Candice tidak bergerak lagi. Louis memijat pergelangan kaki Candice dengan serius. Gerakan ini membuat Candice merasa sangat kaget.Bahkan, Candice merasa lelaki di hadapannya ini bukanlah Louis. Dia kepikiran dengan perilaku aneh Louis sebelumnya, alhasil dia pun menghela napas panjang. Tetiba Candice langsung bertanya dengan blak-blakan, “Jangan-jangan kamu diam-diam suka sama aku?”Gerakan tangan Louis berhenti dalam sesaat. Suasana di dalam ruangan juga menjadi hening.Candice sungguh ingin memotong lidahnya. Saat dia ingin mencari alasan untuk menjelaskan, Louis pun menatapnya. “Apa yang lagi kamu pikirkan?” Raut wajahnya sangatlah serius. “Kamu itu calon istriku. Kelak kita akan menikah. Bukankah wajar kalau aku perhatian sama kamu?”Candice hanya mengangguk.Louis menurunkan kaki Candice, lalu menatapnya. “Apa kamu merasa kecewa?”Candice pun terkekeh. “Nggak, nggak! Terima kasih! Oh ya, aku masih belum pasti akan menikah sama kamu.”Seusai berbicara, Candice pun kembali telungk
Mario melihat surat cerai yang diletakkan di atas meja. Di atas surat itu sudah ternodai bekas darah yang sudah mengering. Selain tanda tangan Bianca, Mario masih belum menandatanganinya.Saking kesalnya, Mario meremas surat cerai itu. “Bianca, kamu ingin cerai sama aku? Jangan harap! Setelah meninggalkanku, kamu tidak akan memiliki segalanya ….”Di rumah sakit.Jerry sedang mengupas apel untuk Claire. Dia terlihat sangat meremehkan ibunya. “Ibu sudah umur berapa? Kenapa malah masuk rumah sakit?”Claire menggigit apel yang disuap Jerry dengan senyuman lebar di wajahnya. Dia juga tidak keberatan disindir putranya. “Sebenarnya Ibu nggak usah dirawat di rumah sakit. Semua ini karena ayahmu yang keras kepala itu.”“Ibu, minggu depan ada rapat wali murid. Apa kamu dan Ayah pasti bisa menghadirinya?”Claire tertegun sejenak. Dia menatap Jerry dengan bingung. “Kenapa nggak bisa?”Jerry mengangkat-angkat pundaknya. “Orang-orang di kelas pada bilang ibuku sudah meninggal. Kalau kamu pergi, nant
Ternyata lelaki itu telah mengkhianati Charine?Vilya pun terbengong. “Charine, apa yang sudah kamu lakukan?”Guffin menjerit dengan kuat, “Inilah putri yang kamu didik. Dia malah menyogok orang untuk mengemudi dalam keadaan mabuk untuk menabrak orang. Sepertinya kamu sudah bosan hidup! Apa kamu ingin duduk di penjara?”Vilya terbengong di tempat. Dia menatap Charine dengan tatapan tidak percaya. Apa mungkin putrinya melakukan hal seperti ini? Mana mungkin?Charine berusaha meneteskan air mata, lalu menjelaskan, “Ayah, bukan, ada yang ingin mencelakaiku ….”“Mencelakaimu?” Guffin emosi hingga tersenyum. Dia menunjuk Charine. “Jangan-jangan kamu bilang Tuan Javier ingin mencelakaimu? Sekarang orang itu sedang di kantor polisi. Dia mengaku mendapat perintah dari kamu. Tuan Javier memintaku untuk mengatasi masalah ini. Kamu sudah lihat sendiri kondisi Keluarga Jetmadi saat ini. Dasar anak durhaka! Apa kamu ingin mencelakaiku?”Pundak Charine pun gemetar. Bagaimana Tuan Javier bisa ….Kena
Tak lama kemudian, resepsionis membawakan laptop cadangan ke dalam ruangan. Javier menyuruhnya keluar, lalu menginput kata yang sama ke dalam Google. Sesuai dugaannya, dia bisa mendapatkan informasi yang lebih banyak dari laptop orang lain!Javier mengeklik judul “Apakah Istri Javier Fernando sudah meninggal?” dengan menahan napasnya. Tatapannya tertuju pada kata “kecelakaan” dan dia membukanya tanpa ragu.Roger berjalan melewati meja resepsionis. Dia tanpa sengaja mendengar bahwa Javier meminta komputer cadangan dari mereka. Salah seorang karyawan lelaki bertanya dengan bingung, “Bukannya ada komputer di dalam ruangan Tuan Javier?”Tiba-tiba Roger kepikiran sesuatu dan langsung berlari ke dalam ruangan. Pintu dibuka. “Tuan Javier!”Tidak ada satu pun orang di dalam ruangan. Layar laptop di atas meja dalam keadaan menyala. Tanpa berbasa-basi, Roger berjalan ke depan laptop untuk melihatnya. Dia pun langsung menarik napas dalam-dalam. Ternyata Javier masih tidak menyerah dalam menyelidi
