Share

Bab 639

Author: Daun Jahe
Lelaki berambut merah melempar sisa rokok ke lantai. Kemudian, beberapa lelaki di belakang mendorong Fendra ke dinding.

Bungkusan makanan di tangan Fendra jatuh berserakan di lantai. Beberapa preman langsung mengayunkan tongkat di tangan untuk menghantam Fendra. Tongkat itu dipukulkan ke tubuh dan lengan Fendra.

Fendra berbaring telungkup di atas lantai dengan tubuh berlumuran darah. Kedua tangannya terasa kebas dan gemetar. Hanya saja, dia masih tidak meminta pengampunan.

Si lelaki berambut mereka berjalan ke hadapan Fendra, lalu menginjak punggungnya dan menendangnya ke dinding. Kemudian, si lelaki menginjak tangan Fendra dengan kuat. “Hei, Tua Bangka, nggak minta ampun?”

Anggota si lelaki berambut merah menyerahkan tongkat ke tangannya. Dia pun menunjuk lengan kiri Fendra. “Aku disuruh untuk memukul tanganmu hingga cacat. Siapa suruh kamu menyinggungnya? Jadi semua ini bukan salahku.”

Seusai berbicara, si lelaki berambut merah langsung mengangkat tinggi tongkat di tangan.

Tetiba ada
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Just Rara
siapa ya yg nyuruh preman2 itu untuk mukulin paman fendra?
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 640

    Fendra tidak menjawab. Hanya saja, Claire bisa menebaknya. Raut wajahnya spontan menjadi muram. “Bagus! Aku akan balas dia!”Claire juga tidak akan diam begitu saja. Berhubung mereka berani menyentuh anggota Claire, Claire pasti akan membalasnya.Fendra sungguh mengkhawatirkannya. “Claire, dia bukanlah orang yang gampang dihadapi. Sepertinya bos Perusahaan Etina sadar berita itu diekspos oleh kita. Mungkin dia masih akan balas dendam lagi.”Claire pun tersenyum. “Aku tahu apa yang harus aku lakukan.”Claire dan Javier berjalan meninggalkan rumah sakit. Hanya saja, dia tidak tenang meninggalkan Fendra seorang diri di kamar. “Javier, bisa nggak suruh Roger utus anak buahnya untuk menjaga Paman Fendra?”Javier tahu Claire khawatir saingan bisnisnya akan mempersulit Fendra di rumah sakit. Dia pun segera menghubungi Roger.Di perjalanan pulang.Saat mobil berhenti di lampu merah, Javier mencondongkan tubuhnya untuk melihat Claire. “Claire, kamu bisa melakukan apa pun yang kamu inginkan. Mes

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 641

    Pemilik Perusahaan Etina bukanlah orang yang gampang dihadapi. Entah dari mana dia mencari pengacara, dia pun mengirim surat gugatan kepada Perusahaan Soulna. Mereka menggugat Perusahaan Soulna telah melakukan pemfitnahan.Kali ini, masalah menjadi heboh hingga diketahui semua orang di industri perhiasan.Warganet juga masih mengikuti berita hangat ini. Melihat kedua perusahaan saling bermusuhan, mereka semua menebak-nebak siapa sebenarnya yang akan memenangkannya. Ada yang menyindir Perusahaan Soulna terlalu arogan. Hanya saja, ada juga yang beranggapan pemilik Perusahaan Etina pantas menerima semua ini.Claire duduk di dalam ruangan kerjanya sembari membaca data di dalam tabletnya. Tetiba ada seorang karyawan mengetuk pintu masuk ke dalam. “Bu Claire, anggota Perusahaan Etina mengirim surat gugatan kepada kita. Mereka menggugat kita telah melakukan pemfitnahan.”Claire menjawab tanpa mengangkat kepalanya sama sekali. “Biarkan saja.”Pada saat ini, Izza menyeret seorang lelaki masuk k

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 642

    Dennis segera keluar dari kolong meja, lalu melihat kedua wanita dengan wajah pucat. “Kalian … beraninya kalian membuat keonaran? Percaya tidak aku akan ….”“Apa Pak Dennis ingin lapor polisi?” Claire langsung menyela, “Boleh saja, aku juga penasaran apa Pak Dennis berani atau nggak.”“Apa … apa maksudmu?”Claire berdiri, lalu berjalan ke sisi pemuda yang terkejut itu. Dia menarik belakang kerah pakaian si lelaki, lalu membawanya ke depan meja, dan membuangnya ke sisi Dennis.Dennis terkejut spontan jatuh duduk di lantai. Dia menjambak rambut si lelaki memaksanya untuk bertatapan dengan Dennis. “Apa kamu kenal sama dia?”Dennis tidak bersuara.Claire melihat si lelaki muda. “Katakanlah, dia kasih kamu berapa untuk mematahkan lengan Fendra?”Si lelaki muda menjawab dengan merinding, “Dua … dua ratus juta.”“Kalau begitu, aku akan kasih kamu dua miliar untuk patahin satu kakinya.” Senyuman di wajah Claire sangatlah mengerikan.Wajah Dennis seketika menjadi pucat. “Kamu … apa kamu sudah g

