Share

Bab 1930

Penulis: Daun Jahe
Edwin mengatakan semuanya dengan jujur. Hanya saja, setelah menjawab, dia merasa ada yang aneh dengan raut wajah Jerremy. Dia pun bertanya, “Tuan, jangan-jangan cowok yang kamu maksud kamu sendiri ….”

“Orang lain,” sela Jerremy.

Edwin mengiakan. “Kalau begitu, aku keluar dulu.” Tanpa menunggu balasan dari Jerremy, Edwin yang sadar diri itu langsung meninggalkan ruangan.

Jerremy bersandar di bangku sembari merenung.

Apa Dacia juga berpikir seperti ini? Apa dia takut Jerremy tidak akan mengakui anak mereka? Itulah sebabnya Dacia minum pil KB?

Sepertinya memang tidak seharusnya Jerremy menyalahkan Dacia. Semua itu memang adalah masalah Jerremy.

Jerremy tidak menggunakan alat kontrasepsi, tidak mempertimbangkan masa depan Dacia. Seharusnya Dacia merasa Jerremy adalah pria tidak bertanggung jawab?

Saat Edwin kembali ke ruangannya, dia menyadari ada yang sedang menunggunya.

Edwin tertegun sejenak. “Nona Yunita?”

Yunita berdiri dengan perlahan. “Edwin.”

Edwin berjalan ke depan meja, lalu dudu
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1931

    Jules juga sudah pulang. Begitu menginjakkan kaki ke dalam rumah, dia dapat mencium bau gosong.Kening Jules berkerut. Dia segera berlari ke dalam dapur.Asap putih mengepul di dalam dapur. Baunya sungguh menyengat hidung. Mesin pengisap asap dapur juga tidak dinyalakan. Jessie tak berhenti terbatuk di dalam kepulan asap.Raut wajah Jules berubah serius. Dia segera menarik Jessie berjalan keluar dapur, lalu membuka mesin pengisap asap, kemudian bergegas menutup kompor.Jessie berdiri di tempat dengan tidak berdaya. Wajahnya kelihatan sangat berminyak saat ini.Jules berdiri di dalam dapur untuk membersihkan kompor. Dia tidak berbicara sama sekali. Semakin Jules tidak berbicara, Jessie pun semakin ketakutan.Pada akhirnya, Jessie menunduk dan berkata, “Maaf, aku hanya ingin masak makan malam buat kamu.”Jules menarik napas dalam-dalam, lalu membalikkan tubuhnya untuk berhadapan dengan Jessie. “Aku sudah pernah bilang sebelumnya. Kamu tidak usah bikin makan malam.”Jessie mengangkat kepa

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1932

    Jules duduk di depan laptop dengan menyilangkan kedua kakinya. Dia mengetuk jari tangannya di atas meja.Pada saat ini, Derrick mengirim pesan. [ Tuan, dari informasi tepercaya, katanya Tom masih hidup. ]Kening Jules seketika berkerut ketika membaca pesan itu. Jules memang sudah menduga masalah Tom masih hidup. Hanya saja, setelah masalah itu dipastikan, dia pun merasa agak tegang.Tom adalah lawan yang sangat tangguh bagi Jules. Dia bahkan tidak bisa dibandingkan dengan Charles. Dengan tidak gampangnya, Jules menjebloskan Tom ke penjara. Baru saja ditahan selama setengah tahun, dia malah berhasil melarikan diri.Pihak kepolisian juga telah melakukan pencarian bersama anjing pelacak. Dia menyadari ada seragam tahanan Tom di bawah jurang. Pakaian itu dinodai dengan darah dan juga rusak parah. Hanya saja, masih tidak ditemukan jasad sama sekali. Hingga saat ini, hidup matinya Tom masih tidak bisa dipastikan. Berhubung Tom sudah memutuskan untuk melarikan diri, dia pasti tidak mungkin

