Raut wajah Claire berubah pucat. Dia menunduk, lalu mengeluarkan sebuah cincin emas dari dalam saku. “Ini peninggalan kakekku untukku. Orang itu mengatakan Kakek masih belum meninggal!” Claire mencengkeram lengan Javier. “Javier, kamu lagi bohongi aku, ‘kan? Kakekku, dia masih hidup. Dia belum mati!”Claire hanya tersisa satu anggota keluarga saja. Berhubung Wilson bisa menciptakan jebakan ini untuk mengalihkan perhatian orang-orang, itu berarti dia pasti baik-baik saja.Javier kembali memeluknya. “Claire, aku tahu kamu sedih. Tapi tujuan kakekmu memberikan cincin ini kepadamu sudah sangat jelas.”Claire terbengong. Tangan yang dikepalkan seketika terasa panas.Iya, kenapa Kakek menyerahkan cincin peninggalan Keluarga Gufree kepadanya? Itu berarti dia ingin menyerahkan identitasnya kepada Claire!Claire tidak tahu kenapa dirinya bisa bersedih. Padahal tiga tahun lalu, dia jarang berhubungan dengan kakeknya. Apa semua ini karena hubungan darah?Wilson adalah kakek luar Claire. Selain ay
Si lelaki menyesap teh. “Nenek ingin bertemu denganmu.”Javier terdiam sejenak. “Apa dia lagi di Negara Shawana?”“Iya.” Si lelaki kembali menyesap teh. “Tapi dia tidak leluasa untuk mencarimu.”Claire yang berada di lantai atas kedengaran percakapan mereka. Dia pun merasa agak kaget. Nenek Javier berada di Negara Shawana?Sepertinya Claire bisa menebak identitas dari lelaki ini. Seharusnya dia adalah tuan muda dari Keluarga Tanaka, Benn Tanaka.“Kamu bisa bawa dia pergi bersamamu. Nenek pasti bersedia untuk bertemu dengan cucu menantunya.” Benn mengangkat cangkir tehnya sembari tersenyum.Mereka berdua tidak mengobrol lama. Kemudian, Benn pun meninggalkan vila.Claire duduk di sofa ruang baca sembari membaca buku. Saat Javier masuk, dia baru mengangkat kepalanya. “Sudah selesai ngobrolnya?”Javier mengiakan, lalu duduk bersandar di sisi Claire. “Kamu lagi baca apa?”“Asal baca.” Claire menutup buku, lalu meletakkannya. “Kenapa kamu tidak pernah mengungkit masalah nenekmu?”Pada akhirn
Lift tiba di restoran lantai 12. Seluruh restoran sudah direservasi. Tampak beberapa pengawal sedang menunggu di luar. Benn sedang menunggu di koridor. Dia menunduk melihat jam tangan. “Datangnya tepat waktu sekali.”Javier bertanya dengan datar, “Di mana Nenek?”“Di dalam,” balas Benn, lalu membalikkan tubuhnya membawa mereka ke dalam.Javier menggandeng tangan Claire. Saat berjalan ke meja makan, tampak seorang wanita beruban sedang duduk sendirian membelakangi mereka. Dia sedang merapikan bunga di dalam vas.Benn berjalan ke sisi Cecilia, lalu membungkukkan tubuhnya. “Nenek.”Javier membawa Claire berjalan ke ujung meja untuk berhadapan dengan Nenek Cecilia. Cecilia meletakkan vas bunga ke samping, lalu mengangkat kepalanya dengan perlahan. “Sudah bertahun-tahun tidak bertemu, apa kamu dan ayahmu baik-baik saja?”Claire menatap paras indah Cecilia. Wanita ini berumur sekitar 70 tahun dengan rambut berwarna putih. Meskipun wanita ini sudah tua, masih dapat terlihat wibawa dari dirin