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 643

    Claire menyaksikan gambaran di luar sana dari dalam mobil, lalu berkata pada Izza, “Ayo, jalan! Kita ke kantor polisi. Serahkan dokumennya ke tangan polisi.”Dari tadi Claire tidak mengeluarkan bukti karena sedang menunggu momen ini. Meskipun tidak ada pengawal-pengawal itu, Claire juga akan menyuruh Izza untuk memberi pelajaran kepada Dennis. Dia ingin membalas semua yang diterima Fendra.Dennis pasti akan melempar semua kesalahan ini ke diri Claire. Namun dengan adanya dokumen ini, masih belum diketahui siapa pemenangnya.Mobil Javier berhenti di depan kantor polisi. Melihat Claire dan Izza berjalan keluar dari dalam, Javier pun menurunkan jendela mobil. “Apa masalahnya menjadi heboh?”Claire mencondongkan kepalanya bersandar di depan jendela kaca sembari mengedipkan matanya. “Iya, sudah heboh. Aku suruh orang untuk gebukin dia ….”Javier mencubit pelan hidung Claire. “Memang sudah sepantasnya dia digebuki. Gimana kalau dia suruh orang untuk balas dendam sama aku?” Claire berlagak ta

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 644

    Fendra menunduk. “Nasibnya tragis sekali.”Tak hanya kakinya saja yang patah, Dennis akan disidang dan semua hartanya akan dibekukan. Apa nasibnya masih tidak tergolong tragis?Claire kepikiran sesuatu, lalu bertanya, “Oh ya, apa wanita yang menyelamatkanmu malam itu nggak meninggalkan nama atau alamatnya? Aku ingin wakili kamu untuk berterima kasih kepadanya.”Fendra tertegun sejenak, lalu tersenyum. “Tidak ada! Kalau kita berjodoh, kita pasti akan bertemu lagi. Aku juga ingin menyampaikan rasa terima kasihku kepadanya.”Beberapa saat kemudian, Claire baru meninggalkan kamar pasien. Dia dan Izza berdiri di koridor menunggu kedatangan lift. Begitu pintu lift dibuka, seorang wanita berjalan keluar lift. Wanita itu tak lain adalah Charine.Charine tidak kenal dengan Claire. Dia hanya merasa sangat familier dengan wanita di samping Claire. Jadi, dia terus mengintip si wanita.Tetiba Charine teringat sesuatu dan langsung meraih lengan Izza. “Kamu? Bukankah kamu wanita yang berada di sisi T

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 645

    Sekarang para anak orang kaya itu pasti akan mentertawakan Charine dari belakang.Sebenarnya Charine tidak peduli Cahya menikahinya atau tidak, dia lebih peduli terhadap pandangan orang lain. Hanya saja, sekarang dia ingin mencari lelaki yang mirip seperti Javier, yang begitu memanjakan wanitanya.Cahya memang tampan dan sangat berbakat. Hanya saja, dia berkecimpung di dalam dunia hiburan. Itu berarti dia mesti sering berhubungan dengan banyak artis.Berbeda dengan Javier. Dari hasil penyelidikan Charine, sepertinya tidak banyak wanita yang pernah berhubungan dengan Javier. Hingga saat ini, selain wanita yang ditemuinya hari ini, Javier hanya pernah berhubungan dengan mantan istrinya. Lelaki tipe setia seperti ini sangat menarik bagi Charine.Di Perusahaan Soulna.Setelah Claire menerima panggilan dari Roger, dia baru tahu ternyata masalah Dennis ditangani langsung oleh ayahnya Cherry. Jujur saja, dia sungguh terkejut.Claire mencoba mencari informasi dari Candice. Namun, Candice tidak

