Jodhiva tertegun sejenak. “Kamu ….”“Jangan-jangan kamu malu?” Ariel menatapnya dengan mengangkat-angkat alisnya. “Tenang saja, aku juga tidak akan melakukan apa-apa terhadapmu. Kamu anggap saja aku itu laki-laki.”Jodhiva terdiam membisu.Ariel meletakkan bantalnya, lalu menyisakan sedikit ruang untuk Jodhiva. Dia berbaring dengan membelakangi Jodhiva. Kemudian, dia menambahkan, “Aku tidurnya agak tidak tenang. Tapi aku jamin tidak akan menyentuh sehelai bulumu. Tenang saja.”Jodhiva tersenyum tidak berdaya. Dia menarik selimutnya, lalu kembali membaringkan tubuhnya. Dua orang di atas ranjang kecil ini memang terasa agak sempit. Dia hampir saja tidak bisa membalikkan tubuhnya dengan bebas.Ariel memiringkan tubuhnya, menyisakan sedikit ruang agar tidak menyentuh luka di lengan Jodhiva.Jodhiva menatap plafon. Beberapa saat kemudian, dia memalingkan kepalanya melihat wanita yang sedang membelakanginya. “Apa kamu tidak keberatan sama sekali?”Ariel tertegun sejenak. “Kenapa mesti kebera
Jessie berjalan dari belakang sekelompok pria itu. Salah satu di antara penyusup itu terbengong. Sepertinya dia menyadari sesuatu. “Bukannya kamu itu suster di depan tadi?”Jessie tersenyum. “Jadi, kalian juga berjubah dokter, apa kalian itu dokter?”Si penyusup tidak bisa menjawab. Tadinya mereka berencana untuk melenyapkan Gamma di tengah malam. Siapa sangka ternyata ada jebakan di rumah sakit. Sepertinya anggotanya yang pergi ke ruangan Tobias juga telah gagal ….…Langit mulai terang. Secercah cahaya matahari menembus ke dalam kamar.Berhubung Ariel terus mempertahankan satu posisi tidurnya, saat bangun, lengannya terasa kebas.Ariel spontan membalikkan tubuhnya. Dia menyadari bertambah sepotong selimut di tubuhnya. Saat ini, tidak ada lagi orang di samping ranjang.Tangan Ariel meraba atas kasur. Dia tidak bisa merasakan sisa kehangatan di atasnya. Sepertinya Jodhiva sudah bangun dari tadi.Ariel meregangkan tubuhnya, lalu menuruni ranjang. Dia berjalan keluar kamar dengan mengant
Ariel berdecak. “Malah pelototi aku lagi! Percaya tidak aku akan cabut semua bulumu sekarang!”Jodhiva tersenyum sembari menggeleng ketika melihat Ariel yang sedang bertengkar dengan dua ekor ayam.Mereka berdua berdiri di tepi jalan sembari menunggu mobil. Tak lama kemudian, sebuah traktor melewati sisi mereka berdua.Traktor itu melaju ke area kota Keluarga Oswaldo. Jodhiva dan Ariel yang duduk di atas traktor terus terkena sinar matahari, apalagi jalanan juga sangat buruk. Boleh dikatakan bahwa perjalanan untuk pulang sangatlah menyiksa.Setelah traktor tiba di depan pintu kota, mereka berdua menuruni mobil. Tiba-tiba Ariel berlari ke sisi pohon, lalu berjongkok sembari muntah.Jodhiva menyerahkan semua sisa uang yang dimilikinya kepada sopir. Sopir itu melirik Ariel sekilas, lalu berkata, “Apa istrimu lagi hamil? Kenapa muntah seperti itu?”Jodhiva berdeham dengan canggung. Belum sempat Jodhiva menjelaskan, sopir pun menyerahkan dua sangkar ayam kepadanya. “Nanti pulang kamu masakk
