menyelamatkan Paman Fendra malam itu. Namun belum sempat Claire menyapanya, Candice pun mendahului
Tentu saja, lelaki pada usia tertentu masih bisa mempertahankan bentuk badannya pasti sangat disiplin. Biasanya lelaki bisa memiliki perut buncit juga karena sering minum alkohol ketika menemani tamu, stress karena tekanan pekerjaan, dan tidak memiliki waktu untuk berolahraga. Ditambah lagi dengan pola makan tidak teratur dan suka makan makanan berlemak, tentu saja dia akan gendut.Mereka menemani Fendra di rumah sakit sejenak, baru berpamitan. Saat berjalan ke area parkiran, Candice tiba-tiba bertanya, “Claire, kenapa Paman Fendra nggak menikah?”Claire membuka pintu mobil. “Gimana aku bisa tahu?”Claire duduk di dalam mobil. Candice duduk di bangku samping pengemudi, lalu memasang sabuk pengaman. “Andai saja Tante Bianca bisa menikah dengan lelaki seperti Paman Fendra, sepertinya dia akan sangat bahagia sekarang.”Tetiba Claire tersenyum. “Lebih baik kamu pikirkan masalahmu sendiri. Kenapa kamu jadi pikirin masalah orang lain?”Kali ini, Candice memilih untuk bungkam.Namun belum se
Claire tidak bersuara.Javier menyadari dirinya mungkin akan mengagetkan Claire. Dia pun melembutkan sikapnya. “Kamu mengejutkanku saja.”“Pftz.” Candice tidak sengaja merusak suasana. “Tuan Javier, kalau kalian ingin bermesra-mesraan, apa kamu bisa mempertimbangkan perasaan kami?”“Aku lagi sibuk dengan istriku. Aku tidak ada waktu untuk mempertimbangkan perasaan kalian.”Javier menggendong Claire. Claire pun terbengong. “Javier, kamu lagi ngapain?”“Aku bawa kamu untuk melakukan pemeriksaan. Aku tidak tenang,” balas Javier.Candice langsung menjulingkan matanya, lalu meniru cara bicara Javier. “Aku bawa kamu untuk melakukan pemeriksaan. Aku tidak tenang. Astaga, merinding!”Javier membawa Claire pergi melakukan pemeriksaan. Jelas-jelas Claire tidak memiliki cedera lain. Hanya saja, Javier bersikeras menyuruh Claire untuk dirawat selama dua hari.Javier menggendong Claire berjalan ke kamar pasien. Claire sungguh merasa tidak berdaya. “Javier, aku nggak kenapa-napa.”Setelah Javier mem
Candice tidak bergerak lagi. Louis memijat pergelangan kaki Candice dengan serius. Gerakan ini membuat Candice merasa sangat kaget.Bahkan, Candice merasa lelaki di hadapannya ini bukanlah Louis. Dia kepikiran dengan perilaku aneh Louis sebelumnya, alhasil dia pun menghela napas panjang. Tetiba Candice langsung bertanya dengan blak-blakan, “Jangan-jangan kamu diam-diam suka sama aku?”Gerakan tangan Louis berhenti dalam sesaat. Suasana di dalam ruangan juga menjadi hening.Candice sungguh ingin memotong lidahnya. Saat dia ingin mencari alasan untuk menjelaskan, Louis pun menatapnya. “Apa yang lagi kamu pikirkan?” Raut wajahnya sangatlah serius. “Kamu itu calon istriku. Kelak kita akan menikah. Bukankah wajar kalau aku perhatian sama kamu?”Candice hanya mengangguk.Louis menurunkan kaki Candice, lalu menatapnya. “Apa kamu merasa kecewa?”Candice pun terkekeh. “Nggak, nggak! Terima kasih! Oh ya, aku masih belum pasti akan menikah sama kamu.”Seusai berbicara, Candice pun kembali telungk