Dacia melihat daging sayap di atas piringnya, lalu melihat sekilas makan malam di atas meja. Dari segi penampilan, semuanya kelihatan sangat indah. Dia sungguh tidak menyangka semua makan malam hari ini dipersiapkan oleh tuan muda Keluarga Fernando.Di dalam benak Dacia, anak orang kaya biasanya tidak bisa memasak, apalagi mencuci piring. Jarang ada yang bisa memasak, apalagi memasak dengan sangat bagus.Ketika melihat Dacia menunduk mulai mencicipinya, Jessie pun mendekatinya. “Gimana rasanya?”Dacia mengangguk sembari tersenyum. Saat mengangkat kepalanya, tatapannya tak sengaja berpapasan dengan tatapan tidak bersahabat Jerremy. Dacia segera mengalihkan pandangannya, lalu kembali menyantap makan malam.Suasana di ruang makan cukup tertekan hari ini. Dacia juga tidak makan banyak dan makannya juga sangat pelan. Dia hanya makan lauk yang diletakkan di depannya saja. Tiba-tiba Jerremy mendorong lauk di hadapannya ke depan. Gerakannya kelihatan bagai tidak disengajai saja.Dacia terbengo
Tiba-tiba Jerremy menginjak pedal rem. Tubuh Dacia spontan terpental ke depan. Jika bukan karena dia mengenakan sabuk pengaman, sepertinya Dacia akan membentur kaca di depannya.Sangatlah menderita untuk diantar pulang oleh Jerremy. Hati Dacia sungguh terasa deg-degan. Rem mendadak kali ini membuat Dacia masih terkejut sampai sekarang.Jerremy memalingkan kepala untuk menatapnya. Raut wajah Jerremy kelihatan serius. “Jadi, kamu suka sama kakakku?”Dacia menarik napas dalam-dalam. Saat dia hendak menyangkal, Jerremy malah tidak memberinya kesempatan untuk berbicara. “Pasangan kakakku sudah pasti bukan wanita sepertimu. Aku sarankan kamu untuk segera menyingkirkan pemikiranmu. Dia bisa bersikap baik sama kamu juga karena Jessie.”“Apalagi dengan status kakakku, pasangannya bukan hanya mesti berasal keluarga konglomerat saja, wanitanya itu juga mesti berkompeten. Kamu … tidak pantas untuk bersamanya.”Jerremy hanya sedang berterus terang saja. Jodhiva adalah ketua dari Hunter. Dia adalah
Kevin berdiri di depan kursi terdakwa dan menjawab semua pertanyaan hakim. Intinya, kematian Lisa disebabkan oleh kelalaiannya. Bagaimanapun, Kevin tidak turun tangan sendiri, melainkan menyuap petugas keamanan rumah sakit, sehingga dia hanya dianggap sebagai dalang di balik pembunuhan tersebut.Meskipun harus menanggung akibat dari tindak kejahatannya, di Negara Biwana, hukumannya paling-paling hanya dua hingga tiga tahun penjara saja. Apalagi dengan adanya bantuan tim pengacara profesional, kemungkinan besar Kevin akan dibebaskan. Kevin dan ayahnya kelihatan sangat percaya diri. Sementara itu, raut adiknya yang sedang duduk di samping itu kelihatan sangat dingin. Raymond mengusap jam tangannya sembari menggertakkan giginya. Kelihatan sekali dia sedang menunggu sesuatu.Saat hakim hendak menjatuhkan hukuman, ada orang yang tiba-tiba melakukan protes. “Kami menolak!”Semua orang spontan melihat ke arah datangnya suara. Tampak seorang pasangan suami istri muncul di hadapan mereka. Wani
