Share

Bab 2242

Penulis: Daun Jahe
Di dalam rumah, pelayan menghidangkan minuman dan buah-buahan untuk mereka.

Saat Ariel melihat Clara yang sedang duduk di samping Dacia, dia kepikiran dengan gosip yang beredar di Grup Angkasa sebelumnya. Ariel menebak anak perempuan ini adalah “keponakan” yang digosip orang-orang.

Ketika Ariel melihat Clara, kebetulan Clara juga sedang melihatnya. Ariel langsung tersenyum padanya. Namun, Clara malah terbengong langsung menunduk.

Ariel menatap gadis yang menguncir tinggi rambutnya itu. Entah kenapa perasaan Ariel menjadi kalut. Dia seolah-olah bisa menemukan bayangan Dessy dalam tubuh Clara.

Hanya saja, saat Dessy sudah seumuran Clara, nyalinya tidak sekecil ini.

Pelayan menghidangkan makanan di atas meja. Tatapan Clara tertuju pada makanan itu. Dia ingin mengambilnya, tetapi dia tidak berani mengambilnya.

Ariel pun menyerahkan sepotong makanan di hadapan Clara.

Clara terbengong sejenak, tidak berani mengambilnya.

Ariel menarik tangan Clara, lalu meletakkan kue di atas tangannya. “Mak
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2243

    Dacia berjalan ke depan bunga, lalu menatap bunga mawar di dalam pot. “Sebenarnya aku sadar betapa baiknya dia terhadapku. Hanya saja, aku merasa nggak yakin saja ….”Jodhiva menatapnya. “Kamu boleh memilih. Percayalah dengan dirimu sendiri.”Dacia merasa kaget. Percaya dengan diri sendiri ….Jodhiva melihat ke dalam kamar. “Kalau kamu keberatan, kamu bisa biarkan Ariel untuk menemani Clara dalam beberapa waktu ini.”Dacia memikirkan sesuatu. “Aku nggak keberatan, tapi Clara, dia ….”“Kamu tidak usah khawatir. Aku tahu Clara punya penyakit mental. Sebenarnya tidaklah sulit untuk menyembuhkan di saat anak usia seperti ini. Dia hanya kekurangan rasa gembira saja.”Dacia merenung sejenak. Sebenarnya dia juga merasa tidak tenang ketika membiarkan Clara diobati oleh Mellisa. Hanya saja, bagaimana seandainya Ariel berhasil membuka simpul di hati Ariel?Mereka berdua berjalan ke dalam ruangan. Kemudian, dia menyadari Ariel sedang duduk di samping Clara sembari bermain gim. Clara yang tidak pe

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2244

    Jodhiva merentangkan tangannya di atas bangku, lalu mendekati Ariel. “Kalau begitu, kamu jangan bikin Clara hilang, ya.”Ariel merasa tidak senang. “Apa kamu lagi meremehkanku?”Jodhiva menggigit pelan bibir Ariel. Ariel langsung mendorong pundak Jodhiva. “Kamu suka sekali melakukan serangan mendadak!”Jodhiva yang kesampaian pun tersenyum. “Aku suka seperti ini.”Kemudian, Jodhiva mengendarai mobilnya.Keesokan harinya, Clara duduk di halaman sembari menatap ke sisi pintu. Sepertinya dia sedang menunggu seseorang.Saat sebuah mobil berhenti di depan pintu, Clara langsung berdiri. Hanya saja, ketika melihat wanita yang menuruni mobil, senyuman di wajahnya langsung menghilang.Mellisa berjalan memasuki halaman dengan membawa tasnya. Kebetulan dia melihat Clara sedang duduk di dalam halaman, dia pun menyipitkan matanya berjalan ke sisi Clara. “Kenapa cuma kamu sendirian di sini? Clara, apa tantemu lagi nggak di rumah?”Clara merasa takut, tidak berbicara sama sekali.Mellisa melihat seke

