Sebelum Erin pergi, tak lupa dia mengingatkan, “Oh ya, jangan pakai jalur belakang, ya! Pak Samuel paling benci ada anggotanya yang suka menggunakan hak istimewa. Kemampuan lebih penting baginya.”Selama beberapa hari ini, Jessie terus meminta bimbingan dari Erin. Sepertinya Erin juga sangat gembira untuk berbagi pengalaman aktingnya.Bagi Jessie, Erin adalah seniornya. Apalagi Erin lebih besar 5 tahun daripada dirinya. Erin pun memperlakukan Jessie bagai adiknya saja.Samuel berdiri di depan jendela ruang kerja sembari merokok. Pintu ruangan diketuk. Dia mengetukkan batang rokok, lalu berkata tanpa menoleh sama sekali, “Masuk.”Erin membuka pintu, lalu menghentikan langkahnya di belakang Samuel. “Kak Samuel, kamu mencariku?” Sikap Erin sangat sopan. “Dengar-dengar belakangan ini kamu terus membantu Jessie? Kamu bahkan berbagi pengalaman aktingmu kepadanya?” Kali ini, Samuel membalikkan tubuh untuk melihatnya.Erin tersenyum. “Iya, dia tergolong juniorku, apalagi sikapnya juga sangat
Jessie menunduk. “Iya, aku merasa agak gugup.”Erin berjalan ke hadapannya, lalu meletakkan tangan di atas pundak Jessie. “Kamu nggak usah gugup. Cukup lakukan seperti saat kamu latihan saja. Saat audisi nanti, jangan selalu berpikir untuk bisa lolos. Semakin besar harapanmu, semakin besar pula tekanan di hatimu. Nanti kamu malah nggak berhasil menunjukkan kemampuanmu.”Jessie menatapnya. Senior memang hebat, ya. Ucapannya itu benar-benar membuat Jessie merasa lebih lega.Jessie pun tersenyum “Terima kasih, Kak Erin.”Erin juga tersenyum. “Kita itu satu agensi, apalagi kita sama-sama di bawah manajemen Samuel, kamu nggak usah sungkan sama aku.”Tak lama kemudian, nomor Jessie dipanggil. Jessie berpamitan dengan Erin, lalu mengikuti langkah staf untuk memasuki ruangan.Audisi berlangsung di studio sebesar lapangan basket, dengan banyak CV artis yang diletakkan di atas meja. Seorang pria berusia sekitar 50-an tahun yang sedang duduk di depan kamera sepertinya adalah Sutradara Wisnu.Jess
“Menurutku, siluman naga adalah karakter yang sangat tragis. Semua orang berpikir bahwa membunuh adalah kejahatan, iblis harus dihukum. Kenapa nggak ada yang mencari tahu kenapa mereka bisa berbuat seperti itu?”…Setelah audisi berakhir, Jessie berjalan keluar gedung. Sebuah mobil balap berwarna ungu melaju kencang ke sisinya. Jessie spontan melangkah mundur hingga mobil itu berhenti di depannya.Jendela mobil terbuka dari atas. Orang yang duduk di bangku pengemudi tak lain adalah Levin. Sepertinya hanya Levin saja yang akan mengecat mobilnya menjadi warna yang begitu terang.Levin mengamati sekeliling, lalu berkata, “Nona Jessie, serius, nih? Seorang anak keluarga kaya malah tidak dijemput?”Jessie melipat kedua tangan di depan dada. “Apa urusannya sama kamu?”Levin berjalan ke hadapan Jessie, lalu melepaskan kacamata hitamnya. Dia pun tersenyum. “Gimana kalau aku jadi sopirmu? Biar aku antar?”“Nggak usah, deh.” Jessie sungguh risi dengan warna terang mobilnya.Levin berlagak menghe
Jessie memaksakan diri untuk tersenyum. “Selamat, Nona Erin.”“Performamu cukup bagus juga. Dengar-dengar, sebelumnya Pak Wisnu juga sedang menimbang-nimbang di antara kamu dan aku.” Erin menghela napas. “Sebenarnya Pak Wisnu sangat mengagumimu.”Jessie menunduk. Dia tidak tahu di mana titik kesalahannya. Jangan-jangan Jessie memang tidak cocok dengan peran itu?“Kamu juga jangan putus asa.” Erin meletakkan tangan di atas pundak Jessie, lalu menghiburnya, “Perjalananmu di dunia hiburan masih sangat panjang. Kesempatanmu juga masih banyak. Masalah seperti ini sudah sangat biasa di dunia hiburan. Kalau hanya karena gagal sekali, kamu kehilangan kepercayaan dirimu, hal itu akan sangat disayangkan.”Jessie menarik napas dalam-dalam, lalu mengangkat kepalanya. Dia berkata dengan tersenyum, “Iya, aku mengerti. Kelak aku akan lebih banyak belajar dari Kak Erin.”…Di vila.Jessie sedang duduk di dalam kamarnya. Dia melihat semua coretan yang dipersiapkannya untuk tokoh siluman naga. Pada akhi
