Namun ketika kepikiran sesuatu, Jessie mencemberutkan bibirnya. “Kalau dia baik-baik saja, kenapa dia nggak menghubungiku? Kenapa dia masih belum kembali?”Jangan-jangan Jules tidak tahu bahwa Jessie sangat mencemaskannya? Jessie mengira dia tidak akan bertemu dengan Jules lagi.Jodhiva menghela napas. “Sebelum berhasil menyingkirkan Tom, apa mungkin dia bisa bersamamu dengan tenang? Jessie, pemikiran Jules sangat banyak. Dia tidak akan mempertaruhkan nyawanya. Dia ingin bersamamu, jadi dia mesti menyingkirkan semua ancaman. Kamu mesti percaya sama dia.”Jessie menunduk. Mana mungkin Jessie tidak mengetahui pemikiran Jules? Dia selalu ingin mengadang semua masalah sendiri. Jessie menyukainya juga bukan karena Jules adalah seorang suami yang sangat sempurna, melainkan karena orang itu adalah Jules.Steven melempar umpan ke dalam air. Permukaan air sedikit bergejolak. Dia berkata dengan perlahan, “Bocah itu cukup beruntung.”Jodhiva tersenyum tipis. “Aku juga merasa seperti itu. Dia bahk
Jules memalingkan kepalanya, lalu mengangguk secara perlahan. “Tuan Muda Ariel.”Ariel mengenakan pakaian berkuda dengan sepatu boots berwarna cokelat. Cambuk kuda berwarna merah di tangannya kelihatan mencolok mata di bawah pancaran sinar matahari. Perawakan Ariel agak kurus. Penampilannya agak berbeda dengan pria pada umumnya. Meski dia memiliki tinggi badan 1,7 meter, tetap saja dia tidak kelihatan perkasa.Ariel mengusap cambuk, lalu melihat ke sisi kerumunan. “Kalau kamu ingin latihan seni bela diri, aku bisa suruh mereka buat ajari kamu. Tapi dengan identitas istimewa Tuan Muda Jules, seharusnya kamu tidak sanggup untuk menerima latihan berat itu.”Jules pun tersenyum, lalu menggulung lengan pakaiannya ke atas. Dia berjalan menuruni tangga. “Berhubung Tuan Muda Ariel bersedia menyuruh orang untuk mengajariku, mana mungkin aku tidak mempelajarinya? Bukannya bagus jika bisa memiliki banyak kemampuan?”Ariel melipat kedua tangan sembari menyipitkan matanya. Ternyata Jules rajin juga
Ariel menyesap tehnya dengan perlahan. Tiba-tiba dia tertawa. “Sudahlah, hanya sebuah organisasi murahan saja. Kita hanya perlu mengamati gerak-gerik mereka dan Puzo saja, tidak perlu terlalu memedulikan wanita arogan itu.”Pengurus rumah menatap Ariel dengan tersenyum.Selama beberapa tahun ini, Ariel semakin mirip dengan Hublot sewaktu muda dulu. Dia tahu membedakan mana yang penting dan tidak, juga mulai memikul beban Keluarga Oswaldo. Tiba-tiba pengurus rumah kepikiran sesuatu. Dia diam-diam menghela napas. Seandainya identitas asli Ariel terbongkar, entah apa yang akan dialami Keluarga Oswaldo nantinya. Bagaimanapun, Tuan Muda Ariel bukanlah “Tuan Muda” yang dilihat orang-orang.…Di Kediaman Keluarga Fernando, ibu kota.Javier meletakkan dokumen, lalu mengangkat kelopak matanya untuk melihat Jodhiva. “Kamu juga ingin pergi ke Pulau Persia?”Jodhiva mengangguk. “Kebetulan Tante Izza juga ingin pergi ke Pulau Persia untuk mengunjungi Keluarga Oswaldo. Aku juga ingin mengenal orang
