Di dalam asrama, Jessie sedang melewati depan kamar Dacia. Ketika melihat pintu kamar yang tidak ditutup rapat, Jessie jadi kepikiran dengan ucapan Jerremy sewaktu di kantin tadi. Dia merasa sudah seharusnya dia mewakili abangnya untuk minta maaf.“Dacia, ada yang ingin ….”Saat Jessie membuka pintu kamar, Dacia segera menutup laptopnya, lalu mengangkat kepala untuk menatapnya. “Kamu kagetin aku saja.”Jessie menunduk. “Maaf, aku bukan sengaja.”“Nggak apa-apa, bukan masalah besar juga.” Dacia membereskan meja belajar yang berantakan, lalu melanjutkan, “Oh, ya, apa yang ingin kamu katakan tadi?”“Aku ingin minta maaf sama kamu.”Gerakan tangan Dacia berhenti. Dia bertanya dengan bingung, “Minta maaf?”Jessie menunduk. “Kamu jangan masukin ucapan Kak Jerry ke hati, ya. Dia cuma takut aku ….”Belum sempat Jessie menyelesaikan omongannya, tatapannya tertuju pada selembar sketsa yang jatuh di atas lantai.Dacia tidak memperhatikan Jessie yang sedang memungut sketsa itu. Dia sedang memberes
Hanya saja mitra kerja sama tiba-tiba mengubah persyaratannya lantaran mengingat Negara Makronesia adalah pasar terbesar mereka.Saat Randy merasa serbasalah, Jessie pun bersuara, “Aku nggak merasa aku akan menghancurkan reputasi merek ini. Berhubung mereka mencari aku untuk menjadi bintang iklan mereka, aku pun semakin yakin aku bisa menyelesaikan pemotretan dengan baik.”Namun, Sarah malah meremehkan rasa percaya diri Jessie. “Hanya dengan mengandalkan seorang anak yang masih kuliah? Kamu kira kamu siapa, bisa ikut syuting iklan? AF itu merek yang sangat besar. Kamu kira merek abal-abal?”Selebritas memiliki penggemar. Menggunakan selebritas untuk menjadi bintang iklan pasti akan membuat penjualan lebih laris lagi. Sekarang seorang mahasiswi malah akan menjadi bintang iklan merek terkenal ini, mana mungkin dia tidak diragukan oleh orang-orang?Jessie mengangkat kepalanya, lalu berkata dengan serius, “Kalau begitu, kita mulai sekarang. Kalau kalian nggak puas dengan hasilnya, aku bisa
Entah kenapa, Jessie yang melakoni peran putri duyung malah menjadi hujatan para warganet. Kebanyakan dari mereka pun adalah penggemar setia Sarah.Saat Jessie melihat komentar buruknya, dia kepikiran dengan ucapan Sarah waktu itu. Dia yakin masalah ini pasti berhubungan dengan Sarah.Dacia dan Jessie sedang berjalan kembali ke sekolah. “Kamu sudah menyinggung Sarah?”Jessie mengangkat-angkat pundaknya. “Bisa jadi.”“Sarah itu calon istrinya Charles. Dia adalah seorang artis bertaraf internasional. Dengar-dengar demi kesuksesan Sarah di dunia hiburan, ayahnya juga sudah menyuntikkan dana yang cukup besar.”Jessie merasa syok. Ternyata Sarah adalah calon istri dari abangnya Dacia.Pada saat ini, sebuah mobil sedan berhenti di samping mereka. Jendela mobil diturunkan secara perlahan. Orang yang duduk di dalam mobil tak lain adalah Charles.Tatapan Charles tertuju pada diri Jessie. “Apa Nona Jessie ada waktu? Bisa kita bicara sebentar?”Raut wajah Dacia langsung berubah muram. Dia spontan
Charles merasa syok. Keningnya spontan berkerut. “Nona Jessie, untuk apa kamu terus mempermasalahkan hal ini? Kamu sudah berhasil merebut posisi bintang iklannya dan sudah mempermalukannya di hadapan orang banyak. Kalau kamu mengalah, dia pasti akan mengingat kebaikanmu.”“Aku juga nggak perlu dia mengingat kebaikanku.” Jessie berdiri. “Aku juga nggak rebut apa-apa darinya. Perusahaan periklanan yang mencariku. Masalahnya juga nggak ada hubungannya sama aku. Untuk apa kalian mempersulitku yang hanya seorang mahasiswi?”Charles berusaha untuk memendam emosinya.Sarah menyuruh Charles untuk memberi pelajaran terhadap wanita ini. Hanya saja, dia tidak mungkin menyinggung Keluarga Fernando demi kepuasan calon istrinya. Jadi, dia berharap Jessie bisa “mengalah”, tidak mengganggu Sarah lagi.“Nona Jessie, aku melakukan semua ini juga demi kebaikanmu. Dengan karakter Sarah, dia pasti tidak akan melepaskanmu. Tapi asalkan kamu bersedia untuk mengalah, menyuruh pihak merek mencabut posisi duta
