Charles merasa syok. Keningnya spontan berkerut. “Nona Jessie, untuk apa kamu terus mempermasalahkan hal ini? Kamu sudah berhasil merebut posisi bintang iklannya dan sudah mempermalukannya di hadapan orang banyak. Kalau kamu mengalah, dia pasti akan mengingat kebaikanmu.”“Aku juga nggak perlu dia mengingat kebaikanku.” Jessie berdiri. “Aku juga nggak rebut apa-apa darinya. Perusahaan periklanan yang mencariku. Masalahnya juga nggak ada hubungannya sama aku. Untuk apa kalian mempersulitku yang hanya seorang mahasiswi?”Charles berusaha untuk memendam emosinya.Sarah menyuruh Charles untuk memberi pelajaran terhadap wanita ini. Hanya saja, dia tidak mungkin menyinggung Keluarga Fernando demi kepuasan calon istrinya. Jadi, dia berharap Jessie bisa “mengalah”, tidak mengganggu Sarah lagi.“Nona Jessie, aku melakukan semua ini juga demi kebaikanmu. Dengan karakter Sarah, dia pasti tidak akan melepaskanmu. Tapi asalkan kamu bersedia untuk mengalah, menyuruh pihak merek mencabut posisi duta
Jessie tidak tahu harus berbuat apa. Dia terpaksa menggunakan tatapan “memelas” menatap ke sisi Derrick. Derrick juga hanya bisa melirik Jessie dari kaca spion tengah dengan tatapan tidak berdaya.“Nona Jessie, kamu temani Tuan Muda di mobil dulu. Aku pergi beli barang bentar.”Derrick juga sudah berpengalaman. Dia terpaksa mencari alasan untuk memberi ruang kepada mereka berdua.Derrick juga sudah lama mengabdi di sisi Jules. Biasanya dia memang kesulitan untuk membaca isi hati majikannya. Namun, dia bisa membaca pemikiran Jules ketika dia sedang bersama Jessie.Belum sempat Jessie berbicara, Derrick sudah mematikan mesin mobil, lalu menuruni mobil.Jessie menggembungkan pipinya. “Ini mau tidur sampai jam berapa?”Lelaki di samping Jessie pun tersenyum. Dia menyandarkan kepalanya di atas pundak Jessie.Kali ini Jessie merasa syok. Dia memiringkan kepala untuk menatap si lelaki. Hidung mancung, bulu mata lebat, bahkan bibirnya juga sangat indah. Sepertinya tidak ada satu pun dari kelim
Dacia menghentikan langkahnya, lalu memiringkan tubuhnya. “Ada urusan apa?”Masih tidak terlihat ekspresi apa-apa di wajah Jerremy. Postur tubuh Dacia yang memiliki tinggi badan 1,65 meter kelihatan sangat kecil ketika di hadapan Jerremy. “Sebelumnya asramamu di gedung B, ‘kan?”Sementara, Jessie tinggal di gedung A. Sebelum Dacia mengambil cuti sekolah, dia tinggal di gedung B. Setelah kembali bersekolah, dia malah tinggal di gedung A, bahkan tinggal satu asrama dengan Jessie.Dacia merasa syok. Dia spontan menyipitkan matanya. “Memangnya kenapa kalau aku ganti asrama?”“Kenapa kamu minta ganti?”“Jerry, apa aku mesti beri tahu alasan aku ganti asrama?”Tentu saja Dacia pernah mendengar nama Jerremy sebelumnya. Dia bukan hanya abangnya Jessie saja, dia juga merupakan mahasiswa terunggul di angkatannya.Jerremy mengambil jurusan utama ekonomi, lalu mengambil jurusan sampingan ilmu informatika. Selain Jules, tidak ada yang pantas untuk menjadi tandingannya. Pikiran Jerremy sangatlah je
Jules menyipitkan matanya, lalu kembali bertanya, “Kalau kamu?”Jessie berlagak memikirkannya. “Suka penampilanmu.”Jules tertegun sejenak. Kemudian, senyuman di wajahnya semakin lebar saja. “Kalau begitu, aku seharusnya beruntung karena aku tampan.”Jessie menggigit bibir bawahnya. Saat dia hendak mengatakan sesuatu, Jules menarik Jessie ke dalam pelukannya, lalu mengusap wajah perempuannya. “Nggak ada alasan untuk nggak menyukaimu.”Setiap kali Jules mendekati Jessie, jantungnya pasti akan berdegup kencang. Mungkin inilah yang dinamakan suka, sinyal awal permulaan kisah mereka.Jules dan Jessie bergandengan berjalan keluar ruangan. Meskipun bertemu mahasiswa lain, Jules tidak melepaskan tangannya sama sekali.Hubungan mereka berdua bagai yang disebarluaskan orang-orang. Sekarang mereka resmi menjadi sepasang kekasih.Juliana sedang berdiri di sekitar. Ketika melihat gambaran kedua orang sedang bergandengan tangan, awalnya dia merasa kaget, kemudian dia pun terdiam.Tetiba Juliana kep