Javier menepuk keningnya. “Identitasmu terlalu mencolok mata.”Bukan hanya paras indah Jessie, sepertinya semua orang yang menonton televisi pasti tahu Jessie adalah seorang artis dan juga putrinya Keluarga Fernando.Jessie pun tersenyum. “Kalau begitu, aku bisa menyamar dan mengganti identitasku. Gampang, ‘kan? Aku itu artis yang pernah mendapat penghargaan, mana mungkin peran kecil seperti itu akan terasa sulit bagiku.”Lantaran tidak bisa menandingi sikap keras kepala Jessie, pada akhirnya Javier terpaksa menyetujuinya.Keesokan harinya, Izza dan Jodhiva sudah bersiap-siap. Pulau Persia tidak memiliki fasilitas bandara. Meskipun mereka memilih untuk naik pesawat, penerbangan hanya bisa mencapai kota pantai di negara tetangga, yang mana mereka harus melanjutkan perjalanan dengan kapal feri untuk mencapai tempat tujuan.Kapal feri berlabuh di pelabuhan. Izza menuruni kapal feri dan melihat Jodhiva yang sedang bersandar di depan mobil. “Tuan Muda Jody, 15 menit lagi kapal feri akan ber
Hublot mengangkat kelopak matanya. “Aku ingin menyerahkan kuasa Geng Markus kepadamu untuk sementara waktu.”Jules terbengong sejenak. Matanya kelihatan menyipit. “Geng Markus? Bukannya geng itu berada di bawah kelola Organisasi Imoana?”Hublot kembali mengangkat gelas tehnya. “Jujur saja, beberapa tahun belakangan ini, Organisasi Imoana telah memiliki pemikiran tersendiri. Aku tidak mengatakannya juga karena melihat hubungan kami sebelumnya. Hanya saja, berhubung mereka tidak ingin mengenang hubungan lama kami, aku berencana untuk menekan mereka.”Jules tersenyum. “Apa kamu memercayaiku?”Hublot menjawab, “Kalau kamu ingin menyingkirkan Tom, kamu mesti menaklukkan Organisasi Imoana terlebih dahulu. Pemimpin Organisasi Imoana diam-diam memiliki hubungan dengan Puzo. Aku mengetahui masalah itu, hanya saja aku tidak mengungkapkannya.”“Puzo juga memasukkan mata-matanya ke dalam Organisasi Imoana. Seandainya aku maju untuk memberi pelajaran kepada Organisasi Imoana, nantinya Puzo pun memi
Jessie bertopang dagu dengan satu tangannya. “Entah di mana Kak Jules sekarang.”Jodhiva menaruh lauk ke atas piring Jessie, lalu tersenyum padanya. “Kalau aku tidak salah tebak, seharusnya dia berada di area kekuasaan Keluarga Oswaldo. Jadi, kamu tidak usah terlalu mencemaskannya.”Baru saja Jessie hendak menyantap makanannya, terdengar suara gaduh di bawah restoran. Alhasil, perhatian semua orang tertuju pada kegaduhan itu.Sekelompok pria bertubuh kekar sedang berdiri di dalam restoran. Dari cara berpakaian mereka, sepertinya mereka berasal dari Yanno Timur. Mereka pasti datang dengan niat buruk.Pria yang menggebrak menunjuk manajer dan pelayan restoran. “Hari ini nona besar kami mau mereservasi tempat ini. Suruh mereka semua keluar sekarang.”Manajer tersenyum, lalu memaksakan diri untuk melangkah maju. “Tuan Sams, kalau kamu ingin makan di sini, seharusnya kamu melakukan reservasi satu hari sebelumnya. Sekarang para tamu lagi ….”Belum sempat si manajer menyelesaikan omongannya,
Raut wajah Sams langsung berubah galak. “Kamu ….”“Sams, bukannya aku sudah berpesan untuk jangan menghebohkan massa?”Saat ini, seorang wanita bertubuh pendek datang memotong ucapan Sams. Sams dan yang lain langsung mundur ke samping. “Nona Besar.”Sania mengangkat kepalanya, lalu berpapasan dengan tatapan Jodhiva. Kali ini, Sania merasa kaget. Dia tidak pernah bertemu dengan pria yang begitu tampan di Pulau Persia. Sebelumnya, dia merasa Ariel dari Keluarga Oswaldo sudah tergolong paling menonjol.Di dalam Pulau Persia, wajah Ariel boleh dikatakan sangat tampan. Semua wanita di pulau sangat mengagumi ketampanannya.Hanya saja, Ariel tergolong sangat licik dan tidak gampang untuk didekati. Setiap kalinya, dia pasti akan menentang Sania. Jika tidak, dia ingin sekali dijodohkan dengan Ariel. Hanya saja, sekarang Ariel sudah tidak penting lagi. Sebab, pria di hadapannya ini lebih disukai para wanita daripada si Ariel.Sania mengusap bibirnya sembari tersenyum. “Kalau Tuan masih nggak ing
