Jules dapat menebak siasatnya. “Dengar-dengar sewaktu di arena pertarungan, Tuan Kenly tidak suka mengalahkan lawan dalam satu serangan? Kamu merasa tidak seru untuk mengalahkan musuh dengan gampangnya. Kamu lebih suka untuk mempermainkan lawanmu dulu. Setelah mereka merasa capek, kamu baru memanfaatkan kesempatan itu untuk merenggut napas terakhir mereka.”“Semakin aku bersikap tenang, kamu pun merasa semakin tidak seru dengan hasil pertarungan hari ini. Jadi, mana mungkin kamu tega untuk membunuhku dengan cepat?” Kenly langsung berdiri, lalu merobek pakaiannya. Dia menggenggam pedang hendak melakukan penyerangan. “Kamu juga bukan tandinganku!”Jules mencoba bertahan dengan tangan kosong. Dia menghindari ujung pisau dan serangan dari Kenly. Pada saat ini, pria lain mencoba menyerangnya dari belakang. Jules segera menendang meja, menjatuhkannya ke sisi kaki Kenly. Jules membalikkan tubuhnya, meraih pergelangan tangan pria itu, lalu membantingnya ke bawah.Kenly menghancurkan meja itu
Jules menggertakkan giginya, menahan rasa sakit sembari mencengkeram Kenly dengan erat. Dengan gerakan cepat, Jules memutar tangannya, alhasil gagang pisau menggesek kulit dan daging yang berlumuran darah. Namun, Kenly tetap mencengkeramnya erat-erat, tidak berniat untuk melepaskannya. Derrick berteriak, “Selamatkan Tuan Muda!”Kenly tertawa kejam, menarik Jules dan memutarnya hingga punggung mereka saling berhadapan. Peluru yang ditembakkan polisi menembus punggung Kenly. Dia mengerang keras, lalu menyeret Jules yang tidak sempat meloloskan diri itu, bersamanya jatuh ke dalam laut.Derrick berlari ke arah mereka. “Tuan Muda ….”Ombak besar seketika menelan bayangan mereka berdua, menghilang dalam pandangan .…Subuh hari, di Vila Kandara.Saat Jerremy berjalan keluar kamar mandi, ponselnya berdering. Dia melirik sekilas Dacia yang telah tidur terlelap, lalu mengangkat panggilan.Entah apa yang dikatakan orang di ujung telepon, raut wajah Jerremy terlihat muram dalam seketika. “Apa kat
Pihak kepolisian menyewa kapal nelayan untuk mengantar jenazah ke tepi laut. Sekarang ada juga dokter forensik di lokasi untuk memasukkan jenazah ke dalam kantong.Derrick berdesakan di dalam kerumunan. Keningnya tampak berkerut. “Apa mayatnya sudah diidentifikasi?”Kepala polisi memalingkan kepala untuk menatapnya. “Ini jenazah Kenly.”Derrick merasa kaget, lalu pergi membuka ritsleting kantongan jenazah. Wajah pucat dan bengkak terpampang jelas di hadapannya. Pria ini memang adalah Kenly. Kenly telah meninggal.Polisi berdiri, lalu berkata dengan serius, “Hingga saat ini, baru ditemukan jasad Kenly saja. Tapi kami tidak akan menyerah dalam proses pencarian.”Derrick mengangguk, lalu mengirim pesan kepada Jerremy.Jerremy baru saja tiba di perusahaan. Dia pun menerima pesan Derrick yang mengatakan jasad Kenly telah berhasil ditemukan. Hanya saja, Jules masih belum ditemukan hingga saat ini.Jerremy meletakkan ponselnya ke atas meja, lalu duduk bersandar di bangkunya. Dia menekan-nekan
Dacia menggertakkan giginya. “Ibu, Clara nggak bersalah. Nggak seharusnya kamu memperlakukannya seperti itu!”“Tidak bersalah?” Lidya tersenyum dingin. Dia menjentikkan batang rokoknya, lalu berkata, “Padahal wanita jalang itu sudah melahirkan anak dengan mengorbankan nyawanya, anak ini malah tidak mewarisi kepintaran ayahnya. Semua ini salah siapa coba?”Dacia merasa sangat emosi. “Kamu sudah membuat ayahnya meninggal. Apa sekarang kamu ingin memaksa anaknya untuk mati?”“Plak!” Lidya melayangkan tamparan.Dacia memiringkan wajahnya. Raut wajahnya kelihatan sangat galak saat ini.“Tutup mulut busukmu!” Wajah Lidya juga kelihatan sangat galak. “Charles bisa meninggal juga karena Jules!”Dacia mengangkat kepalanya. Dia tidak memedulikan wajah bengkaknya dan tersenyum. “Kamu sudah terjerumus. Kamu sudah gila! Kamu selalu mengatakan Jules telah membunuh Charles. Sebenarnya kamu hanya ingin menggunakan alasan itu untuk menghibur dirimu sendiri saja!”“Lancang!” Lidya menjambak rambut Dacia
