Jessie terus memaksa untuk mendorong payung ke sisi Jules. “Jangan! Aku jadi merasa nggak enak hati.”Ketika melihat sosok keras kepala Jessie, Jules pun tersenyum. Dia memeluk Jessie dengan erat, lalu menempelkan bibirnya di ujung kepala Jessie. “Kalau begitu, kamu agak dekat, ya.”Jessie terdiam membisu. Kenapa dia malah masuk ke dalam perangkap Jules?Setibanya di bawah gedung asrama, Jessie berdiri di bawah atap, lalu membalikkan tubuhnya untuk berhadapan dengan Jules. Dia menggigit bibir bawahnya, kemudian berkata, “Kamu cepat pulang untuk ganti baju.”Bagian pundak Jules sudah basah semuanya.Jules mengiakan, tetapi dia tidak bergerak.Jessie memiringkan kepalanya. “Kenapa kamu masih belum pergi?”Jules menatap Jessie. Saat dia hendak mengatakan sesuatu, tetiba Jessie mendekat, lalu menjinjitkan ujung kakinya untuk mengecup ujung bibir Jules.Kali ini, Jules tertegun.Setelah tujuan Jessie tercapai, dia langsung berlari ke lantai atas.Jules mengusap sisa kehangatan di ujung bibi
Pengawas menyadari Lisa cukup patuh pada belakangan hari ini. Dia juga tidak pernah mencoba untuk melarikan diri. Seandainya Lisa benar-benar jatuh sakit, lalu menularkannya kepada tamu. Dia pun tidak bisa menjelaskan kepada atasannya. Jadi, pengawas pun menyetujuinya.Setelah tiba di klinik terdekat, Lisa sembarangan memberi tahu gejalanya kepada dokter. Dokter mengamati Lisa sekilas, lalu berkata, “Coba kamu ambil darah dulu.”Lisa mengikuti dokter ke dalam ruangan.Pengawas berdiri menunggu di depan pintu. Lagi pula, Lisa juga tidak akan bisa melarikan diri dari pasar gelap. Dari nyali Lisa, sepertinya dia juga tidak berani berulah.Lisa pergi mengambil darah, lalu bertanya pada dokter, “Kapan hasilnya akan keluar?”“Dua puluh menit kemudian.” Dokter mengambil dua botol darah, lalu berjalan keluar.Lisa melihat telepon di atas meja, lalu melihat ke luar sekilas. Kemudian, dia segera menelepon Juliana.Setelah mengetahui titik lokasi Juliana, Lisa pun menutup panggilan. Dia berjalan
Novel ini sangat laris terjual di internet pada belakangan tahun ini. Bukan hanya dalam negeri saja, bahkan penjualan novel ini juga laris di luar negeri.Sebelumnya Jessie juga pernah membaca sedikit novel itu. Awalnya dia mengira pengarangnya adalah seorang lelaki. Dacia merasa tidak leluasa lantaran terus ditatap oleh Jessie. “Ngapain kamu melihatku?”Jessie menopang wajahnya dengan kedua tangannya. “Aku penasaran. Kenapa kamu bisa masuk jurusan akting?”Dacia membalas, “Karena aku suka akting. Aku menulis novel ini juga demi mencari nafkah.”Jessie merasa bingung. “Apa kamu perlu cari nafkah sendiri?”Bagaimanapun, Dacia adalah adik sepupu Jules. Setidaknya dia memiliki sedikit hubungan darah dengan keluarga kerajaan. Tidak mungkin keluarganya akan miskin hingga kesulitan untuk makan.Dacia malah tersenyum. “Apa kamu kira semua orang sepertimu? Kamu itu tuan putri yang dimanja keluargamu. Mana mungkin kamu kekurangan uang? Nasibku berbeda.”Ketika membahas hal ini, raut wajah Daci
Siapa sangka Juliana akan dikurung di pasar gelap. Mana mungkin ayahnya Juliana tidak tahu tempat apa itu. Seandainya kabar itu tersebar luas, reputasi putrinya pun akan rusak.Saat ayahnya Juliana hendak lapor polisi, kebetulan asistennya datang untuk menyerahkan flashdisk. “Tuan, ada orang mengirim flashdisk untukmu.”Ayahnya Juliana mengambil flashdisk, lalu melambaikan tangannya menyuruh asistennya untuk meninggalkan tempat. Setelah ragu sesaat, dia memasukkan flashdisk ke dalam komputer. Di dalamnya berisi sebuah rekaman. Rekaman itu berisi bagaimana putrinya bisa ditangkap ke pasar gelap. Raut wajahnya seketika menjadi muram.Pada saat ini, ada sebuah mobil sedan diparkirkan di dekat rumah Juliana. Jules sedang menatap ke luar jendela.Derrick memasuki mobil, lalu menatap kaca spion tengah. “Tuan Muda, aku sudah menyerahkan flashdisk-nya.”Jules mengalihkan tatapannya, lalu menaikkan jendela mobil. “Apa dia yang membocorkan kabar Juliana di pasar gelap?”“Dia” yang dimaksud Jule
