Jika mereka bersikap gegabah, bisa jadi kapal akan hancur dan nyawa pun akan lenyap.Berwin dan Jody diikat di atas dek. Hal yang paling mengagetkan Berwin adalah ternyata Sofie adalah Rosy.“Rosy, sebenarnya apa yang ingin kamu lakukan? Kamu jangan melibatkan anak. Kalau kamu marah, kamu bisa lampiaskan ke diriku.”Berwin berusaha untuk membujuk Rosy. Namun, ucapan siapa pun tidak lagi masuk di telinganya. Dia menjerit dengan wajah galak, “Tutup mulutmu!” Rosy sangatlah gila. “Kamu kira aku bisa percaya dengan omongan Keluarga Fernando lagi?”Menyadari Rosy sedang emosi tinggi, raut wajah Berwin menjadi muram. “Rosy, sepertinya Keluarga Fernando tidak pernah melakukan hal yang bersalah kepadamu.”Memang benar! Keluarga Fernando telah menampungnya dan membesarkannya. Waktu itu, Berwin begitu memercayai Rosy. Bagaimana dengan Rosy? Dia malah menjadi seperti sekarang hanya karena keserakahannya.“Kalian nggak pernah melakukan kesalahan kepadaku?” jerit Rosy. “Aku sudah membantu Keluarga
Namun Rosy tidak meladeni Berwin. Dia mengarahkan pistol ke kepala Javier. “Javier, waktu itu aku benar-benar nggak kepikiran untuk turun tangan sama kamu, kenapa kamu memperlakukan aku dengan begitu kejam?”Kedua mata Rosy berlinangkan air mata. Namun, dia malah menunjukkan senyuman sinis di wajahnya. “Dulu aku terlalu gampang luluh. Tapi sekarang aku mengerti. Meskipun aku nggak bisa mendapatkanmu, aku akan menghancurkanmu. Aku ingin perlihatkan kepada wanita jalang itu bahwa dialah yang telah mencelakaimu!”Jody sudah berhasil terlepas dari ikatan tangannya. Tiba-tiba dia berlari menabrak tubuh Rosy. Pistol di tangannya pun jatuh.“Jody!”Jody segera menendang pistol ke sisi kaki Javier. Javier spontan mengangkat senjata.Rosy yang jatuh telungkup di lantai semakin galak saja. Dia mengangkat remote di tangannya, lalu menjerit, “Kalian semua nggak bisa kabur lagi!”“Dorr!”Javier menembak tangan Rosy. Remote jatuh dari tangannya. Namun, tadi Rosy sudah menekan remote-nya. Bahan peled
“Di mana ibuku?” Javier kelihatan tidak sabaran. Dia mengesampingkan selimutnya hendak berdiri, tetapi Roger malah menahannya. “Tuan, lukamu masih belum sembuh.”Claire berjalan ke dalam kamar. Javier mengangkat kepalanya dan dia pun terkejut ketika melihat wanita ini.Roger memalingkan wajahnya. “Nona Claire, akhirnya kamu datang. Kamu sendiri juga sudah lihat, sepertinya Tuan, dia ….”“Aku tahu.” Claire berjalan ke sisi ranjang, lalu menatap Javier dengan tersenyum.Raut wajah Javier tidak berubah. “Siapa kamu?”“Aku?” Claire pun tersenyum. “Aku itu istri yang kamu nikahi di saat umur 32 tahun.”Roger menatap Claire dengan terkejut. Hanya saja, dia tidak berkata lain. Sekarang memori Tuan Javier hanya sebatas sebelum umur 17 tahun. Masih belum bisa dipastikan apakah ingatannya akan kembali atau tidak.Javier menatap Claire dengan serius. Hanya saja, dia tidak kelihatan membenci si wanita dan juga tidak menolak untuk berdekatan dengannya. Bahkan, saat Claire mendekatinya, jantung Javi
“Sekarang kamu masih berumur 17 tahun. Kalau nggak panggil Kakak, panggil apa, dong?” Claire mengusap kepalanya.Javier mendorong tangannya. “Tapi aku itu cowok.”“Anak umur 17 masih anak-anak, ‘kan?”“Kamu ….” Javier kehabisan kata-kata. Dia memalingkan kepalanya untuk tidak melihat Claire. “Kenapa aku bisa menyukaimu? Apa karena kamu cantik?”Claire menurunkan tangannya. Dia tidak terlihat marah. “Iya, kamu suka banget sama kecantikanku. Jadi, kamu selalu mengusikku. Pada akhirnya, aku baru menikah sama kamu.”Javier mengangkat alisnya. “Apa aku segampang itu?” Namun setelah Javier menyelesaikan omongannya, dia kembali menatap wajah indah si wanita. Jujur saja, Claire memang adalah tipe wanita kesukaannya.Claire mengedip-ngedipkan matanya, lalu mendekatinya hingga Javier dapat merasakan embusan napasnya. “Aku nggak tahu kamu itu gampangan atau bukan. Aku cuma tahu kamu cinta banget sama aku.”Javier telah diopname selama satu minggu. Luka di bagian punggungnya sudah membaik. Hanya
