Jules menunduk dengan kaget. Beberapa saat kemudian, dia tiba-tiba tersenyum. “Ternyata aku?” Setelah itu, Jules membungkukkan tubuhnya ke sisi Jessie. “Coba kamu jelaskan, apa salahku? Kenapa kamu jadi marah?”Jessie mengalihkan pandangannya, melihat ke sisi lain. “Dengar-dengar semalam kamu … digoda Lisa?”Tatapan Jules tertuju pada diri Jessie. Sepertinya dia sungguh tidak menyangka Jessie akan marah dengan masalah semalam. Ternyata Jessie sedang cemburu.Jules pun tersenyum. “Apa kamu keberatan dengan hal ini?”“Mana mungkin aku nggak keberatan? Kamu itu kekasihku. Dia malah begitu di hadapan kamu, aku saja belum ….” Tetiba Jessie merasa ada yang salah dengan ucapannya. Dia segera menghentikan ucapannya. Sebenarnya Jessie ingin mengatakan padahal dirinya saja masih belum bersikap seperti itu kepada Jules. Namun, kenapa Jessie bisa memiliki pemikiran sekonyol itu?Jules menatap Jessie dengan tatapan penuh penasaran. “Belum apa?”Jessie segera mengubah ucapannya, “Belum … belum perna
Di rumah sakit.Tak lama setelah Lisa pergi, sesosok bayangan tubuh muncul di depan pintu.Sarah sedang duduk di samping ranjang. Tatapannya kelihatan hampa. Ketika mendengar adanya suara langkah kaki yang mendekat, Sarah spontan meningkatkan kewaspadaannya, lalu menoleh. “Siapa kamu?”Si lelaki tersenyum. “Tuan Muda Jules ingin aku sampaikan kepadamu kalau dia bisa melepaskanmu.”Sarah merasa syok. Tetiba dia pun tersenyum dingin. “Apa aku butuh kesempatan dari dia? Sekarang aku sudah nggak punya apa-apa lagi. Aku nggak takut terhadap apa pun.”Sekarang Sarah sudah kehilangan apa pun. Jadi, dia pun tidak memiliki pertimbangan apa-apa lagi.Si lelaki mendekatinya. “Nona Sarah, apa kamu kenal dengan Tuan Tom?”Tidak mungkin Sarah tidak pernah mendengar nama Tom Hirakama. Semua wanita di Negara Hyugana pasti pernah mendengar nama tokoh mengerikan itu.Sebelumnya Tom pernah mengajak Sarah untuk makan bersama. Hanya saja, ajakannya selalu ditolak oleh Sarah lantaran bisa menebak motif di b
Sarah mengenakan topi yang sangat besar untuk menutupi setengah wajahnya yang diperban. Cedera di wajah Sarah masih belum sembuh. Saat keluar rumah sakit, bagian wajah yang baru selesai dioperasi tampak membengkak. Jika dibandingkan dengan Lisa yang berbusana indah itu, boleh dikatakan bahwa Sarah sangat biasa saja.Dulu, Sarah tidak akan mengizinkan ada wanita yang lebih cantik daripada dirinya. Namun sekarang, Sarah sungguh berharap dirinya akan semakin jelek saja.Pelayan mengantar mereka berdua ke dalam ruangan VIP. Ada dua lelaki sedang berjaga di depan ruangan. Ketika melihat kedatangan kedua wanita, mereka pun membukakan pintu.Lelaki yang sedang duduk di dalam ruangan tampak mengenakan setelan jas berwarna biru. Dia yang memiliki hidung mancung dan bola mata biru memang kelihatan tampan.Si lelaki sedang menuangkan anggur ke dalam gelas sembari menciumnya. Suaranya terdengar serak. “Sebelumnya aku pernah mengundangmu selama beberapa kali. Kali ini, akhirnya Nona Sarah bersedia