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2245

    Ariel dan Dacia memang tidak tergolong teman, tetapi Mellisa malah memarahi dirinya dan juga Dacia. Wanita itu memang hebat sekali, ya!Kali ini, Ariel melangkah maju. “Aku punya sopan santun atau nggak, juga nggak ada hubungannya sama kamu. Memangnya aku dinafkahi sama kamu? Kamu malah menyindir pemilik rumah di rumahnya. Kamu kira kamu itu siapa? Jangan-jangan kamu kira kamu baru nyonya rumah ini?”Ekspresi Mellisa langsung berubah. “Kamu … kenapa kamu malah omong kosong?”“Kenapa malah panik? Kamu juga nggak mungkin jadi nyonya rumah ini. Aku rasa selera Tuan Muda Jerry nggak akan buruk sampai menyukai wanita sepertimu.”Selesai berbicara, Ariel langsung teringat siapa wanita ini. Dokumen yang dibaca Jodhiva waktu itu adalah identitas dari wanita ini, ‘kan?Mellisa bahkan lebih buruk daripada Sania. Setidaknya, Sania blak-blakan, tidak bermuka dua seperti Mellisa.Kali ini, Mellisa tidak bisa menahan emosinya lagi. “Kamu ….”Namun, jika Mellisa meluapkan amarahnya di sini dan diperg

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2246

    Mellisa mengambil tisu. “Nggak kenapa-napa. Hanya ada sedikit masalah dengan Clara. Apa aku boleh bertemu dengan Tuan Muda Jerry? Ada urusan sangat penting yang ingin aku beri tahu kepadanya.”Edwin merasa serbasalah. “Emm … Tuan Muda Jerry lagi rapat. Dia tidak ada waktu sekarang.”Mellisa berkata, “Nggak masalah. Aku bisa menunggunya.”Edwin memanggil Mellisa untuk duduk di ruangannya. Setelah menunggu sekitar setengah jam, akhirnya rapat berakhir. Jerremy berjalan kembali ke ruangannya. Sewaktu di koridor, Edwin mengatakan apa yang terjadi tadi.Tatapan Jerremy menjadi muram. Dia membuka pintu ruang kantor. Ketika melihat Jerremy, Mellisa berdiri dengan perlahan. “Tuan Muda Jerry.”Jerremy berdiri di belakang sofa. Ekspresinya kelihatan serius. Dulu Jerremy pernah mengatakan, Mellisa boleh melaporkan apa pun tentang kondisi Clara. Hanya saja, belakangan hari ini, frekuensi kedatangan Mellisa sudah terlampau sering. Setiap kalinya, dia juga tidak memberi tahu informasi yang berguna.

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2247

    “Tuan Muda Jerry, jangan-jangan kamu nggak pernah kepikiran kenapa Clara begitu menolak pengobatan? Dia bisa menolak juga karena dia sangat memedulikan tantenya. Clara sangat peduli dengan tantenya. Clara ingin memonopoli tantenya. Dia takut akan dicampakkan. Kalau dia masih menolak untuk diobati, kondisinya akan semakin serius lagi.”Jerremy terdiam. Dia tidak memiliki alasan untuk membantah Mellisa. Mellisa adalah seorang psikiater. Dari sudut pandangannya, Clara melakukan semuanya memang demi pasiennya.“Kamu pulang dulu sana.”Mellisa diam-diam menghela napas lega. Dia pun tersenyum. “Oke.”Setelah berjalan ke luar pintu, Jerremy pun menghentikannya. “Belakangan waktu ini Clara tidak membutuhkanmu lagi. Kamu tidak usah ke Villa Kandara lagi.”Mellisa menggertakkan giginya, lalu membalas, “Oke, aku mengerti.”Setelah berjalan meninggalkan ruangan, raut wajah Mellisa kelihatan sangat muram. Gara-gara dua murahan itu, sekarang Mellisa malah diragukan. Dia pasti tidak akan melepaskan m