Claire mengangkat gelas air dengan perlahan. Namun, ucapan Javier tadi hampir membuatnya tersedak.Seketika tampak senyuman di wajah serius Cecilia. “Baguslah jika Javier merasa puas. Kamu ….”Cecilia mengalihkan sasarannya ke sisi Benn. “Padahal ayahmu sudah menjodohkanmu dengan banyak wanita, tapi tidak ada satu pun yang kamu sukai. Masih bisa-bisanya kamu mengatai orang lain?”Benn pun berkata, “Namanya belum ketemu yang cocok, ‘kan? Lagi pula, Nenek juga tidak menikah, kenapa aku tidak boleh?”Ketika mengungkit masalah ini, suasana seketika menjadi hening.Claire menatap Cecilia yang berwajah muram itu.“Sampai kapan Nenek tinggal di sini?” Javier mengalihkan topik pembicaraan.Cecilia mengangkat kepalanya. “Aku hanya tinggal beberapa hari saja. Aku pun merasa tenang ketika melihat kamu baik-baik saja.”Setelah selesai makan, Javier dan Claire mengantar Cecilia ke depan pintu. Mereka berdiri di depan mobil. Cecilia memalingkan kepala untuk melihat mereka. “Setelah kalian pulang nan
Javier tidak menyangkal.Owl memegang pion di tangannya sembari menunggu Javier menjalankan pionnya. “Selama tiga tahun ini, hidupnya dengan baik. Ayahnya meninggal dalam kecelakaan. Anaknya juga tidak berhasil dipertahankan. Dia tidak sanggup menerima pukulan kuat ini.”Javie meletakkan pion. Sejak dia mengetahui masalah kandungan Claire, dia tahu dirinya telah berutang pada Claire. Jika waktu itu Javier tidak mendorong Claire, mungkin tidak akan terjadi masalah itu.Owl menatap Javier. “Kenapa? Apa dia tidak bersedia untuk memaafkanmu?”Tatapan Javier beralih dari papan catur. Dia melirik ke sisi lain dan tidak menjawab.Owl sedang mengamati papan caturnya. “Kalau dia tidak bersedia untuk memaafkanmu, dia tidak akan menghabiskan banyak darah untuk menyelamatkanmu. Aku rasa dia masih tidak bisa melepaskanmu.”Javier bertukar pandang dengan Owl.Claire memang tidak melepaskannya, tapi Javier juga tidak pernah berniat untuk benar-benar melepaskannya.Owl memegang pion. “Waktu itu kamu m
Bulir keringat bercucuran di kening Javier. Napas panas mengembus di bagian leher Claire. Javier kembali bertanya, “Claire, apa kamu tidak ingin aku tinggal di sini?”Claire bertatapan dengan si lelaki penggoda ini.Javier menggendong Claire ke dalam kamar mandi. Claire yang sekarang terasa sangat menawan di matanya.Setelah menurunkan Claire, Claire mendorong pundak Javier, lalu berkata dengan suara serak, “Kamu keluar, biar aku sendiri saja.”Javier menyipitkan matanya. “Apa kamu masih punya tenaga?”Claire mengendus dan tidak menjawab.Javier mengecup kening Claire, lalu berkata dengan lembut, “Aku tunggu kamu di luar.”Saat ini, Claire sudah selesai mandi. Javier membelakanginya menatap ke luar jendela. Sepertinya dia sedang mengangkat panggilan.Javier hanya mengenakan sepotong kemeja saja. Air keringat membuat punggung Javier menempel dengan kemejanya.“Oke, aku mengerti.” Javier mengakhiri panggilan, lalu meletakkan ponselnya.“Apa kamu ada urusan?” Claire mengeringkan rambutnya
Jika mereka bersikap gegabah, bisa jadi kapal akan hancur dan nyawa pun akan lenyap.Berwin dan Jody diikat di atas dek. Hal yang paling mengagetkan Berwin adalah ternyata Sofie adalah Rosy.“Rosy, sebenarnya apa yang ingin kamu lakukan? Kamu jangan melibatkan anak. Kalau kamu marah, kamu bisa lampiaskan ke diriku.”Berwin berusaha untuk membujuk Rosy. Namun, ucapan siapa pun tidak lagi masuk di telinganya. Dia menjerit dengan wajah galak, “Tutup mulutmu!” Rosy sangatlah gila. “Kamu kira aku bisa percaya dengan omongan Keluarga Fernando lagi?”Menyadari Rosy sedang emosi tinggi, raut wajah Berwin menjadi muram. “Rosy, sepertinya Keluarga Fernando tidak pernah melakukan hal yang bersalah kepadamu.”Memang benar! Keluarga Fernando telah menampungnya dan membesarkannya. Waktu itu, Berwin begitu memercayai Rosy. Bagaimana dengan Rosy? Dia malah menjadi seperti sekarang hanya karena keserakahannya.“Kalian nggak pernah melakukan kesalahan kepadaku?” jerit Rosy. “Aku sudah membantu Keluarga
