Kali ini, Jessie baru tersadar dari bengongnya, lalu segera mengiakan. Dia segera berlari ke dalam lift.Setelah kembali ke ruang kerjanya, Jessie menyadari ada seseorang di dalamnya. Bayangan tubuh pria yang sedang berdiri di depan jendela tampak sangat familier bagi Jessie.Saat si pria membalikkan tubuhnya, Jessie pun merasa kaget. “Ayah Cahya?”Tampak sedikit kumis di wajah Cahya. Namun, dia masih kelihatan tampan seperti biasanya. Perbedaannya, dia sudah terlihat lebih dewasa dari sebelumnya.Cahya duduk di sofa. “Aku dengar dari ayahmu, kamu datang ke Agensi Solar. Dia suruh aku untuk memilihkan manajer untukmu. Aku sungguh tidak menyangka kamu malah sudah menjadi anggotanya Samuel.”Jessie juga duduk di sofa. “Sepertinya kekhawatiran Ayah sudah kelewatan?”Cahya menuangkan teh, lalu tersenyum. “Mana mungkin dia tidak khawatir? Dulu, dia bisa merasa tenang juga karena ada aku yang menjagamu. Sekarang kamu sudah dewasa, kamu mesti menghadapinya sendiri. Kehidupan di dunia hiburan
Meskipun sedang makan, Jessie juga sedang meneliti isi naskah. Saat di rumah pun, Jessie akan mengurung diri di kamar, lalu latihan di depan cermin. Tanpa disadari, waktu setengah bulan telah berlalu.Postur tubuh Jessie lebih bagus dari sebelumnya. Otot abs di bagian perut semakin kencang, bahkan otot di lengan juga sudah terbentuk.Siang harinya, Jessie sedang latihan seni bela diri dengan instruktur. Setelah latihan selama dua jam penuh, Jessie yang letih itu berbaring di atas bantalan. Lehernya dipenuhi dengan keringat yang lengket. Pada saat ini, seseorang berjalan menghampirinya.Jessie duduk di tempat untuk melihat. Ternyata si Levin.Levin melepaskan kacamata hitamnya. “Kamu memang hebat, ya. Padahal tokoh itu masih belum ditetapkan, kamu malah sudah mulai latihan?”Jessie berjalan ke samping untuk mengambil handuk. Dia menyeka keringatnya sambil membalas, “Nggak ada salahnya untuk melakukan persiapan duluan.”“Biar aku ingatkan kamu lagi. Ada banyak orang yang mengikuti audis
Erin tersenyum. “Tuan Muda Levin, gimanapun kita berasal dari satu agensi. Untuk apa kamu bersikap sungkan sama aku?”Levin memalingkan kepalanya, menunjukkan wajah yang sangat arogan. “Cih, sejak kapan aku pernah mengaku aku itu bagian dari Agensi Solar? Kondisiku berbeda sama kamu.”Erin juga tidak menghormatinya lagi. “Memang nggak sama. Kamu mengandalkan Samuel untuk bisa menjadi artis papan atas. Setelah terkenal, kamu malah jadi lupa diri.”“Jangan omong kosong! Kalau kamu mau dengar apa kata Samuel, kamu dengar saja sendiri. Terserah siapa yang mau terkenal.” Levin malas untuk meladeninya lagi. Dia langsung meninggalkan tempat.Jessie melihat bayangan punggung Levin yang semakin menjauh. Dia maklum jika Levin tidak menyukai pekerjaannya, hanya saja kenapa dia malah begitu membenci profesinya?“Nona Jessie, maaf sudah membuatmu melihat kekonyolan ini.” Erin menatapnya. “Levin memang sangat temperamen. Dia suka bersikap semena-mena. Tapi, aku cukup terkejut dengan omonganmu tadi.”