Dendam di antara Cherry dengan Karen tidak ada hubungannya dengan diri Claire dan Candice. Hanya saja, dia malah menarik Claire dan Candice ke dalam masalah ini. Sepertinya Cherry bukan hanya ingin mereka mengetahui masalah dirinya dengan Karen.Tidak! Seharusnya Cherry tidak ingin melibatkan Candice. Dia hanya ingin memanggil Claire melalui Candice. Sebab, Candice lebih dekat dengan Claire. Waktu itu, setelah Candice pergi, Cherry baru menceritakan rahasianya kepada Claire. Itu berarti dia tidak ingin Candice mengetahui masalah ini.Cherry menatap Claire dalam waktu lama, lalu tersenyum. “Aku tahu kamu itu sangat pintar. Aku memang ingin memanfaatkan Bu Ester untuk menekan Karen. Itulah sebabnya aku sengaja membocorkan masalah ini kepada Bu Ester. Aku bisa ke gedung pelelangan juga karena ingin menyaksikan secara langsung saja.”Claire menggerakkan bola matanya. “Kamu membantuku dalam masalah Dennis. Kamu juga sengaja memberitahuku masalahmu dengan Karen. Sebenarnya kamu sudah menduga
Tiba-tiba Roger menelepon Claire. Dia bertanya pada Claire, apakah Javier sedang di rumah sakit.Claire pun merasa bingung. “Aku nggak ketemu dia hari ini. Aku juga sudah keluar dari rumah sakit. Ada apa?”Roger sempat ragu sejenak. “Hari ini Tuan Javier tiba-tiba menyelidiki masalah tiga tahun lalu, lalu meninggalkan perusahaan. Sampai sekarang, dia tidak kembali ke perusahaan.”Claire berdiri di depan jendela dengan mengerutkan keningnya. “Javier selidiki masalah tiga tahun lalu?”“Iya, masalah kecelakaan. Aku juga tidak jelas apakah Tuan Javier sudah kepikiran sesuatu atau tidak, makanya dia baru bisa menyelidiki masalah tiga tahun lalu itu. Dia meninggalkan perusahaan di sore hari, aku kira kamu bersama Tuan Javier.”Claire terdiam beberapa saat.Claire menelepon Javier beberapa kali, tapi panggilan tidak diangkat. Hingga menjelang malam pun, masih tidak terlihat batang hidung Javier.Roger juga mengutus anggotanya untuk mencari Javier di tempat yang biasa dikunjunginya. Namun, mer
Tubuh Javier yang berembus angin dalam waktu lama itu terasa dingin. Dia membengkokkan tangannya memeluk Claire ke dalam pelukannya, lalu menyandarkan dagu ke atas pundaknya. “Claire, apa kamu mencintaiku?”Claire tertegun sejenak. Dia memegang wajah dingin Javier bertatapan dengannya. “Kenapa kamu tiba-tiba menanyakan hal ini?”Javier menggandeng tangannya. Tatapannya tertuju pada kedua mata berkilauan Claire. “Aku ingin dengar jawabanmu.”Claire pun tersenyum, lalu mendekatkan bibirnya untuk mencium si lelaki. “Apa kamu puas?”Javier mencubit dagunya. Hawa panas seketika membaluti diri Claire. Bibir Claire pun dikecup dalam-dalam.Ciuman yang diberikan Javier sangatlah hangat membuat pikiran Claire menjadi kacau. Beberapa saat kemudian, Javier baru melepaskannya. Javier menggendongnya dengan tersenyum. “Ayo, pulang.”“Javier, bukannya kamu bilang kakimu kesemutan?” Claire mengerutkan keningnya, lalu mendengus dingin. “Ternyata kamu lagi bohong.”Javier mengecup keningnya. “Setelah m
Roger sedang mengatakan sesuatu kepada Steven. Ketika Roger yang berwajah serius melihat kepulangan Javier, dia langsung merasa lega. “Tuan, kamu … akhirnya kamu kembali.”Javier mendengus. “Aku juga bukan anak umur tiga tahun. Apa mungkin aku akan hilang?”Claire menunduk, lalu berjalan ke hadapan Steven. “Ayah, Vier baik-baik saja. Kamu tenang saja.”Steven memelototi Javier, seolah-olah telah mendengar sesuatu dari Roger. Dia lalu bertanya pada Claire, “Apa kamu berencana untuk beri tahu dia masalah tiga tahun lalu?”Claire tersenyum. “Aku sudah beri tahu dia.”Steven tertegun sejenak, lalu menatap Javier dengan terdiam.Javier berhenti di sisi Claire. “Ayah, tidak peduli apa yang terjadi di antara aku dan Claire pada tiga tahun lalu, aku akan menemaninya untuk menghadapi masalah ini bersama.”Steven masih terdiam. Beberapa saat kemudian, dia berdiri, lalu berkata, “Berhubung kamu sudah memutuskan untuk menghadapinya, aku juga tidak perlu khawatirkan kamu lagi. Sudah saatnya kalian