Claire menunduk untuk menyembunyikan tawanya. Javier memang tidak mengingatnya lagi, tetapi Javier masih saja ingin memilikinya.Benn pun tersenyum menyeringai. “Aku cuma bercanda. Kenapa Dik Javier serius sekali?”Javier menggigit bibirnya. “Sejak kapan aku itu adikmu? Kamu kira aku tidak ingat sama kamu?”“Heh, ternyata kamu masih mengingatnya.” Benn meletakkan bantal ke atas ranjang. “Oke, berhubung kamu masih bisa bernapas, seharusnya Nenek akan merasa tenang.”Sambil berbicara, Ben meletakkan tangannya di atas pundak Claire. “Kalau begitu, dia jadi tugasmu, ya ….”“Lepaskan tanganmu!” ucap Javier dengan muram. Benn yang dipotong ucapannya itu langsung mengangkat tangannya. “Oke, kalau begitu, aku pergi dulu. Mohon bantuan Nona Claire untuk menjaga ‘anak muda’ yang agak berumur ini, ya.”Setelah Benn meninggalkan kamar, Javier melipatnya kedua tangannya di depan dada dengan wajah muram. Biasanya tidak dapat terlihat ekspresi apa-apa di wajah Javier. Namun, Javier yang hanya menging
Javier terdiam.Mobil perlahan melaju ke Vila Easton. Di sepanjang perjalanan, Javier tidak tahu bagaimana cara berhubungan dengan putranya. Dia merasa gugup, tetapi dia ingin mendekatkan diri dengan putranya.Untung saja Jody tidak mempersulitnya pada saat seperti ini, Jody juga mengambil inisiatif untuk berbicara dengannya. Saat ini, memori Javier hanya berhenti pada umur 17 tahun. Jadi, dia jadi gampang bicara dengan anak berumur 8 tahun.Claire memalingkan kepalanya menatap ayah dan anak yang duduk di belakang. Dia pun bertanya pada Roger dengan suara kecil, “Apa Javier yang berumur 17 tahun memang seperti ini?”Roger mengangguk. “Iya.” Jujur saja, dia sungguh merindukan masa-masa muda Javier. “Dulu Tuan Javier memang seperti ini. Tapi sejak Bu Prisca ….”Claire tidak berbicara. Pandangannya tertuju pada diri Javier. Sekarang Javier memang tidak sedingin dulu. Dia sungguh ramah sekarang. Tak peduli bagaimana sosok Javier, selamanya dia adalah Javier yang disukai Claire.Javier mera
Claire kelihatan agak bingung. Hanya saja, terdengar lagi suara santai Cecilia. “Dulu, Javier pasti tidak akan ikut campur dalam masalah Negara Shawana.”Ucapan ini sungguh mengagetkan Claire. Hanya saja, setelah dipikir-pikir, saat dia baru kenal dengan Javier, Javier memang tidak pernah mengungkit masalah latar belakang keluarganya. Hanya saja, entah sejak kapan Javier mulai ikut campur dalam masalah ini? Apa karena masalah ibunya berhubungan dengan Keluarga Gufree? Atau sejak dia curiga “dendam” di antara Keluarga Gufree dan Keluarga Fernando?Cecilia menatap Claire. “Aku tahu kamu itu cucu dari Wilson.”…Di Vila Easton.Javier sedang berjalan menuruni tangga. Kebetulan Roger yang baru memasuki rumah melihatnya. “Tuan Javier?”Javier berjalan melewati ruang tamu. Semua perabotan di rumah tamu ini sepertinya masih baru, seolah-olah jarang ada yang tinggal di rumah ini. “Apa aku sudah lama tinggal di sini?”Roger menggaruk pipinya. “Hanya beberapa bulan saja.”Javier mengerutkan ke
Tatapan Claire tertuju pada atas meja. “Tapi setelah berhubungan dengan dia, aku baru menyadari Javier berbeda sama yang lain. Dia memang sangat bossy, perhitungan, dan cemburuan. Terkadang dia juga sangat imut. Tapi dia selalu melindungiku tanpa memikirkan keselamatannya sendiri. Jadi, mana mungkin aku melepaskan lelaki yang begitu mencintaiku.”Cecilia melihat ke sisi pintu dan tidak bersuara. Claire menyadari sesuatu, lalu memalingkan kepalanya menatap sosok Javier yang tidak tahu sejak kapan sudah berdiri di depan pintu. Dia sungguh terkejut. Jangan-jangan Javier sudah mendengar semua ucapannya tadi?Kali ini Cecilia pun tersenyum. “Kenapa kamu bukan istirahat di rumah, tapi malah ke sini? Apa kamu takut aku akan persulit wanitamu?”Tatapan Javier tidak sedetik pun beralih dari diri Claire. Dia berdeham berlagak tenang. “Nek, kenapa ubanmu semakin banyak saja?”Cecilia tahu bahwa Javier mengalami amnesia parsial. Kesannya terhadap Cecilia berhenti pada memori umur 17 tahun. “Aku s