Jangan-jangan ada barang penting di dalam peninggalan ibunya?Kayla pulang ke Kediaman Adhitama untuk mendiskusikan rencana selanjutnya dengan ibunya. Namun siapa sangka begitu masuk ke dalam rumah, tampak Rendy sedang duduk di sofa dengan keadaan muram. Sementara itu, entah kesalahan apa yang diperbuat ibunya sampai dia sedang berlutut di samping.“Ayah … ada apa dengan ibuku ….”“Kamu masih berani tanya!” Rendy emosi langsung menggebrak meja dan berdiri. “Kalian berdua memang tidak tahu malu sekali. Kalian bahkan berani mengambil barang peninggalan ibunya Claire!”Jika bukan karena Javier meneleponnya memberi tahu bahwa Kayla menyamar menjadi putri dari Vina, kemudian menyadari bahwa gelang di dalam kotak itu sudah menghilang, sepertinya Rendy tidak akan mengetahui betapa beraninya putrinya yang satu ini.Ini pertama kalinya Gabriana melihat putranya emosi seperti ini. Dia pun duduk di samping dan tidak berani berbicara.Raut wajah Kayla pun berubah. Dia refleks menggenggam pergelang
“Menyebalkan sekali! Kenapa kamu berbicara seperti ini? Mana mungkin juga aku melupakanmu?”“Hehe, bukankah kamu hanya mencariku di saat kamu lagi kesepian?” Lucas meraba pinggang langsing Imelda.Imelda pun mengeluh, “Dia tidak tertarik sama aku. Jadi, apa boleh buat?”Sialan! Jika bukan demi melahirkan anak laki-laki dan jika bukan karena Rendy tidak bersedia untuk menyentuhnya dalam beberapa hari ini, mana mungkin Imelda kepikiran cara ini?Semua ini salah Rendy. Jadi, jangan salahkan Imelda berselingkuh di belakangnya!Lagi pula, dulu Rendy bisa mengakuinya dan Kayla. Kali ini, dia pasti bisa menerima putra dari orang lain!”Lucas pun tertawa. “Aku rasa kamu punya maksud lain?”“Kak Lucas memang paling memahamiku.” Imelda mengungkapkan maksud kedatangannya, “Aku mencari Kak Lucas tentu saja demi satu hal. Aku tahu kamu punya banyak anak buah, ‘kan? Jadi, kalau Kak Lucas bersedia untuk membantuku, aku pasti akan beri kamu uang banyak.”“Oh? Sepertinya masalah itu tidaklah gampang,”
Tiba-tiba Claire menerima sebuah pesan masuk. Claire mengambil ponselnya. Sesaat setelah dia membacanya, raut wajahnya berubah dan dia langsung berdiri.Claire segera berlari keluar dan tak sengaja menabrak Fendra. Fendra pun segera bertanya, “Claire, ada apa?”“Ayahku dalam masalah.” Tanpa berkata panjang lebar, Claire langsung berlari keluar.Ketika mendengar telah terjadi sesuatu dengan Rendy, raut wajah Fendra pun berubah. Hal yang pertama dia lakukan adalah langsung menghubungi Javier.Sesampainya di area parkiran bawah tanah. Claire melihat pintu mobil ayahnya dalam keadaan terbuka dan ayahnya sedang berbaring di bagian setir mobil.“Ayah!” Saat Claire hendak pergi untuk memeriksanya. Tiba-tiba ada orang yang menyengatnya dengan tongkat listrik, kemudian Claire hampir kehilangan kesadarannya. Sebelum Claire jatuh pingsan, dia masih sempat-sempatnya melihat wajah lelaki yang menyengatnya.Lelaki ini ….Pada akhirnya Claire terjatuh berbaring di atas lantai.Kedua lelaki bermasker
“Ja … Javier?”Sepertinya Claire melihat ada Javier di samping ranjangnya. Javier sedang mendekatinya, “Kamu panggil aku apa?”Claire dengan susah payah mencengkeram kerah pakaian si lelaki. Namun, ketika dia menyadari lelaki di hadapannya bukanlah Javier, dia lekas mendorong si lelaki.Begitu membalikkan tubuhnya, tampak ada beberapa lelaki dengan wajah yang serupa. Mereka semua sedang tersenyum sambil menjulurkan tangan ke sisinya.“Ahh!” Claire memeluk kepalanya dan menjerit dengan histeris. Dia terlihat sangat takut saat ini.“Sepertinya obat ini cukup hebat.” Melihat Claire sudah hampir kehilangan akal sehatnya, beberapa lelaki di samping pun tahu bahwa efek obatnya sedang beraksi.“Sisanya untuk disuntik besok saja.”Si lelaki membalikkan tubuhnya hendak meninggalkan ruangan. Tiba-tiba pintu ruangan malah didobrak oleh seseorang.Raut wajah lelaki-lelaki di dalam langsung berubah. Tampak seorang lelaki bertongkat didampingi beberapa lelaki berbadan kekar berjalan masuk ke dalam.
