Seandainya semua seperti apa yang dikatakan Kayla, dia hanya sedang berbicara dengan Claire, tetapi malah ditentang oleh Claire. Tidak mungkin Bu Gina akan membela seorang wanita yang kurang ajar?Setelah dipikir-pikir, sepertinya Kayla yang telah bersikap tidak sopan.“Tante, aku … aku nggak bohong.”“Heh, aku akan menyelidiki masalah ini sampai tuntas. Kayla, kalau kamu berani merahasiakan sesuatu atau menipuku, meski kamu itu putrinya Vina, aku juga tidak akan mengampunimu.”Seandainya putrinya Vina benar-benar adalah seorang wanita berhati licik, Liliana lebih memilih untuk tidak mengakui Kayla sebagai keponakannya!Kayla sungguh panik dan juga merasa sangat kesal. Kenapa masalah bisa menjadi seperti ini ….…Claire mengantar Bu Gina ke gedung Perusahaan Jeewan. Gina menarik tangan Claire. “Aku sangat gembira karena kamu bersedia untuk meluangkan waktumu untuk menemaniku.”Gina tidak memiliki anak. Sekarang dia malah memiliki teman mengobrol seperti Claire yang sama sepertinya, sam
Jangan-jangan ada barang penting di dalam peninggalan ibunya?Kayla pulang ke Kediaman Adhitama untuk mendiskusikan rencana selanjutnya dengan ibunya. Namun siapa sangka begitu masuk ke dalam rumah, tampak Rendy sedang duduk di sofa dengan keadaan muram. Sementara itu, entah kesalahan apa yang diperbuat ibunya sampai dia sedang berlutut di samping.“Ayah … ada apa dengan ibuku ….”“Kamu masih berani tanya!” Rendy emosi langsung menggebrak meja dan berdiri. “Kalian berdua memang tidak tahu malu sekali. Kalian bahkan berani mengambil barang peninggalan ibunya Claire!”Jika bukan karena Javier meneleponnya memberi tahu bahwa Kayla menyamar menjadi putri dari Vina, kemudian menyadari bahwa gelang di dalam kotak itu sudah menghilang, sepertinya Rendy tidak akan mengetahui betapa beraninya putrinya yang satu ini.Ini pertama kalinya Gabriana melihat putranya emosi seperti ini. Dia pun duduk di samping dan tidak berani berbicara.Raut wajah Kayla pun berubah. Dia refleks menggenggam pergelang
“Menyebalkan sekali! Kenapa kamu berbicara seperti ini? Mana mungkin juga aku melupakanmu?”“Hehe, bukankah kamu hanya mencariku di saat kamu lagi kesepian?” Lucas meraba pinggang langsing Imelda.Imelda pun mengeluh, “Dia tidak tertarik sama aku. Jadi, apa boleh buat?”Sialan! Jika bukan demi melahirkan anak laki-laki dan jika bukan karena Rendy tidak bersedia untuk menyentuhnya dalam beberapa hari ini, mana mungkin Imelda kepikiran cara ini?Semua ini salah Rendy. Jadi, jangan salahkan Imelda berselingkuh di belakangnya!Lagi pula, dulu Rendy bisa mengakuinya dan Kayla. Kali ini, dia pasti bisa menerima putra dari orang lain!”Lucas pun tertawa. “Aku rasa kamu punya maksud lain?”“Kak Lucas memang paling memahamiku.” Imelda mengungkapkan maksud kedatangannya, “Aku mencari Kak Lucas tentu saja demi satu hal. Aku tahu kamu punya banyak anak buah, ‘kan? Jadi, kalau Kak Lucas bersedia untuk membantuku, aku pasti akan beri kamu uang banyak.”“Oh? Sepertinya masalah itu tidaklah gampang,”
