Begitu memalingkan kepala, Claire tidak menemukan bayangan tubuh Candice lagi.Saat ini Candice sedang membasuh wajahnya di kamar mandi. Dia masih kelihatan agak kaget. Jika Candice tidak salah lihat, sepertinya lelaki itu adalah pamannya Louis.Pamannya Louis malah bukan datang bersama tante. Itu berarti dia selingkuh?Tidak! Candice harus memastikan sekali lagi. Dia bergegas memasang topeng berjalan keluar kamar mandi. Tetiba dia tak sengaja menabrak seseorang di belokan koridor.Candice tertabrak hingga mundur ke belakang. Untung saja orang itu segera memapahnya. Belum sempat Candice melihat wajah orang itu, malah terdengar suara yang familier baginya. “Candice?”Candice langsung mengangkat kepalanya dengan memegang topeng. Lelaki berbadan tinggi di hadapannya memang mengenakan topeng, tapi Candice merasa sangat familier dengan si lelaki.“Kenapa kamu bisa mengenaliku?” Candice merapikan pakaiannya, lalu terdengar suara Louis. “Aku bisa mengenalimu dari postur tubuhmu.”Gerakan Can
Ketika mendengar nama Keluarga Chaniago, tetiba Candice terkejut. Dia kepikiran sesuatu dan langsung terdiam.Cherry merangkul lengan Claire. “Yah, ada sepasang kekasih di sini. Tiba-tiba kita kelihatan agak malang.”Tentu saja Cherry tahu masalah pernikahan bisnis Candice dengan Louis. Ucapan itu langsung memancing emosi Candice. Dia menarik Claire. “Kata siapa aku kekasihnya lelaki berengsek ini? Kenapa kalian malah mengucilkanku?”Cherry menarik Claire kembali ke sisinya. “Iya, kelak kalian akan jadi suami istri.”Claire ditarik-tarik oleh mereka berdua. Untung saja pelelangan telah dimulai. Jadi, mereka juga tidak bercekcok lagi.Setelah masuk ke dalam aula, Cherry berjalan ke tempat duduk di baris pertama yang sudah dipesannya tadi.Claire melihat ke samping. Tampak Ester, Liliana, dan Louis juga sedang duduk di baris pertama.Saat aula yang memuat hampir seribu orang itu hampir penuh. Ketika semua orang telah duduk, layar menampilkan batu judi yang akan dilelang oleh tamu-tamu is
Raut wajah si lelaki paruh baya berubah sangat muram.Batu nomor 2 mulai dilelang. Cherry pun mengangkat kartunya. “Seratus miliar.”Harga dasar dibuka dengan harga 100 miliar itu mengagetkan orang-orang. Bagaimanapun, tidak terdapat giok hijau di permukaan batu nomor 13 sebelumnya. Bagaimana jika batu nomor 2 juga bernasib sama dengan batu nomor 13.Kali ini si lelaki paruh baya tidak berani melelang lagi. Dia sudah menghabiskan uang 200 miliar dengan sia-sia. Pada akhirnya, pelelangan dimenangkan oleh Ester dengan harga 160 miliar.Claire menyadari sepertinya Cherry sengaja mengalah kepada Ester. Cherry bisa membuka harga dasar di angka 100 miliar, itu berarti dia tidak kekurangan uang. Hanya saja, dia tidak berebut dari Ester. Entah dia tidak berani bertaruh atau memiliki maksud lain, Claire tidak bisa menebaknya.Batu nomor 2 dipotong di belakang panggung dan seperti tadi disiarkan langsung kepada semua orang di dalam aula. Potongan dilakukan dari sebelah tengah. Tidak terlihat bag
