Baru saja Lisa berjalan keluar hotel, dia pun menerima panggilan dari Inggrid. Lisa menggigit bibir bawahnya, lalu menekan tombol terima. “Kak Inggrid.”Lisa tidak tahu ada pengawal sedang memantau setiap gerak-geriknya dari kejauhan. Sebuah mobil sedan melaju ke Kediaman Tanzil.Jules bersandar di belakang bangku sembari mengutak-atik ponselnya. Tampilan layar ponselnya adalah foto putri duyung Jessie di saat membintangi iklan parfum. Jessie tampak sedang bersandar di atas batu karang. Kedua bola matanya kelihatan sangat bersih dan berkilauan. Setelah orang-orang mengalami pahitnya dunia, jarang sekali masih ada orang yang bisa mempertahankan sikap lugunya. Jadi, Jules merasa sikap lugu Jessie sangatlah berharga. Saking berharganya, Jules pun ingin melindungi sikap lugu Jessie untuk selamanya.Saat di pertengahan jalan, Jules menerima panggilan dari pengawal.Jules mengangkat panggilan. Pengawal pun melaporkan bahwa semalam Lisa memang bersama Tom di hotel. Hari ini, orang yang memb
Alangkah baiknya jika bisa menghancurkan kedua wanita ini secara bersamaan. Kedua wanita ini bukanlah wanita biasa. Mereka pernah memposisikan Jessie dalam bahaya. Sementara itu, tanpa perlu turun tangan dari Jules, Lisa juga tidak bisa berulah lama lagi.Pada saat yang sama, Lisa menaiki taksi bergerak menuju alamat vila yang tertera di atas kertas.Setelah Lisa diusir dari Kediaman Tanzil, dia tidak berani mengatakannya kepada Inggrid. Hanya saja, jika Lisa bisa bangkit kembali dengan mengandalkan lelaki lain, dia pasti akan memikirkan cara agar bisa terbebas dari kendali Inggrid.Taksi berhenti di samping jalan. Lisa memandang kegelapan di luar jendela. Ternyata tempat ini bukanlah vila mewah seperti yang dibayangkannya, melainkan adalah sebuah pabrik telantar.Lampu jalan berwarna kuning menerangi jalan panjang. Lisa terkejut, lalu bertanya pada sopir, “Apa kamu salah alamat?”Sopir tidak menjawab. Tetiba dia memadamkan mesin mobil. Lisa menyadari adanya bahaya. Dia segera membuka
Sebenarnya Jessie tidak tahu, waktu itu ketika dia berlari keluar untuk mencari Jules, pengawal pun sudah mengenali Jules.Pelayan pergi ke dapur untuk mempersiapkan sarapan. Tetiba dia kepikiran sesuatu, lalu mencondongkan kepalanya untuk bertanya, “Apa Tuan Muda sudah sarapan?”Jules menggigit bibir bawahnya sembari tersenyum. “Tolong siapkan juga untuk aku.”Jessie merasa bingung. “Apa kamu belum sarapan?”Jules duduk dengan malas-malasan. “Aku ingin numpang makan di rumahmu.”Jessie berkacak pinggang. “Numpang makan? Kamu mesti bayar.”Tetiba Jules mengulurkan tangannya, lalu menarik Jessie untuk duduk di atas pangkuannya.Jessie merasa syok. Dia segera melihat ke sisi dapur. Pelayan pun segera membuatkan sarapan, tidak memperhatikan gerak-gerik di dalam ruang tamu.“Kamu lagi ngapain?” Suara Jessie sangatlah gugup.“Bukannya kamu ingin minta dibayar?” Jules mencubit dagu Jessie, lalu mendekatinya. “Aku beri kamu bunganya dulu.”“Bunga apa … uhm!”Belum sempat Jessie menyelesaikan
“Apa mungkin dia tidak takut?” Jules pun tertawa. “Lisa bisa hidup seperti sekarang karena mengandalkan Inggrid. Berhubung Inggrid kepikiran untuk mengambil keuntungan dari diri Lisa, dia pasti akan memikirkan cara untuk mengendalikannya. Seandainya dia tahu sebenarnya Lisa ingin terlepas darinya, Inggrid pasti tidak akan tinggal diam.”Sekarang Lisa sedang jatuh di dalam tangan anggota Tom. Begitu menyadari tidak ada jalan keluar, Inggrid pun akan menjadi penyelamatnya. Jika Inggrid tidak mengulurkan tangannya, riwayat Lisa juga akan berakhir.Derrick menatap Jules yang duduk di baris belakang dalam waktu lama. Dia sungguh kagum dengan Jules. Derrick tidak pernah sekali pun merasa kecewa dengan trik Jules.Bahkan, Tom juga pernah berkata kepada orang-orang di kota gelap bahwa Jules sungguh mirip dengan seekor serigala liar saja. Jika ada yang berani menyinggungnya, orang itu pasti akan digigit. Meski tidak mati, orang itu pasti akan menderita cedera yang lumayan serius.Berkali-kali L