Lidya sangat puas ketika melihat ekspresi Dacia yang sekarang. “Jangan-jangan aku sudah salah bicara? Apa Keluarga Fernando akan menerima anak pembawa sial ini untuk tinggal bersamamu? Dacia, jadi orang mesti tahu diri.”Lidya mengangkat dagu Dacia. “Kamu kira setelah kamu menikah dan menjadi bagian dari anggota Keluarga Fernando, kamu bisa terlepas dariku?”Tenaga tangan Lidya sangat kuat. Dia hampir saja meremuk tulang dagu Dacia. “Kakakmu sudah meninggal. Atas dasar apa kamu bisa mendapatkan kebahagiaan? Tujuan kamu dilahirkan juga demi membantu kakakmu. Kamu malah bersekongkol dengan Jules untuk mencelakainya!”Lidya menjatuhkan Dacia. Saat Dacia terjatuh, dia spontan melindungi bagian perutnya.Lidya menunduk untuk melihatnya. “Aku tidak akan beri kamu kesempatan lagi. Bisa-bisa saja kalau kamu ingin menyelamatkan Clara, tapi kamu mesti gugurkan anak di dalam kandunganmu.”Kedua mata Dacia terbelalak lebar. Raut wajahnya terlihat pucat. “Apa katamu?”“Kamu kira aku akan membiarka
Dacia mengangkat kepalanya melihat bayangan punggung Jerremy. Jelas-jelas Jerremy sedang berada di dekatnya, entah kenapa dia malah merasa jarak di antara mereka berdua sangatlah jauh.Mungkin hubungan mereka memang sudah salah sejak awal. Wanita egois seperti Dacia memang tidak pantas untuk memiliki perasaan Jerremy.Jerremy memalingkan kepalanya berpesan kepada pengawal, “Antar anak ini ke rumah sakit.”Lidya merasa syok. Dia sungguh tidak percaya dengan apa yang didengarnya. “Apa? Kamu malah ingin menyelamatkan anak dari wanita lain ….”“Mungkin di mata Nyonya Lidya, nyawa anak orang lain tidaklah berharga, bahkan nyawa putrimu sendiri juga tidak berharga. Berhubung kamu sangat meremehkan anak perempuan, kamu itu juga putrinya ibumu, kenapa kamu tidak dicekik ibumu waktu itu?” Jerremy menatap Lidya dengan raut tak berekspresi.Raut wajah Lidya sangatlah muram. Napasnya semakin kencang saja. Saking emosinya, dia bahkan tidak berkata-kata lagi.Jerremy menggendong Dacia, lalu membalik
Sejak awal, Dacia telah menyadari hal ini. Hanya saja, dia malah membiarkan dirinya untuk larut dalam kekonyolan pada malam hari itu.Mungkin semuanya seperti yang dikatakan Lidya. Dacia tidak pantas untuk menerima kebahagiaan. Lantaran ada rasa tanggung jawab di hati, Dacia juga tidak sanggup untuk melepaskan Clara begitu saja. Ada Clara yang akan menjadi pemisah dalam hubungan mereka. Seharusnya Dacia mengakui kenyataan ini.Mungkin semua ini adalah sebuah akhir yang baik.Dacia memejamkan matanya, lalu berusaha untuk memendam rasa lara di hatinya. “Jerry, aku akan melahirkan anak ini.”Raut wajah Jerremy menjadi muram. “Apa maksudmu?”Tenaga di tubuh Dacia seolah-olah telah terkuras saja. Tatapannya bahkan kelihatan hampa. “Kelak kamu akan menjadi seorang ayah yang baik. Anak ini pasti akan bahagia jika hidup bersamamu.”“Dacia!” Jerremy menariknya. “Kalau kamu memang ingin membuat pilihan ini, kenapa kamu menggangguku pada tiga tahun lalu? Apa seru untuk menginjak-injak harga dirik
Tiba-tiba terlintas sesuatu di benak Lidya. Terlintas senyuman licik di wajah pucat Lidya. “Tuan Muda Jerry, kamu memang kejam sekali. Aku rasa kamu yang ingin membunuh Clara, lalu mendorong tanggung jawab ke diriku?”Jerremy pun tersenyum. Tatapannya kelihatan datar. “Meski aku kejam, apa mungkin aku sekejam Nyonya Lidya?”Sekujur tubuh Lidya gemetar. Sepertinya dia telah meremehkan anggota Keluarga Fernando. Tadinya Lidya mengira Jules sudah tergolong sangat sadis. Siapa sangka, demi menjebloskannya ke penjara, Jerremy malah tega untuk membunuh Clara.Tiba-tiba Lidya kepikiran sesuatu, lalu tertawa. “Tapi … kalau kamu membunuh Clara, Dacia pasti akan membencimu seumur hidup. Hahaha.”Jawaban yang diberikan Jerremy sangat tidak berperasaan. “Biarkan saja jika dia membenciku. Hanya seorang wanita saja. Memangnya kenapa kalau dia membenciku?”Kali ini, Lidya tidak berbicara lagi.Jerremy menatapnya dengan tenang. “Kenapa? Apa kamu kasihan terhadap putrimu?”“Aku … kasihan sama dia?” Mal