Tiba-tiba Claire menerima sebuah pesan masuk. Claire mengambil ponselnya. Sesaat setelah dia membacanya, raut wajahnya berubah dan dia langsung berdiri.Claire segera berlari keluar dan tak sengaja menabrak Fendra. Fendra pun segera bertanya, “Claire, ada apa?”“Ayahku dalam masalah.” Tanpa berkata panjang lebar, Claire langsung berlari keluar.Ketika mendengar telah terjadi sesuatu dengan Rendy, raut wajah Fendra pun berubah. Hal yang pertama dia lakukan adalah langsung menghubungi Javier.Sesampainya di area parkiran bawah tanah. Claire melihat pintu mobil ayahnya dalam keadaan terbuka dan ayahnya sedang berbaring di bagian setir mobil.“Ayah!” Saat Claire hendak pergi untuk memeriksanya. Tiba-tiba ada orang yang menyengatnya dengan tongkat listrik, kemudian Claire hampir kehilangan kesadarannya. Sebelum Claire jatuh pingsan, dia masih sempat-sempatnya melihat wajah lelaki yang menyengatnya.Lelaki ini ….Pada akhirnya Claire terjatuh berbaring di atas lantai.Kedua lelaki bermasker
“Ja … Javier?”Sepertinya Claire melihat ada Javier di samping ranjangnya. Javier sedang mendekatinya, “Kamu panggil aku apa?”Claire dengan susah payah mencengkeram kerah pakaian si lelaki. Namun, ketika dia menyadari lelaki di hadapannya bukanlah Javier, dia lekas mendorong si lelaki.Begitu membalikkan tubuhnya, tampak ada beberapa lelaki dengan wajah yang serupa. Mereka semua sedang tersenyum sambil menjulurkan tangan ke sisinya.“Ahh!” Claire memeluk kepalanya dan menjerit dengan histeris. Dia terlihat sangat takut saat ini.“Sepertinya obat ini cukup hebat.” Melihat Claire sudah hampir kehilangan akal sehatnya, beberapa lelaki di samping pun tahu bahwa efek obatnya sedang beraksi.“Sisanya untuk disuntik besok saja.”Si lelaki membalikkan tubuhnya hendak meninggalkan ruangan. Tiba-tiba pintu ruangan malah didobrak oleh seseorang.Raut wajah lelaki-lelaki di dalam langsung berubah. Tampak seorang lelaki bertongkat didampingi beberapa lelaki berbadan kekar berjalan masuk ke dalam.
Tatapan Javier berubah dingin. “Obat apa?”“Eksta ….” Belum sempat si lelaki menyelesaikan omongannya, dia pun ditendang oleh Javier.Kedua mata Javier terlihat sangat merah. Dia menjerit, “Berani-beraninya kalian menyuntikkan obat seperti itu ke tubuhnya!”“Dosisnya tidak banyak! Tidak banyak!” Si lelaki tidak menghiraukan rasa sakit, segera menjelaskan.Jika obat seperti ini disuntikkan berkali-kali, seseorang pun akan kecanduan. Saat ini Claire hanya disuntikkan sekali saja, paling-paling dia hanya akan merasa tidak nyaman dalam beberapa hari ini.Namun, mereka sungguh tidak menyangka Tuan Javier akan datang ke sini.Javier menggendong Claire, lalu menoleh untuk melihat mereka. “Kalau terjadi apa-apa dengan dia, aku akan menghabisi kalian semua.”Di dalam mobil.Javier memeluk Claire ke dalam pelukannya. Tangan Claire sangatlah dingin. Tak peduli bagaimana Javier menghangatkannya, tangannya tetap terasa dingin.“Claire?” Javier berusaha untuk menyadarkan Claire. Hanya saja, respons
Roger berjalan dengan perlahan, lalu melaporkannya.Ibu tirinya memang sangat sadis. Demi masa depan putrinya, dia malah rela untuk menghancurkan Claire.Lucas dipukul hingga hampir kehilangan napasnya. Dia mengangkat kepalanya dengan lemas, menatap Javier yang sedang duduk dengan menyilangkan kakinya.Javier bagai monster yang keluar dari neraka. Ekspresi dan tatapannya terlihat sangat dingin dan tajam, bahkan terasa hawa membunuh di sekitarnya.Kali ini Javier mengganti posisi duduknya, lalu menunduk menatap lelaki itu. “Berhubung dia sudah jujur, lepaskan dia saja.”Tiba-tiba terlihat secercah harapan di hadapan Lucas. Namun, ucapan selanjutnya Javier malah membuat harapannya menjadi sirna. Dia merasa sangat takut saat ini.“Patahkan kedua kaki dan tangan lelaki itu. Siapa yang berani mengobatinya, nasib orang itu akan sama seperti dia.”Javier berdiri, lalu meninggalkan ruangan.Roger melihat beberapa orang, lalu memberi isyarat mata menyuruh mereka untuk mengikuti langkahnya.Bebe