Mario tertegun. “Apa Bianca yang beri tahu kamu kalau aku di sini?”Ester meletakkan gelas tehnya, lalu menyindir, “Bianca sudah melindungi kamu dan selingkuhanmu itu selama bertahun-tahun. Kamu malah mencurigainya?”Kali ini Mario terdiam.Ester berdiri. “Bianca adalah seorang wanita berbudi luhur. Kalau dia bercerai denganmu, dia tidak akan rugi, malah kamu yang rugi. Cepat atau lambat kamu pasti akan menyesal. Aku dan Zefri tidak akan membantumu lagi.”Mereka berjalan keluar dari ruang sebelah. Candice mengatakan dia ingin pergi mengorek informasi dari tantenya, sepertinya dia sudah tidak sabaran ingin menggosip.Claire dan Cherry berdiri di koridor. Setelah Candice pergi, Claire pun berkata, “Jangan-jangan yang bocorin rahasia ini kepada Bu Ester itu kamu?”“Memang iya.” Cherry langsung mengakui perbuatannya.Claire terlihat agak terkejut. “Kenapa kamu bisa tahu rahasia Keluarga Chaniago?”Bahkan pihak media juga tidak tahu masalah perselingkuhan Mario. Namun, Cherry malah mengetah
Setelah beberapa tahun berlalu, gosip itu pun sudah dilupakan orang-orang. Cherry menggunakan nama barunya kembali ke Makronesia, seolah-olah sedang memulai lembaran baru saja.Sebenarnya Claire sungguh kagum dengan sikap tenang Cherry. Jika wanita lain yang mengalami hal ini, sepertinya mereka akan memilih untuk dalam mengakhiri hidup mereka.Pengalaman hidup Claire dengan Cherry memang mirip. Hanya saja, Claire sendiri juga tidak berani menjamin dirinya bisa tegar seperti Cherry menghadapi semua rintangan itu.Seandainya Cherry tidak memiliki latar belakang Keluarga Martini, sepertinya dia sudah dijebloskan ke penjara oleh anggota keluarga mendiang. Dia juga akan memikul tanggung jawab dan juga reputasi buruk.Claire melamun berdiri di depan pintu kamar. Saat ini, Javier sedang berjalan keluar dari ruang baca. Melihat Claire sedang berdiri di tempat, dia pun menghampiri Claire dan memeluknya dari belakang. “Kamu sudah kembali?”Kali ini Claire baru tersadar dari bengongnya. Dia tiba-
Mario menggertakkan giginya. Dia tidak berani marah, apalagi bersuara.Ester menyuguhkan teh ke hadapan Peter. “Ayah, kamu jangan marah-marah.”“Gimana aku tidak marah?” Peter mengetuk meja. “Menantu sebaik Bianca sudah mengikuti kamu selama 30 tahun lebih. Demi keluarga ini … demi Hardy, dia sudah berkorban banyak! Meski kamu ingin bermain dengan wanita di luar sana, kamu mesti ingat ada istri dan anak di rumah!”Mario melepaskan tangan yang dikepalnya. Keningnya masih terlihat berkerut. “Kak, apa kamu yang mengekspos masalah ini?”Ester spontan tertegun. Dia menjawab dengan serius, “Kamu rasa aku yang melakukannya?”Raut wajah Ester sangatlah muram. Tanpa ragu, dia langsung mengatakan, “Kalau benar semua ini perbuatanku, kenapa aku malah mengucapkan omong kosong di saat pelelangan? Aku sebagai menantu dari Keluarga Chaniago juga berkewajiban untuk menjaga reputasi Keluarga Chaniago.”Mario semakin bingung.Namun pada saat ini, Bianca berjalan masuk ke ruangan. Riasan di wajahnya sang
Bianca membalikkan tubuhnya, lalu berhenti di depan pena. Dia memungutnya, lalu meletakkannya kembali ke atas meja. “Aku sudah tanda tangan. Kalau kamu tidak bersedia untuk tanda tangan, aku terpaksa mencari Ayah. Aku berharap kita bisa meninggalkan kesan bagus untuk terakhir kalinya. Aku tidak ingin masalah pernikahan kita sampai ke pengadilan. Aku beri kamu waktu tiga hari.”Telapak tangan Bianca terasa sakit hingga kebas. Darah menetes ke atas keramik. Dia berjalan keluar Kediaman Chaniago tanpa menoleh sama sekali.Di rumah sakit.Bianca menyuruh suster menjahit lukanya, lalu membalutnya dengan perban. Suster berpesan agar luka tidak terkena air. Kemudian, jahitan akan dibuka pada satu minggu kemudian.Setelah itu, Bianca mengambil tasnya keluar dari ruangan. Ketika dia berjalan ke koridor, dia pun bertemu dengan Candice dan Claire.Claire langsung mengenalinya. Dia adalah wanita yang menyelamatkan Paman Fendra malam itu. Namun belum sempat Claire menyapanya, Candice pun mendahului