Urat hijau di bagian leher Kevin menonjol. Dia pun menjerit dengan suara rendah, “Dia itu kakakmu!”Tatapan Raymond dan ayahnya saling bertemu. Dia menyerahkan dokumen kepada Pengacara Andrew. Tatapannya masih saja tertuju pada diri sang ayah. “Kak Kevin itu anakmu. Apa aku bukan anakmu?”Kali ini, Richard merasa kaget.“Biasanya aku selalu membantu Kak Kevin untuk menangani masalahnya. Apa Kak Kevin pergi membantuku sekali pun? Ayah hanya memikirkan keuntungan Keluarga Jalma, bagaimana denganku? Aku tidak merasa aku lebih buruk daripada Kak Kevin. Hanya saja, cuma ada Kak Kevin di matamu. Apa kamu pernah melihat kerja kerasku?”Raymond sungguh geram saat ini. Dia menunjuk ke sisi Kevin. “Aku tahu semua yang pernah dilakukan Kak Kevin. Apa belum cukup banyak yang aku tutupi demi Kak Kevin? Kalau hari ini aku yang berada di posisi Kak Kevin, apa yang akan kamu lakukan?”Selesai ucapan dilontarkan, Richard langsung melayangkan tamparan kuat ke wajah Raymond. Raymond memalingkan kepalanya
“Video penculikan” itu adalah hasil rekayasa. Jules bukan hanya mengirim video itu kepada Raymond saja, dia juga mengirimkannya kepada Richard.Raymond adalah orang terakhir yang berhubungan dengan Jules. Seandainya Jules benar-benar diculik dan terjadi apa-apa dengannya, Raymond pun akan menjadi tersangka utama.Hanya saja, beda cerita dengan Richard. Tidak ada gunanya bagi Jules untuk mengancam Richard. Lagi pula, dia hanya peduli dengan putra sulungnya saja. Mana mungkin dia peduli dengan masalah Raymond “diancam”?Rekaman ini telah menjadi kesempatan bagi Raymond untuk merebut kekuasaan. Sebenarnya jika Richard peduli dengan masalah Raymond diancam, bisa jadi hati Raymond akan luluh, rencana Jules pun tidak akan tercapai.…Di Hotel Samari, Negara Hyugana.Hillary maju untuk menarik kerah pakaian sekretarisnya. “Mana mungkin? Mana mungkin Paman berbuat seperti ini!”Sekretaris juga tidak berdaya. Dia hanya bisa membujuk Hillary untuk menerima kenyataan. “Nona, kenyataannya memang s
Marry menepis tangan Hillary, lalu mengangkat kepalanya. “Bukannya semua ini berkat Nona Hillary?”Hillary tertegun di tempat. Wajahnya seketika memucat. Tatapan Marry masih tertuju pada dirinya. “Sepertinya kamu terlalu percaya diri. Tuan Muda Jules hanya ingin kamu tahu. Dia nggak perlu meminta dukungan siapa pun, bahkan nggak usah bersusah payah untuk bisa menghancurkan Keluarga Jalma.”“Dia juga nggak perlu lenyapin seluruh Keluarga Jalma, dia hanya perlu menggantikan kepemimpinan Keluarga Jalma saja. Sekarang Pak Kevin sudah dijebloskan ke penjara. Grup Jalma sudah pasti akan berpindah kepemilikan. Pak Raymond juga mendapat dukungan dari para direksi. Sekarang setengah kekuasaanmu dan ayahmu direbut oleh Pak Raymond. Kamu pasti merasa nggak enak, ‘kan?”Hillary memeluk kepalanya, lalu menjerit dengan histeris, “Aku nggak percaya! Kalian pasti lagi bohongi aku!”Marry tersenyum sinis. “Terserah kamu percaya atau nggak. Kenyataannya memang seperti ini. Cepat pulang sana!”Kedua kak
Jules menunduk, lalu mengecup bibir wanitanya. Inilah kehangatan yang didambakan Jules selama beberapa hari ini.Jessie memeluk leher kekasihnya. Beberapa saat kemudian, kedua bibir baru berpisah. Jessie menunduk. Bulu matanya tampak bergetar. Terlihat juga sedikit air mata berlinang di matanya. “Kita sudah berpisah selama setengah bulan.”Terlintas sedikit senyuman di wajah Jules. Dia mengecup kening Jessie, lalu berkata, “Emm, sudah setengah bulan.”Terdengar lagi bisikan Jessie. “Apa nggak ada yang ingin kamu katakan sama aku?”Jules meraba bibirnya, lalu membalas, “Ada.”Jules mendekat. “Selama kamu tidak di sisiku. Aku sangat merindukanmu. Bahkan, selalu ada kamu di dalam mimpiku.”Wajah Jessie terasa panas. Dia menghindari tatapan Jules, lalu berkata, “Dasar gombal.” Hanya saja, Jessie masih penasaran. “Apa yang kamu mimpikan?”Jules tersenyum, lalu berbisik di samping telinga Jessie, “Aku mimpi lagi menyantap Jessie.”Jessie langsung memukul si Jules. “Dasar nggak beres!”Jules