Saat melihat Roger, Claire tiba-tiba kepikiran sesuatu, lalu bertanya, “Di mana Javier?”“Tuan Javier pulang untuk ganti baju. Dia suruh aku datang untuk menjagamu.” Roger tersenyum.Pakaian Javier telah dinodai dengan bercak darah. Jadi, dia pun pulang untuk menggantinya.“Roger, waktu itu aku … aku gigit Javier, ya?” tanya Claire dengan datar.Seingat Claire, sepertinya dia telah menggigit seseorang. Namun, samar-samar terdengar suara Javier.Roger menggaruk kepalanya sambil tersenyum. “Ternyata kamu masih ingat ….”Claire spontan menunduk. Ternyata dia memang telah melakukannya. Claire kepikiran sesuatu, lalu bertanya, “Apa anak-anak tahu masalah aku diopname?”Ibu mereka tidak pulang selama beberapa hari. Apa yang akan dipikirkan ketiga bocah cilik itu?Roger menjawab, “Berhubung kondisi kamu selama beberapa hari ini tidak stabil. Tuan Javier tidak ingin anak-anak mencemaskanmu. Jadi, dia pun merahasiakan masalah ini dari mereka.”Claire mengangguk. Benar juga! Seandainya anak-anak
Setelah memasuki mobil, Yura memasang sabuk pengaman. Bastian juga memasuki mobil, lalu mengendarainya meninggalkan bandara.Sepanjang perjalanan, Yura tidak berbicara sama sekali, hanya memandang pemandangan di luar jendela.Bastian menatapnya sekilas. “Kamu gampang percaya sama orang lain? Apa kamu tidak takut akan kujual?”Yura memalingkan kepala untuk menatap Bastian. “Kamu nggak akan melakukannya.”“Kenapa kamu tahu aku tidak akan melakukannya? Jangan terlalu gampang percaya sama cowok.”“Termasuk kamu?” tanya Yura.Bastian berdeham. “Termasuk aku juga tidak masalah.”Tiba-tiba Yura tertawa. “Kamu bisa berteman dengan Jody, berarti kamu itu punya etika yang baik. Lagi pula, malam itu kamu juga nggak mencari kesempatan dalam kesempitan, makanya aku berani percaya sama kamu.”Bastian tertegun sejenak. Dia berkata dengan ketus, “Kamu masih berani ungkit masalah malam itu.”Seumur hidupnya, penghinaan terbesar yang pernah Bastian terima, sepertinya adalah kejadian di malam hari itu!S
Grace menimpali, “Tadi saja ayahku kupas kulit udang buat Ibu. Kalian orang dewasa memangnya nggak tahu malu?”Cherry terdiam.Candice dan Claire langsung tertawa.Rembulan menggantung di atas langit. Lampu jalan terang benderang. Semua orang larut dalam suasana gembira.…Setelah pernikahan berakhir, Dacia membawa putrinya dan Jerremy ke lokasi syuting di Area Homa. Mereka berdua juga sekalian berlibur.Jodhiva dan Ariel belajar merawat anak di Kompleks Amara. Jadi setelah anak mereka lahir, mereka pun tidak akan kewalahan.Sekarang Jules sedang magang menjadi ayah yang teladan, sedangkan Jodhiva sudah menjadi ayah yang profesional. Mereka berdua bahkan sempat berlomba satu sama lain. Jessie dan Ariel yang berada di samping sampai kehabisan kata-kata.Ariel bertanya padanya, “Apa kalian masih belum memikirkan nama anak kalian?”Jessie menggeleng, lalu berkata, “Aku ingin panggil Satu Dolar, Dua Dolar, dan Tiga Dolar.”Ujung bibir Ariel langsung berkedut. “Asal-asalan sekali?”Jessie m