Jules berdiri dengan perlahan, lalu merapikan pakaiannya. “Apa pun alasannya, aku merasa sudah saatnya aku menemui katingku itu.”Di Hotel Sanria.Dua orang pria sedang duduk di meja dekat jendela restoran. Kedua pria itu tak lain adalah Jules dan juga Rowen.Rowen menyesap kopi di cangkirnya, lalu mengangkat kepalanya. “Aku tidak jelas dengan bisnis di antara ayahku dengan Pak Tom. Sekarang aku juga sudah mendirikan perusahaan parfumku sendiri. Aku sudah jarang ikut campur dalam masalah Grup Ruis.”Jules tersenyum. Jari tangannya meraba piring cangkirnya. “Tuan Rowen sangat tampan dan berbakat. Apa kamu tidak pernah mempertimbangkan masalah pernikahan?”Rowen tertegun sejenak. Dia meletakkan cangkir kopi ke atas meja sembari tersenyum. “Sementara ini, aku tidak ada waktu untuk memikirkan masalah itu. Apa Tuan Jules ingin perkenalkan wanita untukku?”“Tuan Rowen suka wanita yang bagaimana?”“Aku tidak pemilih. Yang penting wanita saja.”Tatapan Jules tertuju pada jam dinding. Tiba-tiba
Jessie terbengong beberapa saat, lalu berjalan maju. “Pak Samuel, aku nggak berhasil mendapat peran siluman naga ….”“Aku juga tidak berharap kamu bisa mendapatkannya.” Samuel melipat kedua tangan di depan dadanya, lalu menyandarkan tubuhnya di bangku. “Kamu bisa kehilangan tokoh itu karena saat audisi waktu itu, kamu tidak menganggap dirimu sendiri sebagai siluman naga.”“Siluman naga tidak setragis yang kamu bayangkan. Kehendak langit memang salah, tapi siluman naga malah melawan perintah langit. Dia tidak seharusnya membunuh orang yang tidak bersalah.”Jessie tertegun sejenak. Saat adegan siluman naga membantai sekte, ada banyak murid sekte yang tidak bersalah yang meninggal akibat ulahnya. Para murid sekte percaya pada kehendak langit untuk membasmi dan membunuh iblis. Namun, yang salah adalah kehendak langit. Akhirnya, malah murid-murid sekte yang disalahkan. Kehendak langitlah yang menghancurkan klan naga, bukan sekte.Namun, Jessie hanya melihat sisi siluman naga melawan kehenda
Cahya menambahkan lagi, “Lagi pula ada bagusnya juga kamu melewatkan tokoh dari film Pak Wisnu.”Jessie merasa bingung. “Kenapa bahkan Ayah juga berbicara seperti ini?”Cahya pun tersenyum. “Film-film yang disutradarai oleh Pak Wisnu selalu melibatkan pemain senior yang sangat berbakat. Titik mula ini terlalu tinggi buat kamu.” “Jalan karier di dunia akting yang dimulai dengan tinggi akan mendapatkan banyak sorotan publik, apalagi kamu adalah putri dari Javier. Penampilanmu di filmnya akan sangat diperhatikan.”“Begitu kamu memulai dengan standar tinggi, sedikit kekurangan saja akan membuatmu harus menanggung tekanan yang besar. Jadi, ketika Samuel mengatakan bahwa melewatkan peran itu adalah hal yang baik, memang kenyataannya bukan hal yang buruk.”Akhirnya Jessie mengerti. Ternyata maksud di balik ucapan Samuel adalah yang seperti dikatakan Cahya. Jessie menghela napas. “Semua itu juga karena aku berharap terlalu tinggi, makanya jadi ada kesalahan.”Cahya tersenyum kembali. “Kamu b
Jerremy bersandar di sisi ranjang, lalu berkata dengan acuh tak acuh, “Betul juga. Saat di pantai malam itu, kamu juga tidak malu untuk mengeluarkan suara seperti itu.”Dacia membalikkan tubuh untuk menatapnya. Dia sungguh emosi saat ini. “Jerry, sepertinya kesanmu terhadap malam itu sangat mendalam. Kenapa? Jangan-jangan malamnya kamu nggak bisa tidur karena terus kepikiran masalah ini?”Kening Jerremy berkerut. “Omong kosong!”“Jadi, kenapa kamu terus ungkit masalah itu?” Dacia membungkukkan tubuhnya. Terlintas senyuman datar di wajahnya. “Kalau menurutmu aku nggak tahu malu, percaya nggak aku bakal buka celanamu?”Bukannya Jerremy merasa Dacia tidak tahu malu? Oke, Dacia akan membuktikan betapa tidak tahu malu dirinya!Alangkah baiknya jika Jerremy mengusir Dacia. Kemudian, mereka tidak perlu saling bertemu lagi! Pokoknya, Dacia sudah muak dengan semua ini!Tiba-tiba Jerremy menahan tangan Dacia. Dacia pun merasa kaget. Jerremy menarik tangan Dacia, lalu meletakkannya di atas celana