Setelah Jules meninggalkan ibu kota, Jessie pun kembali tinggal bersama orang tuanya. Selama Jules pergi, Vila Amara kosong melompong. Jessie yang tinggal sendirian itu merasa kesepian dan … selalu mencemaskan keselamatan Jules.Dacia dapat merasakan Jessie sedang tidak fokus. Dia duduk di samping Jessie, kemudian menenangkannya, “Jules nggak bakal izinin dirinya kenapa-napa. Dia sangat pintar. Semuanya pasti di bawah kendalinya.”Jessie menyesap kopi, lalu bergumam, “Dia kira dia itu Superman, ya.”Dacia tersenyum. “Dia akan berhasil melakukan apa pun yang ingin dia lakukan. Semuanya sudah terbukti selama beberapa tahun ini, ‘kan?”Jessie menggigit bibirnya dan tidak berbicara. Pada saat ini, Dacia menerima sebuah panggilan. Entah apa yang dikatakan orang di ujung telepon, raut wajahnya berubah dan dia langsung berdiri di tempat. “Apa? Clara hilang?”Jessie dan Dacia bergegas menuju Vila Kandara. Para pembantu sudah mencari berkali-kali di setiap sudut ruangan dan juga halaman, teta
Jerremy segera memapah Dacia. Keningnya seketika berkerut. “Clara, kenapa kamu malah mendorong tantemu?”Sepertinya karena tatapan Jerremy terlalu galak, Clara merasa takut. Dia menggigit bibirnya dengan erat, berusaha untuk menahan tangisnya.Dacia menarik napas dalam-dalam, lalu berjalan mendekati Clara. Nada bicaranya terdengar lebih lembut. “Clara, maaf, ya. Nggak seharusnya Tante galakin kamu. Tante hanya terlalu khawatir sama kamu ….”Clara mendorong tangan Dacia. Akhirnya dia mengeluarkan suara isak tangisnya. “Ayah dan Ibu nggak menginginkanku. Sekarang, bahkan Tante juga nggak menginginkanku.”Dacia terbengong. “Clara, sejak kapan Tante nggak menginginkanmu ….”“Bohong! Aku sudah mendengar ucapan Tante malam itu. Tante ingin mengusirku dari sini.” Clara duduk di lantai sembari menangis tersedu-sedu, seolah-olah sedang meluapkan rasa penat di hatinya.Hati Dacia sungguh merasa sakit. Ternyata Clara telah kedengaran masalah Dacia ingin mengantarnya pulang ke rumah. Jadi, Clara
Dacia memaksa dirinya untuk tersenyum. “Clara sudah tidur.”“Kenapa Kak Jerry malah pergi begitu saja? Jangan-jangan kalian lagi berantem?” tanya Jessie.Dacia menggigit bibir bawahnya dan tidak berbicara sama sekali.Mereka tidak sedang berantem. Hanya saja, kenapa Dacia begitu peduli dengan perubahan Jerremy?Jessie bertanya dengan penuh hati-hati, “Ngomong-ngomong, tadi Clara bilang kamu nggak menginginkannya lagi. Sebenarnya apa yang terjadi?”Dacia mengatakan dirinya hendak memulangkan Clara ke Kediaman Keluarga Ozara. Namun, Clara salah paham mengira Dacia tidak menginginkannya lagi. Mungkin Clara hanya ingin tinggal bersamanya. Namun, Dacia merasa masa depan Clara akan lebih cemerlang apabila dia kembali tinggal bersama Keluarga Ozara. Sepertinya Dacia terlalu egois tidak mempertimbangkan perasaan Clara. “Apa aku sangat egois?”Jessie terdiam sejenak, baru menjawab, “Kamu sudah cukup baik terhadap Clara. Kenapa kamu malah merasa dirimu egois?”Dacia tidak berbicara lagi.Saat J
Jessie spontan tertegun.Jarak Hiro sangat dekat dengannya. Saking dekatnya, Hiro dapat melihat bulu mata lentik dan juga wajah mulus Jessie. Hiro memang sedang menyeka sup di ujung bibirnya, tapi seolah-olah sedang mengusapnya dengan lembut.Dulu, mungkin Jessie mengira Hiro melakukannya hanya karena memendam niat baik atau menganggapnya sebagai adiknya saja. Namun sekarang, Jessie merasa ada yang aneh.Mungkin karena napas Hiro terlalu membara, Jessie mengambil tisu dari tangan Hiro dengan ekspresi tidak leluasa. Dia mencari cara untuk menjaga jarak dengan Hiro. “Aku sudah dewasa. Aku bisa lap sendiri.”Hiro juga tidak berkata lain, hanya tersenyum saja.Setelah selesai makan, mereka berdua meninggalkan restoran.Hiro mengendarai mobil ke hadapan Jessie. Setelah Jessie memasuki mobil, dia malah tidak mengendarai mobilnya. Tiba-tiba Hiro membungkukkan tubuhnya untuk mendekat. Jessie merasa kaget spontan mendorong pundak Hiro. “Kak Hiro ….”Hiro tersenyum. “Apa yang lagi kamu pikirkan?
