Claire mendorong wajah Javier yang hendak mendekat. Saat ini, kenapa Javier bagai perangko yang tidak bisa dilepaskan saja.Roger hendak masuk ke ruangan. Baru saja pintu didorong, tampak gambaran mesra di dalam ruangan. Claire dan Javier serempak melirik ke sisi Roger.Waktu bagai berhenti dalam sesaat.Roger segera menutup pintu ruangan.Claire pun meronta keluar dari pelukan Javier, lalu berkata dengan tenang, âPertunjukan sudah berhasil, âkan? Aku pergi dulu.ââSebentar.â Javier menarik tangan Claire. Claire memalingkan kepalanya dengan bingung. Namun tampak senyuman di wajahnya. âApa kamu tidak ingin tahu masalah Keluarga Kenata?âKeluarga Kenata?Claire tertegun sejenak. Apa alasan Javier mencarinya karena masalah Keluarga Kenata?âKamu sudah mengetahuinya?â Claire menunduk. Semua masalah memang tidak bisa luput dari pandangannya.âBu Liliana adalah kakak dari ibumu. Dia adalah anggota Keluarga Gufree.â Nada bicara Javier sangatlah datar, tetapi Claire yang mendengarnya pun kemba
Gina mengangguk tanda dirinya mengerti.Masalah putri dari Keluarga Zahra sangatlah heboh pada beberapa waktu lalu. Tentu saja Gina telah mendengarnya. Hanya saja, dia sungguh tidak menyangka kenyataan di balik permasalahan itu adalah seperti yang diceritakan Claire tadi.Gina pun mendengus. âSepertinya Keluarga Kenata sudah buta, dia malah membantu seorang penipu dan bahkan menginjakmu. Aku rasa si Liliana semakin bodoh saja!âClaire hanya tersenyum saja. Alasan anggota Keluarga Kenata bisa membantu Kayla juga karena Kayla telah menggunakan identitasnya.Jujur saja, Claire juga tidak menyangka Kayla akan berbohong mengatakan Vina adalah ibu kandungnya. Sepertinya Rendy tidak mengetahui identitas ibunya, itulah sebabnya Kayla berani melakukannya.âTapi kamu tidak perlu khawatir. Perusahaan Jeewan hanya bersedia bekerja sama dengan orang-orang yang berkompeten saja. Meskipun anggota Keluarga Kenata datang mengajak aku untuk bekerja sama dengan mereka, aku juga tidak akan menghiraukan me
Sialan! Sebenarnya apa latar belakang wanita tua ini? Seketika, ada seorang lelaki berjalan kemari.âApa yang terjadi?âKayla memalingkan kepalanya untuk melihat Louis. Dia segera berjalan ke sisinya, lalu menjawab dengan ekspresi lugu, âKak, aku juga nggak tahu kenapa, mereka malah terus mengataiku âĶ.âGina langsung tersenyum. âOh? Dia itu adiknya Tuan Louis? Kenapa aku tidak tahu?âKayla langsung menggigit bibir bawahnya. Saat ini, dia tidak berani menatap Claire lagi. Hanya saja, dia yakin Claire tidak mengetahui masalah Keluarga Gufree.Louis berjalan ke hadapan Gina dengan perlahan. âBu Gina, maaf kalau adik sepupuku telah menyinggungmu. Aku harap Bu Gina tidak keberatan.ââHeh, tadi dia bilang dengan jelas bahwa Keluarga Kenata tidak akan menghormati wanita tua seperti aku.âKening Louis spontan berkerut. Dia pun melirik Kayla dengan dingin. Kayla malah menunduk dan tidak berkata apa-apa.Kenapa bisa seperti ini? Sepertinya Louis sangat menghormati wanita tua ini?Sebenarnya Loui