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2248

    Ariel langsung tertawa. “Tentu saja boleh. Clara itu anak yang patuh. Jadi, kamu bisa melakukan apa pun yang kamu inginkan.”Clara berjalan ke sisi rerumputan. Anak-anak sedang menendang bola dan ada juga yang sedang bermain layang-layang. Terdengar suara girang anak-anak di lapangan.Saat ini, Clara sedang berdiri di samping, tidak berani mendekat sama sekali.Sebuah bola bergelinding ke bawah kaki Clara. Clara menunduk untuk melihatnya. Tiba-tiba terdengar suara. “Hei, adik di sebelah sana, tolong tendang bolanya ke sini.”Beberapa anak laki-laki sedang bermain sepak bola. Usia mereka sebaya dengan Clara. Clara menendang bola di bawah kakinya. Seorang anak laki-laki berjalan pergi memungut bola, lalu memalingkan kepalanya menatap Clara dengan tersenyum. “Apa kamu mau main bersama kita?”Clara terbengong sejenak, lalu menggeleng sembari berkata, “Aku nggak pintar main sepak bola.”Si anak laki-laki menepuk-nepuk dadanya. “Tidak masalah. Aku akan ajari kamu.”“Wesly, yang cepat!”Wesly

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2249

    Ariel memangku Clara. “Apa kamu takut banget sama Paman yang satu ini? Dia nggak bakal makan orang, kok. Kamu nggak usah takut.”Jodhiva memicingkan matanya. Paman?Clara berbisik, “Paman nggak suka sama aku.”Ariel tahu maksud Clara adalah adiknya Jodhiva. Dia mencubit tangan kecil Clara. “Kalau begitu, apa kamu bisa kasih tahu Kakak, kenapa paman itu nggak suka sama kamu?”Clara masih saja tidak berbicara.Ariel menjelaskan, “Paman ini nggak sama dengan paman yang tinggal sama kamu. Mereka itu abang beradik, makanya wajah mereka mirip. Coba kamu lihat paman ini.”Ariel menyuruh Clara untuk memalingkan kepalanya. Dia menatap Jodhiva, lalu berkata, “Paman ini kelihatannya memang jahat dan punya banyak ide buruk, tapi sebenarnya dia sangat menyukai Clara.”Jodhiva tersenyum tidak berdaya. Kelihatan jahat? Banyak ide buruk? Ternyata begini kesan Jodhiva di hati Ariel?Sepertinya Clara juga menyadari sesuatu. Dia tidak setakut tadi lagi.Ariel membelai rambutnya. “Apa kamu bisa kasih tahu

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2250

    Seandainya Clara tidak bisa keluar dari dunia suramnya, apalagi tidak bisa menerima desas-desus yang beredar, semuanya akan sangat menyiksa bagi anak-anak. Hal yang paling bisa meruntuhkan dunia seseorang tak lain adalah desas-desus.Jika masalah ini tidak ditangani dengan langsung, Clara akan terdampak, nantinya malah akan masuk ke jalan yang salah.Ariel membuka mulutnya dengan perlahan. “Aku nggak ingin Clara tumbuh besar di jalur yang salah. Dia itu anaknya patuh. Kita nggak boleh menilainya hanya karena kesalahan yang pernah dia buat waktu itu. Apalagi latar belakang keluarganya bukanlah keputusannya. Atas dasar apa dia mesti menanggung kesalahan yang bukan miliknya?”“Apalagi, psikiater yang dicari adikmu malah berani menghasut Clara untuk bunuh diri. Aku rasa yang sakit itu psikiater itu.”Kening Jodhiva berkerut. “Ada masalah seperti ini?”Sebelumnya Jodhiva memang telah menyelidiki Mellisa. Mellisa pernah satu sekolah dengan Jessie dan Jerremy. Tidak ada yang aneh dengan latar

