Fendra tidak menjawab. Hanya saja, Claire bisa menebaknya. Raut wajahnya spontan menjadi muram. “Bagus! Aku akan balas dia!”Claire juga tidak akan diam begitu saja. Berhubung mereka berani menyentuh anggota Claire, Claire pasti akan membalasnya.Fendra sungguh mengkhawatirkannya. “Claire, dia bukanlah orang yang gampang dihadapi. Sepertinya bos Perusahaan Etina sadar berita itu diekspos oleh kita. Mungkin dia masih akan balas dendam lagi.”Claire pun tersenyum. “Aku tahu apa yang harus aku lakukan.”Claire dan Javier berjalan meninggalkan rumah sakit. Hanya saja, dia tidak tenang meninggalkan Fendra seorang diri di kamar. “Javier, bisa nggak suruh Roger utus anak buahnya untuk menjaga Paman Fendra?”Javier tahu Claire khawatir saingan bisnisnya akan mempersulit Fendra di rumah sakit. Dia pun segera menghubungi Roger.Di perjalanan pulang.Saat mobil berhenti di lampu merah, Javier mencondongkan tubuhnya untuk melihat Claire. “Claire, kamu bisa melakukan apa pun yang kamu inginkan. Mes
Pemilik Perusahaan Etina bukanlah orang yang gampang dihadapi. Entah dari mana dia mencari pengacara, dia pun mengirim surat gugatan kepada Perusahaan Soulna. Mereka menggugat Perusahaan Soulna telah melakukan pemfitnahan.Kali ini, masalah menjadi heboh hingga diketahui semua orang di industri perhiasan.Warganet juga masih mengikuti berita hangat ini. Melihat kedua perusahaan saling bermusuhan, mereka semua menebak-nebak siapa sebenarnya yang akan memenangkannya. Ada yang menyindir Perusahaan Soulna terlalu arogan. Hanya saja, ada juga yang beranggapan pemilik Perusahaan Etina pantas menerima semua ini.Claire duduk di dalam ruangan kerjanya sembari membaca data di dalam tabletnya. Tetiba ada seorang karyawan mengetuk pintu masuk ke dalam. “Bu Claire, anggota Perusahaan Etina mengirim surat gugatan kepada kita. Mereka menggugat kita telah melakukan pemfitnahan.”Claire menjawab tanpa mengangkat kepalanya sama sekali. “Biarkan saja.”Pada saat ini, Izza menyeret seorang lelaki masuk k
Dennis segera keluar dari kolong meja, lalu melihat kedua wanita dengan wajah pucat. “Kalian … beraninya kalian membuat keonaran? Percaya tidak aku akan ….”“Apa Pak Dennis ingin lapor polisi?” Claire langsung menyela, “Boleh saja, aku juga penasaran apa Pak Dennis berani atau nggak.”“Apa … apa maksudmu?”Claire berdiri, lalu berjalan ke sisi pemuda yang terkejut itu. Dia menarik belakang kerah pakaian si lelaki, lalu membawanya ke depan meja, dan membuangnya ke sisi Dennis.Dennis terkejut spontan jatuh duduk di lantai. Dia menjambak rambut si lelaki memaksanya untuk bertatapan dengan Dennis. “Apa kamu kenal sama dia?”Dennis tidak bersuara.Claire melihat si lelaki muda. “Katakanlah, dia kasih kamu berapa untuk mematahkan lengan Fendra?”Si lelaki muda menjawab dengan merinding, “Dua … dua ratus juta.”“Kalau begitu, aku akan kasih kamu dua miliar untuk patahin satu kakinya.” Senyuman di wajah Claire sangatlah mengerikan.Wajah Dennis seketika menjadi pucat. “Kamu … apa kamu sudah g
Claire menyaksikan gambaran di luar sana dari dalam mobil, lalu berkata pada Izza, “Ayo, jalan! Kita ke kantor polisi. Serahkan dokumennya ke tangan polisi.”Dari tadi Claire tidak mengeluarkan bukti karena sedang menunggu momen ini. Meskipun tidak ada pengawal-pengawal itu, Claire juga akan menyuruh Izza untuk memberi pelajaran kepada Dennis. Dia ingin membalas semua yang diterima Fendra.Dennis pasti akan melempar semua kesalahan ini ke diri Claire. Namun dengan adanya dokumen ini, masih belum diketahui siapa pemenangnya.Mobil Javier berhenti di depan kantor polisi. Melihat Claire dan Izza berjalan keluar dari dalam, Javier pun menurunkan jendela mobil. “Apa masalahnya menjadi heboh?”Claire mencondongkan kepalanya bersandar di depan jendela kaca sembari mengedipkan matanya. “Iya, sudah heboh. Aku suruh orang untuk gebukin dia ….”Javier mencubit pelan hidung Claire. “Memang sudah sepantasnya dia digebuki. Gimana kalau dia suruh orang untuk balas dendam sama aku?” Claire berlagak ta