Seandainya semua seperti apa yang dikatakan Kayla, dia hanya sedang berbicara dengan Claire, tetapi malah ditentang oleh Claire. Tidak mungkin Bu Gina akan membela seorang wanita yang kurang ajar?Setelah dipikir-pikir, sepertinya Kayla yang telah bersikap tidak sopan.âTante, aku âĶ aku nggak bohong.ââHeh, aku akan menyelidiki masalah ini sampai tuntas. Kayla, kalau kamu berani merahasiakan sesuatu atau menipuku, meski kamu itu putrinya Vina, aku juga tidak akan mengampunimu.âSeandainya putrinya Vina benar-benar adalah seorang wanita berhati licik, Liliana lebih memilih untuk tidak mengakui Kayla sebagai keponakannya!Kayla sungguh panik dan juga merasa sangat kesal. Kenapa masalah bisa menjadi seperti ini âĶ.âĶClaire mengantar Bu Gina ke gedung Perusahaan Jeewan. Gina menarik tangan Claire. âAku sangat gembira karena kamu bersedia untuk meluangkan waktumu untuk menemaniku.âGina tidak memiliki anak. Sekarang dia malah memiliki teman mengobrol seperti Claire yang sama sepertinya, sam
Jangan-jangan ada barang penting di dalam peninggalan ibunya?Kayla pulang ke Kediaman Adhitama untuk mendiskusikan rencana selanjutnya dengan ibunya. Namun siapa sangka begitu masuk ke dalam rumah, tampak Rendy sedang duduk di sofa dengan keadaan muram. Sementara itu, entah kesalahan apa yang diperbuat ibunya sampai dia sedang berlutut di samping.âAyah âĶ ada apa dengan ibuku âĶ.ââKamu masih berani tanya!â Rendy emosi langsung menggebrak meja dan berdiri. âKalian berdua memang tidak tahu malu sekali. Kalian bahkan berani mengambil barang peninggalan ibunya Claire!âJika bukan karena Javier meneleponnya memberi tahu bahwa Kayla menyamar menjadi putri dari Vina, kemudian menyadari bahwa gelang di dalam kotak itu sudah menghilang, sepertinya Rendy tidak akan mengetahui betapa beraninya putrinya yang satu ini.Ini pertama kalinya Gabriana melihat putranya emosi seperti ini. Dia pun duduk di samping dan tidak berani berbicara.Raut wajah Kayla pun berubah. Dia refleks menggenggam pergelang
âMenyebalkan sekali! Kenapa kamu berbicara seperti ini? Mana mungkin juga aku melupakanmu?ââHehe, bukankah kamu hanya mencariku di saat kamu lagi kesepian?â Lucas meraba pinggang langsing Imelda.Imelda pun mengeluh, âDia tidak tertarik sama aku. Jadi, apa boleh buat?âSialan! Jika bukan demi melahirkan anak laki-laki dan jika bukan karena Rendy tidak bersedia untuk menyentuhnya dalam beberapa hari ini, mana mungkin Imelda kepikiran cara ini?Semua ini salah Rendy. Jadi, jangan salahkan Imelda berselingkuh di belakangnya!Lagi pula, dulu Rendy bisa mengakuinya dan Kayla. Kali ini, dia pasti bisa menerima putra dari orang lain!âLucas pun tertawa. âAku rasa kamu punya maksud lain?ââKak Lucas memang paling memahamiku.â Imelda mengungkapkan maksud kedatangannya, âAku mencari Kak Lucas tentu saja demi satu hal. Aku tahu kamu punya banyak anak buah, âkan? Jadi, kalau Kak Lucas bersedia untuk membantuku, aku pasti akan beri kamu uang banyak.ââOh? Sepertinya masalah itu tidaklah gampang,â
Tiba-tiba Claire menerima sebuah pesan masuk. Claire mengambil ponselnya. Sesaat setelah dia membacanya, raut wajahnya berubah dan dia langsung berdiri.Claire segera berlari keluar dan tak sengaja menabrak Fendra. Fendra pun segera bertanya, âClaire, ada apa?ââAyahku dalam masalah.â Tanpa berkata panjang lebar, Claire langsung berlari keluar.Ketika mendengar telah terjadi sesuatu dengan Rendy, raut wajah Fendra pun berubah. Hal yang pertama dia lakukan adalah langsung menghubungi Javier.Sesampainya di area parkiran bawah tanah. Claire melihat pintu mobil ayahnya dalam keadaan terbuka dan ayahnya sedang berbaring di bagian setir mobil.âAyah!â Saat Claire hendak pergi untuk memeriksanya. Tiba-tiba ada orang yang menyengatnya dengan tongkat listrik, kemudian Claire hampir kehilangan kesadarannya. Sebelum Claire jatuh pingsan, dia masih sempat-sempatnya melihat wajah lelaki yang menyengatnya.Lelaki ini âĶ.Pada akhirnya Claire terjatuh berbaring di atas lantai.Kedua lelaki bermasker