Namun Rosy tidak meladeni Berwin. Dia mengarahkan pistol ke kepala Javier. “Javier, waktu itu aku benar-benar nggak kepikiran untuk turun tangan sama kamu, kenapa kamu memperlakukan aku dengan begitu kejam?”Kedua mata Rosy berlinangkan air mata. Namun, dia malah menunjukkan senyuman sinis di wajahnya. “Dulu aku terlalu gampang luluh. Tapi sekarang aku mengerti. Meskipun aku nggak bisa mendapatkanmu, aku akan menghancurkanmu. Aku ingin perlihatkan kepada wanita jalang itu bahwa dialah yang telah mencelakaimu!”Jody sudah berhasil terlepas dari ikatan tangannya. Tiba-tiba dia berlari menabrak tubuh Rosy. Pistol di tangannya pun jatuh.“Jody!”Jody segera menendang pistol ke sisi kaki Javier. Javier spontan mengangkat senjata.Rosy yang jatuh telungkup di lantai semakin galak saja. Dia mengangkat remote di tangannya, lalu menjerit, “Kalian semua nggak bisa kabur lagi!”“Dorr!”Javier menembak tangan Rosy. Remote jatuh dari tangannya. Namun, tadi Rosy sudah menekan remote-nya. Bahan peled
Jules tidak berharap Jessie akan marah lagi. Nantinya Jules akan kesulitan untuk membujuknya.Kali ini, Derrick baru berkata, “Aku menemukan beberapa petunjuk. Pengurus Keluarga Taylor satu kampung dengan Brayden, sama-sama dari area utara.”Jules mengusap dagunya sembari berpikir. “Dari area utara. Petunjuk ini sangat berguna. Kamu utus anggota untuk memastikan di area utara. Oh, ya, kamu sebarkan saja berita ini. Alangkah bagusnya kalau berita ini terdengar sampai ke telinga orang itu.”Derrick mengangguk. “Aku mengerti.”Setelah Derrick meninggalkan tempat, Jessie pun menarik Jules. “Kak Jules, kematian Wika ada hubungannya dengan Keluarga Taylor, ‘kan?”Jules memiringkan kepalanya sembari menggenggam tangan Jessie. “Kemungkinannya seperti itu. Hanya saja, masih butuh bukti.” Usai berbicara, Jules memeluk Jessie, lalu mencium keningnya. “Tenang saja, aku sanggup menyelesaikannya.”…Setelah Sissae pulang dari kantor polisi, dia semakin murka saja. Dia membanting barang-barang dan me
Jules mengangkat-angkat pundaknya dengan acuh tak acuh. “Aku memang arogan karena orang yang seharusnya duduk di dalam tahanan bukan aku. Sebenarnya tidak sulit bagiku untuk bisa terlepas dari rasa curiga ini. Hanya saja, semuanya tergantung aku bersedia atau tidak saja.”Sissae tersenyum dingin, lalu menggertakkan giginya. “Jangan membohongi diri sendiri. Jules, sekarang hanyalah seorang pangeran yang nggak bisa melindungi diri sendiri. Selain aku, nggak ada lagi yang bisa menyelamatkanmu!”Pada saat ini, tiba-tiba polisi membuka pintu ruangan. “Tuan Jules, kamu sudah boleh pergi.”Raut wajah Sissae langsung berubah. “Mana mungkin?”Jules paling mencurigakan dalam masalah ini. Mana mungkin dia dilepaskan?Jules menyipitkan matanya sembari berpikir. Saat ini, terdengar lagi suara polisi. “Istrimu sudah memberi bukti kuat, bukan kamu yang meracuni Wrenka.”Jules tertegun sejenak. Dia segera berdiri, lalu meninggalkan ruangan interogasi tanpa menoleh sama sekali.Sissae masih terpaku di