Tubuh Dacia tertegun. Hati yang hampir luluh itu dihancurkan oleh ucapan sang ibu.Daniel juga terbengong. Dia ingin melepaskan genggaman tangan Lidya, tetapi Lidya malah mendorongnya. “Dacia, aku hanya memilikimu saja. Kamu tidak boleh mencampakkanku, ya. Aku itu ibumu!”“Plak!” Suara tamparan keras terdengar di dalam ruangan. Saat Dacia masih belum sempat merespons, dia pun menyadari Lidya sudah memiringkan tubuhnya, lalu terjatuh di atas ranjang.Disusul, terdengar suara marah Daniel. “Apa maumu!”Lidya memegang pipinya, tertegun di atas ranjang. Dia tidak berbicara sama sekali.Daniel menarik napas dalam-dalam. “Apa yang pernah kamu janjikan sama aku? Kamu akan menjalin hubungan baik dengan Dacia. Ternyata kamu lagi membohongiku!”Kedua mata Daniel tampak memerah. Dia pun melanjutkan dengan kesal, “Apa belum cukup kamu menghancurkan satu anak! Sekarang, apa kamu masih ingin memanfaatkan putrimu untuk merebut kekuasaan? Anak lak-laki kita sudah tiada! Semua itu juga akibat dari perb
Dacia menyadari maksud dari ucapan polisi itu. Dia pun melihat ke sisi Diago. “Aku bisa menjamin bahwa masalah ini nggak ada hubungannya dengan Pangeran.”Kening si pria berkerut. Dia tidak berbicara.Diago memperkenalkan si pria dengan tersenyum. “Pak Arthur, dia muridku. Kebetulan dia juga ingin menyelidiki kasus ini.”Polisi yang bernama Arthur mengerutkan keningnya. Dia merasa bingung. “Apa hubungan dia dengan korban?”“Bukan, dia berhubungan dengan Pangeran. Dia adalah putrinya Lidya Ozara.”Arthur mengangguk. “Ternyata seperti itu.”Dacia melihat ke sisi Arthur, lalu bertanya, “Apa aku boleh tanya satu pertanyaan? Kenapa kamu merasa masalah ini ada hubungannya dengan Pangeran? Apa karena saat korban meninggal, anggota Pangeran kebetulan ada di tempat?”Arthur terdiam beberapa detik. “Memang tidak bisa membuktikan ada kaitan langsung dengan Yang Mulia, tapi Yang Mulia adalah orang pertama yang mencurigai bahwa Brayden meracuni makanan. Kematian Brayden jelas adalah tindakan pembun
“Aku mengerti perasaan kamu ingin membantunya.” Diago mengenakan kacamatanya, lalu membereskan dokumen di atas meja. “Hanya saja, kalau kamu terlibat dalam masalah ini, nantinya malah akan mendatangkan kerepotan untukmu.”Dacia mengangguk. “Aku mengerti. Seorang tahanan diracuni di dalam tahanan. Pasti ada orang kuat di belakangnya. Tapi kekuatan orang itu akan mendatangkan ancaman bagi keluarga kerajaan.”Pengawasan di penjara sangat ketat. Jika ingin berbuat hingga tahap seperti ini, meski ada mata-mata di dalam, orang biasa juga tidak sanggup untuk melakukannya.Lagi pula, jika masalah pembunuhan di dalam penjara diselidiki, pasti akan mendatangkan kerepotan yang sangat besar. Hanya saja, berhubung orang itu berani melakukannya, dia pasti punya cara untuk menyingkirkan kerepotan.Sepasang tangan Diago saling bertautan. Dia pun bertanya, “Apa kamu sudah memutuskannya?”Dacia membalas dengan serius, “Sudah. Meskipun aku nggak bisa menduga siapa orang di belakang masalah ini, setidakn
