Claire mengangkat gelas air dengan perlahan. Namun, ucapan Javier tadi hampir membuatnya tersedak.Seketika tampak senyuman di wajah serius Cecilia. “Baguslah jika Javier merasa puas. Kamu ….”Cecilia mengalihkan sasarannya ke sisi Benn. “Padahal ayahmu sudah menjodohkanmu dengan banyak wanita, tapi tidak ada satu pun yang kamu sukai. Masih bisa-bisanya kamu mengatai orang lain?”Benn pun berkata, “Namanya belum ketemu yang cocok, ‘kan? Lagi pula, Nenek juga tidak menikah, kenapa aku tidak boleh?”Ketika mengungkit masalah ini, suasana seketika menjadi hening.Claire menatap Cecilia yang berwajah muram itu.“Sampai kapan Nenek tinggal di sini?” Javier mengalihkan topik pembicaraan.Cecilia mengangkat kepalanya. “Aku hanya tinggal beberapa hari saja. Aku pun merasa tenang ketika melihat kamu baik-baik saja.”Setelah selesai makan, Javier dan Claire mengantar Cecilia ke depan pintu. Mereka berdiri di depan mobil. Cecilia memalingkan kepala untuk melihat mereka. “Setelah kalian pulang nan
Javier tidak menyangkal.Owl memegang pion di tangannya sembari menunggu Javier menjalankan pionnya. “Selama tiga tahun ini, hidupnya dengan baik. Ayahnya meninggal dalam kecelakaan. Anaknya juga tidak berhasil dipertahankan. Dia tidak sanggup menerima pukulan kuat ini.”Javie meletakkan pion. Sejak dia mengetahui masalah kandungan Claire, dia tahu dirinya telah berutang pada Claire. Jika waktu itu Javier tidak mendorong Claire, mungkin tidak akan terjadi masalah itu.Owl menatap Javier. “Kenapa? Apa dia tidak bersedia untuk memaafkanmu?”Tatapan Javier beralih dari papan catur. Dia melirik ke sisi lain dan tidak menjawab.Owl sedang mengamati papan caturnya. “Kalau dia tidak bersedia untuk memaafkanmu, dia tidak akan menghabiskan banyak darah untuk menyelamatkanmu. Aku rasa dia masih tidak bisa melepaskanmu.”Javier bertukar pandang dengan Owl.Claire memang tidak melepaskannya, tapi Javier juga tidak pernah berniat untuk benar-benar melepaskannya.Owl memegang pion. “Waktu itu kamu m
Bulir keringat bercucuran di kening Javier. Napas panas mengembus di bagian leher Claire. Javier kembali bertanya, “Claire, apa kamu tidak ingin aku tinggal di sini?”Claire bertatapan dengan si lelaki penggoda ini.Javier menggendong Claire ke dalam kamar mandi. Claire yang sekarang terasa sangat menawan di matanya.Setelah menurunkan Claire, Claire mendorong pundak Javier, lalu berkata dengan suara serak, “Kamu keluar, biar aku sendiri saja.”Javier menyipitkan matanya. “Apa kamu masih punya tenaga?”Claire mengendus dan tidak menjawab.Javier mengecup kening Claire, lalu berkata dengan lembut, “Aku tunggu kamu di luar.”Saat ini, Claire sudah selesai mandi. Javier membelakanginya menatap ke luar jendela. Sepertinya dia sedang mengangkat panggilan.Javier hanya mengenakan sepotong kemeja saja. Air keringat membuat punggung Javier menempel dengan kemejanya.“Oke, aku mengerti.” Javier mengakhiri panggilan, lalu meletakkan ponselnya.“Apa kamu ada urusan?” Claire mengeringkan rambutnya