Di dalam tahanan, di bawah bantuan Benn, Jerremy memperoleh kesempatan untuk bertemu dengan Jules. “Sebenarnya apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu malah masuk tahanan?”Jules bersandar di bangku, lalu melihat ke luar. “Kenapa kamu ada waktu luang untuk mengunjungiku?”“Siapa yang datang untuk mengunjungimu? Aku datang untuk bertanya sebenarnya apa yang kamu lakukan? Kamu juga sudah menyelidiki masalah adikku. Semua itu ada masalahnya dengan putri dari Keluarga Taylor. Bukannya yang mati hanya seorang pengurus rumah saja? Untuk apa kamu melanjutkan pemeriksaan lagi?”Alhasil Jules masuk ke dalam jebakan?Jules tersenyum. “Dengan mengandalkan rekaman suara yang kamu ekspos, Keluarga Taylor masih belum bisa mengalah. Kematian Wrenka berhubungan dengan Keluarga Taylor. Hanya saja, saksi mata sudah mati. Kita tidak memiliki bukti lagi. Kalau aku tidak duduk di sini, siapa lagi yang akan duduk di sini?”Jerremy melipat kedua tangan di depan dada. “Apa rencanamu selanjutnya?”Jules kembali ter
Miya pergi menyeduh teh.Jessie berjalan ke hadapan Dacia. “Apa sudah terjadi sesuatu dengan Jules?”Dacia tertegun sejenak. “Jessie ….”“Dacia, beri tahu aku, dia sudah dua hari nggak pulang. Ketika Derrick pulang waktu itu, dia hanya bilang ada yang mesti diurus Jules. Tapi aku tahu, meski dia ada urusan penting, dia juga bakal telepon buat kabari aku.”Seandainya bukan karena terjadi sesuatu terhadap Jules, mana mungkin dia akan meminta Derrick untuk menyampaikan ucapannya. Selama dua hari ini, Jules bahkan tidak mengirim pesan kepadanya.Dacia tahu masalah ini tidak bisa ditutupi lagi. Dia pun menunduk. “Maaf, Jessie. Seharusnya dia nggak ingin membuatku khawatir. Hanya saja, seharusnya kamu percaya sama dia.”Jessie duduk. “Kalian nggak beri tahu apa-apa sama aku. Gimana aku bisa percaya?”Dacia menarik napas dalam-dalam, lalu berkata dengan perlahan, “Jules ditahan untuk melakukan pemeriksaan. Pihak kepolisian curiga kematian dia dan wanita itu ada hubungannya untuk menyingkirkan
Dacia menyadari maksud dari ucapan polisi itu. Dia pun melihat ke sisi Diago. “Aku bisa menjamin bahwa masalah ini nggak ada hubungannya dengan Pangeran.”Kening si pria berkerut. Dia tidak berbicara.Diago memperkenalkan si pria dengan tersenyum. “Pak Arthur, dia muridku. Kebetulan dia juga ingin menyelidiki kasus ini.”Polisi yang bernama Arthur mengerutkan keningnya. Dia merasa bingung. “Apa hubungan dia dengan korban?”“Bukan, dia berhubungan dengan Pangeran. Dia adalah putrinya Lidya Ozara.”Arthur mengangguk. “Ternyata seperti itu.”Dacia melihat ke sisi Arthur, lalu bertanya, “Apa aku boleh tanya satu pertanyaan? Kenapa kamu merasa masalah ini ada hubungannya dengan Pangeran? Apa karena saat korban meninggal, anggota Pangeran kebetulan ada di tempat?”Arthur terdiam beberapa detik. “Memang tidak bisa membuktikan ada kaitan langsung dengan Yang Mulia, tapi Yang Mulia adalah orang pertama yang mencurigai bahwa Brayden meracuni makanan. Kematian Brayden jelas adalah tindakan pembun
“Aku mengerti perasaan kamu ingin membantunya.” Diago mengenakan kacamatanya, lalu membereskan dokumen di atas meja. “Hanya saja, kalau kamu terlibat dalam masalah ini, nantinya malah akan mendatangkan kerepotan untukmu.”Dacia mengangguk. “Aku mengerti. Seorang tahanan diracuni di dalam tahanan. Pasti ada orang kuat di belakangnya. Tapi kekuatan orang itu akan mendatangkan ancaman bagi keluarga kerajaan.”Pengawasan di penjara sangat ketat. Jika ingin berbuat hingga tahap seperti ini, meski ada mata-mata di dalam, orang biasa juga tidak sanggup untuk melakukannya.Lagi pula, jika masalah pembunuhan di dalam penjara diselidiki, pasti akan mendatangkan kerepotan yang sangat besar. Hanya saja, berhubung orang itu berani melakukannya, dia pasti punya cara untuk menyingkirkan kerepotan.Sepasang tangan Diago saling bertautan. Dia pun bertanya, “Apa kamu sudah memutuskannya?”Dacia membalas dengan serius, “Sudah. Meskipun aku nggak bisa menduga siapa orang di belakang masalah ini, setidakn