âJa âĶ Javier?âSepertinya Claire melihat ada Javier di samping ranjangnya. Javier sedang mendekatinya, âKamu panggil aku apa?âClaire dengan susah payah mencengkeram kerah pakaian si lelaki. Namun, ketika dia menyadari lelaki di hadapannya bukanlah Javier, dia lekas mendorong si lelaki.Begitu membalikkan tubuhnya, tampak ada beberapa lelaki dengan wajah yang serupa. Mereka semua sedang tersenyum sambil menjulurkan tangan ke sisinya.âAhh!â Claire memeluk kepalanya dan menjerit dengan histeris. Dia terlihat sangat takut saat ini.âSepertinya obat ini cukup hebat.â Melihat Claire sudah hampir kehilangan akal sehatnya, beberapa lelaki di samping pun tahu bahwa efek obatnya sedang beraksi.âSisanya untuk disuntik besok saja.âSi lelaki membalikkan tubuhnya hendak meninggalkan ruangan. Tiba-tiba pintu ruangan malah didobrak oleh seseorang.Raut wajah lelaki-lelaki di dalam langsung berubah. Tampak seorang lelaki bertongkat didampingi beberapa lelaki berbadan kekar berjalan masuk ke dalam.
âOh, ya, di mana Kak Ariel?â tanya Bastian.Jodhiva membalas, âDia lagi temani ayahnya untuk jalan-jalan. Sekarang aku juga mau nyusul ke sana. Aku permisi dulu.âUsai berbicara, Jodhiva meninggalkan tempat.Bastia berdecak sembari menggeleng. âOrang yang sudah punya istri memang berbeda.ââKamu ngomongnya seolah-olah kamu nggak sama dengan dia.â Yura juga meninggalkan tempat.Bastian meletakkan gelasnya, lalu mengikuti langkah Yura. âHei, kenapa kamu malah meninggalkanku. Tunggu aku.âClaire berhenti di hadapan Javier. Javier menggandeng tangannya. âSudah selesai mengenang masa lalu?ââMenurutmu? Bukannya sore nanti, kamu dan Ayah akan pergi ke Kediaman Keluarga Tanaka?âJavier tersenyum. âAku lagi menunggumu untuk makan di sana.âRoger berjalan di sisi Izza, lalu menatap mereka. âTuan Javier, Nyonya Claire. Kalau begitu, kamu pergi cari Ayah Angkat dulu.âJavier mengangguk. Dia merangkul pundak Claire, lalu berjalan ke koridor. Cahaya matahari dipantulkan ke sisi jendela. Bayangan d
Jessie tersenyum lebar. âKalau begitu, aku akan mengenakan mahkota ini saat pernikahanku nanti. Anggap saja sebagai iklan desain ibuku.âJules memeluk Jessie dari belakang. âYang penting kamu suka.ââĶAnggota Keluarga Fernando baru tiba di Negara Hyugana dua hari sebelum resepsi pernikahan. Mereka tinggal di hotel yang dipesan Jules. Seluruh hotel ini telah dipesan oleh anggota keluarga kerajaan untuk menjamu para hadirin.Keluarga Chaniago dan Keluarga Kenata juga telah datang. Tobias juga tidak absen. Bahkan Shinta, Erin, Levin, dan Samuel yang berasal dari dunia hiburan juga telah datang. Tentu saja, Yura dan Bastian juga masuk dalam daftar undangan.Claire tiba di restoran. Pelayan membawanya ke dalam ruangan VIP. Ketika melihat pria yang duduk di dalam sana, dia pun tersenyum. âAyah Angkat.âOwl memutar tubuhnya dengan perlahan. Sudah bertahun-tahun mereka tidak bertemu. Owl masih seperti dulu saja, tapi tubuhnya kelihatan lebih kurus dari sebelumnya. Claire langsung maju untuk m