Pada saat ini, seseorang membanting peralatan makan ke atas meja. Suaranya memang tidak tergolong besar, tetapi cukup mengejutkan. Mereka bertiga mengangkat kepalanya dengan serempak. Kemudian, tampak Jerremy sudah duduk.Jessie terbengong sejenak. Dia segera melepaskan tangan yang digenggam Jules di bawah meja. “Kak Jerry ….”Jerremy dan Jules saling bertukar pandang. Tidak ada yang bisa menebak apa yang ada di benak mereka.Kali ini, Jessie tidak berani bersuara lagi. Dia sungguh takut dirinya akan salah bicara. Nantinya Jerremy dan Jules malah jadi bertengkar.Pada akhirnya, Jules memecahkan suasana serius ini. “Jarang-jarang kamu makan di kantin.”Makanan yang disajikan di kantin Akademi Victoria beraneka ragam. Hanya saja, kebanyakan adalah makanan barat. Selain kantin, sebenarnya akademi juga menyediakan restoran.Anak dari keluarga konglomerat lebih menyukai makanan mewah. Semuanya pasti akan memilih untuk makan di restoran yang harganya mahal. Biasanya Jerremy lebih menyukai ma
Baru saja Lisa berjalan keluar hotel, dia pun menerima panggilan dari Inggrid. Lisa menggigit bibir bawahnya, lalu menekan tombol terima. “Kak Inggrid.”Lisa tidak tahu ada pengawal sedang memantau setiap gerak-geriknya dari kejauhan. Sebuah mobil sedan melaju ke Kediaman Tanzil.Jules bersandar di belakang bangku sembari mengutak-atik ponselnya. Tampilan layar ponselnya adalah foto putri duyung Jessie di saat membintangi iklan parfum. Jessie tampak sedang bersandar di atas batu karang. Kedua bola matanya kelihatan sangat bersih dan berkilauan. Setelah orang-orang mengalami pahitnya dunia, jarang sekali masih ada orang yang bisa mempertahankan sikap lugunya. Jadi, Jules merasa sikap lugu Jessie sangatlah berharga. Saking berharganya, Jules pun ingin melindungi sikap lugu Jessie untuk selamanya.Saat di pertengahan jalan, Jules menerima panggilan dari pengawal.Jules mengangkat panggilan. Pengawal pun melaporkan bahwa semalam Lisa memang bersama Tom di hotel. Hari ini, orang yang memb
Alangkah baiknya jika bisa menghancurkan kedua wanita ini secara bersamaan. Kedua wanita ini bukanlah wanita biasa. Mereka pernah memposisikan Jessie dalam bahaya. Sementara itu, tanpa perlu turun tangan dari Jules, Lisa juga tidak bisa berulah lama lagi.Pada saat yang sama, Lisa menaiki taksi bergerak menuju alamat vila yang tertera di atas kertas.Setelah Lisa diusir dari Kediaman Tanzil, dia tidak berani mengatakannya kepada Inggrid. Hanya saja, jika Lisa bisa bangkit kembali dengan mengandalkan lelaki lain, dia pasti akan memikirkan cara agar bisa terbebas dari kendali Inggrid.Taksi berhenti di samping jalan. Lisa memandang kegelapan di luar jendela. Ternyata tempat ini bukanlah vila mewah seperti yang dibayangkannya, melainkan adalah sebuah pabrik telantar.Lampu jalan berwarna kuning menerangi jalan panjang. Lisa terkejut, lalu bertanya pada sopir, “Apa kamu salah alamat?”Sopir tidak menjawab. Tetiba dia memadamkan mesin mobil. Lisa menyadari adanya bahaya. Dia segera membuka
Sebenarnya Jessie tidak tahu, waktu itu ketika dia berlari keluar untuk mencari Jules, pengawal pun sudah mengenali Jules.Pelayan pergi ke dapur untuk mempersiapkan sarapan. Tetiba dia kepikiran sesuatu, lalu mencondongkan kepalanya untuk bertanya, “Apa Tuan Muda sudah sarapan?”Jules menggigit bibir bawahnya sembari tersenyum. “Tolong siapkan juga untuk aku.”Jessie merasa bingung. “Apa kamu belum sarapan?”Jules duduk dengan malas-malasan. “Aku ingin numpang makan di rumahmu.”Jessie berkacak pinggang. “Numpang makan? Kamu mesti bayar.”Tetiba Jules mengulurkan tangannya, lalu menarik Jessie untuk duduk di atas pangkuannya.Jessie merasa syok. Dia segera melihat ke sisi dapur. Pelayan pun segera membuatkan sarapan, tidak memperhatikan gerak-gerik di dalam ruang tamu.“Kamu lagi ngapain?” Suara Jessie sangatlah gugup.“Bukannya kamu ingin minta dibayar?” Jules mencubit dagu Jessie, lalu mendekatinya. “Aku beri kamu bunganya dulu.”“Bunga apa … uhm!”Belum sempat Jessie menyelesaikan