Tentu saja, lelaki pada usia tertentu masih bisa mempertahankan bentuk badannya pasti sangat disiplin. Biasanya lelaki bisa memiliki perut buncit juga karena sering minum alkohol ketika menemani tamu, stress karena tekanan pekerjaan, dan tidak memiliki waktu untuk berolahraga. Ditambah lagi dengan pola makan tidak teratur dan suka makan makanan berlemak, tentu saja dia akan gendut.Mereka menemani Fendra di rumah sakit sejenak, baru berpamitan. Saat berjalan ke area parkiran, Candice tiba-tiba bertanya, “Claire, kenapa Paman Fendra nggak menikah?”Claire membuka pintu mobil. “Gimana aku bisa tahu?”Claire duduk di dalam mobil. Candice duduk di bangku samping pengemudi, lalu memasang sabuk pengaman. “Andai saja Tante Bianca bisa menikah dengan lelaki seperti Paman Fendra, sepertinya dia akan sangat bahagia sekarang.”Tetiba Claire tersenyum. “Lebih baik kamu pikirkan masalahmu sendiri. Kenapa kamu jadi pikirin masalah orang lain?”Kali ini, Candice memilih untuk bungkam.Namun belum se
“Suka, aku bagai berdiri di bawah langit saja. Begitu mengulurkan tanganku, aku sudah bisa menggapai bintang.” Ariel mengangkat tangannya, seolah-olah hendak meraihnya.Tiba-tiba Ariel kepikiran sesuatu, lalu memalingkan kepalanya. “Berapa banyak uang yang sudah kamu habiskan?”Jodhiva berjalan di sisi Ariel, kemudian menghentikan langkahnya. “Aku tidak peduli. Yang penting kamu menyukainya.”“Hanya sebuah resepsi pernikahan saja, jangan menghamburkan uang yang terlalu banyak. Kalau sampai ayahku tahu, dia pasti akan memarahiku boros.”Jodhiva tersenyum, lalu merangkul Ariel ke dalam pelukannya. “Kalau Tuan Tobias tahu aku menghabiskan banyak uang untuk menyewa sepotong gaun pengantin, sepertinya dia bakal emosi hingga pingsan?”Ariel tertegun dan tidak berbicara lagi.Jodhiva mengusap kepalanya. “Pernikahan hanya sehidup sekali. Aku tidak ingin meninggalkan penyesalan untukmu.”Pada saat ini, direktur dekorasi pernikahan datang. Dia bertanya dengan tersenyum, “Tuan Jody, apa kamu suda
“Ayah pergi ke Kediaman Keluarga Gufree.”Pada saat yang sama, di Kediaman Keluarga Gufree.Javier sedang mengobrol dengan Louis di ruang baca. Saat Louis mengetahui masalah Jodhiva mengalami kecelakaan, dia pun bertanya, “Bagaimana kondisi Jody sekarang?”“Sudah istirahat selama seminggu. Kondisinya sudah membaik. Dia sudah diperbolehkan keluar minggu depan.”Louis mengangkat cangkir teh. “Keluar rumah sakit minggu depan? Seingatku, resepsi pernikahan Jody diadakan tanggal sembilan?”Javier mengangkat kelopak matanya. “Terpaksa diundur ke pertengahan bulan. Bukannya hari Valentine cocok untuk mengadakan hari pernikahan?”Louis tertegun sejenak, lalu tertawa dan menyesap teh dengan perlahan. “Betul juga, tanggal 14 Februari memang adalah hari bagus.”“Siapa yang mengadakan resepsi pernikahan di hari Valentine? Jody?” Caden membawa camilan ke dalam ruang baca.Louis tersenyum lebar. “Siapa lagi selain anak angkatmu?”“Bagus juga.” Candice meletakkan camilan di atas meja. “Kebetulan kami
