Dacia terbengong sejenak.Keheningan di dalam ruangan seketika disela oleh suara tawa.Jessie mengerutkan keningnya. “Apa yang lagi kamu tertawakan?”“Kamu kelihatan arogan juga, ya.” Dacia tidak lagi tertawa, hanya menatap Jessie saja. “Tapi memangnya kenapa? Kita juga hanya teman satu asrama. Kamu nggak berhak untuk ikut campur ….”“Apa kamu percaya aku akan membongkar masalah kamu itu seorang penulis?”Dacia langsung berdiri. “Kamu lagi ancam aku?”“Iya, aku lagi ancam kamu. Aku juga ingin semua orang akademi tahu anak itu adalah anak yang ditelantarkan kakakmu. Kamu berbaik hati mengasuh anak itu.”Dacia pun tersenyum. “Apa kamu nggak takut dia akan cari masalah sama kamu?”Jessie melipat kedua tangannya. “Suruh dia kemari saja. Aku orangnya nggak penakut. Lagi pula, ini juga bukan pertama kalinya aku mengalami masalah seperti ini.”Dacia terbengong di tempat. Awalnya dia tidak ingin menghiraukan Jessie, lalu memancing emosi Jessie agar Jessie bisa pergi dari sini.Namun, Jessie ma
Jules menunduk dengan kaget. Beberapa saat kemudian, dia tiba-tiba tersenyum. “Ternyata aku?” Setelah itu, Jules membungkukkan tubuhnya ke sisi Jessie. “Coba kamu jelaskan, apa salahku? Kenapa kamu jadi marah?”Jessie mengalihkan pandangannya, melihat ke sisi lain. “Dengar-dengar semalam kamu … digoda Lisa?”Tatapan Jules tertuju pada diri Jessie. Sepertinya dia sungguh tidak menyangka Jessie akan marah dengan masalah semalam. Ternyata Jessie sedang cemburu.Jules pun tersenyum. “Apa kamu keberatan dengan hal ini?”“Mana mungkin aku nggak keberatan? Kamu itu kekasihku. Dia malah begitu di hadapan kamu, aku saja belum ….” Tetiba Jessie merasa ada yang salah dengan ucapannya. Dia segera menghentikan ucapannya. Sebenarnya Jessie ingin mengatakan padahal dirinya saja masih belum bersikap seperti itu kepada Jules. Namun, kenapa Jessie bisa memiliki pemikiran sekonyol itu?Jules menatap Jessie dengan tatapan penuh penasaran. “Belum apa?”Jessie segera mengubah ucapannya, “Belum … belum perna
Di rumah sakit.Tak lama setelah Lisa pergi, sesosok bayangan tubuh muncul di depan pintu.Sarah sedang duduk di samping ranjang. Tatapannya kelihatan hampa. Ketika mendengar adanya suara langkah kaki yang mendekat, Sarah spontan meningkatkan kewaspadaannya, lalu menoleh. “Siapa kamu?”Si lelaki tersenyum. “Tuan Muda Jules ingin aku sampaikan kepadamu kalau dia bisa melepaskanmu.”Sarah merasa syok. Tetiba dia pun tersenyum dingin. “Apa aku butuh kesempatan dari dia? Sekarang aku sudah nggak punya apa-apa lagi. Aku nggak takut terhadap apa pun.”Sekarang Sarah sudah kehilangan apa pun. Jadi, dia pun tidak memiliki pertimbangan apa-apa lagi.Si lelaki mendekatinya. “Nona Sarah, apa kamu kenal dengan Tuan Tom?”Tidak mungkin Sarah tidak pernah mendengar nama Tom Hirakama. Semua wanita di Negara Hyugana pasti pernah mendengar nama tokoh mengerikan itu.Sebelumnya Tom pernah mengajak Sarah untuk makan bersama. Hanya saja, ajakannya selalu ditolak oleh Sarah lantaran bisa menebak motif di b
Sarah mengenakan topi yang sangat besar untuk menutupi setengah wajahnya yang diperban. Cedera di wajah Sarah masih belum sembuh. Saat keluar rumah sakit, bagian wajah yang baru selesai dioperasi tampak membengkak. Jika dibandingkan dengan Lisa yang berbusana indah itu, boleh dikatakan bahwa Sarah sangat biasa saja.Dulu, Sarah tidak akan mengizinkan ada wanita yang lebih cantik daripada dirinya. Namun sekarang, Sarah sungguh berharap dirinya akan semakin jelek saja.Pelayan mengantar mereka berdua ke dalam ruangan VIP. Ada dua lelaki sedang berjaga di depan ruangan. Ketika melihat kedatangan kedua wanita, mereka pun membukakan pintu.Lelaki yang sedang duduk di dalam ruangan tampak mengenakan setelan jas berwarna biru. Dia yang memiliki hidung mancung dan bola mata biru memang kelihatan tampan.Si lelaki sedang menuangkan anggur ke dalam gelas sembari menciumnya. Suaranya terdengar serak. “Sebelumnya aku pernah mengundangmu selama beberapa kali. Kali ini, akhirnya Nona Sarah bersedia