Jessie terus memaksa untuk mendorong payung ke sisi Jules. “Jangan! Aku jadi merasa nggak enak hati.”Ketika melihat sosok keras kepala Jessie, Jules pun tersenyum. Dia memeluk Jessie dengan erat, lalu menempelkan bibirnya di ujung kepala Jessie. “Kalau begitu, kamu agak dekat, ya.”Jessie terdiam membisu. Kenapa dia malah masuk ke dalam perangkap Jules?Setibanya di bawah gedung asrama, Jessie berdiri di bawah atap, lalu membalikkan tubuhnya untuk berhadapan dengan Jules. Dia menggigit bibir bawahnya, kemudian berkata, “Kamu cepat pulang untuk ganti baju.”Bagian pundak Jules sudah basah semuanya.Jules mengiakan, tetapi dia tidak bergerak.Jessie memiringkan kepalanya. “Kenapa kamu masih belum pergi?”Jules menatap Jessie. Saat dia hendak mengatakan sesuatu, tetiba Jessie mendekat, lalu menjinjitkan ujung kakinya untuk mengecup ujung bibir Jules.Kali ini, Jules tertegun.Setelah tujuan Jessie tercapai, dia langsung berlari ke lantai atas.Jules mengusap sisa kehangatan di ujung bibi
Pengawas menyadari Lisa cukup patuh pada belakangan hari ini. Dia juga tidak pernah mencoba untuk melarikan diri. Seandainya Lisa benar-benar jatuh sakit, lalu menularkannya kepada tamu. Dia pun tidak bisa menjelaskan kepada atasannya. Jadi, pengawas pun menyetujuinya.Setelah tiba di klinik terdekat, Lisa sembarangan memberi tahu gejalanya kepada dokter. Dokter mengamati Lisa sekilas, lalu berkata, “Coba kamu ambil darah dulu.”Lisa mengikuti dokter ke dalam ruangan.Pengawas berdiri menunggu di depan pintu. Lagi pula, Lisa juga tidak akan bisa melarikan diri dari pasar gelap. Dari nyali Lisa, sepertinya dia juga tidak berani berulah.Lisa pergi mengambil darah, lalu bertanya pada dokter, “Kapan hasilnya akan keluar?”“Dua puluh menit kemudian.” Dokter mengambil dua botol darah, lalu berjalan keluar.Lisa melihat telepon di atas meja, lalu melihat ke luar sekilas. Kemudian, dia segera menelepon Juliana.Setelah mengetahui titik lokasi Juliana, Lisa pun menutup panggilan. Dia berjalan
Novel ini sangat laris terjual di internet pada belakangan tahun ini. Bukan hanya dalam negeri saja, bahkan penjualan novel ini juga laris di luar negeri.Sebelumnya Jessie juga pernah membaca sedikit novel itu. Awalnya dia mengira pengarangnya adalah seorang lelaki. Dacia merasa tidak leluasa lantaran terus ditatap oleh Jessie. “Ngapain kamu melihatku?”Jessie menopang wajahnya dengan kedua tangannya. “Aku penasaran. Kenapa kamu bisa masuk jurusan akting?”Dacia membalas, “Karena aku suka akting. Aku menulis novel ini juga demi mencari nafkah.”Jessie merasa bingung. “Apa kamu perlu cari nafkah sendiri?”Bagaimanapun, Dacia adalah adik sepupu Jules. Setidaknya dia memiliki sedikit hubungan darah dengan keluarga kerajaan. Tidak mungkin keluarganya akan miskin hingga kesulitan untuk makan.Dacia malah tersenyum. “Apa kamu kira semua orang sepertimu? Kamu itu tuan putri yang dimanja keluargamu. Mana mungkin kamu kekurangan uang? Nasibku berbeda.”Ketika membahas hal ini, raut wajah Daci
Siapa sangka Juliana akan dikurung di pasar gelap. Mana mungkin ayahnya Juliana tidak tahu tempat apa itu. Seandainya kabar itu tersebar luas, reputasi putrinya pun akan rusak.Saat ayahnya Juliana hendak lapor polisi, kebetulan asistennya datang untuk menyerahkan flashdisk. “Tuan, ada orang mengirim flashdisk untukmu.”Ayahnya Juliana mengambil flashdisk, lalu melambaikan tangannya menyuruh asistennya untuk meninggalkan tempat. Setelah ragu sesaat, dia memasukkan flashdisk ke dalam komputer. Di dalamnya berisi sebuah rekaman. Rekaman itu berisi bagaimana putrinya bisa ditangkap ke pasar gelap. Raut wajahnya seketika menjadi muram.Pada saat ini, ada sebuah mobil sedan diparkirkan di dekat rumah Juliana. Jules sedang menatap ke luar jendela.Derrick memasuki mobil, lalu menatap kaca spion tengah. “Tuan Muda, aku sudah menyerahkan flashdisk-nya.”Jules mengalihkan tatapannya, lalu menaikkan jendela mobil. “Apa dia yang membocorkan kabar Juliana di pasar gelap?”“Dia” yang dimaksud Jule