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1933

    Terlintas ekspresi kecewa di wajah Jessie. Hanya saja, ketika kepikiran ucapan Dacia, dia pun menggigit bibir bawahnya, lalu memberanikan dirinya. “Kak Jules, apa aku boleh tanya satu pertanyaan?”Jules mengiakan. Dia sungguh tidak tahu bagaimana menghadapi Jessie.Jessie menatapnya dengan sangat serius. “Apa kamu nggak sanggup?”Tiba-tiba suasana di dalam kamar menjadi hening dan tertekan.Jules memalingkan kepala untuk menatapnya. Tatapannya kelihatan kalut. “Apa?”Jessie mengalihkan pandangannya. Wajahnya kelihatan merona. “Aku sudah mengetesmu, tapi kamu tetap nggak tergoda. Apa kamu ….”Belum sempat Jessie menyelesaikan omongannya, Jules langsung menindihnya, lalu mengusap bibir Jessie. “Jadi, kamu merasa ada masalah dengan diriku?”Jessie merasa gugup tidak berani bertatapan dengan Jules.Jules mengangkat dagu Jessie. Tatapannya sedikit muram. “Jessie, jangan sembarangan meragukan kemampuan seorang cowok. Kalau tidak, kamu akan menyesal nantinya.”“Kenapa bisa menyesal?” Tatapan

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1934

    Setelah Jerremy tiba-tiba pergi dengan marahnya pagi hari itu, dia tidak menampakkan diri lagi. Entah apa alasan Jerremy mencari Dacia hari ini.Mereka berdua berjalan ke sisi koridor. Dacia menghentikan langkahnya. “Tuan Jerry ada urusan apa?”Jerremy menarik napas dalam-dalam, lalu membalikkan tubuhnya untuk melihat Dacia. “Kelak … jangan minum obat lagi.”Dacia terbengong di tempat. Jangan-jangan Jerremy telah mengetahuinya? Kenapa Jerremy tidak memperbolehkan Dacia untuk minum obat? Apa Jerremy ingin dirinya hamil?Jerremy terdiam beberapa saat, lalu menambahkan, “Aku akan menggunakan alat kontrasepsi.”Kali ini, Dacia kembali terkejut. Dia melirik sekeliling, lalu berkata, “Jerry, apa kamu gila? Kenapa kamu datang ke sini hanya untuk membahas masalah seperti ini?”Jerremy malah merasa tidak ada salahnya. “Apa kamu takut didengar orang lain?”Saking marahnya, Dacia pun tersenyum. “Kamu kira aku nggak tahu malu seperti kamu?”Tiba-tiba Jerremy mendekatinya. Telapak tangannya menindi

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1935

    “Oh, padahal aku masih belum mencarimu, kamu malah datang duluan.” Jerremy menggerakkan bola matanya. Dia menyilangkan kakinya. “Perusahaan Teknologi Yarnis itu perusahaan teknologi yang kamu dirikan dengan saham Tom, kan? Kamu memang pintar untuk menyembunyikannya.”Jari tangan Jules mengusap mulut cangkir. “Hanya sebuah perusahaan kecil saja. Aku juga tidak usah menampakkan diri.”Jerremy melipat kedua tangannya. “Para pemegang sahamnya terdiri dari banyak bos besar. Apa perusahaanmu tergolong perusahaan kecil?”Usai berbicara, Jerremy menatap Jules. “Apa maksudmu menggunakan nama Perusahaan Teknologi Yarnis untuk bekerja sama dengan Grup Angkasa?”“Tidak ada maksud apa-apa.”Jerremy terdiam, berusaha untuk menebak-nebak kebenaran ucapan Jules.Jules meletakkan cangkir tehnya. “Tapi hari ini aku ke sini bukan demi masalah ini.”Jerremy menatapnya. “Terus terang saja.”“Tom masih hidup. Besar kemungkinan dia sedang mencari tahu keberadaanku. Aku tidak bisa menampakkan diri di ibu kota