Orang lainnya juga ikut tersenyum.Menjelang malam, seluruh kota diselimuti dengan cahaya lampu neon. Setelah Jessie dan Jules menyelesaikan makan malam, mereka pun kembali ke Kompleks Amara.Jessie baru selesai mandi. Rambutnya pun masih basah. Jules mengambil handuk dari tangan Jessie, lalu membantunya untuk mengeringkan rambut.Saat ini, Jessie duduk di depan meja rias sembari menatap orang di dalam cermin. Senyuman merekah di atas wajahnya. âKak Jules, aku sangat menantikan resepsi pernikahan kita.ââOh, ya?â Jules mengusap rambut lembut Jessie. âAku juga menantikannya.ââAku merasa hidupku sangat sempurna karena bisa menikah dengan orang yang paling aku cintai, apalagi bisa bersama orang yang aku cintai berjalan ke jenjang berikutnya.âJules pun tertawa, lalu membungkukkan tubuhnya untuk berbisik di samping telinga Jessie. âApa kamu tahu, keinginan dalam hidupku juga sudah terwujud.âJessie menoleh untuk menatapnya. âKeinginan apa?âJules berbisik di samping telinga Jessie, âMenik
Hiro mengiakan.âSetelah di luar beberapa saat, kamu menjadi semakin dewasa saja.â Naomi menepuk-nepuk pundaknya. âSemoga kamu bisa semakin baik lagi.âHiro hanya tersenyum dan tidak berbicara.âĶDalam sekejap mata, akhirnya telah sampai ke akhir bulan. Liburan Jessie dan yang lain sudah berakhir. Mereka pun kembali ke ibu kota.Claire dan Javier berdiri di depan halaman untuk menunggu mereka. Setelah mereka menuruni mobil, Jessie langsung berlari ke sisi mereka. âAyah, Ibu!â Dia langsung memeluk kedua orang tuanya.Javier mengusap kepala Jessie dengan tidak berdaya. âPadahal kamu sudah dewasa, masih saja minta dipeluk.âSenyuman di wajah Jessie semakin lebar lagi. âTapi, di mata kalian, selamanya aku itu anak kecil!âClaire tersenyum tipis. Dia menatap beberapa orang yang berjalan kemari. âBaguslah kalau kalian bermain dengan gembira. Ayo, kita ke dalam dulu. Nanti malam kita makan bersama.âSetelah Dacia dan Ariel memasuki rumah, mereka duluan naik ke lantai atas untuk melihat anak.
Jules menatap mereka. âKebetulan sekali kalian juga ada di sini.âYura membalas, âAku dan Bastian memang ada di sini. Setelah lihat unggahan Jessie, aku baru tahu ternyata kalian juga di sini.âJessie membawanya ke tempat duduk. âKalau begitu, kita tinggal beberapa hari bersama.âSetelah Bastian duduk, Jodhiva memperkenalkannya kepada Dacia dan Jessie. âIni adik iparku, Dacia, dan adikku, Jessie.ââAku pernah bertemu mereka di pernikahanmu.â Bastian masih mengingatnya. Dia pun berkata, âAdikmu itu satu sekolah dengan istriku. Istriku sering mengungkitnya.âYura menatapnya. âIstrimu? Belum pasti aku akan menjadi istrimu.âKening Bastian berkerut. âKita saja sudah tunangan. Apa kamu masih bisa menikah sama orang lain?âSemua orang pun tertawa. Hanya Jessie saja yang terbengong. âTunangan apaan? Yura, kamu sudah tunangan?âYura berdeham ringan. âAku lupa beri tahu kamu.ââKamu nggak setia kawan banget, sih. Malah nggak beri tahu aku. âJessie mencemberutkan bibirnya. Dia benar-benar tidak
Bos pemilik permainan berkata, âDua puluh ribu diberi tiga kesempatan.ââMahal sekali? Dua puluh ribu hanya diberi tiga kali kesempatan saja?â Dacia merasa sangat tidak menguntungkan.Bos mengangkat kepalanya. âIni sudah paling murah. Tempat lain malah tiga puluh ribu.âJessie menarik Dacia. âDua puluh ribu juga nggak masalah. Nggak gampang bagi mereka untuk berbisnis. Kita juga cuma main-main saja.âSeusai berbicara, Jessie mengeluarkan uang tunai sebesar empat puluh ribu kepada bos. âBerarti enam kali kesempatan, ya.âBos menyerahkan enam gelang kepada Jessie. Jessie menyukai sebuah gelang. Dia tahu gelang itu hanya barang KW, tapi kelihatannya sangat cantik. Jessie melempar ke sana, tetapi dia tidak berhasil mendapatkannya.Setelah melempar dua kali lagi, Jessie masih saja tidak berhasil mendapatkan targetnya. Sekarang hanya tersisa tiga kali kesempatan.Ketika melihat Jessie putus asa, Ariel pun mengambil sisa gelang dari tangan Jessie. âCoba lihat aku.âAriel melirik tepat ke sisi