Jessie tidak tahu harus berbuat apa. Dia terpaksa menggunakan tatapan “memelas” menatap ke sisi Derrick. Derrick juga hanya bisa melirik Jessie dari kaca spion tengah dengan tatapan tidak berdaya.“Nona Jessie, kamu temani Tuan Muda di mobil dulu. Aku pergi beli barang bentar.”Derrick juga sudah berpengalaman. Dia terpaksa mencari alasan untuk memberi ruang kepada mereka berdua.Derrick juga sudah lama mengabdi di sisi Jules. Biasanya dia memang kesulitan untuk membaca isi hati majikannya. Namun, dia bisa membaca pemikiran Jules ketika dia sedang bersama Jessie.Belum sempat Jessie berbicara, Derrick sudah mematikan mesin mobil, lalu menuruni mobil.Jessie menggembungkan pipinya. “Ini mau tidur sampai jam berapa?”Lelaki di samping Jessie pun tersenyum. Dia menyandarkan kepalanya di atas pundak Jessie.Kali ini Jessie merasa syok. Dia memiringkan kepala untuk menatap si lelaki. Hidung mancung, bulu mata lebat, bahkan bibirnya juga sangat indah. Sepertinya tidak ada satu pun dari kelim
Dacia menghentikan langkahnya, lalu memiringkan tubuhnya. “Ada urusan apa?”Masih tidak terlihat ekspresi apa-apa di wajah Jerremy. Postur tubuh Dacia yang memiliki tinggi badan 1,65 meter kelihatan sangat kecil ketika di hadapan Jerremy. “Sebelumnya asramamu di gedung B, ‘kan?”Sementara, Jessie tinggal di gedung A. Sebelum Dacia mengambil cuti sekolah, dia tinggal di gedung B. Setelah kembali bersekolah, dia malah tinggal di gedung A, bahkan tinggal satu asrama dengan Jessie.Dacia merasa syok. Dia spontan menyipitkan matanya. “Memangnya kenapa kalau aku ganti asrama?”“Kenapa kamu minta ganti?”“Jerry, apa aku mesti beri tahu alasan aku ganti asrama?”Tentu saja Dacia pernah mendengar nama Jerremy sebelumnya. Dia bukan hanya abangnya Jessie saja, dia juga merupakan mahasiswa terunggul di angkatannya.Jerremy mengambil jurusan utama ekonomi, lalu mengambil jurusan sampingan ilmu informatika. Selain Jules, tidak ada yang pantas untuk menjadi tandingannya. Pikiran Jerremy sangatlah je
Jules menyipitkan matanya, lalu kembali bertanya, “Kalau kamu?”Jessie berlagak memikirkannya. “Suka penampilanmu.”Jules tertegun sejenak. Kemudian, senyuman di wajahnya semakin lebar saja. “Kalau begitu, aku seharusnya beruntung karena aku tampan.”Jessie menggigit bibir bawahnya. Saat dia hendak mengatakan sesuatu, Jules menarik Jessie ke dalam pelukannya, lalu mengusap wajah perempuannya. “Nggak ada alasan untuk nggak menyukaimu.”Setiap kali Jules mendekati Jessie, jantungnya pasti akan berdegup kencang. Mungkin inilah yang dinamakan suka, sinyal awal permulaan kisah mereka.Jules dan Jessie bergandengan berjalan keluar ruangan. Meskipun bertemu mahasiswa lain, Jules tidak melepaskan tangannya sama sekali.Hubungan mereka berdua bagai yang disebarluaskan orang-orang. Sekarang mereka resmi menjadi sepasang kekasih.Juliana sedang berdiri di sekitar. Ketika melihat gambaran kedua orang sedang bergandengan tangan, awalnya dia merasa kaget, kemudian dia pun terdiam.Tetiba Juliana kep
Jessie terus memaksa untuk mendorong payung ke sisi Jules. “Jangan! Aku jadi merasa nggak enak hati.”Ketika melihat sosok keras kepala Jessie, Jules pun tersenyum. Dia memeluk Jessie dengan erat, lalu menempelkan bibirnya di ujung kepala Jessie. “Kalau begitu, kamu agak dekat, ya.”Jessie terdiam membisu. Kenapa dia malah masuk ke dalam perangkap Jules?Setibanya di bawah gedung asrama, Jessie berdiri di bawah atap, lalu membalikkan tubuhnya untuk berhadapan dengan Jules. Dia menggigit bibir bawahnya, kemudian berkata, “Kamu cepat pulang untuk ganti baju.”Bagian pundak Jules sudah basah semuanya.Jules mengiakan, tetapi dia tidak bergerak.Jessie memiringkan kepalanya. “Kenapa kamu masih belum pergi?”Jules menatap Jessie. Saat dia hendak mengatakan sesuatu, tetiba Jessie mendekat, lalu menjinjitkan ujung kakinya untuk mengecup ujung bibir Jules.Kali ini, Jules tertegun.Setelah tujuan Jessie tercapai, dia langsung berlari ke lantai atas.Jules mengusap sisa kehangatan di ujung bibi