Fendra menunduk. “Nasibnya tragis sekali.”Tak hanya kakinya saja yang patah, Dennis akan disidang dan semua hartanya akan dibekukan. Apa nasibnya masih tidak tergolong tragis?Claire kepikiran sesuatu, lalu bertanya, “Oh ya, apa wanita yang menyelamatkanmu malam itu nggak meninggalkan nama atau alamatnya? Aku ingin wakili kamu untuk berterima kasih kepadanya.”Fendra tertegun sejenak, lalu tersenyum. “Tidak ada! Kalau kita berjodoh, kita pasti akan bertemu lagi. Aku juga ingin menyampaikan rasa terima kasihku kepadanya.”Beberapa saat kemudian, Claire baru meninggalkan kamar pasien. Dia dan Izza berdiri di koridor menunggu kedatangan lift. Begitu pintu lift dibuka, seorang wanita berjalan keluar lift. Wanita itu tak lain adalah Charine.Charine tidak kenal dengan Claire. Dia hanya merasa sangat familier dengan wanita di samping Claire. Jadi, dia terus mengintip si wanita.Tetiba Charine teringat sesuatu dan langsung meraih lengan Izza. “Kamu? Bukankah kamu wanita yang berada di sisi T
Sekarang para anak orang kaya itu pasti akan mentertawakan Charine dari belakang.Sebenarnya Charine tidak peduli Cahya menikahinya atau tidak, dia lebih peduli terhadap pandangan orang lain. Hanya saja, sekarang dia ingin mencari lelaki yang mirip seperti Javier, yang begitu memanjakan wanitanya.Cahya memang tampan dan sangat berbakat. Hanya saja, dia berkecimpung di dalam dunia hiburan. Itu berarti dia mesti sering berhubungan dengan banyak artis.Berbeda dengan Javier. Dari hasil penyelidikan Charine, sepertinya tidak banyak wanita yang pernah berhubungan dengan Javier. Hingga saat ini, selain wanita yang ditemuinya hari ini, Javier hanya pernah berhubungan dengan mantan istrinya. Lelaki tipe setia seperti ini sangat menarik bagi Charine.Di Perusahaan Soulna.Setelah Claire menerima panggilan dari Roger, dia baru tahu ternyata masalah Dennis ditangani langsung oleh ayahnya Cherry. Jujur saja, dia sungguh terkejut.Claire mencoba mencari informasi dari Candice. Namun, Candice tidak
Pada akhir pekan.Candice dan Claire duluan tiba di jalan Antik. Sebagai pasar barang antik terbesar di ibu kota, jalan Antik ini biasanya melakukan transaksi barang antik seperti keramik, koleksi kaligrafi, dan juga perhiasan.Kawasan ini terdiri dari bangunan-bangunan klasik yang membentuk kota kecil. Di sekeliling, dapat terlihat berbagai jenis barang antik yang indah dan makanan khas yang dijual di toko-toko pinggir jalan, lengkap dengan beragam pilihan.Candice dan Claire sedang menunggu di luar gedung pelelangan batu, lalu tampak Cherry datang bersama dua pengawalnya.“Maaf, kalian sudah menunggu lama, ya.” Cherry berjalan ke hadapan mereka, lalu meminta maaf. “Aku nggak nyangka akan seramai ini. Bahkan, mobil juga nggak bisa dikendarai ke dalam. Kami buang banyak waktu buat cari tempat parkir.”Claire pun tersenyum. “Aku dan Candice juga baru sampai.”Cherry mengangguk. “Baguslah, aku sudah pesan tempat di baris terdepan. Ayo, kita masuk.”Mereka masuk ke dalam gedung pelelangan
Boleh dikatakan bahwa hubungan Cherry dan Claire tidak tergolong dekat. Mereka bisa berteman juga karena diperkenalkan Candice waktu itu.Seandainya mereka sering berhubungan dan Cherry turun tangan untuk membantunya, Claire pasti akan mengerti.Namun sekarang Candice tidak meminta bantuan dari Cherry, Cherry sendiri yang mengambil inisiatif untuk membantu Claire. Semuanya terasa agak aneh.Candice tertegun sejenak. “Maksudmu, masalah Bos Perusahaan Etina?” Candice melirik sekeliling, lalu mengangkat tangannya untuk menutupi bibirnya. “Cherry membantumu?”Claire mengangguk.Candice pun tersenyum sembari menumbuk lengan Claire dengan pelan. “Dia itu setia kawan juga, ya. Baru kenal sebentar saja sudah membantumu.”Claire tersenyum dengan tidak berdaya. “Membantu tanpa sebab. Apa kamu nggak merasa ada yang aneh?”“Nona Claire,” panggil Cherry dari kejauhan. Dia memalingkan kepalanya, lalu melambai ke sisi mereka.Mereka berdua berjalan ke sisinya. Cherry sedang galau dengan batu nomor 2