Jodhiva memalingkan kepalanya melihat ke sisi Jessie. Dia pun tersenyum datar. “Tenang saja.”Tatapan Jodhiva tertuju pada orang di seberang. Kebetulan Ariel juga sedang menatapnya. Ariel membalikkan tubuhnya berpesan sesuatu kepada orang di sampingnya, lalu berjalan ke dalam ruangan.Jessie merangkul lengan Jodhiva. “Kak Jody, aku sudah kenyang. Kita kembali ke hotel saja, yuk.”Jodhiva mengangguk.Saat mereka berdua hendak meninggalkan tempat, seorang wanita berpakaian hitam menghentikan mereka di tangga. “Harap tunggu sebentar. Tuan Muda ingin bertemu dengan kalian berdua.”Jessie merasa agak gugup. Dia tidak tahu apa maksud orang itu.Jodhiva mengusap kepala Jessie, berusaha untuk menenangkannya. “Tidak apa-apa.”Jodhiva dan Jessie mengikuti langkah wanita itu berjalan ke dalam ruangan VIP. Si wanita berpakaian hitam berjalan ke samping Ariel, lalu menundukkan sedikit kepalanya. “Tuan Muda.”Ariel sedang duduk di depan meja catur. Dia mengusap bidak di tangannya, lalu mengangkat ke
“Oh, ya, di mana Kak Ariel?” tanya Bastian.Jodhiva membalas, “Dia lagi temani ayahnya untuk jalan-jalan. Sekarang aku juga mau nyusul ke sana. Aku permisi dulu.”Usai berbicara, Jodhiva meninggalkan tempat.Bastia berdecak sembari menggeleng. “Orang yang sudah punya istri memang berbeda.”“Kamu ngomongnya seolah-olah kamu nggak sama dengan dia.” Yura juga meninggalkan tempat.Bastian meletakkan gelasnya, lalu mengikuti langkah Yura. “Hei, kenapa kamu malah meninggalkanku. Tunggu aku.”Claire berhenti di hadapan Javier. Javier menggandeng tangannya. “Sudah selesai mengenang masa lalu?”“Menurutmu? Bukannya sore nanti, kamu dan Ayah akan pergi ke Kediaman Keluarga Tanaka?”Javier tersenyum. “Aku lagi menunggumu untuk makan di sana.”Roger berjalan di sisi Izza, lalu menatap mereka. “Tuan Javier, Nyonya Claire. Kalau begitu, kamu pergi cari Ayah Angkat dulu.”Javier mengangguk. Dia merangkul pundak Claire, lalu berjalan ke koridor. Cahaya matahari dipantulkan ke sisi jendela. Bayangan d
Jessie tersenyum lebar. “Kalau begitu, aku akan mengenakan mahkota ini saat pernikahanku nanti. Anggap saja sebagai iklan desain ibuku.”Jules memeluk Jessie dari belakang. “Yang penting kamu suka.”…Anggota Keluarga Fernando baru tiba di Negara Hyugana dua hari sebelum resepsi pernikahan. Mereka tinggal di hotel yang dipesan Jules. Seluruh hotel ini telah dipesan oleh anggota keluarga kerajaan untuk menjamu para hadirin.Keluarga Chaniago dan Keluarga Kenata juga telah datang. Tobias juga tidak absen. Bahkan Shinta, Erin, Levin, dan Samuel yang berasal dari dunia hiburan juga telah datang. Tentu saja, Yura dan Bastian juga masuk dalam daftar undangan.Claire tiba di restoran. Pelayan membawanya ke dalam ruangan VIP. Ketika melihat pria yang duduk di dalam sana, dia pun tersenyum. “Ayah Angkat.”Owl memutar tubuhnya dengan perlahan. Sudah bertahun-tahun mereka tidak bertemu. Owl masih seperti dulu saja, tapi tubuhnya kelihatan lebih kurus dari sebelumnya. Claire langsung maju untuk m