Bab terbaru

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2761

    Yang lain juga sudah setuju.Setelah masakan disajikan, Jessie melihat makanan berwarna putih dengan berbentuk seperti kipas. Dia bertanya pada bos, “Apa ini?”Bos memperkenalkan dengan tersenyum, “Ini namanya ‘milk fan’, terbuat dari susu. Karena warnanya putih dan agak transparan, ditambah bentuknya seperti kipas, makanan ini pun diberi nama ‘milk fan’.”Ariel mencicipinya. “Emm, rasanya enak juga.”Dacia dan Jerremy juga telah mencicipinya. Rasanya memang cukup enak.Setelah masakan selesai dimasak, Bos pun menyajikan ke atas meja. “Ini adalah mie beras dengan ditaburi ayam dingin dan berbagai bahan tambahan. Ayam dimasak dengan bumbu khas, lalu disiram dengan saus buatan sendiri, minyak cabai, minyak lada hitam, dan ditambahkan kenari panggang. Ini adalah salah satu makanan khas daerah kami. Biasanya para wisatawan juga sangat menyukainya.”Jessie mencicipi sesuap. Ariel pun bertanya, “Gimana rasanya?”Jessie mengangguk, lalu menyantapnya dengan suapan besar.Yang lain juga ikut me

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2760

    Menjelang malam, di Kompleks Amara.Jessie sedang berkemas di kamarnya, menyiapkan barang-barang untuk perjalanan, termasuk panduan perjalanan darat serta berbagai perlengkapan yang mungkin dibutuhkan.Jules baru saja selesai mandi dan keluar dari kamar mandi. Melihat Jessie yang begitu serius mencari informasi tentang perjalanan, dia tidak bisa menahan tawanya. “Kita hanya pergi jalan-jalan, kenapa seperti mau pindah rumah saja?”“Barang cewek memang banyak! Mulai dari kosmetik, perawatan wajah, perlengkapan sehari-hari, camilan, oh ya, juga kamera, drone, dan payung. Semua sudah aku bawa!”Jules menyipitkan mata. “Bawa payung juga?”Jessie mengangkat kepala untuk melihat Jules, lalu berkata dengan serius, “Bagaimana kalau turun hujan? Bukannya akan terasa canggung?”Jules merasa tidak berdaya.Dua koper besar dan satu koper kecil sudah selesai dikemas. Jessie berdiri dan menatap barang bawaannya. Sepertinya memang agak berlebihan. Dia pun menggaruk pipinya sambil berkata, “Sepertinya

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2759

    Jodhiva menggenggam tangannya. “Kita bicarakan nanti.”Claire melihat ke sisi Jessie dan Jules. “Jody dan Jerry sudah mengadakan resepsi pernikahan. Bagaimana dengan kalian?”Jessie membalas, “Kata Kak Jules, cocoknya di tanggal 9 September. Karena cuaca di awal bulan September nggak tergolong dingin, cuaca di siang hari tergolong hangat. Kalau malam, cuaca akan terasa dingin.”Ariel merasa syok. “Cuaca bulan September di sini masih panas? Nggak, biasanya di Pulau Persia, bulan September itu musim panas.”Jessie tersenyum. “Musim dingin di Pulau Persia sama seperti musim gugur di sini. Kalau kamu tidak suka musim salju, kamu bisa kembali ke Pulau Persia.”Steven meletakkan cangkir tehnya sembari berpikir sejenak. “Tanggal 9 September. Bukannya hanya tersisa 13 hari saja? Cepat juga.”Claire mengangguk dengan tersenyum. “Cukup cepat juga.”Jodhiva melihat ke sisi Jules. “Pernikahan keluarga kerajaan pasti meriah?”Jules merangkul pundak Jessie. “Tentu saja. Pada saat itu, pernikahan aka