Pada saat ini, seseorang membanting peralatan makan ke atas meja. Suaranya memang tidak tergolong besar, tetapi cukup mengejutkan. Mereka bertiga mengangkat kepalanya dengan serempak. Kemudian, tampak Jerremy sudah duduk.Jessie terbengong sejenak. Dia segera melepaskan tangan yang digenggam Jules di bawah meja. “Kak Jerry ….”Jerremy dan Jules saling bertukar pandang. Tidak ada yang bisa menebak apa yang ada di benak mereka.Kali ini, Jessie tidak berani bersuara lagi. Dia sungguh takut dirinya akan salah bicara. Nantinya Jerremy dan Jules malah jadi bertengkar.Pada akhirnya, Jules memecahkan suasana serius ini. “Jarang-jarang kamu makan di kantin.”Makanan yang disajikan di kantin Akademi Victoria beraneka ragam. Hanya saja, kebanyakan adalah makanan barat. Selain kantin, sebenarnya akademi juga menyediakan restoran.Anak dari keluarga konglomerat lebih menyukai makanan mewah. Semuanya pasti akan memilih untuk makan di restoran yang harganya mahal. Biasanya Jerremy lebih menyukai ma
Baru saja Lisa berjalan keluar hotel, dia pun menerima panggilan dari Inggrid. Lisa menggigit bibir bawahnya, lalu menekan tombol terima. “Kak Inggrid.”Lisa tidak tahu ada pengawal sedang memantau setiap gerak-geriknya dari kejauhan. Sebuah mobil sedan melaju ke Kediaman Tanzil.Jules bersandar di belakang bangku sembari mengutak-atik ponselnya. Tampilan layar ponselnya adalah foto putri duyung Jessie di saat membintangi iklan parfum. Jessie tampak sedang bersandar di atas batu karang. Kedua bola matanya kelihatan sangat bersih dan berkilauan. Setelah orang-orang mengalami pahitnya dunia, jarang sekali masih ada orang yang bisa mempertahankan sikap lugunya. Jadi, Jules merasa sikap lugu Jessie sangatlah berharga. Saking berharganya, Jules pun ingin melindungi sikap lugu Jessie untuk selamanya.Saat di pertengahan jalan, Jules menerima panggilan dari pengawal.Jules mengangkat panggilan. Pengawal pun melaporkan bahwa semalam Lisa memang bersama Tom di hotel. Hari ini, orang yang memb
Alangkah baiknya jika bisa menghancurkan kedua wanita ini secara bersamaan. Kedua wanita ini bukanlah wanita biasa. Mereka pernah memposisikan Jessie dalam bahaya. Sementara itu, tanpa perlu turun tangan dari Jules, Lisa juga tidak bisa berulah lama lagi.Pada saat yang sama, Lisa menaiki taksi bergerak menuju alamat vila yang tertera di atas kertas.Setelah Lisa diusir dari Kediaman Tanzil, dia tidak berani mengatakannya kepada Inggrid. Hanya saja, jika Lisa bisa bangkit kembali dengan mengandalkan lelaki lain, dia pasti akan memikirkan cara agar bisa terbebas dari kendali Inggrid.Taksi berhenti di samping jalan. Lisa memandang kegelapan di luar jendela. Ternyata tempat ini bukanlah vila mewah seperti yang dibayangkannya, melainkan adalah sebuah pabrik telantar.Lampu jalan berwarna kuning menerangi jalan panjang. Lisa terkejut, lalu bertanya pada sopir, “Apa kamu salah alamat?”Sopir tidak menjawab. Tetiba dia memadamkan mesin mobil. Lisa menyadari adanya bahaya. Dia segera membuka
Sebenarnya Jessie tidak tahu, waktu itu ketika dia berlari keluar untuk mencari Jules, pengawal pun sudah mengenali Jules.Pelayan pergi ke dapur untuk mempersiapkan sarapan. Tetiba dia kepikiran sesuatu, lalu mencondongkan kepalanya untuk bertanya, “Apa Tuan Muda sudah sarapan?”Jules menggigit bibir bawahnya sembari tersenyum. “Tolong siapkan juga untuk aku.”Jessie merasa bingung. “Apa kamu belum sarapan?”Jules duduk dengan malas-malasan. “Aku ingin numpang makan di rumahmu.”Jessie berkacak pinggang. “Numpang makan? Kamu mesti bayar.”Tetiba Jules mengulurkan tangannya, lalu menarik Jessie untuk duduk di atas pangkuannya.Jessie merasa syok. Dia segera melihat ke sisi dapur. Pelayan pun segera membuatkan sarapan, tidak memperhatikan gerak-gerik di dalam ruang tamu.“Kamu lagi ngapain?” Suara Jessie sangatlah gugup.“Bukannya kamu ingin minta dibayar?” Jules mencubit dagu Jessie, lalu mendekatinya. “Aku beri kamu bunganya dulu.”“Bunga apa … uhm!”Belum sempat Jessie menyelesaikan