Orang lainnya juga ikut tersenyum.Menjelang malam, seluruh kota diselimuti dengan cahaya lampu neon. Setelah Jessie dan Jules menyelesaikan makan malam, mereka pun kembali ke Kompleks Amara.Jessie baru selesai mandi. Rambutnya pun masih basah. Jules mengambil handuk dari tangan Jessie, lalu membantunya untuk mengeringkan rambut.Saat ini, Jessie duduk di depan meja rias sembari menatap orang di dalam cermin. Senyuman merekah di atas wajahnya. “Kak Jules, aku sangat menantikan resepsi pernikahan kita.”“Oh, ya?” Jules mengusap rambut lembut Jessie. “Aku juga menantikannya.”“Aku merasa hidupku sangat sempurna karena bisa menikah dengan orang yang paling aku cintai, apalagi bisa bersama orang yang aku cintai berjalan ke jenjang berikutnya.”Jules pun tertawa, lalu membungkukkan tubuhnya untuk berbisik di samping telinga Jessie. “Apa kamu tahu, keinginan dalam hidupku juga sudah terwujud.”Jessie menoleh untuk menatapnya. “Keinginan apa?”Jules berbisik di samping telinga Jessie, “Menik
Hiro mengiakan.“Setelah di luar beberapa saat, kamu menjadi semakin dewasa saja.” Naomi menepuk-nepuk pundaknya. “Semoga kamu bisa semakin baik lagi.”Hiro hanya tersenyum dan tidak berbicara.…Dalam sekejap mata, akhirnya telah sampai ke akhir bulan. Liburan Jessie dan yang lain sudah berakhir. Mereka pun kembali ke ibu kota.Claire dan Javier berdiri di depan halaman untuk menunggu mereka. Setelah mereka menuruni mobil, Jessie langsung berlari ke sisi mereka. “Ayah, Ibu!” Dia langsung memeluk kedua orang tuanya.Javier mengusap kepala Jessie dengan tidak berdaya. “Padahal kamu sudah dewasa, masih saja minta dipeluk.”Senyuman di wajah Jessie semakin lebar lagi. “Tapi, di mata kalian, selamanya aku itu anak kecil!”Claire tersenyum tipis. Dia menatap beberapa orang yang berjalan kemari. “Baguslah kalau kalian bermain dengan gembira. Ayo, kita ke dalam dulu. Nanti malam kita makan bersama.”Setelah Dacia dan Ariel memasuki rumah, mereka duluan naik ke lantai atas untuk melihat anak.
Jules menatap mereka. “Kebetulan sekali kalian juga ada di sini.”Yura membalas, “Aku dan Bastian memang ada di sini. Setelah lihat unggahan Jessie, aku baru tahu ternyata kalian juga di sini.”Jessie membawanya ke tempat duduk. “Kalau begitu, kita tinggal beberapa hari bersama.”Setelah Bastian duduk, Jodhiva memperkenalkannya kepada Dacia dan Jessie. “Ini adik iparku, Dacia, dan adikku, Jessie.”“Aku pernah bertemu mereka di pernikahanmu.” Bastian masih mengingatnya. Dia pun berkata, “Adikmu itu satu sekolah dengan istriku. Istriku sering mengungkitnya.”Yura menatapnya. “Istrimu? Belum pasti aku akan menjadi istrimu.”Kening Bastian berkerut. “Kita saja sudah tunangan. Apa kamu masih bisa menikah sama orang lain?”Semua orang pun tertawa. Hanya Jessie saja yang terbengong. “Tunangan apaan? Yura, kamu sudah tunangan?”Yura berdeham ringan. “Aku lupa beri tahu kamu.”“Kamu nggak setia kawan banget, sih. Malah nggak beri tahu aku. “Jessie mencemberutkan bibirnya. Dia benar-benar tidak
Bos pemilik permainan berkata, “Dua puluh ribu diberi tiga kesempatan.”“Mahal sekali? Dua puluh ribu hanya diberi tiga kali kesempatan saja?” Dacia merasa sangat tidak menguntungkan.Bos mengangkat kepalanya. “Ini sudah paling murah. Tempat lain malah tiga puluh ribu.”Jessie menarik Dacia. “Dua puluh ribu juga nggak masalah. Nggak gampang bagi mereka untuk berbisnis. Kita juga cuma main-main saja.”Seusai berbicara, Jessie mengeluarkan uang tunai sebesar empat puluh ribu kepada bos. “Berarti enam kali kesempatan, ya.”Bos menyerahkan enam gelang kepada Jessie. Jessie menyukai sebuah gelang. Dia tahu gelang itu hanya barang KW, tapi kelihatannya sangat cantik. Jessie melempar ke sana, tetapi dia tidak berhasil mendapatkannya.Setelah melempar dua kali lagi, Jessie masih saja tidak berhasil mendapatkan targetnya. Sekarang hanya tersisa tiga kali kesempatan.Ketika melihat Jessie putus asa, Ariel pun mengambil sisa gelang dari tangan Jessie. “Coba lihat aku.”Ariel melirik tepat ke sisi