“Apa mungkin dia tidak takut?” Jules pun tertawa. “Lisa bisa hidup seperti sekarang karena mengandalkan Inggrid. Berhubung Inggrid kepikiran untuk mengambil keuntungan dari diri Lisa, dia pasti akan memikirkan cara untuk mengendalikannya. Seandainya dia tahu sebenarnya Lisa ingin terlepas darinya, Inggrid pasti tidak akan tinggal diam.”Sekarang Lisa sedang jatuh di dalam tangan anggota Tom. Begitu menyadari tidak ada jalan keluar, Inggrid pun akan menjadi penyelamatnya. Jika Inggrid tidak mengulurkan tangannya, riwayat Lisa juga akan berakhir.Derrick menatap Jules yang duduk di baris belakang dalam waktu lama. Dia sungguh kagum dengan Jules. Derrick tidak pernah sekali pun merasa kecewa dengan trik Jules.Bahkan, Tom juga pernah berkata kepada orang-orang di kota gelap bahwa Jules sungguh mirip dengan seekor serigala liar saja. Jika ada yang berani menyinggungnya, orang itu pasti akan digigit. Meski tidak mati, orang itu pasti akan menderita cedera yang lumayan serius.Berkali-kali L
Jules tidak berharap Jessie akan marah lagi. Nantinya Jules akan kesulitan untuk membujuknya.Kali ini, Derrick baru berkata, “Aku menemukan beberapa petunjuk. Pengurus Keluarga Taylor satu kampung dengan Brayden, sama-sama dari area utara.”Jules mengusap dagunya sembari berpikir. “Dari area utara. Petunjuk ini sangat berguna. Kamu utus anggota untuk memastikan di area utara. Oh, ya, kamu sebarkan saja berita ini. Alangkah bagusnya kalau berita ini terdengar sampai ke telinga orang itu.”Derrick mengangguk. “Aku mengerti.”Setelah Derrick meninggalkan tempat, Jessie pun menarik Jules. “Kak Jules, kematian Wika ada hubungannya dengan Keluarga Taylor, ‘kan?”Jules memiringkan kepalanya sembari menggenggam tangan Jessie. “Kemungkinannya seperti itu. Hanya saja, masih butuh bukti.” Usai berbicara, Jules memeluk Jessie, lalu mencium keningnya. “Tenang saja, aku sanggup menyelesaikannya.”…Setelah Sissae pulang dari kantor polisi, dia semakin murka saja. Dia membanting barang-barang dan me
Jules mengangkat-angkat pundaknya dengan acuh tak acuh. “Aku memang arogan karena orang yang seharusnya duduk di dalam tahanan bukan aku. Sebenarnya tidak sulit bagiku untuk bisa terlepas dari rasa curiga ini. Hanya saja, semuanya tergantung aku bersedia atau tidak saja.”Sissae tersenyum dingin, lalu menggertakkan giginya. “Jangan membohongi diri sendiri. Jules, sekarang hanyalah seorang pangeran yang nggak bisa melindungi diri sendiri. Selain aku, nggak ada lagi yang bisa menyelamatkanmu!”Pada saat ini, tiba-tiba polisi membuka pintu ruangan. “Tuan Jules, kamu sudah boleh pergi.”Raut wajah Sissae langsung berubah. “Mana mungkin?”Jules paling mencurigakan dalam masalah ini. Mana mungkin dia dilepaskan?Jules menyipitkan matanya sembari berpikir. Saat ini, terdengar lagi suara polisi. “Istrimu sudah memberi bukti kuat, bukan kamu yang meracuni Wrenka.”Jules tertegun sejenak. Dia segera berdiri, lalu meninggalkan ruangan interogasi tanpa menoleh sama sekali.Sissae masih terpaku di