Dacia menggigit erat bibirnya dan tidak berbicara.Sebenarnya semuanya tidak berhubungan dengan masalah hari ini. Jerremy berjongkok di hadapan Dacia, lalu menempelkan wajahnya di perut kecil Dacia. Seolah-olah bisa mendengar gerak-gerik di dalamnya, Jerremy pun tersenyum. “Apa anak berusia satu bulanan bisa bergerak?”Dacia terbengong sejenak. Ini pertama kalinya dia melihat Jerremy yang begitu hati-hati. Dacia menunduk dan berbicara dengan lembut, “Baru satu bulan saja. Mana mungkin secepat itu?”Jerremy mengangkat kepala untuk melihat Dacia. “Apa belakangan ini kamu masih ingin muntah?”Dacia menggeleng. “Aku sudah makan obat. Jadi, nggak muntah lagi.”Jerremy mengusap perut Dacia dengan perlahan. “Bagaimana kalau kita juga pergi mendaftarkan pernikahan kita?”Kali ini, Dacia merasa syok. Dia merasa dirinya sedang berkhayal. “Apa?”“Gimana kalau kita pergi mendaftarkan pernikahan kita?” Jerremy mengangkat kepalanya, lalu mengulangi ucapannya dengan serius.Semuanya terlalu mendadak
Jerremy meletakkan dokumennya, lalu mengetuk jari tangannya di atas meja. “Bagaimana kondisinya?”Psikiater membalas, “Berdasarkan hasil pengamatan dan tes, anak itu memang cukup sensitif. Mungkin semua itu karena faktor lingkungan tumbuh kembangnya. Dia jadi merasa minder dan kesepian. Itulah sebabnya dia sangat dekat dengan orang yang dia sayangi.”Kening Jerremy tampak berkerut. “Apa aku boleh tanya satu pertanyaan?”Psikiater tertegun sejenak. “Silakan.”Tatapan Jerremy tampak datar. “Apa mungkin anak berusia empat tahun mencelakai orang yang disayanginya hingga keguguran?”Setelah Clara mendengar ucapan mereka pada malam hari itu, salah paham tumbuh di dalam hatinya. Meski Clara merasa marah waktu itu, kenapa dia mesti mendorong bagian perut Dacia? Itulah sebabnya Jerremy mulai merasa waswas terhadap gerak-gerik Clara.Waktu itu, Jerremy tidak mengekspresikannya juga karena tidak ingin Dacia merasa serbasalah. Sebab, Dacia-lah yang membesarkan Clara.Clara bisa menempel dengan Dac
Jika Jerremy masih Jerremy yang dulu, apa mungkin dia akan memikirkan semua ini?Saat ini, hati Dacia terasa sangat kacau. Dia tidak tahu bagaimana mengekspresikannya. Di satu sisi, ada Clara yang sangat menempel dan bergantung terhadapnya. Di sisi lain, ada ayah dari anak dan juga pria yang mencintainya.“Kenapa kamu berdiri di depan pintu?” Suara Jerremy menyadarkan Dacia dari bengongnya.Dacia bertatapan dengan mata Jerermy. Dia ragu sejenak, baru memasuki kamar. “Apa kata dokter?”“Dia tidak mengatakan apa-apa.” Jerremy menyusun dokumennya. Dia kepikiran sesuatu, lalu menambahkan, “Besok aku akan cari anak-anak untuk menemani Clara. Usianya memang lebih besar daripada Clara, tapi setidaknya mereka bisa bermain bersama.”Dacia terbengong sejenak, seolah-olah menyadari sesuatu.Saat di Negara Hyugana, selain menempel dengan Dacia, Clara hanya menempel dengan pembantu. Di luar dari mereka berdua, sepertinya Clara hanya pernah bermain dengan cucu perempuan si pembantu. Hanya saja, mer
Jessie menjelaskan, “Kak Hiro sudah kembali.”Tak disangka masalah telah berlalu lama, tapi Jerremy masih saja tidak menyukai Hiro. Waktu itu, Jerremy juga tidak menyukai Jules. Hanya saja, rasa tidak suka Jerremy terhadap Jules hanya sekadar ucapan belaka. Berbeda dengan rasa tidak sukanya terhadap Hiro, yang mana benar-benar dari lubuk hatinya.“Sekarang kamu sudah bersama dengan Jules, jangan sering-sering berhubungan sama dia lagi. Aku sudah membantumu untuk menekan berita itu.” Panggilan diakhiri. Jerremy menekan-nekan tulang hidungnya, lalu memanggil Edwin.Edwin memasuki kantor. “Apa Tuan mencariku?”Jerremy membalas, “Utus beberapa orang untuk memantau Hiro. Jangan sampai dia kesampaian!”Dibandingkan dengan Jules, Jerremy memang lebih tidak menyukai Hiro. Setidaknya Jules selalu mempertimbangkan segala hal demi Jessie. Dia tidak akan melakukan sesuatu tanpa memikirkan akibatnya. Berbeda dengan Hiro, waktu itu masalah Lisa diskors dari sekolah juga adalah hasil karyanya, term