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1936

    Yunita duduk menunggu di meja makan. Tidak lama kemudian, Jerremy dan Edwin pun tiba.Setelah duduk, Jerremy bertanya, “Nona Yunita, ada apa?”Yunita menyerahkan sebuah tablet kepada Jerremy. Di layar tablet, terpampang cuplikan layar dari berita yang baru diekspos. Jerremy menerima tablet itu, lalu melirik layarnya sekilas. Kemudian, tatapannya menjadi agak dingin.Sebelum Jerremy sempat berbicara, Yunita menatapnya dan terlebih dahulu berkata, “Aku menyadari berita ini cukup cepat dan langsung hubungi orang untuk menurunkan beritanya. Aku tahu berita seperti ini akan berdampak buruk bagi Tuan Jerry.”Jerremy memicingkan matanya dan bertanya, “Apa Nona Yunita begitu memperhatikan berita semacam ini?”Yunita tertegun sejenak, lalu menunduk dan bertanya balik, “Apa Tuan Jerry merasa aku yang melakukannya?”“Tidak.” Jerremy menaruh tablet itu di atas meja, lalu lanjut bertanya, “Tapi, aku tetap harus berterima kasih pada Nona Yunita karena sudah membantuku menurunkan beritanya.”Jika hub

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1937

    Baru saja Dacia hendak naik ke mobil, ada sebuah tangan yang tiba-tiba menarik lengannya. begitu menoleh, dia bertemu pandang dengan tatapan mendalam Jerremy. Jerremy sedang menatap Dacia, tetapi kata-katanya ditujukan kepada Levin. “Tuan Levin, aku ada urusan dengan Bu Dacia. Bagaimana kalau kamu gantikan aku antarkan Nona Yunita pulang?”Levin pun bertanya dengan terkejut, “Apa?”Apa Jerremy menganggapnya sebagai sopir?Sebelum Dacia sempat mengatakan apa-apa, Jerremy sudah menariknya pergi.Yunita melihat mereka berjalan ke arah mobil lain dan menggigit bibirnya. Ekspresinya juga menjadi muram untuk sejenak, tetapi segera kembali menjadi semula. Dia menatap Levin dan berkata sambil tersenyum, “Maaf jadi harus repotin Tuan Levin.”Levin memicingkan matanya dan menatap Yunita untuk sejenak. Kemudian, dia mengangkat bahunya dan menjawab, “Ya sudah. Naiklah ke mobil.”Di sisi lain, Dacia duduk di kursi penumpang depan dan menatap ke luar jendela.Jerremy meliriknya dan bertanya, “Apa k

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1938

    Jessie juga berdiri, lalu berjalan ke sisi Dacia sambil bertanya, “Ada apa?”Dacia menghela napas dan menjawab, “Naskah ini dijiplak dari novelku.”Jessie mengambil laptop Dacia, lalu berjalan ke sofa dan mulai membacanya. Setelah itu, dia juga mencocokkannya dengan naskah itu.“Ya Tuhan! Naskah ini cuma ganti nama karakter dan latar belakang. Sisanya benar-benar dijiplak dari novelmu!” Jessie meletakkan laptop Dacia, lalu bertanya, “Dacia, apa kamu punya hak ciptanya?”“Ada. Aku hanya pernah publikasikan novel ini di internet, tapi nggak jual hak ciptanya. Biarpun ada yang mau beli hak ciptanya, aku juga seharusnya diberi tahu,” jawab Dacia. Namun, dia sama sekali tidak menerima pemberitahuan apa pun. Dia bahkan tidak tahu novelnya telah dijiplak.Jessie menemukan novel jiplakan itu di internet. Novel ini dipublikasikan empat tahun yang lalu dan sudah tamat. Tak disangka, novel jiplakan ini ternyata sangat populer.Keesokan harinya, Jessie membawa naskah itu dan naskah asli Dacia ke p

