Semua ini sudah direncanakan sejak Tom datang ke Pulau Persia dua tahun silam. Sams hanyalah pion Tom saja.Tom berhasil mendapatkan rasa percaya Sams, kemudian berhasil menghasut Sams mengalihkan dana Geng Markus kepadanya. Dengan dalih membantu Sams, Tom pun menjadi dalang di balik semuanya.Semua itu cukup menjelaskan bagaimana seorang buronan yang tidak memiliki apa pun, bisa tiba di Pulau Persia yang asing baginya, apalagi mampu mengendalikan semuanya. Bahkan, anggota Organisasi Skelem diam-diam berhasil disogoknya.Puzo merasa emosi hingga sekujur tubuhnya gemetar. “Dasar berengsek! Transaksi apa yang kamu lakukan dengan mereka!”Tom membungkukkan tubuhnya untuk menatap Puzo. Dia tidak bisa menyembunyikan betapa gembiranya dia saat ini. “Tentu saja setelah aku menggantikan posisimu, aku akan membagikan keuntungan buat mereka.”Puzo tertegun di tempat.Tom langsung berdiri, lalu berjalan ke samping. “Aku akui kamu cukup ambisius. Kamu ingin memperluas kekuasaanmu sampai ke Europia
Tom berusaha untuk menghindari tembakan di kerumunan. Si Gendut dan dua pria berpakaian hitam lainnya membuka tembakan sembari membawa Tom meninggalkan tempat.Saat ini, Tom sudah berhasil memasuki mobil. Si Gendut dan pria berpakaian hitam juga ikut memasuki mobil. Pihak kepolisian mengejar keluar vila. Peluru tak berhenti ditembakkan ke tubuh mobil. Namun, mobil melaju kencang meninggalkan orang-orang di belakang.Hujan semakin lebat saja. Mobil mengebut di tengah hujan.Pria berpakaian hitam yang mengemudi mobil menyadari ada mobil di depan sana. Dia segera menginjak pedal rem, lalu memutar setir mobil ke jalan yang satu lagi.Tom menggertakkan giginya. “Sialan! Aku sudah meremehkan Puzo. Kita mesti segera meninggalkan Pulau Persia.”Pihak kepolisian luar negeri bisa datang sampai ke Pulau Persia pasti demi menangkap Tom. Keberadaannya telah terbongkar. Jadi, dia tidak boleh tinggal lama di tempat ini lagi.Hujan lebat di luar sana mengaburkan pandangan sekitar. Selain melihat ke si
“Memangnya kalian bisa menangkapku?” Lagi-lagi Tom melakukan serangan. “Aku tidak akan mengakui kekalahanku. Meskipun kamu mati, aku juga akan membawamu ke neraka!”Pada saat yang sama, Dessy berjalan ke halaman dengan memegang payung. Dia meletakkan payung di sisi pintu, lalu memasuki ruang tamu. “Tuan Tobias.”Tobias menatapnya. “Ada apa?”“Tom melarikan diri.” Dessy terdiam sejenak, lalu melanjutkan, “Tapi langkahnya berhasil dihalangi oleh Tuan Muda Jules. Seharusnya dia bisa mengulur waktu sampai mereka tiba.”Jessie spontan berdiri. “Apa dia sendirian?”Dessy mengangguk.Jessie menggigit erat bibirnya. Kenapa Jules malah sendirian?Saat Jessie hendak menyusul langkah Jules, Tobias pun menghalanginya. “Kalau kamu pergi, masalah akan semakin kacau lagi.”Jessie berkata, “Bagaimana kalau Tom punya banyak anggota? Aku nggak bisa biarkan Jules sendirian.”Pada saat ini, Dessy juga membujuk Jessie, “Tuan Muda Jules punya keyakinan. Kalau kamu pergi, dia malah mesti melindungimu. Nanti
“Tingkat kewaspadaan sangatlah tinggi. Hanya saja, waktu itu kondisi sangat kacau, tentu saja kamu tidak akan menyadari ada pergantian orang. Apa mungkin kamu akan menyadari pistolmu sudah tertukar?”Kedatangan pihak kepolisian sudah membuat Tom panik. Apalagi Ericko menukar pistol di saat Tom sedang lengah, tentu Tom tidak menyadarinya.Kali ini, Tom tertawa. “Jules, kamu memang sadis. Jelas-jelas kamu tahu ada anggotamu di dalam mobilku, tapi kamu malah sengaja menabrak mobil kami. Apa kamu tidak takut anggotamu akan mati?”Raut wajah Jules menjadi datar. “Aku tidak berencana untuk membunuhmu. Kalau aku tidak menggunakan cara itu untuk menghentikan kalian, bisa jadi kalian akan menyadari identitasnya. Dia juga tidak bisa hidup lagi.”Jadi, situasi bahaya malah akan melindungi keselamatan Ericko.Seandainya Ericko tidak segera merespons, malah langsung mengendarai mobil ke kantor polisi. Sepertinya si Gendut yang duduk di sampingnya akan langsung menembaknya. Tidak ada kemungkinan mob