Lantaran tangan Jessie masih tidak berhasil menggapainya, orang di belakang membantu untuk mengambilkan buku itu. “Apa kamu lagi cari buku ini?”Jessie membalikkan kepalanya dan dia pun terbengong.Lelaki di belakangnya memiliki kulit putih. Dia memiliki rambut hitam keriting dengan kelima indera yang cukup sempurna. Karakteristik lelaki ini sangatlah unik. Entah kenapa Jessie merasa sangat familier dengan lelaki ini.Si lelaki tersenyum menunjukkan gigi putih dan rapinya. “Apa kamu tidak mengingatku lagi? Kita pernah membintangi iklan parfum sebelumnya.”Kali ini Jessie merasa syok. “Ternyata kamu?”Setelah melihat dengan saksama, lelaki ini memang adalah model muda yang bersamanya menjadi bintang iklan parfum.Si lelaki mengangguk, lalu menyerahkan buku kepadanya. “Namaku Yale.”Jessie mengambil buku, lalu bertanya dengan penasaran, “Apa kamu juga adalah murid dari akademi kita? Tapi aku nggak pernah ketemu kamu saat kelas?”“Aku bukan mahasiswa jurusan akting.” Yale menatapnya semba
Jessie menggigit bibir bawahnya dan tidak berbicara. Bohong jika dia tidak memiliki pemikiran apa pun terhadap Jules yang tampan itu.Dacia melambaikan tangannya. “Sudahlah, aku nggak mau banyak omong lagi. Nanti kamu malah mimpi yang aneh-aneh.”Jessie menutup mulut Dacia. “Jangan bahas lagi.”Yale berdiri di depan koridor sembari menatap bayangan kedua wanita yang berjalan pergi. Kemudian, dia pun meninggalkan tempat.Di Grup Tanzil.Pintu ruangan diketuk. Derrick membuka pintu. Kemudian, tampak Andreas berjalan ke dalam ruangan. “Jules.”Jules menutup dokumen, lalu mengangkat kepalanya. “Kakek.”“Aku dengar-dengar Lisa lagi ada di tangan Tom.” Andreas duduk di bangku. “Jules, apa kamu menghubungi Tom?”Jules mengesampingkan dokumen. “Tidak ada hubungan apa-apa. Aku hanya memanfaatkan Sarah saja.”Kening Andreas berkerut. “Stanley sudah menjemput Sarah keluar dari rumah sakit. Sepertinya dia melakukannya demi menghindari Tom. Seandainya Sarah tahu motifmu ….”“Tidak akan mungkin.” Ju
Yale merasa bingung. “Berbeda?”“Maksudku, penampilanmu memiliki ciri khas tersendiri, bagai tokoh di dalam lukisan saja.” Biasanya orang-orang di Negara Hyugana berkulit putih. Jadi, sosok Yale terasa berbeda dari orang-orang di sekitarnya.Yale pun tersenyum. “Terima kasih atas pujianmu.”Mobil sudah tiba di tempat tujuan. Dia berpamitan dengan Jessie, lalu menuruni mobil.Setelah tiba di Kompleks Vila Bagya, Jessie menuruni mobil dan menyadari ada sebuah mobil yang sangat familier di ujung sana. Sepertinya mobil itu sudah parkir beberapa saat di sana.Jendela mobil belakang dibuka setengah. Tampak ada Jules di dalam sana.Jessie merasa kaget. Dia berjalan ke sisi mobil, lalu bersandar di atas jendela. “Jangan-jangan kamu sudah menungguku dari tadi?”Jules menatapnya. “Aku kira kamu bakal langsung pulang ke rumah.”Jessie juga tidak merahasiakannya. “Aku sekalian antar pulang salah seorang temanku.”“Siapa?” Jules bersandar di samping mobil, lalu mendekatinya. “Si Yale Hirsi?”Jessie
Jules sedang melepaskan kemejanya, memperlihatkan tubuh bagian atas yang kokoh dan kekar, dengan garis otot yang kencang. Meski tidak terlalu berotot, ototnya kelihatan sangat padat, membuatnya terlihat lebih proporsional. Postur tubuh Jules boleh dikatakan sangatlah sempurna. Yang paling mengesankan adalah bahkan v-shape di perutnya begitu jelas.Jessie menundukkan kepalanya. Pipinya tiba-tiba memerah. Dia segera memalingkan tubuhnya. “Kenapa kamu tiba-tiba melepaskan pakaianmu!”Jules meletakkan kemejanya dengan santai, lalu berhenti di belakang Jessie.Saat Jules mengambil pakaian tidur dari tangan Jessie, dia sengaja membungkukkan tubuhnya untuk mendekati Jessie. “Karena aku ingin mandi.”Daun telinga Jessie semakin memerah lagi. Saat dia mendekat, bagian punggung Jessie terasa memanas. Dia menutup wajah dengan telapak tangannya. “Jelas-jelas kamu tahu aku akan ke kamarmu. Kamu pasti sengaja!”Jules pun tersenyum. “Iya, aku memang sengaja.”Jawaban itu membuat jantung Jessie berdet