“Aku juga berharap seperti itu.” Jules meletakkan cangkir teh, lalu berdiri. Dia mengancingi lengan pakaiannya dengan perlahan, lalu meninggalkan tempat.Reyhan menatap bayangan punggung Jules yang semakin menjauh dengan mengepal erat tangannya.Pengurus rumah menghela napas lega, hanya saja dia masih saja merasa trauma. “Tuan, apa yang harus kita lakukan kali ini ….”Reyhan berhenti di samping tubuh pengurus rumah, lalu memperingatinya, “Ini masalahmu. Pikirkan cara untuk selesaikan masalah ini. Kalau kamu tidak berhasil menyelesaikannya, aku akan habisi kamu.”Raut wajah pengurus rumah kelihatan panik. Dia tidak berani bersuara.Derrick yang sedang berdiri di depan pintu melihat Jules berjalan keluar Kediaman Keluarga Taylor. Dia membukakan pintu mobil belakang mempersilakan Jules ke dalam. Setelah mereka berdua memasuki mobil, Derrick langsung mengendarai mobil meninggalkan tempat.Di tengah jalan, Derrick melihat ke kaca spion luar jendela. “Tuan Muda, kunjunganmu kali ini pasti ak
Di Kediaman Keluarga Taylor.Sissae membuang makanan yang diantar pelayan. “Keluar! Keluar kalian semua!”Reyhan dan Risella sedang berdiri di depan pintu kamar. Ketika melihat makanan berantakan di atas lantai, Reyhan mengerutkan keningnya. Dia menyuruh pelayan untuk meninggalkan ruangan.Risella berjalan ke dalam kamar, lalu duduk di samping ranjang. Dia menatap wajah putrinya yang masih membengkak itu. “Sissae, kamu tenangkan dirimu dulu.”“Bagaimana aku bisa tenang? Wanita murahan itu suruh anggotanya untuk pukul aku. Dia bahkan berani suruh pengawal murahannya untuk turun tangan sama aku!”Sissae tidak pernah merasa dihina seperti ini. Wajar jika dia merasa sangat murka.Reyhan berjalan ke dalam kamar. Raut wajahnya kelihatan muram. “Aku rasa kamu masih belum belajar dari pengalaman sebelumnya. Sissae, kalau kamu berani bersikap semena-mena lagi, aku akan usir kamu dari rumah!”Mata Sissae langsung memerah. Padahal dia telah dipukul, Reyhan bukannya menghiburnya, melainkan malah m
Tatapan Jules menjadi serius. “Sepertinya pelajaran yang kuberikan terlalu ringan. Dia masih saja berani berulah.”Seandainya bukan karena Jules mengutus pengawal untuk mengikuti Jessie, sepertinya Sissae pasti akan turun tangan terhadap Jessie.“Nona Sissae bisa bersikap arogan juga karena mengandalkan ayahnya. Semua itu juga karena Keluarga Taylor.” Filbert paham bagaimanapun ada banyak anak yang bersikap semena-mena karena mengandalkan kekuatan keluarganya.Jules memutar pena di tangannya. Pada saat ini, Jules menerima pesan singkat dari Derrick.Di sisi lain, Derrick melakukan pengejaran ke sisi dua pengawal berpakaian hitam. Hanya saja, mereka menghilang di dalam kerumunan.Derrick berdecak sembari menggertakkan giginya. Dia segera kembali ke lokasi untuk memeriksa Brayden yang tertembak. Peluru menembus di bagian dadanya. Dia melebarkan matanya yang kosong itu. Brayden juga sudah kehabisan napasnya.Derrick segera lapor polisi.Derrick mengikuti polisi untuk memberi pernyataan di
Pengawal berjalan mendekati Jessie.Miya pun menjerit, “Tolong!”Pengawal dari Vila Laguna kedengaran suara Miya. Mereka menyadari sepertinya telah terjadi sesuatu, mereka pun berlari dengan buru-buru. Pengawal yang dibawa mereka lebih banyak daripada pengawal Sissae.Miya menunjuk ke sisi Sissae. “Wanita itu mau menggebuki Bos. Apa yang harus kita lakukan?”Sissae tidak menyangka mereka akan membawa pengawal sebanyak ini. Dia menggertakkan giginya. Masih terdengar rasa arogan di dalam ucapannya. “Memangnya kenapa kalau aku suruh anggotaku untuk memukul kalian? Memangnya anggotamu berani untuk menyentuhku? Aku itu putri dari Keluarga Taylor. Kalau kalian menyinggungku, aku akan membuat kalian tidak betah untuk tinggal di Negara Hyugana lagi.”Jessie tertawa sembari melihat ke sisi pengawal. “Turun tangan.”Sepertinya pengawal tidak merasa Sissae sulit untuk dihadapi. Mereka benar-benar ingin turun tangan terhadap anggotanya. Pengawal yang direkrut Jules cukup profesional. Dengan gampan