Ariel duduk di bangku samping ranjang. “Memangnya apa yang bisa terjadi denganku? Malahan kamu, sudah tua malah berkelahi. Kenapa kamu tidak melarikan diri saja?”Tobias menurunkan mangkuknya. “Aku baik-baik saja. Baguslah kalau kamu dan Jody baik-baik saja. Aku pun bisa merasa tenang sekarang.”Ariel melipat kedua lengannya di depan dada dan tidak berbicara.“Oh, ya, semua ini berkat Jessie. Semalam dia juga sudah menangkap beberapa orang yang ingin menyerangku di rumah sakit. Gamma masih hidup. Jadi, Sams ingin membunuhnya untuk melenyapkan barang bukti.”Ariel menatap ayahnya. “Ternyata Ayah yang menyelamatkannya. Pantas saja!”Nada bicara Tobias menjadi lebih serius. “Ariel, sebelumnya mungkin kamu memiliki dendam dengan Organisasi Imoana. Tapi Gamma itu ketua dari Organisasi Imoana. Setidaknya dia bisa membantu kita untuk menghadapi Puzo yang ambisius itu. Kita tidak boleh lengah lagi. Sekarang adalah waktu yang tepat untuk menyingkirkan Sams.”Di ruang bawah tanah Geng Markus. Se
Ariel menjepit kalajengking, lalu meletakkannya di atas telapak tangannya.Kalajengking merayap dengan perlahan, tetapi Ariel tidak disengat.Lelaki yang melihat pun merasa merinding. Dia sungguh tidak menyangka ada yang menjadikan kalajengking beracun sebagai binatang peliharaan. Maniak sekali!Ariel dapat membaca tatapannya. Dia pun tersenyum. “Aku bisa melepaskanmu. Tapi, aku butuh bantuanmu. Kalau kamu menyelesaikannya dengan baik, aku akan memberimu hadiah besar. Kalau kamu tidak bisa melakukannya, aku akan membuatmu mencicipi rasanya mandi dengan kalajengking beracun.”Si lelaki bertanya, “Apa yang ingin kamu lakukan?”“Tidak susah! Sebar luaskan masalah Gamma masih hidup, termasuk masalah Sams yang sudah menyusun pembunuhan berencana itu.” Ariel mendekatinya. “Apa kamu bisa melakukannya?”Si lelaki terus mengangguk. “Bisa, bisa!”Ariel menyuruh bawahan untuk melepaskan ikatannya.Setelah si lelaki terlepas, dia segera meninggalkan tempat, lantaran takut Ariel akan berubah pikira
Jodhiva menghiburnya. “Kamu sudah cukup hebat.”Mereka berdua sama-sama menuruni tangga. Ketika melihat pengurus rumah berjalan memasuki rumah dengan menenteng ayam, Jessie pun merasa bingung. “Ada acara apa hari ini? Sampai mesti potong ayam?”Belum sempat pengurus rumah berbicara, Ariel pun berjalan ke dalam rumah, kemudian mengeluarkan suara lantangnya, “Tidak ada acara apa-apa. Bukannya Kak Jody-mu lagi terluka. Ayam itu menambah asupan gizi buat kakakmu.”Jessie pun tertawa. “Kamu baik banget sama Kak Jody.”Ariel berkata dengan serius, “Aku memang baik sama siapa pun.”Jessie terdiam sejenak. Sepertinya dia sudah berpikir kebanyakan.Sore harinya, Ariel, Jessie, dan Jodhiva makan malam bersama. Sup ayam dihidangkan di atas meja. Aroma lezat dan wangi tercium di dalam ruangan.Ariel mencedok semangkuk sup, lalu memindahkannya ke hadapan Jodhiva. “Ini ayam kampung pemberian Tante yang baik hati itu. Ayo, minum yang banyak.”Jodhiva tersenyum tipis. “Tuan Muda Ariel memang baik.”Je
Ariel bertopang dagu. “Apa semua ini ulah Elgar?”Dessy mengangguk. “Elgar adalah tangan kanan Gamma. Gamma sangat memercayainya. Waktu itu saat Gamma dikabarkan mengalami kecelakaan, dia tidak keberatan dalam masalah Sania meneruskan kekuasaan. Tapi setelah Sams merebut kekuasaan dari tangan Sania, Elgar mulai mencurigai masalah ini.”Ariel tersenyum. “Sekarang setelah Gamma dikabarkan masih hidup, apalagi setelah mengetahui kabar Sams adalah pelaku pembunuhan berencana, Elgar pasti tidak akan