Tatapan Javier berubah dingin. “Obat apa?”“Eksta ….” Belum sempat si lelaki menyelesaikan omongannya, dia pun ditendang oleh Javier.Kedua mata Javier terlihat sangat merah. Dia menjerit, “Berani-beraninya kalian menyuntikkan obat seperti itu ke tubuhnya!”“Dosisnya tidak banyak! Tidak banyak!” Si lelaki tidak menghiraukan rasa sakit, segera menjelaskan.Jika obat seperti ini disuntikkan berkali-kali, seseorang pun akan kecanduan. Saat ini Claire hanya disuntikkan sekali saja, paling-paling dia hanya akan merasa tidak nyaman dalam beberapa hari ini.Namun, mereka sungguh tidak menyangka Tuan Javier akan datang ke sini.Javier menggendong Claire, lalu menoleh untuk melihat mereka. “Kalau terjadi apa-apa dengan dia, aku akan menghabisi kalian semua.”Di dalam mobil.Javier memeluk Claire ke dalam pelukannya. Tangan Claire sangatlah dingin. Tak peduli bagaimana Javier menghangatkannya, tangannya tetap terasa dingin.“Claire?” Javier berusaha untuk menyadarkan Claire. Hanya saja, respons
Roger berjalan dengan perlahan, lalu melaporkannya.Ibu tirinya memang sangat sadis. Demi masa depan putrinya, dia malah rela untuk menghancurkan Claire.Lucas dipukul hingga hampir kehilangan napasnya. Dia mengangkat kepalanya dengan lemas, menatap Javier yang sedang duduk dengan menyilangkan kakinya.Javier bagai monster yang keluar dari neraka. Ekspresi dan tatapannya terlihat sangat dingin dan tajam, bahkan terasa hawa membunuh di sekitarnya.Kali ini Javier mengganti posisi duduknya, lalu menunduk menatap lelaki itu. “Berhubung dia sudah jujur, lepaskan dia saja.”Tiba-tiba terlihat secercah harapan di hadapan Lucas. Namun, ucapan selanjutnya Javier malah membuat harapannya menjadi sirna. Dia merasa sangat takut saat ini.“Patahkan kedua kaki dan tangan lelaki itu. Siapa yang berani mengobatinya, nasib orang itu akan sama seperti dia.”Javier berdiri, lalu meninggalkan ruangan.Roger melihat beberapa orang, lalu memberi isyarat mata menyuruh mereka untuk mengikuti langkahnya.Bebe
Saat melihat Roger, Claire tiba-tiba kepikiran sesuatu, lalu bertanya, “Di mana Javier?”“Tuan Javier pulang untuk ganti baju. Dia suruh aku datang untuk menjagamu.” Roger tersenyum.Pakaian Javier telah dinodai dengan bercak darah. Jadi, dia pun pulang untuk menggantinya.“Roger, waktu itu aku … aku gigit Javier, ya?” tanya Claire dengan datar.Seingat Claire, sepertinya dia telah menggigit seseorang. Namun, samar-samar terdengar suara Javier.Roger menggaruk kepalanya sambil tersenyum. “Ternyata kamu masih ingat ….”Claire spontan menunduk. Ternyata dia memang telah melakukannya. Claire kepikiran sesuatu, lalu bertanya, “Apa anak-anak tahu masalah aku diopname?”Ibu mereka tidak pulang selama beberapa hari. Apa yang akan dipikirkan ketiga bocah cilik itu?Roger menjawab, “Berhubung kondisi kamu selama beberapa hari ini tidak stabil. Tuan Javier tidak ingin anak-anak mencemaskanmu. Jadi, dia pun merahasiakan masalah ini dari mereka.”Claire mengangguk. Benar juga! Seandainya anak-anak
Kediaman Adhitama.“Plak!”Tamparan keras dilayangkan ke wajah Imelda. Imelda pun terbengong di tempat.Saat ini, Rendy telah mengetahui kabar Imelda bersekongkol dengan orang lain untuk menculik Claire. Dia pun emosi hingga tubuhnya gemetar. “Dasar wanita jalang! Sepertinya selama ini aku tidak pernah memperlakukan kalian dengan buruk. Kalian malah terus mencelakai Claire! Apa kalian mengira aku sudah mati!”Imelda yang memegang pipinya tampak ketakutan. Dia tidak menyangka rencana untuk menjebak Claire akan gagal! Semua ini gara-gara Javier!Sekarang Imelda juga tidak bisa berdalih lagi. Dia dapat merasakan bahwa Rendy benar-benar sedang marah. “Suamiku, kamu dengar dulu penjelasanku ….”“Apa lagi yang ingin kamu jelaskan?” Rendy sungguh kecewa terhadap Imelda. “Aku kira selama ini kamu memperlakukan Claire dengan baik, kamu adalah seorang ibu tiri yang baik. Tapi tak disangka ternyata aku sudah salah paham!”Akhirnya Rendy tahu alasan Claire tidak bersedia untuk menerima kedua wanit