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 646

    Pada akhir pekan.Candice dan Claire duluan tiba di jalan Antik. Sebagai pasar barang antik terbesar di ibu kota, jalan Antik ini biasanya melakukan transaksi barang antik seperti keramik, koleksi kaligrafi, dan juga perhiasan.Kawasan ini terdiri dari bangunan-bangunan klasik yang membentuk kota kecil. Di sekeliling, dapat terlihat berbagai jenis barang antik yang indah dan makanan khas yang dijual di toko-toko pinggir jalan, lengkap dengan beragam pilihan.Candice dan Claire sedang menunggu di luar gedung pelelangan batu, lalu tampak Cherry datang bersama dua pengawalnya.“Maaf, kalian sudah menunggu lama, ya.” Cherry berjalan ke hadapan mereka, lalu meminta maaf. “Aku nggak nyangka akan seramai ini. Bahkan, mobil juga nggak bisa dikendarai ke dalam. Kami buang banyak waktu buat cari tempat parkir.”Claire pun tersenyum. “Aku dan Candice juga baru sampai.”Cherry mengangguk. “Baguslah, aku sudah pesan tempat di baris terdepan. Ayo, kita masuk.”Mereka masuk ke dalam gedung pelelangan

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 647

    Boleh dikatakan bahwa hubungan Cherry dan Claire tidak tergolong dekat. Mereka bisa berteman juga karena diperkenalkan Candice waktu itu.Seandainya mereka sering berhubungan dan Cherry turun tangan untuk membantunya, Claire pasti akan mengerti.Namun sekarang Candice tidak meminta bantuan dari Cherry, Cherry sendiri yang mengambil inisiatif untuk membantu Claire. Semuanya terasa agak aneh.Candice tertegun sejenak. “Maksudmu, masalah Bos Perusahaan Etina?” Candice melirik sekeliling, lalu mengangkat tangannya untuk menutupi bibirnya. “Cherry membantumu?”Claire mengangguk.Candice pun tersenyum sembari menumbuk lengan Claire dengan pelan. “Dia itu setia kawan juga, ya. Baru kenal sebentar saja sudah membantumu.”Claire tersenyum dengan tidak berdaya. “Membantu tanpa sebab. Apa kamu nggak merasa ada yang aneh?”“Nona Claire,” panggil Cherry dari kejauhan. Dia memalingkan kepalanya, lalu melambai ke sisi mereka.Mereka berdua berjalan ke sisinya. Cherry sedang galau dengan batu nomor 2

Latest chapter

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2753

    Yogi menurunkan kelopak matanya. “Pak Guru sudah berbudi terhadapku dan juga sangat memprioritaskanku. Seumur hidupku, aku tidak akan mengecewakan harapan Pak Guru. Kalau tidak, aku, Yogi, akan mati dengan mengenaskan.”Kemudian, Yogi melangkah mundur selangkah, lalu berlutut. Saat dia hendak bersujud untuk menyembah Tobias, Tobias langsung memapahnya. “Berdirilah, anak laki-laki jangan sembarangan berlutut. Aku merasa tidak cocok untuk mengatakan hal seserius ini dengan berlutut.”Yogi mengangkat kepalanya untuk menatap Tobias. “Pak Guru.”Tobias memapahnya untuk berdiri. “Panggil aku Ayah saja.”Yogi tersenyum. “Ayah.”“Patuh.” Tobias mengangguk dengan puas sembari menatapnya. “Besok aku dan Dessy akan temani kamu untuk pulang ke Yasia Tenggara.”“Ayah, aku bisa pulang sendiri.”“Tidak boleh. Kalau aku tidak berada di sana, orang-orang itu pasti akan menindasmu. Sekarang kamu itu putraku, aku mesti membelamu.”Devin dan yang lainnya ikut tersenyum. Mereka sungguh gembira atas masalah

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2752

    Yogi tersenyum. “Sekarang sudah tidak tergolong benci.”“Semua ini juga bukan tergantung kemauanmu. Yogi, selama masih ada darah Keluarga Amkasa di dirimu, kamu mesti pulang bersamaku!”Benny langsung melayangkan perintah kasar. Meskipun dengan diculik, dia juga tidak akan mengizinkan Yogi menolak permintaannya.Devin dan yang lain juga tidak tinggal diam. Mereka takut orang-orang itu akan membawa Yogi secara paksa.Pada saat ini, Tobias yang berjalan dengan menopang tongkat dan juga dipapah Dessy berjalan ke dalam. Salah satu tangannya diletakkan di belakang punggung sembari memegang tasbih. “Lho, pagi-pagi malah sudah seramai ini. Ternyata Pak Benny juga lagi di sini.”Langsung terlukis ekspresi tidak bersahabat di atas wajah Yogi. “Pak Tobias, kenapa kamu juga ada di ibu kota?”“Ariel sedang berada di ibu kota. Tentu saja aku juga mesti bersamanya. Hari ini aku kepikiran untuk melihat muridku. Siapa sangka aku akan bertemu kamu di sini.”Tobias menunjukkan senyuman bersahabat. Dia m