Di dalam tahanan, di bawah bantuan Benn, Jerremy memperoleh kesempatan untuk bertemu dengan Jules. “Sebenarnya apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu malah masuk tahanan?”Jules bersandar di bangku, lalu melihat ke luar. “Kenapa kamu ada waktu luang untuk mengunjungiku?”“Siapa yang datang untuk mengunjungimu? Aku datang untuk bertanya sebenarnya apa yang kamu lakukan? Kamu juga sudah menyelidiki masalah adikku. Semua itu ada masalahnya dengan putri dari Keluarga Taylor. Bukannya yang mati hanya seorang pengurus rumah saja? Untuk apa kamu melanjutkan pemeriksaan lagi?”Alhasil Jules masuk ke dalam jebakan?Jules tersenyum. “Dengan mengandalkan rekaman suara yang kamu ekspos, Keluarga Taylor masih belum bisa mengalah. Kematian Wrenka berhubungan dengan Keluarga Taylor. Hanya saja, saksi mata sudah mati. Kita tidak memiliki bukti lagi. Kalau aku tidak duduk di sini, siapa lagi yang akan duduk di sini?”Jerremy melipat kedua tangan di depan dada. “Apa rencanamu selanjutnya?”Jules kembali ter
Miya pergi menyeduh teh.Jessie berjalan ke hadapan Dacia. “Apa sudah terjadi sesuatu dengan Jules?”Dacia tertegun sejenak. “Jessie ….”“Dacia, beri tahu aku, dia sudah dua hari nggak pulang. Ketika Derrick pulang waktu itu, dia hanya bilang ada yang mesti diurus Jules. Tapi aku tahu, meski dia ada urusan penting, dia juga bakal telepon buat kabari aku.”Seandainya bukan karena terjadi sesuatu terhadap Jules, mana mungkin dia akan meminta Derrick untuk menyampaikan ucapannya. Selama dua hari ini, Jules bahkan tidak mengirim pesan kepadanya.Dacia tahu masalah ini tidak bisa ditutupi lagi. Dia pun menunduk. “Maaf, Jessie. Seharusnya dia nggak ingin membuatku khawatir. Hanya saja, seharusnya kamu percaya sama dia.”Jessie duduk. “Kalian nggak beri tahu apa-apa sama aku. Gimana aku bisa percaya?”Dacia menarik napas dalam-dalam, lalu berkata dengan perlahan, “Jules ditahan untuk melakukan pemeriksaan. Pihak kepolisian curiga kematian dia dan wanita itu ada hubungannya untuk menyingkirkan
Dacia menyadari maksud dari ucapan polisi itu. Dia pun melihat ke sisi Diago. “Aku bisa menjamin bahwa masalah ini nggak ada hubungannya dengan Pangeran.”Kening si pria berkerut. Dia tidak berbicara.Diago memperkenalkan si pria dengan tersenyum. “Pak Arthur, dia muridku. Kebetulan dia juga ingin menyelidiki kasus ini.”Polisi yang bernama Arthur mengerutkan keningnya. Dia merasa bingung. “Apa hubungan dia dengan korban?”“Bukan, dia berhubungan dengan Pangeran. Dia adalah putrinya Lidya Ozara.”Arthur mengangguk. “Ternyata seperti itu.”Dacia melihat ke sisi Arthur, lalu bertanya, “Apa aku boleh tanya satu pertanyaan? Kenapa kamu merasa masalah ini ada hubungannya dengan Pangeran? Apa karena saat korban meninggal, anggota Pangeran kebetulan ada di tempat?”Arthur terdiam beberapa detik. “Memang tidak bisa membuktikan ada kaitan langsung dengan Yang Mulia, tapi Yang Mulia adalah orang pertama yang mencurigai bahwa Brayden meracuni makanan. Kematian Brayden jelas adalah tindakan pembun
“Aku mengerti perasaan kamu ingin membantunya.” Diago mengenakan kacamatanya, lalu membereskan dokumen di atas meja. “Hanya saja, kalau kamu terlibat dalam masalah ini, nantinya malah akan mendatangkan kerepotan untukmu.”Dacia mengangguk. “Aku mengerti. Seorang tahanan diracuni di dalam tahanan. Pasti ada orang kuat di belakangnya. Tapi kekuatan orang itu akan mendatangkan ancaman bagi keluarga kerajaan.”Pengawasan di penjara sangat ketat. Jika ingin berbuat hingga tahap seperti ini, meski ada mata-mata di dalam, orang biasa juga tidak sanggup untuk melakukannya.Lagi pula, jika masalah pembunuhan di dalam penjara diselidiki, pasti akan mendatangkan kerepotan yang sangat besar. Hanya saja, berhubung orang itu berani melakukannya, dia pasti punya cara untuk menyingkirkan kerepotan.Sepasang tangan Diago saling bertautan. Dia pun bertanya, “Apa kamu sudah memutuskannya?”Dacia membalas dengan serius, “Sudah. Meskipun aku nggak bisa menduga siapa orang di belakang masalah ini, setidakn