tunduk terhadapnya.”Dessy menggigit bibirnya. Wajahnya kelihatan serius. “Dia pasti tidak akan tunduk. Tapi Sams telah membunuh orang yang menyebar gosip di hadapan orang banyak demi menunjukkan kekuasaannya. Sekarang mayoritas anggota Organisasi Imoana tidak berani memberontak lagi. Meskipun Elgar ingin membawa anggota untuk memberontak, belum tentu ada yang bersedia.”Ariel terdiam sejenak. Sebenarnya manusia memang seperti ini. Saat belum ada ancaman dalam hidup, mereka tidak akan mencurigai
Jodhiva memalingkan kepala untuk melihat Ariel. “Kenapa kamu bertanya seperti ini?”Ariel menatapnya lagi. “Apa kalian tidak sadar, dia ketawa terus setelah kalian datang? Jules saja tidak pernah mendapatkan perlakuan seperti ini.”Jodhiva pun tersenyum. “Jadi, semua ini salah kami.”Ariel berpikir sejenak, lalu mendekatinya. “Jangan-jangan kalian ingin mengakuisisi Keluarga Oswaldo?”Jika tidak, kenapa Tobias bisa menyebut mereka sebagai “satu keluarga”?Jodhiva menatap raut serius Ariel. “Menurutmu?”“Aku ….”Koran diremuk dilemparkan ke sisi kaki Ariel. Ariel menoleh melihat ke sisi Tobias. “Kenapa kerjaanmu cuma memfitnahnya saja! Akuisisi! Kamu kira uangnya itu tidak berseri? Bisa dihamburkan sesuka hati?”Ariel memungut koran itu. “Perlakuanmu terlalu berbeda.”Tobias mendengus. Dia sungguh merasa arogan. Siapa suruh Ariel masih tidak merespons?“Sudahlah! Kalau begitu, aku pergi dulu.” Ariel memasukkan koran ke dalam pelukan Jodhiva. Dia pun membalikkan tubuhnya, lalu berjalan p
Dacia sedang bertaruh. Dia bertaruh apakah kekasih Jane dan dua pria ini bodoh atau tidak? Sesuai dugaan, kekasih Jane menatapnya. “Jangan-jangan kamu sengaja bawa dia ke vilaku? Kalau terjadi apa-apa, kamu akan jadikan aku sebagai kambing hitam?”Jane meminta dicarikan teman pria untuk menghadapi seorang wanita. Dia pun memperkenalkan kedua teman prianya kepada Jane. Hanya saja, saat mereka menculik Dacia kemari, dia mengira Dacia akan bungkam.Namun, siapa sangka identitas suami wanita ini tidaklah sederhana. Ditambah lagi dengan ucapan Dacia tadi, dia mesti berpikir dua kali. Bagaimanapun, dia tidak ingin masa depannya hancur hanya karena seorang wanita.“Bukan. Sayang, kamu dengar penjelasanku. Dia sengaja lagi takuti kamu. Dia nggak berani ….”“Kalau kamu bodoh, kamu jangan anggap semua orang itu juga sama bodohnya dengan kamu. Apa kamu merasa kekasihmu bersedia mempertaruhkan nasibnya demi kamu? Keuntungan apa yang bisa kamu datangkan untuk kekasihmu?”Usai berbicara, Dacia meli
Kekasih Jane tersenyum menyeringai. Dia memalingkan kepalanya, lalu berkata kepada kedua temannya, “Sudah dengar belum? Wanita ini hadiah dari kesayanganku buat kalian.”Jane menimpali, “Kalian harus main dengan seru, ya.”Sekarang hati kedua pria itu semakin menggebu-gebu. Mereka mendekati Dacia dengan motif jahat.Dacia berusaha untuk meronta, tetapi dia diikat dengan sangat ketat. Dacia menggertakkan giginya, lalu berusaha menenangkan dirinya untuk memikirkan cara.Saat mereka berdua hendak menyentuh Dacia, tiba-tiba Dacia tertawa. Jika dia ketakutan dan menangis, bisa jadi mereka berdua akan semakin bersemangat lagi. Suara tawa Dacia membuat mereka kebingungan.Jane memelototinya. “Kamu sudah jatuh ke tangan kami. Kamu malah tertawa?”“Apa kalian sentuh ponselku?”Kedua pria saling bertukar pandang, lalu melihat ke sisi Jane. Jane membalas dengan arogan, “Memangnya kenapa kalau aku sentuh ponselmu?”“Jangan-jangan kamu matikan ponselku?”“Sebenarnya kamu mau ngomong apa, sih!” Dac