“Oke.” Grace mengambil remote. “Clara, aku belajar dulu. Nanti aku baru ajari kamu.”Clara mengangguk. “Oke.”Ariel dan Jodhiva berjalan keluar. “Dengar-dengar malam ini ada pesta BBQ. Kenapa aku hamil pada saat seperti ini? Aku jadi nggak bisa makan apa-apa.”Ariel sungguh menginginkannya.Jessie berkata dengan tersenyum, “Kamu bisa makan daging panggang yang nggak terlalu gosong, biar Kak Jody panggang buat kamu, dijamin bersih dan sehat. Tapi, kamu jangan makan kebanyakan, nanti kamu malah panas dalam.”Begitu mendengar, Ariel langsung merasa gembira. “Serius?” Kemudian, dia melihat ke sisi Jodhiva. “Malam ini kamu masak buat aku!”Jodhiva sungguh kehabisan kata-kata. Ketika melihat Ariel begitu menginginkannya, dia pun mengangguk. “Oke, malam ini aku akan masak buat kamu.”Langit semakin gelap. Lampu di balkon sudah terang benderang. Ada panggangan, makanan lezat, minuman beralkohol di sana. Terlihat juga anak-anak sedang bermain dengan gembira.Jodhiva berubah profesi menjadi koki
Candice pun tertawa. “Ayo, kita tebak sekali lagi. Kita tebak anaknya Jody.”“Aku nggak percaya aku bakal kalah lagi. Aku tetap taruhan kembar dua!”“Kalau begitu, aku tetap kembar tiga!”Cherry berkata, “Kali ini 20 juta!”Kedua mata Candice langsung berkilauan. “Royal sekali?” Usai berbicara, dia berjalan ke hadapan Cahya. “Kak Cahya, istrimu lagi hambur-hamburin uang. Kamu nggak atur dia?”Cahya pun tersenyum. “Aku taruhan 200 juta.”Candice terdiam membisu.Louis bertatapan dengan Cahya. “Aku ikut apa kata istriku. Aku juga taruhan 200 juta.”Cahya berkata, “Berhubung taruhannya lumayan banyak, sekalian saja taruhan jenis kelaminnya.”Louis dan Candice tertegun sejenak. Mereka berdua pun sepakat. “Setuju.”Setelah mereka berdua selesai berdiskusi, mereka berdua bertarih duanya anak laki-laki dan satunya lagi anak perempuan. Sementara, Cahya dan Cherry bertaruh dua-duanya anak laki-laki.Ketika melihat taruhan para senior, Jodhiva dan Ariel melihat ke sisi perut buncit sembari terse
Di lorong pintu masuk menuju acara, meja-meja yang tertata rapi menggantikan pilar bunga yang menciptakan suasana unik. Di area pendaftaran, lukisan cat minyak dipajang selaras dengan tema warna acara, memberikan sentuhan kreatif dan menarik.Bahkan papan penyambutan pun terbuat dari kulit, kelihatan berbeda dari biasa, tetapi memancarkan kesan mewah dan elegan.Setiap tamu yang memasuki acara sungguh terpukau oleh dekorasi yang luar biasa.Anggota Keluarga Fernando dan Herbert berdiri di area pendaftaran untuk menyambut para tamu.Sementara itu, Jerremy, sang mempelai pria sebagai pemeran utama hari ini, tampil memukau dalam setelan jas putih yang sempurna membingkai postur tubuhnya yang tinggi dan proporsional.“Mempelai pria hari ini ganteng sekali.”Jessie dan Jules berjalan mendekat.Jerremy pun tertawa, lalu menyerahkan satu kantongan suvenir pernikahan kepadanya. “Mulutmu manis sekali.”Jessie yang menerima suvenir pernikahan tersenyum. “Aku pergi lihat kakak iparku dulu.”Kemud
Setelah berpikir sejenak, terlintas kilauan di dalam mata Levin. Dia mencondongkan tubuhnya. “Kalau menikahnya palsu, apa perlu … aku beri nafkah batin?”Yunita terdiam sejenak. “Nggak usah.”Levin pun tersenyum, lalu mengambil pena. “Oke! Aku hanya khawatir suatu hari kamu menagihnya dariku. Aku itu seorang tokoh publik, nanti aku bisa curhat sama siapa?”Yunita terdiam. Sepertinya Levin sudah berpikir kebanyakan?Setelah Levin tanda tangan surat perjanjian, Yunita baru menandatanganinya.Levin melihatnya. “Kalau tidak pakai cap sidik jari, hanya tanda tangan saja, sepertinya ….”Belum sempat Levin menyelesaikan omongannya, Levin melihat Yunita mengeluarkan lipstik, lalu menempelkan jari tangannya di atas lipstik, lalu menempelkannya di atas kertas.Setelah itu, lipstik diserahkan kepada Levin. Levin menarik napas dalam-dalam sembari mengangguk. Dia juga mencap sidik jarinya.Kemudian, lipstik itu pun dipatahkan oleh Yunita.Kening Levin pun berkerut.Yunita merapikan lembaran surat p