Bab terbaru

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2769

    “Oh, ya, di mana Kak Ariel?” tanya Bastian.Jodhiva membalas, “Dia lagi temani ayahnya untuk jalan-jalan. Sekarang aku juga mau nyusul ke sana. Aku permisi dulu.”Usai berbicara, Jodhiva meninggalkan tempat.Bastia berdecak sembari menggeleng. “Orang yang sudah punya istri memang berbeda.”“Kamu ngomongnya seolah-olah kamu nggak sama dengan dia.” Yura juga meninggalkan tempat.Bastian meletakkan gelasnya, lalu mengikuti langkah Yura. “Hei, kenapa kamu malah meninggalkanku. Tunggu aku.”Claire berhenti di hadapan Javier. Javier menggandeng tangannya. “Sudah selesai mengenang masa lalu?”“Menurutmu? Bukannya sore nanti, kamu dan Ayah akan pergi ke Kediaman Keluarga Tanaka?”Javier tersenyum. “Aku lagi menunggumu untuk makan di sana.”Roger berjalan di sisi Izza, lalu menatap mereka. “Tuan Javier, Nyonya Claire. Kalau begitu, kamu pergi cari Ayah Angkat dulu.”Javier mengangguk. Dia merangkul pundak Claire, lalu berjalan ke koridor. Cahaya matahari dipantulkan ke sisi jendela. Bayangan d

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2768

    Jessie tersenyum lebar. “Kalau begitu, aku akan mengenakan mahkota ini saat pernikahanku nanti. Anggap saja sebagai iklan desain ibuku.”Jules memeluk Jessie dari belakang. “Yang penting kamu suka.”…Anggota Keluarga Fernando baru tiba di Negara Hyugana dua hari sebelum resepsi pernikahan. Mereka tinggal di hotel yang dipesan Jules. Seluruh hotel ini telah dipesan oleh anggota keluarga kerajaan untuk menjamu para hadirin.Keluarga Chaniago dan Keluarga Kenata juga telah datang. Tobias juga tidak absen. Bahkan Shinta, Erin, Levin, dan Samuel yang berasal dari dunia hiburan juga telah datang. Tentu saja, Yura dan Bastian juga masuk dalam daftar undangan.Claire tiba di restoran. Pelayan membawanya ke dalam ruangan VIP. Ketika melihat pria yang duduk di dalam sana, dia pun tersenyum. “Ayah Angkat.”Owl memutar tubuhnya dengan perlahan. Sudah bertahun-tahun mereka tidak bertemu. Owl masih seperti dulu saja, tapi tubuhnya kelihatan lebih kurus dari sebelumnya. Claire langsung maju untuk m

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2767

    Orang lainnya juga ikut tersenyum.Menjelang malam, seluruh kota diselimuti dengan cahaya lampu neon. Setelah Jessie dan Jules menyelesaikan makan malam, mereka pun kembali ke Kompleks Amara.Jessie baru selesai mandi. Rambutnya pun masih basah. Jules mengambil handuk dari tangan Jessie, lalu membantunya untuk mengeringkan rambut.Saat ini, Jessie duduk di depan meja rias sembari menatap orang di dalam cermin. Senyuman merekah di atas wajahnya. “Kak Jules, aku sangat menantikan resepsi pernikahan kita.”“Oh, ya?” Jules mengusap rambut lembut Jessie. “Aku juga menantikannya.”“Aku merasa hidupku sangat sempurna karena bisa menikah dengan orang yang paling aku cintai, apalagi bisa bersama orang yang aku cintai berjalan ke jenjang berikutnya.”Jules pun tertawa, lalu membungkukkan tubuhnya untuk berbisik di samping telinga Jessie. “Apa kamu tahu, keinginan dalam hidupku juga sudah terwujud.”Jessie menoleh untuk menatapnya. “Keinginan apa?”Jules berbisik di samping telinga Jessie, “Menik