Larut malam, kota kuno ini terasa sunyi dan hening, hanya suara serangga yang bergema di antara rerumputan.Sebuah lampu menerangi rerumputan di luar tenda, menambah suasana menjadi semakin hening dan tenang.Jessie membalikkan tubuhnya masih belum tertidur. Saat sebuah tangan panjang merangkul pinggangnya, lalu memasukkan Jessie ke dalam pelukannya. “Tidak bisa tidur?”“Emm.” Jessie bersandar di dalam pelukannya. “Kak Jules, aku ingin ke toilet, tapi aku nggak berani.”Jules mencium kening Jessie. “Biar aku temani.”Mereka berdua berjalan keluar tenda. Jules mengeluarkan senter, lalu berjalan bersama Jessie. Saat mereka tiba di depan pepohonan, Jessie membalikkan tubuhnya untuk menatap Jules. “Tunggu aku di sini.”Jules mengangguk. “Panggil aku kalau ada apa-apa.”Jessie berjalan ke dalam pepohonan, tetapi dia juga tidak berani berjalan terlalu jauh.Setelah buang air, Jessie segera keluar dan memeluk lengannya. “Selesai.”Jules mengulurkan tangan untuk merangkul Jessie.Setelah kemba
Jodhiva juga tersenyum. “Cepat juga, tapi masih tergolong pagi.”Jessie menyandarkan kepalanya di atas paha Jules sembari memandang langit. Beberapa saat kemudian, dia bertanya, “Kenapa rasanya bakal turun hujan?”Orang-orang langsung melihat ke sisi Jessie.Jerremy menarik napas dalam-dalam. “Kamu jangan sembarangan bicara.”Dacia memandang ke atas langit. Langit memang kelihatan cerah, tetapi malah kelihatan mendung di bagian atas gunung. “Mungkin cuma mendung saja?”Sudah jam segini, tapi matahari masih belum menampakkan diri. Seharusnya hanya mendung, tidak sampai tahap turun hujan.Ariel berkata, “Ramalan cuaca hari ini tidak mengatakan akan turun hujan hari ini. Aku merasa seharusnya tidak akan turun hujan.”Kecuali, ramalan cuaca tidak akurat!Beberapa orang tinggal sejenak. Jules merasa ada tetesan air di wajahnya. Dia mengusap sejenak. “Eh, turun hujan, deh.”Ariel duduk di tempat. “Apa?”Jessie menunjukkan senyuman canggung di wajahnya. “Firasatku mengatakan bakal turun hujan
Yang lain juga sudah setuju.Setelah masakan disajikan, Jessie melihat makanan berwarna putih dengan berbentuk seperti kipas. Dia bertanya pada bos, “Apa ini?”Bos memperkenalkan dengan tersenyum, “Ini namanya ‘milk fan’, terbuat dari susu. Karena warnanya putih dan agak transparan, ditambah bentuknya seperti kipas, makanan ini pun diberi nama ‘milk fan’.”Ariel mencicipinya. “Emm, rasanya enak juga.”Dacia dan Jerremy juga telah mencicipinya. Rasanya memang cukup enak.Setelah masakan selesai dimasak, Bos pun menyajikan ke atas meja. “Ini adalah mie beras dengan ditaburi ayam dingin dan berbagai bahan tambahan. Ayam dimasak dengan bumbu khas, lalu disiram dengan saus buatan sendiri, minyak cabai, minyak lada hitam, dan ditambahkan kenari panggang. Ini adalah salah satu makanan khas daerah kami. Biasanya para wisatawan juga sangat menyukainya.”Jessie mencicipi sesuap. Ariel pun bertanya, “Gimana rasanya?”Jessie mengangguk, lalu menyantapnya dengan suapan besar.Yang lain juga ikut me