Jessie menatapnya. “Bagaimana kamu bisa tahu?”Jules tidak menjawab. Seandainya dia memberi tahu Jessie semua itu adalah perintahnya, dia takut Jessie akan takut dan menjauhinya. Dia hanya ingin meninggalkan kesan terbaik di hati Jessie, lalu meninggalkan kesan buruknya di hati orang lain. Namun, ketika bertatapan dengan mata lugu dan jernih Jessie, Jules pun mulai merasa gugup. Dia sungguh takut sepasang mata indah itu bisa menyadari wajah aslinya.Jules mengangkat tangannya, lalu menghalangi pandangannya. “Jangan melihatku seperti ini.”Jessie melepaskan tangan Jules. “Kenapa?”Jules mendekatinya, lalu bercanda. “Kalau kamu lihat lagi, aku jadi ingin menciummu.”Sesuai dugaan, cara itu memang sangat efektif. Jessie tidak berani melihatnya lagi dan daun telinganya seketika memerah.Setelah Jessie kembali ke asrama, Jules hendak meninggalkan tempat. Di dekat sana, ada seseorang sedang menatapnya dengan wajah muram.Jules berjalan menghampirinya. “Hai, Jerry, sudah berapa lama kamu ber
Meskipun tidak percaya, Jessie juga bisa menyelidiki masalah di pasar gelap. Asalkan Jessie tiba di pasar gelap, Lisa pasti akan memiliki cara membuat nasib Jessie sama seperti Juliana. Gosip bisa menghancurkan seseorang dengan gampangnya. Dacia sendiri juga sudah merasakannya.Sayangnya, Jessie tidak masuk ke dalam perangkap Lisa. Malahan Juliana yang bodoh memercayai semua ucapan Lisa. Seandainya sampai saat ini Juliana masih tidak menyadarinya wajah asli Lisa, sepertinya tidak ada yang bisa menyelamatkannya lagi.Berhubung rekaman terlalu heboh, video pun dihapus oleh pihak akademi. Hanya saja, semua orang telah mengetahui aib Lisa. Ditambah lagi, Lisa adalah anak asuh Keluarga Tanzil. Orang-orang pun semakin membahas masalah itu lagi.Namun, Lisa tidak tahu apa-apa terhadap masalah ini. Dia melakukan percobaan bunuh diri dengan menggores bagian pergelangan tangannya. Dia ingin memancing Andreas ke rumah sakit.Andreas memahami kondisi Lisa dari dokter. Setelah itu, dia berjalan ke
“Tidak usah buru-buru.” Jules menutup menu makanan, lalu menyerahkannya kepada pelayan. “Nanti kita jenguk setelah makan.”Jessie ragu sejenak, tetiba bertanya, “Bukannya kamu atur tempat tinggal buat Lisa? Kenapa dia ….”Jules mendorong gelas jus ke hadapan Jessie. “Apa mungkin aku mengatur tempat tinggal buatnya?”Kali ini, Jessie merasa syok. Kemudian, terdengar suara datar Jules. “Aku hanya lagi cari alasan supaya dia bisa keluar dari Kediaman Tanzil saja.”Setelah mengetahui ternyata Jules tidak mengatur tempat tinggal untuk Lisa, entah kenapa hati Jessie malah merasa lega.Bagaimanapun, Jessie tidak menyukai Lisa. Dia juga tidak ingin Jules memperlakukan Lisa dengan baik. Hanya saja, Jessie kepikiran sesuatu. “Apa masalah dia ke pasar gelap ada hubungannya sama kamu?”Gerakan tangan Jules tertegun. Dia mengangkat kepala menatap mata berkilauan Jessie. “Apa kamu berharap semua itu ulahku?”Jessie menunduk. “Aku memang membenci Lisa, tapi aku nggak berharap orang lain melukainya.”
Jessie mengira Jules menyerahkan memo kecil ini kepada pelayan. Dia pun mengikuti arahan di dalam memo. Jessie turun ke area parkiran dengan lift. Dia mengamati sekeliling, tetapi dia tidak bisa menemukan keberadaan Jules.Pada saat ini, Jessie mengeluarkan ponselnya hendak menelepon Jules. Tetiba ada seseorang muncul di belakang Jessie, lalu membekap mulut dan hidungnya dengan saputangan. Jessie pun diseret ke dalam mobil.Ponsel di tangan Jessie tadi jatuh ke lantai. Panggilan dalam keadaan terhubung.Jules berlari ke dalam restoran dengan buru-buru. Dia menyadari mejanya sudah kosong, hanya tersisa selembar memo kecil saja.Raut wajah Jules seketika menjadi muram. Dia menarik salah seorang pelayan. “Bawa aku ke ruangan rekaman CCTV kalian. Segera!”Seorang mobil melaju kencang di jalan raya. Dari informasi pelat mobil yang berhasil diselidiki, orang itu adalah sopirnya Sarah. Jules menghubungi Derrick. Nada bicaranya sangat dingin. “Selidiki posisi Charles.”…Saat ini, Jessie yang