Jika mereka bersikap gegabah, bisa jadi kapal akan hancur dan nyawa pun akan lenyap.Berwin dan Jody diikat di atas dek. Hal yang paling mengagetkan Berwin adalah ternyata Sofie adalah Rosy.“Rosy, sebenarnya apa yang ingin kamu lakukan? Kamu jangan melibatkan anak. Kalau kamu marah, kamu bisa lampiaskan ke diriku.”Berwin berusaha untuk membujuk Rosy. Namun, ucapan siapa pun tidak lagi masuk di telinganya. Dia menjerit dengan wajah galak, “Tutup mulutmu!” Rosy sangatlah gila. “Kamu kira aku bisa percaya dengan omongan Keluarga Fernando lagi?”Menyadari Rosy sedang emosi tinggi, raut wajah Berwin menjadi muram. “Rosy, sepertinya Keluarga Fernando tidak pernah melakukan hal yang bersalah kepadamu.”Memang benar! Keluarga Fernando telah menampungnya dan membesarkannya. Waktu itu, Berwin begitu memercayai Rosy. Bagaimana dengan Rosy? Dia malah menjadi seperti sekarang hanya karena keserakahannya.“Kalian nggak pernah melakukan kesalahan kepadaku?” jerit Rosy. “Aku sudah membantu Keluarga
Namun Rosy tidak meladeni Berwin. Dia mengarahkan pistol ke kepala Javier. “Javier, waktu itu aku benar-benar nggak kepikiran untuk turun tangan sama kamu, kenapa kamu memperlakukan aku dengan begitu kejam?”Kedua mata Rosy berlinangkan air mata. Namun, dia malah menunjukkan senyuman sinis di wajahnya. “Dulu aku terlalu gampang luluh. Tapi sekarang aku mengerti. Meskipun aku nggak bisa mendapatkanmu, aku akan menghancurkanmu. Aku ingin perlihatkan kepada wanita jalang itu bahwa dialah yang telah mencelakaimu!”Jody sudah berhasil terlepas dari ikatan tangannya. Tiba-tiba dia berlari menabrak tubuh Rosy. Pistol di tangannya pun jatuh.“Jody!”Jody segera menendang pistol ke sisi kaki Javier. Javier spontan mengangkat senjata.Rosy yang jatuh telungkup di lantai semakin galak saja. Dia mengangkat remote di tangannya, lalu menjerit, “Kalian semua nggak bisa kabur lagi!”“Dorr!”Javier menembak tangan Rosy. Remote jatuh dari tangannya. Namun, tadi Rosy sudah menekan remote-nya. Bahan peled
“Di mana ibuku?” Javier kelihatan tidak sabaran. Dia mengesampingkan selimutnya hendak berdiri, tetapi Roger malah menahannya. “Tuan, lukamu masih belum sembuh.”Claire berjalan ke dalam kamar. Javier mengangkat kepalanya dan dia pun terkejut ketika melihat wanita ini.Roger memalingkan wajahnya. “Nona Claire, akhirnya kamu datang. Kamu sendiri juga sudah lihat, sepertinya Tuan, dia ….”“Aku tahu.” Claire berjalan ke sisi ranjang, lalu menatap Javier dengan tersenyum.Raut wajah Javier tidak berubah. “Siapa kamu?”“Aku?” Claire pun tersenyum. “Aku itu istri yang kamu nikahi di saat umur 32 tahun.”Roger menatap Claire dengan terkejut. Hanya saja, dia tidak berkata lain. Sekarang memori Tuan Javier hanya sebatas sebelum umur 17 tahun. Masih belum bisa dipastikan apakah ingatannya akan kembali atau tidak.Javier menatap Claire dengan serius. Hanya saja, dia tidak kelihatan membenci si wanita dan juga tidak menolak untuk berdekatan dengannya. Bahkan, saat Claire mendekatinya, jantung Javi
“Sekarang kamu masih berumur 17 tahun. Kalau nggak panggil Kakak, panggil apa, dong?” Claire mengusap kepalanya.Javier mendorong tangannya. “Tapi aku itu cowok.”“Anak umur 17 masih anak-anak, ‘kan?”“Kamu ….” Javier kehabisan kata-kata. Dia memalingkan kepalanya untuk tidak melihat Claire. “Kenapa aku bisa menyukaimu? Apa karena kamu cantik?”Claire menurunkan tangannya. Dia tidak terlihat marah. “Iya, kamu suka banget sama kecantikanku. Jadi, kamu selalu mengusikku. Pada akhirnya, aku baru menikah sama kamu.”Javier mengangkat alisnya. “Apa aku segampang itu?” Namun setelah Javier menyelesaikan omongannya, dia kembali menatap wajah indah si wanita. Jujur saja, Claire memang adalah tipe wanita kesukaannya.Claire mengedip-ngedipkan matanya, lalu mendekatinya hingga Javier dapat merasakan embusan napasnya. “Aku nggak tahu kamu itu gampangan atau bukan. Aku cuma tahu kamu cinta banget sama aku.”Javier telah diopname selama satu minggu. Luka di bagian punggungnya sudah membaik. Hanya