Hanya saja, Jessie yakin Jules bisa menyelesaikannya dengan baik.Setelah berjalan ke dalam ruang pemeriksaan kandungan, Jessie menoleh untuk berkata kepada Miya, “Kamu tunggu di luar saja.”Miya mengangguk, lalu melihatnya memasuki ruangan.Miya sedang berjalan mondar-mandir di koridor. Sekitar 15 menit kemudian, dia melihat Jessie berjalan keluar ruangan. Miya segera mendekatinya. “Bagaimana?”Jessie menyerahkan hasil USG kepadanya. Miya melihatnya dan merasa kaget. “Astaga! Anak kembar?”Jessie mengisyaratkan Miya untuk diam. “Kamu bantu aku rahasiakan masalah ini dulu, ya. Jangan sampai semua orang tahu masalah anakku masih ada di dalam kandunganku.”Sebelumnya, Jules mengabarkan ke publik bahwa Wika dan Sissae mencelakai Jessie hingga keguguran. Tentu saja Jules melakukannya karena pemikirannya sendiri. Semua dilakukan juga demi anak di dalam kandungan. Jadi, tentu saja Jessie mesti bekerja sama untuk bersandiwara.Miya menutup mulutnya sembari mengangguk. “Aku mengerti.”Baru sa
Awalnya, Reyhan berpikir bahwa dengan kematian Wrenka, semua hal yang pernah dilakukan atas perintah putrinya akan lenyap tanpa bukti. Sementara, saat Jules memblokir berita tersebut, orang-orang yang mereka atur sudah lebih dulu meninggalkan penjara. Namun, jika masalah ini dipublikasikan dan menarik perhatian internal penjara, mereka pasti akan melakukan penyelidikan, situasi akan jauh lebih merepotkan. Pengurus rumah terbengong. Keringat dingin mulai membasahi punggungnya. “Jadi, apa yang harus kita lakukan sekarang?”Reyhan duduk dengan raut muram. “Terpaksa dilenyapkan.”Kaki pengurus rumah terasa lemas. Dia sungguh bingung harus berbuat apa. “Tuan, tapi dia itu ….”Reyhan tidak memberi pengurus rumah kesempatan untuk berbicara. “Kalau dia mati, kamu pun mesti mati. Apa kamu mengerti?”Saat ini, pengurus rumah merasa lehernya bagai dicekik saja. Dia tidak bersuara sama sekali.Langit di luar sana sudah semakin menggelap. Lampu di dalam ruang baca Vila Laguna masih menyala. Derric
Wartawan mulai membubarkan diri. Filbert mengikuti langkah Jules berjalan ke dalam aula. “Kak Jules, sebenarnya apa yang terjadi? Apa Wika sudah mati?”Filbert tidak mengetahui masalah ini.Jules berhenti di depan lift, lalu mengiakan. “Dia sudah mati.”Akhirnya Filbert paham. “Jadi, ada orang yang sengaja menyuruh wartawan itu kemari untuk mencelakaimu? Siapa yang tidak punya otak. Bukannya dia sudah memicu rasa curiga?”Jules telah memblokir informasi ini. Lagi pula, hanya orang-orang di penjara dan pusat laboratorium forensik yang mengetahui masalah ini. Begitu informasi terbongkar, itu berarti ada “masalah” dengan internal dua pihak itu?Jules menatap Filbert sembari menepuk-nepuk pundaknya. “Kamu memang pintar.”“Sudah lama aku bersamamu. Apa mungkin aku tidak pintar?” Filbert tersenyum cengengesan.Jules mengangguk. “Tidak ada yang memicu rasa curiga. Semua ini skenarioku.”Kali ini, Filbert tidak tersenyum lagi. Dia mengikuti langkah Jules untuk memasuki lift. “Kamu tidak bercan