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2766

    Hiro mengiakan.“Setelah di luar beberapa saat, kamu menjadi semakin dewasa saja.” Naomi menepuk-nepuk pundaknya. “Semoga kamu bisa semakin baik lagi.”Hiro hanya tersenyum dan tidak berbicara.…Dalam sekejap mata, akhirnya telah sampai ke akhir bulan. Liburan Jessie dan yang lain sudah berakhir. Mereka pun kembali ke ibu kota.Claire dan Javier berdiri di depan halaman untuk menunggu mereka. Setelah mereka menuruni mobil, Jessie langsung berlari ke sisi mereka. “Ayah, Ibu!” Dia langsung memeluk kedua orang tuanya.Javier mengusap kepala Jessie dengan tidak berdaya. “Padahal kamu sudah dewasa, masih saja minta dipeluk.”Senyuman di wajah Jessie semakin lebar lagi. “Tapi, di mata kalian, selamanya aku itu anak kecil!”Claire tersenyum tipis. Dia menatap beberapa orang yang berjalan kemari. “Baguslah kalau kalian bermain dengan gembira. Ayo, kita ke dalam dulu. Nanti malam kita makan bersama.”Setelah Dacia dan Ariel memasuki rumah, mereka duluan naik ke lantai atas untuk melihat anak.

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2765

    Jules menatap mereka. “Kebetulan sekali kalian juga ada di sini.”Yura membalas, “Aku dan Bastian memang ada di sini. Setelah lihat unggahan Jessie, aku baru tahu ternyata kalian juga di sini.”Jessie membawanya ke tempat duduk. “Kalau begitu, kita tinggal beberapa hari bersama.”Setelah Bastian duduk, Jodhiva memperkenalkannya kepada Dacia dan Jessie. “Ini adik iparku, Dacia, dan adikku, Jessie.”“Aku pernah bertemu mereka di pernikahanmu.” Bastian masih mengingatnya. Dia pun berkata, “Adikmu itu satu sekolah dengan istriku. Istriku sering mengungkitnya.”Yura menatapnya. “Istrimu? Belum pasti aku akan menjadi istrimu.”Kening Bastian berkerut. “Kita saja sudah tunangan. Apa kamu masih bisa menikah sama orang lain?”Semua orang pun tertawa. Hanya Jessie saja yang terbengong. “Tunangan apaan? Yura, kamu sudah tunangan?”Yura berdeham ringan. “Aku lupa beri tahu kamu.”“Kamu nggak setia kawan banget, sih. Malah nggak beri tahu aku. “Jessie mencemberutkan bibirnya. Dia benar-benar tidak

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2764

    Bos pemilik permainan berkata, “Dua puluh ribu diberi tiga kesempatan.”“Mahal sekali? Dua puluh ribu hanya diberi tiga kali kesempatan saja?” Dacia merasa sangat tidak menguntungkan.Bos mengangkat kepalanya. “Ini sudah paling murah. Tempat lain malah tiga puluh ribu.”Jessie menarik Dacia. “Dua puluh ribu juga nggak masalah. Nggak gampang bagi mereka untuk berbisnis. Kita juga cuma main-main saja.”Seusai berbicara, Jessie mengeluarkan uang tunai sebesar empat puluh ribu kepada bos. “Berarti enam kali kesempatan, ya.”Bos menyerahkan enam gelang kepada Jessie. Jessie menyukai sebuah gelang. Dia tahu gelang itu hanya barang KW, tapi kelihatannya sangat cantik. Jessie melempar ke sana, tetapi dia tidak berhasil mendapatkannya.Setelah melempar dua kali lagi, Jessie masih saja tidak berhasil mendapatkan targetnya. Sekarang hanya tersisa tiga kali kesempatan.Ketika melihat Jessie putus asa, Ariel pun mengambil sisa gelang dari tangan Jessie. “Coba lihat aku.”Ariel melirik tepat ke sisi