“Aku juga berharap seperti itu.” Jules meletakkan cangkir teh, lalu berdiri. Dia mengancingi lengan pakaiannya dengan perlahan, lalu meninggalkan tempat.Reyhan menatap bayangan punggung Jules yang semakin menjauh dengan mengepal erat tangannya.Pengurus rumah menghela napas lega, hanya saja dia masih saja merasa trauma. “Tuan, apa yang harus kita lakukan kali ini ….”Reyhan berhenti di samping tubuh pengurus rumah, lalu memperingatinya, “Ini masalahmu. Pikirkan cara untuk selesaikan masalah ini. Kalau kamu tidak berhasil menyelesaikannya, aku akan habisi kamu.”Raut wajah pengurus rumah kelihatan panik. Dia tidak berani bersuara.Derrick yang sedang berdiri di depan pintu melihat Jules berjalan keluar Kediaman Keluarga Taylor. Dia membukakan pintu mobil belakang mempersilakan Jules ke dalam. Setelah mereka berdua memasuki mobil, Derrick langsung mengendarai mobil meninggalkan tempat.Di tengah jalan, Derrick melihat ke kaca spion luar jendela. “Tuan Muda, kunjunganmu kali ini pasti ak
Di Kediaman Keluarga Taylor.Sissae membuang makanan yang diantar pelayan. “Keluar! Keluar kalian semua!”Reyhan dan Risella sedang berdiri di depan pintu kamar. Ketika melihat makanan berantakan di atas lantai, Reyhan mengerutkan keningnya. Dia menyuruh pelayan untuk meninggalkan ruangan.Risella berjalan ke dalam kamar, lalu duduk di samping ranjang. Dia menatap wajah putrinya yang masih membengkak itu. “Sissae, kamu tenangkan dirimu dulu.”“Bagaimana aku bisa tenang? Wanita murahan itu suruh anggotanya untuk pukul aku. Dia bahkan berani suruh pengawal murahannya untuk turun tangan sama aku!”Sissae tidak pernah merasa dihina seperti ini. Wajar jika dia merasa sangat murka.Reyhan berjalan ke dalam kamar. Raut wajahnya kelihatan muram. “Aku rasa kamu masih belum belajar dari pengalaman sebelumnya. Sissae, kalau kamu berani bersikap semena-mena lagi, aku akan usir kamu dari rumah!”Mata Sissae langsung memerah. Padahal dia telah dipukul, Reyhan bukannya menghiburnya, melainkan malah m
Tatapan Jules menjadi serius. “Sepertinya pelajaran yang kuberikan terlalu ringan. Dia masih saja berani berulah.”Seandainya bukan karena Jules mengutus pengawal untuk mengikuti Jessie, sepertinya Sissae pasti akan turun tangan terhadap Jessie.“Nona Sissae bisa bersikap arogan juga karena mengandalkan ayahnya. Semua itu juga karena Keluarga Taylor.” Filbert paham bagaimanapun ada banyak anak yang bersikap semena-mena karena mengandalkan kekuatan keluarganya.Jules memutar pena di tangannya. Pada saat ini, Jules menerima pesan singkat dari Derrick.Di sisi lain, Derrick melakukan pengejaran ke sisi dua pengawal berpakaian hitam. Hanya saja, mereka menghilang di dalam kerumunan.Derrick berdecak sembari menggertakkan giginya. Dia segera kembali ke lokasi untuk memeriksa Brayden yang tertembak. Peluru menembus di bagian dadanya. Dia melebarkan matanya yang kosong itu. Brayden juga sudah kehabisan napasnya.Derrick segera lapor polisi.Derrick mengikuti polisi untuk memberi pernyataan di