Claire menunduk untuk menyembunyikan tawanya. Javier memang tidak mengingatnya lagi, tetapi Javier masih saja ingin memilikinya.Benn pun tersenyum menyeringai. “Aku cuma bercanda. Kenapa Dik Javier serius sekali?”Javier menggigit bibirnya. “Sejak kapan aku itu adikmu? Kamu kira aku tidak ingat sama kamu?”“Heh, ternyata kamu masih mengingatnya.” Benn meletakkan bantal ke atas ranjang. “Oke, berhubung kamu masih bisa bernapas, seharusnya Nenek akan merasa tenang.”Sambil berbicara, Ben meletakkan tangannya di atas pundak Claire. “Kalau begitu, dia jadi tugasmu, ya ….”“Lepaskan tanganmu!” ucap Javier dengan muram. Benn yang dipotong ucapannya itu langsung mengangkat tangannya. “Oke, kalau begitu, aku pergi dulu. Mohon bantuan Nona Claire untuk menjaga ‘anak muda’ yang agak berumur ini, ya.”Setelah Benn meninggalkan kamar, Javier melipatnya kedua tangannya di depan dada dengan wajah muram. Biasanya tidak dapat terlihat ekspresi apa-apa di wajah Javier. Namun, Javier yang hanya menging
Waktu itu, Jeska melakukan operasi plastik dengan mereferensi wajah Jessie. Meskipun wajah mereka tidak 100% mirip, setidaknya ada kesamaan di wajah mereka.Pria paruh baya mengenakan jasnya. “Aku tidak keberatan kalau kamu masuk ke dunia hiburan, tapi lebih baik kamu jaga mulutmu.”Jeska tersenyum. “Aku akan jaga mulutku.”Beberapa hari kemudian, Jeska berhasil tanda tangan kontrak kerja sama dengan Agensi Solar melalui jalur belakang. Saat manajer Agensi Solar ditunjuk untuk mengurus Jeska, dia pun terbengong. Sebab, wajah wanita ini sungguh mirip dengan Jessie.Tidak lama kemudian, berita yang tersebar luas di dalam perusahaan, juga sudah terdengar sampai ke telinga Samuel. Setelah asisten Samuel menjelaskan kepadanya, dia pun mendengus dingin. “Apa gunanya punya wajah mirip? Apa semua orang di muka bumi ini bisa menggantikan Jessy? Mimpi!”Asisten tahu temperamen Samuel. Perusahaan tiba-tiba menandatangani artis pendatang baru yang memiliki wajah mirip dengan Jessie. Dia malah disu
Ucapan Hiro sudah sangat jelas.Tatapan Jeska menjadi dingin. “Kamu lagi minta putus?”Hiro menatap Jeska dengan tenang. “Iya, aku merasa hubungan kita tidak usah dilanjutkan lagi. Aku juga sudah capek.”Setiap kali melihat wajah yang mirip dengan Jessie, perasaan Hiro terasa tidak nyaman. Dia menganggap Jeska sebagai Jessie. Perbuatannya sama saja dengan membohongi dirinya sendiri.Jeska dan Jessie adalah dua individu yang berbeda, mereka bukanlah orang yang sama.“Kak Hiro, kenapa? Apa aku kurang baik?” Jeska menggenggam tangan Hiro. “Kenapa kamu tiba-tiba minta putus? Jangan-jangan … karena Yura?”Raut wajah Hiro menjadi muram. “Tidak ada hubungannya dengan dia.”Jeska pun tersenyum. “Apa kamu yakin nggak ada hubungannya sama dia? Hiro, sejak kamu tahu Yura diam-diam menyukaimu, apa kamu mulai goyah?”“Jeska.” Tatapan Hiro sangat dingin. “Jangan sembarangan menebak isi hatiku.”Jeska mengepal erat tangannya sembari menarik napas dalam-dalam. “Hiro, aku tahu selama ini kamu mengangga