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2758

    Yogi mengangguk. “Aku akan melakukannya.”Setelah berpamitan dengan Shawn, mereka bertiga memasuki bandara.Pada saat bersamaan, di bandara Kota Jimbar.Mike dan Emilia mengantar Hiro di depan pintu. Mike menyerahkan koper kepadanya. “Kalau ada waktu, sering main ke sini.”Hiro mengambil kopernya sembari mengangguk. Kemudian, dia membalikkan tubuhnya, berjalan ke dalam bandara.Emilia yang sedang menggendong kucing menggigit bibirnya. Dia menundukkan kepalanya menatap Kiumi. “Kelak mungkin kamu tidak akan bertemu Paman lagi.”Mike melirik Emilia sekilas. “Astaga, masih tidak merelakannya?”“Kiumi yang nggak merelakannya.”“Aku rasa kamu yang tidak merelakannya.” Mike membalikkan tubuhnya dengan tersenyum, kemudian berjalan ke depan mobil. Emilia mengikuti di belakang. Mike membuka pintu. “Kamu ini masih kecil. Kamu selesaikan sekolahmu, lalu usahakan untuk kuliah di ibu kota.”Emilia duduk di bangku samping pengemudi. Ketika mendengar kuliah di ibu kota, dia langsung memalingkan kepala

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2757

    Seperti kata pepatah, setiap kerugian pasti akan disertai dengan keuntungan. Lagi pula, dari dermaga itu, Keluarga Amkasa hanya akan mendapat pemasukan dari biaya singgah kapal dagang Organisasi Naga.Sekarang, setelah kaki putra Sorox patah akibat dipukul oleh Anton, Keluarga Amkasa sama sekali tidak menunjukkan respons apa pun, itu berarti mereka telah sepenuhnya menyinggung Sorox.Jangan harap mereka bisa berbisnis seperti biasa di masa depan. Bahkan, Organisasi Naga mungkin akan menjadi musuh Keluarga Amkasa. Meskipun mereka tidak lagi menggunakan dermaga Keluarga Amkasa, mereka tetap bisa membuka jalur baru dengan cara mereka sendiri.Pada akhirnya, Keluarga Amkasa justru mempersempit jalan mereka sendiri hanya demi mempertahankan keuntungan kecil ini.Yogi membalikkan kepalanya untuk melihat Dessy. “Ayo, kita pergi.”“Yogi, sebenarnya apa maksudmu? Sebenarnya kamu mau bantu atau tidak!” jerit Febri.Tanpa menoleh, Yogi berkata, “Tunggu kabar saja.”Kemudian, Yogi meninggalkan tem

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2756

    Pada saat ini, pengurus rumah bergegas ke dalam rumah. “Tuan, ada yang melapor, katanya mereka melihat Tuan Yogi di dalam kota.”Benny spontan berdiri. “Apa benar?”Apa Yogi telah kembali?“Iya, dia lagi berada di Kediaman Keluarga Tanoto.”Ketika mendengar Yogi pergi ke Kediaman Keluarga Tanoto, Benny langsung menggebrak meja. “Begitu pulang, malah langsung ke Kediaman Keluarga Tanoto, sepertinya dia benar-benar tidak menganggap dirinya sebagai bagian dari Keluarga Amkasa!”Sekarang Febri sangat panik. Dia hanya berharap putranya bisa kembali. “Suamiku, berhubung dia sudah kembali, biarkan dia pergi tebus Anton. Bukannya Yogi itu anak sulungmu? Sekarang nyawa Anton sangat penting!”Kening Benny berkerut. Tangannya dikepal erat.Tidak lama kemudian, Yogi dan Dessy berada di halaman luar. Begitu Benny melihat kepulangannya, Benny pun terbengong sejenak. Ekspresinya seketika berubah muram. “Bukannya kamu tidak bersedia untuk pulang?”Tidak terlihat ekspresi apa pun di wajah Yogi. “Kalau