Larut malam, kota kuno ini terasa sunyi dan hening, hanya suara serangga yang bergema di antara rerumputan.Sebuah lampu menerangi rerumputan di luar tenda, menambah suasana menjadi semakin hening dan tenang.Jessie membalikkan tubuhnya masih belum tertidur. Saat sebuah tangan panjang merangkul pinggangnya, lalu memasukkan Jessie ke dalam pelukannya. âTidak bisa tidur?ââEmm.â Jessie bersandar di dalam pelukannya. âKak Jules, aku ingin ke toilet, tapi aku nggak berani.âJules mencium kening Jessie. âBiar aku temani.âMereka berdua berjalan keluar tenda. Jules mengeluarkan senter, lalu berjalan bersama Jessie. Saat mereka tiba di depan pepohonan, Jessie membalikkan tubuhnya untuk menatap Jules. âTunggu aku di sini.âJules mengangguk. âPanggil aku kalau ada apa-apa.âJessie berjalan ke dalam pepohonan, tetapi dia juga tidak berani berjalan terlalu jauh.Setelah buang air, Jessie segera keluar dan memeluk lengannya. âSelesai.âJules mengulurkan tangan untuk merangkul Jessie.Setelah kemba
Jodhiva juga tersenyum. âCepat juga, tapi masih tergolong pagi.âJessie menyandarkan kepalanya di atas paha Jules sembari memandang langit. Beberapa saat kemudian, dia bertanya, âKenapa rasanya bakal turun hujan?âOrang-orang langsung melihat ke sisi Jessie.Jerremy menarik napas dalam-dalam. âKamu jangan sembarangan bicara.âDacia memandang ke atas langit. Langit memang kelihatan cerah, tetapi malah kelihatan mendung di bagian atas gunung. âMungkin cuma mendung saja?âSudah jam segini, tapi matahari masih belum menampakkan diri. Seharusnya hanya mendung, tidak sampai tahap turun hujan.Ariel berkata, âRamalan cuaca hari ini tidak mengatakan akan turun hujan hari ini. Aku merasa seharusnya tidak akan turun hujan.âKecuali, ramalan cuaca tidak akurat!Beberapa orang tinggal sejenak. Jules merasa ada tetesan air di wajahnya. Dia mengusap sejenak. âEh, turun hujan, deh.âAriel duduk di tempat. âApa?âJessie menunjukkan senyuman canggung di wajahnya. âFirasatku mengatakan bakal turun hujan
Yang lain juga sudah setuju.Setelah masakan disajikan, Jessie melihat makanan berwarna putih dengan berbentuk seperti kipas. Dia bertanya pada bos, âApa ini?âBos memperkenalkan dengan tersenyum, âIni namanya âmilk fanâ, terbuat dari susu. Karena warnanya putih dan agak transparan, ditambah bentuknya seperti kipas, makanan ini pun diberi nama âmilk fanâ.âAriel mencicipinya. âEmm, rasanya enak juga.âDacia dan Jerremy juga telah mencicipinya. Rasanya memang cukup enak.Setelah masakan selesai dimasak, Bos pun menyajikan ke atas meja. âIni adalah mie beras dengan ditaburi ayam dingin dan berbagai bahan tambahan. Ayam dimasak dengan bumbu khas, lalu disiram dengan saus buatan sendiri, minyak cabai, minyak lada hitam, dan ditambahkan kenari panggang. Ini adalah salah satu makanan khas daerah kami. Biasanya para wisatawan juga sangat menyukainya.âJessie mencicipi sesuap. Ariel pun bertanya, âGimana rasanya?âJessie mengangguk, lalu menyantapnya dengan suapan besar.Yang lain juga ikut me