Jules terdiam membisu.Jessie menginjak kaki Levin. “Kenapa banyak sekali omong kosongmu?”Selesai makan, hari pun sudah sore. Jessie dan Jules mengantar Yusa ke depan pintu. Yusa minum banyak hari ini. Dia berkata kepada Jessie, “Biasanya artis yang sudah melahirkan akan kehilangan pasarnya di dunia hiburan. Posisi juga akan digantikan oleh artis yang lebih muda. Tapi, bagiku, usia bukanlah masalah bagi seorang artis. Jessie, kamu tidak usah mencemaskan masalah itu. Kamu rawat dirimu dengan baik. Kelak, kalau ada naskah bagus dan cocok denganmu, aku pasti akan mempertimbangkanmu.”Jessie mengangguk dengan tersenyum. “Tenang saja. Kelak kita pasti akan ada kesempatan buat kerja sama lagi.”Setelah mengantar Yusa dan yang lain ke mobil, Jessie memalingkan kepalanya melihat Jules. “Entah kenapa, aku merasa diriku sangat beruntung.”Setidaknya di dalam dunia hiburan yang mengejar reputasi dan kekuasaan itu, Jessie bisa bertemu dengan orang seperti Yusa dan juga Samuel, yang tidak memanfa
Kabar pernikahan Jodhiva viral di internet. Selain meliput dekorasi indah di aula, pusat perhatian mereka juga tertuju pada gaun pengantin antik.Tidak sedikit orang familier dengan gaun pengantin antik itu. Ada banyak warganet mengunggah gaun pengantin yang dikenakan zaman nenek mereka dulu.Sementara itu, setelah Jessie hamil, ini pertama kalinya dia menampakkan diri di depan umum. Nama Jessie juga menjadi viral dalam seketika.Sebelumnya ada banyak warganet mengira Jessie sudah vakum dari dunia hiburan. Sebab, mereka semua merasa tidaklah mungkin seorang Tuan Putri akan melakukan syuting lagi. Hanya saja, dalam wawancara Jessie kali ini, para penggemar Jessie juga tidak menyatakan bahwa mereka sangat menghormati keputusan Jessie. Tidak peduli dia akan tetap bergumul di dunia hiburan atau tidak, para penggemar akan senantiasa mendukungnya.Setelah “Embun” tayang, ratingnya menduduki peringkat pertama dan menjadi drama yang sangat populer. Sutradara Yusa dan para kru mengundang beber
Jerremy mendengus dingin. “Memang sengaja.”Jessie kelihatan kesal.Jules pun membujuknya. “Tidak usah takut. Nanti kita tidak usah undang dia ke pernikahan kita saja.”Jerremy terkekeh. “Kamu rasa kamu bisa melakukannya?”Jules pun tersenyum. “Apa ini hari pertama kamu kenal sama aku?”Dacia sungguh merasa tidak berdaya. “Kalian itu anak SD, ya?”Mereka berdua selalu saja beradu mulut. Semuanya spontan tertawa.Resepsi pernikahan dimulai. Pencahayaan di dalam ruangan menjadi gelap, hanya tersisa kilauan bintang di atas langit.Pembawa acara berjalan ke atas panggung, lalu mulai mengucapkan doa restu kepada kedua mempelai. Disusul, sepasang pengantin berjalan memasuki aula.Semua orang menghadap ke belakang. Terlihat juga Dessy dan Bastian yang bertugas sebagai pengiring pengantin berjalan di belakang mereka.Ariel merangkul tangan Jodhiva dan buket bunga, berjalan ke hadapan semua orang. Ada yang berbisik, “Kenapa gaun pengantin istrinya Jody kelihatan familier sekali?”“Bukannya ga
Ariel menunduk melihat gaun pengantin di tubuhnya. “Aku sungguh nggak percaya dengan mataku.”“Coba kamu lihat.”Ariel berjalan ke depan cermin, lalu menatap dirinya yang sedang mengenakan gaun pengantin. Dia seolah-olah berbaur dalam era itu.Herla berjalan keluar ruang ganti, lalu berkata pada Jodhiva, “Coba kamu lihat pengantinmu.”Ariel membalikkan tubuhnya. Ketika melihat Jodhiva berdiri di depan pintu, tiba-tiba dia merasa tidak enak hati.Jodhiva menatapnya. Ujung bibirnya melengkung ke atas. “Kamu memang cantik sekali.”…Pada hari ini, seluruh kota sedang menyiarkan kabar pernikahan putra Javier. Resepsi pernikahan kali ini terbuka untuk umum. Bahkan, awak media juga diperbolehkan untuk menghadirinya. Jessie yang berperut besar itu berjalan ke dalam aula dengan dipapah oleh Jules. Dia menerima wawancara dari awak media, mereka menanyakan kapan Jessie akan kembali ke layar kaca. Pada saat ini, Jessie menjawab dengan tersenyum, “Aku nggak buru-buru. Aku masih ingin istirahat s