Pada zaman sekarang ini, jarang ada orang yang tidak tergoda dengan kekayaan dan kekuasaan.Pada saat ini, Jane berdiri tidak jauh di sana. Ketika melihat hubungan Carly dan Dacia semakin dekat, dia pun merasa sangat tidak puas.Jelas-jelas sebelumnya Carly selalu menuruti apa kata Jane. Dia merasa tidak peduli apa yang dia perbuat, Carly tidak akan memutuskan hubungannya dengan Jane. Semua ini pasti gara-gara Dacia.Jane tidak akan membuat Dacia hidup tenang. Siang harinya, Dacia meninggalkan akademi. Tiba-tiba Jane memanggilnya, lalu berjalan menghampirinya dengan buru-buru, “Dacia, sudah terjadi sesuatu dengan Carly!”Kening Dacia berkerut. “Terjadi sesuatu?”Jane berkata dengan buru-buru, “Tadi aku pergi cari dia. Aku melihat dia sedang diganggu sama beberapa orang lelaki. Sekarang mereka ada di parkiran.”Dacia memang merasa curiga, tetapi berhubung masalah ini bersangkutan dengan keselamatan Carly, dia pun mengikuti langkah Jane ke area parkiran.Namun setibanya di area parkiran
Apalagi Perusahaan Teknologi Yarnis adalah perusahaan yang baru didirikan Jules. Dengan adanya dukungan dari pihak kerajaan, Perusahaan Teknologi Yarnis juga tidak perlu mencari mitra kerja sama lagi. Calon mitra kerja sama akan berbondong-bondong mencari mereka.Filbert merasa bingung. “Jadi ….”Jules meletakkan gelas teh. “Sekarang aku tidak buru-buru dalam mencari mitra kerja sama. Kita cukup fokus dalam mencari teknisi saja. Sisanya diundur dulu.”Filbert terbengong, tetapi dia terpaksa mengangguk. “Oke.”Pada saat ini, televisi, koran, majalah, dan media sosial sedang menyiarkan kabar Silvia sibuk mempersiapkan acara penobatannya.Para murid di akademi perfilman juga sedang membahas masalah kerajaan. Saat Dacia melewati koridor, beberapa murid pun sedang melihatnya sembari berbisik-bisik. “Sepertinya dia punya sedikit hubungan dengan keluarga kerajaan. Aku juga dengar kabar, Raja Willie mempersiapkan dua set surat wasiat sebelum dia meninggal. Seharusnya salah satunya milik dia.”
Jules merangkul Jessie di dalam dekapannya. “Apa benar kamu tidak takut?”Jessie bersandar di dalam pelukannya. “Kamu juga nggak pernah lukai aku.”Dagu Jules bersandar di atas kepala Jessie. Dia pun tersenyum. “Kamu sudah mempertaruhkan nyawamu demi menemaniku. Apa mungkin aku tega untuk melukaimu? Jessie, ada yang ingin aku tanyakan sama kamu. Waktu itu, saat mereka menculikku ke Area Andes, apa kamu tidak takut ketika mengikutiku?”Jessie mengangkat kepalanya untuk menatap Jules. Senyumannya sangat lebar. “Aku nggak takut. Karena aku tahu ayahku pasti akan datang untuk menyelamatkan kita. Lagi pula, kamu juga bakal lindungi aku.”Jules tertegun sejenak, lalu menurunkan kelopak mata untuk menatapnya. “Aku melindungimu? Jelas-jelas kamu yang melindungiku?”Jessie berkata dengan tersenyum, “Sebenarnya aku juga nggak tahu kenapa aku bisa mengambil risiko untuk mengikutimu. Tapi setahuku, aku nggak menyesal.”Jules memeluk Jessie dengan erat, lalu menempelkan bibir di atas kening Jessie.