“Aku juga berharap seperti itu.” Jules meletakkan cangkir teh, lalu berdiri. Dia mengancingi lengan pakaiannya dengan perlahan, lalu meninggalkan tempat.Reyhan menatap bayangan punggung Jules yang semakin menjauh dengan mengepal erat tangannya.Pengurus rumah menghela napas lega, hanya saja dia masih saja merasa trauma. “Tuan, apa yang harus kita lakukan kali ini ….”Reyhan berhenti di samping tubuh pengurus rumah, lalu memperingatinya, “Ini masalahmu. Pikirkan cara untuk selesaikan masalah ini. Kalau kamu tidak berhasil menyelesaikannya, aku akan habisi kamu.”Raut wajah pengurus rumah kelihatan panik. Dia tidak berani bersuara.Derrick yang sedang berdiri di depan pintu melihat Jules berjalan keluar Kediaman Keluarga Taylor. Dia membukakan pintu mobil belakang mempersilakan Jules ke dalam. Setelah mereka berdua memasuki mobil, Derrick langsung mengendarai mobil meninggalkan tempat.Di tengah jalan, Derrick melihat ke kaca spion luar jendela. “Tuan Muda, kunjunganmu kali ini pasti ak
Di Kediaman Keluarga Taylor.Sissae membuang makanan yang diantar pelayan. “Keluar! Keluar kalian semua!”Reyhan dan Risella sedang berdiri di depan pintu kamar. Ketika melihat makanan berantakan di atas lantai, Reyhan mengerutkan keningnya. Dia menyuruh pelayan untuk meninggalkan ruangan.Risella berjalan ke dalam kamar, lalu duduk di samping ranjang. Dia menatap wajah putrinya yang masih membengkak itu. “Sissae, kamu tenangkan dirimu dulu.”“Bagaimana aku bisa tenang? Wanita murahan itu suruh anggotanya untuk pukul aku. Dia bahkan berani suruh pengawal murahannya untuk turun tangan sama aku!”Sissae tidak pernah merasa dihina seperti ini. Wajar jika dia merasa sangat murka.Reyhan berjalan ke dalam kamar. Raut wajahnya kelihatan muram. “Aku rasa kamu masih belum belajar dari pengalaman sebelumnya. Sissae, kalau kamu berani bersikap semena-mena lagi, aku akan usir kamu dari rumah!”Mata Sissae langsung memerah. Padahal dia telah dipukul, Reyhan bukannya menghiburnya, melainkan malah m
Tatapan Jules menjadi serius. “Sepertinya pelajaran yang kuberikan terlalu ringan. Dia masih saja berani berulah.”Seandainya bukan karena Jules mengutus pengawal untuk mengikuti Jessie, sepertinya Sissae pasti akan turun tangan terhadap Jessie.“Nona Sissae bisa bersikap arogan juga karena mengandalkan ayahnya. Semua itu juga karena Keluarga Taylor.” Filbert paham bagaimanapun ada banyak anak yang bersikap semena-mena karena mengandalkan kekuatan keluarganya.Jules memutar pena di tangannya. Pada saat ini, Jules menerima pesan singkat dari Derrick.Di sisi lain, Derrick melakukan pengejaran ke sisi dua pengawal berpakaian hitam. Hanya saja, mereka menghilang di dalam kerumunan.Derrick berdecak sembari menggertakkan giginya. Dia segera kembali ke lokasi untuk memeriksa Brayden yang tertembak. Peluru menembus di bagian dadanya. Dia melebarkan matanya yang kosong itu. Brayden juga sudah kehabisan napasnya.Derrick segera lapor polisi.Derrick mengikuti polisi untuk memberi pernyataan di