“Suka, aku bagai berdiri di bawah langit saja. Begitu mengulurkan tanganku, aku sudah bisa menggapai bintang.” Ariel mengangkat tangannya, seolah-olah hendak meraihnya.Tiba-tiba Ariel kepikiran sesuatu, lalu memalingkan kepalanya. “Berapa banyak uang yang sudah kamu habiskan?”Jodhiva berjalan di sisi Ariel, kemudian menghentikan langkahnya. “Aku tidak peduli. Yang penting kamu menyukainya.”“Hanya sebuah resepsi pernikahan saja, jangan menghamburkan uang yang terlalu banyak. Kalau sampai ayahku tahu, dia pasti akan memarahiku boros.”Jodhiva tersenyum, lalu merangkul Ariel ke dalam pelukannya. “Kalau Tuan Tobias tahu aku menghabiskan banyak uang untuk menyewa sepotong gaun pengantin, sepertinya dia bakal emosi hingga pingsan?”Ariel tertegun dan tidak berbicara lagi.Jodhiva mengusap kepalanya. “Pernikahan hanya sehidup sekali. Aku tidak ingin meninggalkan penyesalan untukmu.”Pada saat ini, direktur dekorasi pernikahan datang. Dia bertanya dengan tersenyum, “Tuan Jody, apa kamu suda
“Ayah pergi ke Kediaman Keluarga Gufree.”Pada saat yang sama, di Kediaman Keluarga Gufree.Javier sedang mengobrol dengan Louis di ruang baca. Saat Louis mengetahui masalah Jodhiva mengalami kecelakaan, dia pun bertanya, “Bagaimana kondisi Jody sekarang?”“Sudah istirahat selama seminggu. Kondisinya sudah membaik. Dia sudah diperbolehkan keluar minggu depan.”Louis mengangkat cangkir teh. “Keluar rumah sakit minggu depan? Seingatku, resepsi pernikahan Jody diadakan tanggal sembilan?”Javier mengangkat kelopak matanya. “Terpaksa diundur ke pertengahan bulan. Bukannya hari Valentine cocok untuk mengadakan hari pernikahan?”Louis tertegun sejenak, lalu tertawa dan menyesap teh dengan perlahan. “Betul juga, tanggal 14 Februari memang adalah hari bagus.”“Siapa yang mengadakan resepsi pernikahan di hari Valentine? Jody?” Caden membawa camilan ke dalam ruang baca.Louis tersenyum lebar. “Siapa lagi selain anak angkatmu?”“Bagus juga.” Candice meletakkan camilan di atas meja. “Kebetulan kami
Bastian tersenyum menyeringai. “Nyonya Herla, berhubung dia bukan sengaja ingin mengingkari janjinya, bisa tidak kamu meminjamkan gaun pengantin itu kepadanya?”Herla mengangkat kepalanya, lalu menaikkan gagang kacamatanya. “Kalau dia mau pinjam gaun pengantin, dia bisa datang sendiri. Kenapa kamu yang datang?”“Aku melakukan semua ini juga demi teman baikku. Sepertinya masih butuh setengah bulan lagi untuk dia bisa membahas masalah gaun denganmu. Waktu dengan jadwal resepsi pernikahannya terlalu mepet. Kalau kamu tidak meminjamkannya, dia pun tidak tahu bagaimana menjelaskan kepada istrinya.” Bastian menghela napas berat. “Demi gaun pengantin, dia hampir saja kehilangan nyawanya.”“Apa kamu merasa semua ini salahku?”“Bukan, mana mungkin aku berani ….” Bastian berjalan ke samping Herla. “Nyonya Herla, aku hanya ingin bilang, tolong pinjamkan gaun itu kepadanya. Meski cuma setengah hari, juga tidak masalah.”Selesai menyusun bunga, Herla meletakkan vas bunga di samping. Dia mengambil v