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2755

    Shawn kelihatan tidak senang.Tobias tersenyum. “Kata siapa kaki Yogi akan dipertaruhkan? Daripada Sorox membuat Anton cacat, lebih baik Yogi turun tangan sendiri saja.”Shawn terbengong sejenak. “Suruh Yogi turun tangan sendiri?”Tobias mencondongkan tubuhnya ke depan. “Sekarang satu kaki Jomin sudah dipatahkan, tapi nyawanya baik-baik saja. Setelah istirahat selama setengah tahun, dia masih bisa turun dari ranjang dan berjalan secara normal. Aku dengar-dengar Sorox sangat sadis, tapi sekarang dia hanya mengancam Keluarga Amkasa untuk mengalah dengan Jomin. Kenapa dia tidak turun tangan?”Shawn kembali terbengong. “Apa maksudmu, Sorox punya maksud lain?”Tobias menuang air ke dalam gelasnya. “Sorox adalah seorang penguasa lokal di Miamar yang memiliki kekuasaan besar. Bisnis yang dia jalankan tidak bersih dan asal-usulnya juga tidak jelas. Selain itu, barang-barang mereka biasanya dikirim melalui jalur air, yang mana harus melewati wilayah Keluarga Amkasa.”“Lagi pula, nyawa Jomin tid

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2754

    Latar belakang keluarganya Intan terlalu kuat, membuatnya kesulitan untuk mengangkat kepala di depan orang lain. Setahun setelah kematian Intan, Benny menikah lagi. Keluarga Intan memakinya sebagai orang yang tidak tahu berterima kasih, tapi dia tetap menahannya. Namun, Shawn justru memaksanya menyerahkan Keluarga Amkasa kepada Yogi.Semakin ditekan, Benny semakin tidak mau berkompromi. Benny hanya ingin membuktikan kepada Shawn bahwa tanpa keluarganya dan tanpa putranya, Yogi, Keluarga Amkasa tetap bisa berkembang pesat.Namun, kali ini Anton malah dihadapkan dengan masalah serius. Jika bukan demi Anton, mana mungkin Benny bersedia merendahkan dirinya untuk mencari Yogi?Febri menarik tangannya. “Jadi, apa Yogi setuju? Dia juga anakmu. Bagaimanapun juga, dia tidak akan menolak, ‘kan? Yang terpenting, kita harus suruh Yogi membawa Anton pulang.”“Setuju?” Benny menepis tangan Febri, lalu berkata dengan gusar, “Kalau kamu bisa mengurus Anton kesayanganmu, apa mungkin dia akan melakukan

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2753

    Yogi menurunkan kelopak matanya. “Pak Guru sudah berbudi terhadapku dan juga sangat memprioritaskanku. Seumur hidupku, aku tidak akan mengecewakan harapan Pak Guru. Kalau tidak, aku, Yogi, akan mati dengan mengenaskan.”Kemudian, Yogi melangkah mundur selangkah, lalu berlutut. Saat dia hendak bersujud untuk menyembah Tobias, Tobias langsung memapahnya. “Berdirilah, anak laki-laki jangan sembarangan berlutut. Aku merasa tidak cocok untuk mengatakan hal seserius ini dengan berlutut.”Yogi mengangkat kepalanya untuk menatap Tobias. “Pak Guru.”Tobias memapahnya untuk berdiri. “Panggil aku Ayah saja.”Yogi tersenyum. “Ayah.”“Patuh.” Tobias mengangguk dengan puas sembari menatapnya. “Besok aku dan Dessy akan temani kamu untuk pulang ke Yasia Tenggara.”“Ayah, aku bisa pulang sendiri.”“Tidak boleh. Kalau aku tidak berada di sana, orang-orang itu pasti akan menindasmu. Sekarang kamu itu putraku, aku mesti membelamu.”Devin dan yang lainnya ikut tersenyum. Mereka sungguh gembira atas masalah

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status