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2751

    Gerakan Hiro berhenti. Dia mengangkat kelopak matanya. “Kenapa kamu bertanya seperti ini?”Emilia menggaruk wajahnya. “Kamu sudah tinggal lama di penginapan ini, apalagi kamu juga sudah akrab dengan orang-orang di penginapan. Tiba-tiba kamu mau pergi, mungkin mereka akan nggak merelakanmu.”Tiba-tiba Hiro tertawa. “Terkadang aku masih akan kembali.”“Ah … begitu, ya?” Emilia tertawa canggung.Hiro melihat ke sisi Kiumi. “Kalau begitu, malam ini Kiumi tidur di tempatku saja.”Emilia mengangguk. “Oke, kalau begitu, aku nggak ganggu waktu istirahatmu lagi.”Emilia membalikkan tubuhnya untuk meninggalkan tempat. Langkah kakinya sangat cepat ketika menuruni tangga. Kebetulan dia bertemu dengan Mike, dia pun merasa kaget. “Bos?”Ketika Mike tidak melihat Kiumu, dia tahu apa yang telah Emilia lakukan. Mike spontan tersenyum. “Kenapa kamu malah merasa gugup? Apa kamu tidak merelakan kepergiannya?”“Nggak, ah!”“Sudahlah, aku sudah kenal lama sama kamu, apa mungkin aku tidak memahamimu? Apa kam

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2750

    Orang yang berada di tepi menelepon polisi. Dia sekalian mengulurkan bantuan menarik mereka ke pinggir danau.Emilia segera berjalan ke belakang Hiro. Hiro membantu pria itu untuk melakukan CPR. Beberapa saat kemudian, pria itu terbatuk-batuk dan memuntahkan air. Kali ini, dia baru siuman.Setelah melihat kondisi ini, Emilia pun langsung menghela napas lega.Polisi juga segera tiba di lokasi. Setelah orang-orang di sekitar memahami kondisi, dia berjalan ke hadapan Hiro. “Permisi, Tuan, bisa ikut kami untuk melakukan catatan?”Hiro mengangguk.Di dalam kantor polisi, Emilia sedang menunggu di koridor. Ketika melihat Hiro keluar setelah memberi catatan, Emilia berjalan mendekatinya. “Apa kamu baik-baik saja? Gimana kalau kita kembali ke penginapan buat ganti baju?”Hiro membalas, “Oke.”Setelah kembali ke penginapan, Mike merasa bingung ketika mendengar kabar ada orang bunuh diri. “Kenapa malah bunuh diri?”“Siapa juga yang tahu? Mungkin dia lagi ada masalah, merasa tidak pantas untuk hi

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2749

    Bukannya Ariel tidak ingin menggendong anak-anak, tetapi ayahnya dan Jodhiva tidak mengizinkannya. Tobias takut Ariel tidak bisa mengendalikan tenaganya, nantinya malah akan menyakiti anak-anak ….Dacia pun tertawa. “Aku mengerti. Tapi semuanya juga bukan masalah. Kamu mesti lebih banyak istirahat pada tiga bulan pertama. Selain memberi ASI, biasanya cuma perlu tiduran saja.”Ariel mengedipkan matanya. “Ternyata orang yang sudah jadi ibu lebih berpengalaman.”Jerremy dan Dacia tinggal beberapa saat sebelum meninggalkan tempat. Ariel berjongkok di samping ranjang bayi sembari menatap kedua bocah. Dia menggunakan jari tangannya untuk menoel pipi mereka. Rasanya empuk sekali. Kulit anak-anak memang lembut.“Kenapa tidak pakai sepatu?” Entah sejak kapan Jodhiva berdiri di depan pintu. Ariel pun menoleh dan berkata, “Aku datang untuk lihat anak-anak saja.”Jodhiva mengambil sandal, lalu meletakkannya di hadapan Ariel. “Dipakai. Kamu lagi masa nifas, jangan sampai masuk angin.”Ariel memakai