Yura tidak berbicara, tidak tahu apa yang sedang dia pikirkan.Di sisi lain, Jules menghentikan mobilnya di depan Vila Laguna. Jessie menuruni mobil, lalu memandang vila dengan nuansa klasik dengan kaget. “Jangan-jangan vila ini ditinggalkan Kakek untuk kamu?”Jules mengangguk. “Vila ini tempat tinggal nenekku. Setelah dia meninggal, hak milik vila ini jatuh ke tangan kakekku. Kakekku tidak tega untuk melelangnya, makanya vila ini dibiarkan kosong.”Usai berbicara, Jules mengulurkan tangannya ke sisi Jessie. “Aku bawa kamu pergi jalan-jalan.”Jessie menggandeng tangan Jules dengan tersenyum, lalu bersamanya berjalan di taman bunga yang luas ini.Vila ini berjarak sangat dekat dengan istana. Dari sini, mereka bisa melihat jam di atas menara istana. Lokasi ini juga berada di pusat bisnis.Di dalam taman terdapat kolam buatan dan jembatan kecil, serta beberapa gazebo. Air mancur, patung, jalan setapak yang dikelilingi pohon phoenix, serta kebun mawar saling melengkapi di bawah sinar matah
Pintu diketuk. Hiro melihat dari celah jari tangannya. “Masuk.”Saat melihat Yura memasuki ruangan, Hiro pun merasa kaget. “Kenapa kamu ke sini?”Yura mengangkat kantongan plastik. Di dalamnya berisi camilan dan juga bir. “Aku khawatir kamu akan bosan. Jadi, aku datang untuk melihatmu.”Yura meletakkan botol bir di atas meja, lalu mengeluarkan camilan. “Pada saat seperti ini, kamu pasti ingin minum alkohol, ‘kan?”Hiro tersenyum datar. “Kamu sudah baca berita?”“Sepertinya selain orang buta, semuanya sudah membaca berita itu.” Yura membuka sekaleng bir, lalu menyerahkannya kepada Hiro.Hiro mengambil kaleng bir, lalu meminumnya.Yura duduk di seberang Hiro. “Apa lukamu sudah sembuh?”Hiro mengiakan dengan acuh tak acuh.Yura mengangkat kepala untuk menatap Hiro. Beberapa saat kemudian, dia pun berkata, “Jujur saja, aku merasa sudah seharusnya kamu melepaskan Jessie. Dia sudah menikah. Kamu juga nggak bisa mengubah kenyataan itu.”“Jadi?” Hiro memutar bola matanya. “Tujuan kamu kemari m
“Sebenarnya bukan, mungkin karena dia tidak ingin menambah rasa sedih setelah dia meninggal nanti. Meskipun kamu bertemu dia untuk yang terakhir kalinya, kamu juga tidak bisa mengubah apa pun. Kamu juga akan bersedih dan tidak bisa menerima kenyataan ini. Kalau dia melihatmu yang seperti itu, bisa jadi dia akan semakin merasa bersalah dan semakin tidak tenang lagi.”Dacia menurunkan kelopak matanya dan tidak berbicara. Beberapa saat kemudian, Dacia pun menunjukkan senyuman di wajahnya. “Terima kasih sudah menghiburku.”Di dalam vila, Daniel menyadari kepulangan mereka. Dia berdiri dengan perlahan. Saat dia menyadari kedua mata merah Dacia, dia yakin Dacia sudah mengetahui masalah kematian Raja Willie.“Dacia.”“Ayah, kamu nggak usah khawatir. Aku baik-baik saja.”Usai berbicara, Dacia membalikkan tubuhnya untuk naik ke lantai atas.Daniel menatap bayangan punggung Dacia yang menaiki tangga dengan raut cemas. Jerremy memalingkan kepalanya untuk menatap Daniel. “Tadi dia pergi ke istana.
Carly berjalan ke sisi Dacia. “Dacia, kamu … apa kamu baik-baik saja?”Dacia menggeleng. Saat ini, dia sudah tidak bisa berkata-kata lagi.Carly berusaha menenangkan Dacia di samping hingga kedatangan Jerremy. Jerremy menebak Dacia sudah mengetahui kabar itu. Itulah sebabnya dia bergegas ke akademi untuk mencari Dacia.Jerremy merangkul Dacia. “Terima kasih. Serahkan saja dia kepadaku.”Carly mengangguk.Jerremy membawa Dacia ke dalam mobil, lalu bergegas meninggalkan akademi. Dia membawa Dacia ke istana. Saat Dacia merasa bingung, kebetulan Jessie dan Jules berjalan keluar istana. “Dacia, beri penghormatan terakhir kepada kakekmu.”Dacia mengepal erat kedua tangannya, lalu bergegas berlari ke dalam istana.Saat ini, istana kedatangan banyak pejabat dan politikus dari seluruh penjuru. Jasad Raja Willie diletakkan di dalam kotak kaca. Raut wajahnya terlihat sangat santai, seolah-olah sedang tidur saja.Dacia muncul di depan aula, kemudian disusul dengan Jules. Dia melangkahkan kakinya p