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2763

    Larut malam, kota kuno ini terasa sunyi dan hening, hanya suara serangga yang bergema di antara rerumputan.Sebuah lampu menerangi rerumputan di luar tenda, menambah suasana menjadi semakin hening dan tenang.Jessie membalikkan tubuhnya masih belum tertidur. Saat sebuah tangan panjang merangkul pinggangnya, lalu memasukkan Jessie ke dalam pelukannya. “Tidak bisa tidur?”“Emm.” Jessie bersandar di dalam pelukannya. “Kak Jules, aku ingin ke toilet, tapi aku nggak berani.”Jules mencium kening Jessie. “Biar aku temani.”Mereka berdua berjalan keluar tenda. Jules mengeluarkan senter, lalu berjalan bersama Jessie. Saat mereka tiba di depan pepohonan, Jessie membalikkan tubuhnya untuk menatap Jules. “Tunggu aku di sini.”Jules mengangguk. “Panggil aku kalau ada apa-apa.”Jessie berjalan ke dalam pepohonan, tetapi dia juga tidak berani berjalan terlalu jauh.Setelah buang air, Jessie segera keluar dan memeluk lengannya. “Selesai.”Jules mengulurkan tangan untuk merangkul Jessie.Setelah kemba

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2762

    Jodhiva juga tersenyum. “Cepat juga, tapi masih tergolong pagi.”Jessie menyandarkan kepalanya di atas paha Jules sembari memandang langit. Beberapa saat kemudian, dia bertanya, “Kenapa rasanya bakal turun hujan?”Orang-orang langsung melihat ke sisi Jessie.Jerremy menarik napas dalam-dalam. “Kamu jangan sembarangan bicara.”Dacia memandang ke atas langit. Langit memang kelihatan cerah, tetapi malah kelihatan mendung di bagian atas gunung. “Mungkin cuma mendung saja?”Sudah jam segini, tapi matahari masih belum menampakkan diri. Seharusnya hanya mendung, tidak sampai tahap turun hujan.Ariel berkata, “Ramalan cuaca hari ini tidak mengatakan akan turun hujan hari ini. Aku merasa seharusnya tidak akan turun hujan.”Kecuali, ramalan cuaca tidak akurat!Beberapa orang tinggal sejenak. Jules merasa ada tetesan air di wajahnya. Dia mengusap sejenak. “Eh, turun hujan, deh.”Ariel duduk di tempat. “Apa?”Jessie menunjukkan senyuman canggung di wajahnya. “Firasatku mengatakan bakal turun hujan

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2761

    Yang lain juga sudah setuju.Setelah masakan disajikan, Jessie melihat makanan berwarna putih dengan berbentuk seperti kipas. Dia bertanya pada bos, “Apa ini?”Bos memperkenalkan dengan tersenyum, “Ini namanya ‘milk fan’, terbuat dari susu. Karena warnanya putih dan agak transparan, ditambah bentuknya seperti kipas, makanan ini pun diberi nama ‘milk fan’.”Ariel mencicipinya. “Emm, rasanya enak juga.”Dacia dan Jerremy juga telah mencicipinya. Rasanya memang cukup enak.Setelah masakan selesai dimasak, Bos pun menyajikan ke atas meja. “Ini adalah mie beras dengan ditaburi ayam dingin dan berbagai bahan tambahan. Ayam dimasak dengan bumbu khas, lalu disiram dengan saus buatan sendiri, minyak cabai, minyak lada hitam, dan ditambahkan kenari panggang. Ini adalah salah satu makanan khas daerah kami. Biasanya para wisatawan juga sangat menyukainya.”Jessie mencicipi sesuap. Ariel pun bertanya, “Gimana rasanya?”Jessie mengangguk, lalu menyantapnya dengan suapan besar.Yang lain juga ikut me

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status