Sebelum Erin pergi, tak lupa dia mengingatkan, “Oh ya, jangan pakai jalur belakang, ya! Pak Samuel paling benci ada anggotanya yang suka menggunakan hak istimewa. Kemampuan lebih penting baginya.”Selama beberapa hari ini, Jessie terus meminta bimbingan dari Erin. Sepertinya Erin juga sangat gembira untuk berbagi pengalaman aktingnya.Bagi Jessie, Erin adalah seniornya. Apalagi Erin lebih besar 5 tahun daripada dirinya. Erin pun memperlakukan Jessie bagai adiknya saja.Samuel berdiri di depan jendela ruang kerja sembari merokok. Pintu ruangan diketuk. Dia mengetukkan batang rokok, lalu berkata tanpa menoleh sama sekali, “Masuk.”Erin membuka pintu, lalu menghentikan langkahnya di belakang Samuel. “Kak Samuel, kamu mencariku?” Sikap Erin sangat sopan. “Dengar-dengar belakangan ini kamu terus membantu Jessie? Kamu bahkan berbagi pengalaman aktingmu kepadanya?” Kali ini, Samuel membalikkan tubuh untuk melihatnya.Erin tersenyum. “Iya, dia tergolong juniorku, apalagi sikapnya juga sangat
Jessie menunduk. “Iya, aku merasa agak gugup.”Erin berjalan ke hadapannya, lalu meletakkan tangan di atas pundak Jessie. “Kamu nggak usah gugup. Cukup lakukan seperti saat kamu latihan saja. Saat audisi nanti, jangan selalu berpikir untuk bisa lolos. Semakin besar harapanmu, semakin besar pula tekanan di hatimu. Nanti kamu malah nggak berhasil menunjukkan kemampuanmu.”Jessie menatapnya. Senior memang hebat, ya. Ucapannya itu benar-benar membuat Jessie merasa lebih lega.Jessie pun tersenyum “Terima kasih, Kak Erin.”Erin juga tersenyum. “Kita itu satu agensi, apalagi kita sama-sama di bawah manajemen Samuel, kamu nggak usah sungkan sama aku.”Tak lama kemudian, nomor Jessie dipanggil. Jessie berpamitan dengan Erin, lalu mengikuti langkah staf untuk memasuki ruangan.Audisi berlangsung di studio sebesar lapangan basket, dengan banyak CV artis yang diletakkan di atas meja. Seorang pria berusia sekitar 50-an tahun yang sedang duduk di depan kamera sepertinya adalah Sutradara Wisnu.Jess
“Menurutku, siluman naga adalah karakter yang sangat tragis. Semua orang berpikir bahwa membunuh adalah kejahatan, iblis harus dihukum. Kenapa nggak ada yang mencari tahu kenapa mereka bisa berbuat seperti itu?”…Setelah audisi berakhir, Jessie berjalan keluar gedung. Sebuah mobil balap berwarna ungu melaju kencang ke sisinya. Jessie spontan melangkah mundur hingga mobil itu berhenti di depannya.Jendela mobil terbuka dari atas. Orang yang duduk di bangku pengemudi tak lain adalah Levin. Sepertinya hanya Levin saja yang akan mengecat mobilnya menjadi warna yang begitu terang.Levin mengamati sekeliling, lalu berkata, “Nona Jessie, serius, nih? Seorang anak keluarga kaya malah tidak dijemput?”Jessie melipat kedua tangan di depan dada. “Apa urusannya sama kamu?”Levin berjalan ke hadapan Jessie, lalu melepaskan kacamata hitamnya. Dia pun tersenyum. “Gimana kalau aku jadi sopirmu? Biar aku antar?”“Nggak usah, deh.” Jessie sungguh risi dengan warna terang mobilnya.Levin berlagak menghe
Jessie memaksakan diri untuk tersenyum. “Selamat, Nona Erin.”“Performamu cukup bagus juga. Dengar-dengar, sebelumnya Pak Wisnu juga sedang menimbang-nimbang di antara kamu dan aku.” Erin menghela napas. “Sebenarnya Pak Wisnu sangat mengagumimu.”Jessie menunduk. Dia tidak tahu di mana titik kesalahannya. Jangan-jangan Jessie memang tidak cocok dengan peran itu?“Kamu juga jangan putus asa.” Erin meletakkan tangan di atas pundak Jessie, lalu menghiburnya, “Perjalananmu di dunia hiburan masih sangat panjang. Kesempatanmu juga masih banyak. Masalah seperti ini sudah sangat biasa di dunia hiburan. Kalau hanya karena gagal sekali, kamu kehilangan kepercayaan dirimu, hal itu akan sangat disayangkan.”Jessie menarik napas dalam-dalam, lalu mengangkat kepalanya. Dia berkata dengan tersenyum, “Iya, aku mengerti. Kelak aku akan lebih banyak belajar dari Kak Erin.”…Di vila.Jessie sedang duduk di dalam kamarnya. Dia melihat semua coretan yang dipersiapkannya untuk tokoh siluman naga. Pada akhi
Jules berdiri dengan perlahan, lalu merapikan pakaiannya. “Apa pun alasannya, aku merasa sudah saatnya aku menemui katingku itu.”Di Hotel Sanria.Dua orang pria sedang duduk di meja dekat jendela restoran. Kedua pria itu tak lain adalah Jules dan juga Rowen.Rowen menyesap kopi di cangkirnya, lalu mengangkat kepalanya. “Aku tidak jelas dengan bisnis di antara ayahku dengan Pak Tom. Sekarang aku juga sudah mendirikan perusahaan parfumku sendiri. Aku sudah jarang ikut campur dalam masalah Grup Ruis.”Jules tersenyum. Jari tangannya meraba piring cangkirnya. “Tuan Rowen sangat tampan dan berbakat. Apa kamu tidak pernah mempertimbangkan masalah pernikahan?”Rowen tertegun sejenak. Dia meletakkan cangkir kopi ke atas meja sembari tersenyum. “Sementara ini, aku tidak ada waktu untuk memikirkan masalah itu. Apa Tuan Jules ingin perkenalkan wanita untukku?”“Tuan Rowen suka wanita yang bagaimana?”“Aku tidak pemilih. Yang penting wanita saja.”Tatapan Jules tertuju pada jam dinding. Tiba-tiba