Bastian tersenyum menyeringai. “Nyonya Herla, berhubung dia bukan sengaja ingin mengingkari janjinya, bisa tidak kamu meminjamkan gaun pengantin itu kepadanya?”Herla mengangkat kepalanya, lalu menaikkan gagang kacamatanya. “Kalau dia mau pinjam gaun pengantin, dia bisa datang sendiri. Kenapa kamu yang datang?”“Aku melakukan semua ini juga demi teman baikku. Sepertinya masih butuh setengah bulan lagi untuk dia bisa membahas masalah gaun denganmu. Waktu dengan jadwal resepsi pernikahannya terlalu mepet. Kalau kamu tidak meminjamkannya, dia pun tidak tahu bagaimana menjelaskan kepada istrinya.” Bastian menghela napas berat. “Demi gaun pengantin, dia hampir saja kehilangan nyawanya.”“Apa kamu merasa semua ini salahku?”“Bukan, mana mungkin aku berani ….” Bastian berjalan ke samping Herla. “Nyonya Herla, aku hanya ingin bilang, tolong pinjamkan gaun itu kepadanya. Meski cuma setengah hari, juga tidak masalah.”Selesai menyusun bunga, Herla meletakkan vas bunga di samping. Dia mengambil v
Raut wajah Jodhiva menjadi dingin. “Hanya karena dia mau balas dendam sama aku?”“Pokoknya, dia tidak suka sama kamu. Setelah kamu tahu semua ini ulahnya, dia pun tidak bisa melarikan diri lagi.”Pada saat ini, John yang tinggal di hotel juga tahu soal ulahnya telah terekspos. Setelah berhubungan dengan Oriana, dia pun menenangkan Oriana. “Kamu tenang saja. Dia bersikap sangat sadis terhadapmu. Aku pasti akan bantu kamu untuk beri pelajaran kepadanya.”Oriana membelakanginya, tidak berbicara sama sekali.Saat mendengar suara bel pintu berbunyi, John mengira anggotanya telah kembali. Dia membungkus tubuhnya dengan jubah mandi, lalu pergi membuka pintu.Belum sempat melihat jelas orang yang berdiri di luar sana, John pun ditendang oleh Darman.Darman membawa anggotanya menerobos ke dalam kamar, diikuti oleh Jerremy. Dia masih menyamar menjadi abangnya.Raut wajah Oriana menjadi terkaku. Dia menutup tubuhnya dengan selimut. “Jo … Jody.”Ketika Darman menyadari ternyata mereka berdua sedan
Darman berjalan mendekat. “Tuan Javier.”Javier mengatakan sesuatu di telinga Darman. Darman kembali ke ruang interogasi untuk berbicara dengan pihak kepolisian. Polisi mengangguk, lalu melihat ke sisi pria. “Tidak masalah kalau kamu tidak mengakuinya. Karena sudah ada yang mengatakan kamu pelakunya.”Si pria masih tidak percaya. “Tidak mungkin!”Polisi mengambil tablet dari tangan Darman, lalu meletakkannya di hadapan si pria. “Apa kamu mengenalnya?”Pria itu langsung tertegun di tempat. Terlihat foto dia sedang mengobrol dengan pria paruh baya di area parkiran! Jelas-jelas dia sudah sangat hati-hati!Pada saat ini, polisi berkata, “Aku merasa dalang di balik masalah ini pasti akan mengorbankan salah satu di antara kalian. Demi melindungi diri, dia memilih untuk mengorbankanmu. Lagi pula, kamu juga bersedia untuk menanggungnya, ‘kan? Kalau begitu, kami terpaksa melepaskannya.”Saat polisi hendak memberi amanah kepada anggotanya yang lain, akhirnya si pria berkata, “John yang mengutusk
Darman mengangguk, lalu mengadang pandangan Oriana. “Nona, maaf, Tuan Jody tidak ingin bertemu denganmu.”Alhasil, Oriana meninggalkan vila dengan kecewa. Dia duduk di dalam mobil dengan kedua tangan dikepal erat.Tadinya, jika Jodhiva memperlakukan Oriana dengan sikap baik, bisa jadi dia akan memberi tahu apa yang dilakukan John. Siapa sangka Jodhiva akan bersikap begitu sadis.Di dalam vila, Jerremy sedang duduk di sofa sembari mengangkat cangkir kopi. “Apa cewek itu terus mengganggu kakakku?”Darman membalas, “Bukan begitu. Setahu kami, Nona Oriana memang punya perasaan terhadap Tuan Jody. Waktu itu, saat Tuan Jody pulang bersama Nona Ariel, Nona Oriana melakukan sesuatu memancing emosi Tuan Jody, hingga tidak diperbolehkan untuk berhubungan dengan Hunter lagi.”Jerremy menyesap kopi dengan perlahan. “Bagaimana dia bisa tahu masalah kecelakaan Kak Jody?”“Aku juga penasaran. Jangan-jangan Bastian yang mengatakannya? Bastian tidak tahu apa yang sudah dilakukan Nona Oriana. Hubunganny