Sementara, Ericko menyusup ke sisi Tom. Meski Tom berhasil diantar ke dermaga, apa mungkin Tom yang memiliki tingkat kewaspadaan tinggi akan membiarkan mereka hidup?Jadi, hanya dengan menyebabkan “kecelakaan”, mereka baru bisa mengalihkan perhatian Tom. Tom sangat membenci Jules. Apa mungkin Tom tidak ingin membunuh Jules?Selesai mandi air hangat, Jules mengenakan pakaian bersih berjalan keluar kamar mandi. Ketika dia mengeringkan rambut dengan handuk, dia menyadari Jessie sedang meletakkan semangkuk sup jahe ke atas meja.Jules meletakkan handuk di atas meja, lalu berjalan ke sisi Jessie, memeluknya dari belakang.Jessie memiringkan kepala untuk menatapnya. “Ada apa?”Jules membenamkan kepala ke sisi leher Jessie. Dia mengendus aroma wangi rambutnya sembari tersenyum. “Aku hanya merasa gembira.”Jessie melepaskan tangan Jules, lalu mengangkat mangkuk sup jahe. “Kamu jangan omong kosong dulu. Ayo, cepat diminum. Sup ini dimasak langsung sama aku.”Jules mengambil mangkuk dari tangan
Ariel duduk di bangku samping pengemudi. Sepanjang perjalanan, Ariel menopang dagu sembari bersandar di sisi jendela. “Kamu masih belum jawab pertanyaanku.”Jodhiva memegang setir mobil, lalu memutarnya. “Sudah berakhir.”Ariel tertegun sejenak, lalu memalingkan kepala untuk menatapnya. “Jadi, Tom sudah ditangkap?”Jodhiva mengiakan sembari memarkirkan mobil.Ariel menurunkan kelopak matanya. Tom sudah ditangkap. Itu berarti semuanya sudah berakhir. Sudah saatnya mereka untuk pulang.Entah sejak kapan pintu samping pengemudi dibuka. Jodhiva berdiri di depan pintu. “Turun.”Ariel membuka sabuk pengaman, lalu menuruni mobil dengan memegang kaleng Coca Cola. Belum sempat Ariel meminumnya, kaleng minuman pun disita Jodhiva. “Makan dulu.”“Kenapa kamu malah atur-atur!” Ariel mengulurkan tangan hendak mengambilnya. Namun, kaleng minuman malah sudah dibuang ke tong sampah.Saat Ariel hendak marah, Jodhiva malah mengusap kepalanya. “Aku akan belikan lagi setelah selesai makan.”Ariel terbengon
Ariel tidak berbicara.Jodhiva memainkan ujung rambut Ariel, lalu berkata dengan acuh tak acuh, “Bisa jadi kelak kita tidak bertemu lagi.”“Selalu ada perpisahan di setiap kali pertemuan.” Ariel memalingkan kepala untuk melihatnya. “Apa boleh buat?”Jodhiva mengangkat kelopak matanya menatap Ariel. Tatapannya ketika melirik Ariel mengandung kesan agresif. Wajah Ariel seketika terasa panas lantaran ditatap terus. Dia mengalihkan pandangannya. “Tidak ada gunanya kamu melihatku seperti ini.” Kemudian, Ariel segera menambahkan, “Aku juga tidak akan mengembalikan uangmu.”Terlintas senyuman di wajah Jodhiva. “Kamu tidak usah mengembalikannya.”Ariel mengangkat gelas di atas meja. “Aku juga tidak berencana untuk mengembalikannya.”Jodhiva tidak berbicara, melainkan hanya tersenyum saja.Selesai makan, Jodhiva mengantar Ariel kembali ke rumah sakit. Saat di perjalanan, dia singgah ke minimarket sekitar. Beberapa menit kemudian, Jodhiva kembali ke mobil dengan menyerahkan sekaleng Coca Cola ke
Ekspresi Ariel menjadi kaku. Tatapannya tertuju pada gelas di tangannya. Jadi, Ariel minum gelas bekas diminum Jodhiva?Untung saja tidak ada yang menyadarinya. Ariel menyembunyikan ekspresinya, lalu meletakkan gelas kembali ke atas meja. Dia menggesernya ke sisi tangan kanan Jodhiva, kemudian berbisik, “Lagi pula yang rugi bukan aku.”Jodhiva meraba gelas itu dengan tersenyum. “Biasanya orang yang mengambil kesempatan dalam kesempitan suka berbicara seperti itu.”Ariel membalas dengan acuh tak acuh, “Iya, benar apa katamu.”Jodhiva mengisi teh ke dalam gelasnya, lalu meletakkannya di depan bibir. Ariel tertegun sejenak. Kali ini, dia tidak bisa bersikap tenang lagi.Jodhiva menyesap teh dengan perlahan, sengaja meminum bagian bekas diminum Ariel tadi. Gerakan Jodhiva yang sedang minum teh itu kelihatan sangat menggoda. Gerakan seperti disengajai, tetapi kelihatan cukup serius juga.Tatapan Ariel spontan tertuju pada bibir Jodhiva. Dia segera mengalihkan pandangannya. Wajahnya terasa m