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2748

    Dessy juga berkata, “Iya, Nona. Kami semua ada di luar untuk menemanimu.”Ariel melihat ke sisi Jodhiva. Jodhiva mengangkat tangannya untuk merapikan rambut yang menempel di pipi Ariel. “Ariel sudah bekerja keras.”…Kabar Ariel melahirkan anak kembar telah tersebar sampai ke luar negeri. Jessie dan Jules langsung menelepon Jodhiva untuk memberi ucapan selamat.Setelah menutup telepon, Jodhiva membawa Ariel ke ruangan kaca untuk melihat kedua bayi itu.Ariel bersandar di jendela, menatap dua makhluk kecil yang masih keriput itu. Dia spontan tersenyum. “Mereka kecil sekali …. Kalau sudah besar nanti, pasti bakal mirip sama kamu.”Kalau anak-anak mirip ayah mereka, mereka berdua pasti akan sangat tampan.Jodhiva tersenyum dengan pelan, lalu merangkul bahunya. “Apa kamu mau istirahat?”“Nggak mau. Aku mau lihat mereka.”“Oke, kalau begitu, aku temani kamu.”Setelah selesai melihat anak-anak, mereka berdua kembali ke kamar. Mereka menyadari Jerremy dan Dacia datang dengan membawa banyak su

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2747

    “Le … Levin?” panggil Yunita dengan suara kecil. Dia juga mengangkat tangan untuk mendorong Levin, tetapi dia tidak merespons sama sekali, tidurnya sangat nyenyak.Kali ini, giliran Yunita yang tidak bisa tidur. Dia hanya bisa bertahan hingga pagi hari.Saat matahari mulai bersinar, kegelapan di dalam kamar sudah mulai menghilang. Saat Levin membuka matanya dan melihat wajah yang begitu dekat dengan dirinya, dia spontan tertegun.Levin mengangkat kepalanya dan langsung menarik napas dalam-dalam. Selagi Yunita masih belum bangun, dia segera memindahkan tangannya dengan perlahan.“Pose tidurmu memang keren sekali.” Entah sejak kapan Yunita bangun. Dia sedang menatap Levin.Levin langsung duduk di tempat. Dia menekan keningnya dengan membelakangi Yunita. “Aku … aku sudah terbiasa untuk tidur sendirian.”Yunita juga ikut berdiri. Berhubung terus mempertahankan satu pose saja, lengannya terasa pegal. Dia menatap Levin. “Aku pergi mandi dulu.”Setelah Yunita memasuki kamar mandi, Levin langs

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2746

    Levin mendorong pintu kamar, lalu berjalan ke dalam. Ketika melihat Yunita sedang mengambil foto albumnya, dia segera menghentikan Yunita. “Jangan dilihat!”Ketika melihat Levin begitu melindungi foto album itu, Yunita pun menyipitkan matanya. “Jangan-jangan ada foto yang nggak boleh dilihat di dalam album?”“Nggak ada hubungannya sama kamu. Ayahku suruh kamu tidur di kamarku, tapi aku tidak suruh kamu untuk sembarangan sentuh barangku!”“Malahan aku mau sentuh.” Yunita mengulurkan tangannya hendak merebut foto album. Levin menggenggam pergelangan tangan Yunita. “Apa kamu bersikeras ingin melihat fotoku? Jangan-jangan kamu suka sama aku?”Yunita terdiam membisu.Beberapa saat kemudian, Levin spontan kepikiran dirinya masih meraih tangan Yunita. Dia segera melepaskannya, lalu menggenggam foto album dengan erat. “Kamu boleh sentuh yang lain.”Levin membalikkan tubuhnya hendak berjalan pergi. Siapa sangka Girman malah memasuki kamar dengan santai. “Mau foto album? Ada banyak di tempatku.

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2745

    Yunita bertanya, “Apa boleh aku menyentuhnya?”Girman mengangguk. “Tentu saja boleh. Kacang, kemari.”Setelah mendengar suara Girman, Kacang melompat menuruni sofa, lalu berjalan ke hadapan Girman.Girman mengelus kepalanya.Yunita juga mengulurkan tangannya dengan penuh hati-hati. Kacang mengangkat kepalanya untuk mengendus tangan Yunita. Ia juga tidak menolak untuk dibelai Yunita.Saat kepalanya dielus, Kacang menjulurkan lidahnya dan menyipitkan matanya. Ia kelihatan sangat menikmatinya.Girman berkata, “Kacang penurut sekali, ‘kan?”Yunita ikut tersenyum. “Iya, penurut sekali.”Levin berdeham, hendak memanggil Kacang ke sisinya. Siapa sangka Kacang hanya memalingkan kepalanya melirik Levin sekilas, tetapi tidak bergerak sama sekali.Kening Levin berkerut. “Dasar tidak patuh. Cepat ke sini.”Kacang mendengus. Ia kelihatan sangat penat.Girman memelototi Levin, lalu berkata pada Yunita, “Yunita, kalau kamu belum makan, malam ini kamu makan di rumah saja.”Yunita terdiam sejenak, lalu

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status