Setelah mengganti pakaian Jodhiva, Jerremy berjalan keluar kamar. Bastian pun merasa syok, terus mengamati Jodhiva. “Mirip sekali.”Anak kembar memang sangat mirip. Hanya dengan disamarkan sedikit, tidak lagi terlihat perbedaan di antara mereka.Jerremy merapikan pakaiannya. “Ke rumah sakit.”Bastian mengangguk. “Oke.”Siang harinya, Jerremy menyamar sebagai abangnya ke luar dari rumah sakit. Ada Darman dan Bastian yang mendampinginya. Darman membukakan pintu mobil mempersilakan Jerremy untuk duduk di baris belakang, kemudian Bastian dan Darman juga bergegas memasuki mobil.Saat mobil melaju pergi, pria yang bersembunyi di sekitar menunjukkan ekspresi kaget. Keningnya kelihatan berkerut. “Mana mungkin? Jelas-jelas cederanya begitu serius ….”Tiba-tiba si pria kepikiran sesuatu, lalu menghubungi seseorang. “Jody sudah keluar dari rumah sakit. Sepertinya kabar dia terluka itu palsu.”Di sisi lain, di kamar hotel eksekutif.Pria muda mengakhiri panggilan, lalu mengesampingkan ponselnya. T
Usai berbicara, Bastian juga merasa bersalah. “Seharusnya aku menghalanginya.”Claire terhuyung-huyung ke belakang. Javier segera memapahnya, lalu menatap Bastian dengan raut wajah datar. “Bagaimana kondisinya sekarang?”Bastian menjawab, “Dia masih lagi diselamatkan. Katanya, luka Kak Jody sangat serius, perlu melakukan operasi.”“Ada apa dengan kakakku?” Jerremy sedang berdiri di depan rak sepatu. Kebetulan dia mendengar perbincangan mereka.Bastian memutar tubuhnya untuk melihat Jerremy. Dia terbengong sejenak. Apa pria itu adalah adiknya Jodhiva?Wajah mereka mirip sekali.Jerremy berjalan mendekat. “Ayah, izinkan aku ke Negara Shawana. Telah terjadi sesuatu dengan Kak Jody, aku tidak mungkin tinggal diam.”Javier berkata, “Aku akan pergi bersamamu, sekalian aku ingin melihat kondisi kakakmu. Apa pun ceritanya, dokter mesti menyelamatkan kakakmu dari bahaya.”Jerremy naik ke lantai atas untuk membereskan koper. Javier menarik tangan Claire. “Claire, aku mesti pergi untuk beberapa s
Tiba-tiba Darman kepikiran sesuatu, lalu menarik si pria untuk bertanya, “Di mana pria itu?”“Dia masih diinterogasi di garasi mobil.”Darman menyuruh mereka untuk menunggu di rumah sakit. Dia pun segera kembali ke vila.Di dalam garasi, pria itu sedang diikat di bangku. Dua orang pria sedang menginterogasinya secara bergilir, tetapi dia tetap tidak bersedia untuk berbicara.Begitu Darman berjalan ke dalam, dia langsung melayangkan tinjuan, bahkan menjatuhkan bangku yang diduduki pria itu.“Darman!” Anggota lain menghalanginya.Darman mendorong mereka, kemudian menendang pria di lantai. Dia bagai ingin meluapkan amarah di diri orang itu.Ketika melihat orang yang ditendang tidak berhenti menjerit untuk meminta pengampunan, bahkan telah muntah darah, mereka berdua baru menghentikan langkah Darman. “Kalau kamu pukul seperti ini, dia akan mati!”Darman mendorong mereka berdua. Dia menarik pria di lantai dengan kedua mata memerah. “Apa kamu masih tidak ingin ngomong siapa yang memerintahmu