Girman menunjukkan wajah seriusnya. Namun, berhubung putranya sudah setuju, dia juga malas untuk berkata panjang lebar lagi. “Aku akan atur kalian ketemuan pada jam tiga sore besok.”Keesokan harinya, di sebuah restoran mewah.Levin mengenakan kacamata hitam berjalan ke dalam ruangan VIP. Ketika tidak melihat bayangan tubuh orang di dalam ruangan VIP, dia pun melepaskan kacamatanya. “Apa yang dia lakukan? Lagi permainkan aku?”Berhubung wanita itu tidak datang tepat waktu, Levin juga tidak ingin menunggu lagi. Dia langsung membalikkan tubuhnya hendak berjalan pergi. Siapa sangka, wanita di belakangnya telah mengagetkannya.Wanita itu memiliki rambut sebahu yang rapi. Dia mengenakan atasan sutra putih berkerah rendah, dipadukan dengan syal sutra biru bermotif, serta celana panjang longgar model lurus.Penampilannya tampak sederhana dan bersih, tanpa aksesori berlebihan. Satu-satunya pelengkap hanyalah jam tangan dan tas kulit buaya.Levin tertegun sejenak. “Kamu ….”Wajah ini kelihatan
Jessie terbengong, lalu menerima ucapan selamat dengan tersenyum. “Terima kasih.”“Jessie, aku mau minta maaf untuk masalah sebelumnya.” Hiro menggerakkan bola matanya. “Pada akhirnya, aku sudah mengecewakanmu. Tidak peduli dulu atau sekarang, aku tidak tahu apa yang sebenarnya aku inginkan dan apa yang ingin aku lakukan.”Jessie menatap Hiro selama beberapa saat. “Kak Hiro, masalah sudah berlalu. Sekarang bukannya kamu masih bisa memilih?”Hiro tertegun sejenak. Beberapa saat kemudian, dia tersenyum tipis. “Memang benar, tapi semuanya sudah berubah, tidak bisa kembali lagi.”Sepertinya ada makna tersirat dalam ucapan Hiro.Jessie kepikiran sesuatu. “Maksudmu, Yura?”Hiro tidak berbicara.“Kak Hiro, Aku harap kamu bisa melewati hidupmu dengan baik. Semua hal di dunia ini pasti berubah, tapi kamu tetap mesti melanjutkan hidupmu. Aku berharap kamu atau Yura bisa melewati hidup kalian masing-masing dengan bahagia.”Hiro mengangkat kelopak matanya, lalu menatap Jessie. “Terima kasih.”Jess
Jules terdiam sejenak.“Kalau … Satu Miliar, Dua Miliar, Tiga Miliar?”Lagi-lagi Jules terdiam membisu.Beberapa saat kemudian, Jules menghela napas sembari mengusap hidungnya. “Aku rasa kita tunda dulu masalah pemberian nama.”…Satu minggu lagi sudah tanggal 20. Itu berarti hari pernikahan Jerremy dan Dacia semakin dekat saja.Tadinya Jessie mengira dia akan melahirkan setelah menghadiri resepsi pernikahan mereka. Tidak disangka hari persalinannya dipercepat. Hanya saja, setelah melahirkan, Jessie merasa lebih ringan.Dacia dan Jerremy mengadakan resepsi pernikahan di luar ruangan. Konon katanya, dekorasi acara didesain dengan gaya Maroko.Dengan luas 2.000 meter persegi, desain acara tentu dibuat megah.Setelah beristirahat selama beberapa hari, Jessie dan Jules ikut menemani Jerremy dan Dacia untuk mencoba gaun pengantin.Gaun pengantin ini merupakan koleksi haute couture dari sebuah merek ternama. Sesuai dengan permintaan Jerremy, desainer menghabiskan tiga bulan untuk membuatnya