Namun inti permasalahan ada di diri Jules …. Dia mengatakan dirinya mengagumi Jessie.Jessie mencemberutkan bibirnya. “Aku … aku nggak percaya sama kamu.”Bibir Jules langsung ditempelkan ke atas kening Jessie. Pada saat itu, Jessie merasa dunia bagai sedang berhenti berputar. Namun, jantungnya tak berhenti berdetak.Jules menyandarkan keningnya di atas kening Jessie. “Apa kamu percaya sekarang?”Bulu mata Jessie bergetar. Dia berpapasan dengan mata Jules. “Aku ….”Pintu ruangan diketuk. Jessie spontan mendorong Jules. Claire dan Javier berjalan ke dalam ruangan. “Kalau sudah selesai ganti baju, kenapa ….”Ketika melihat ada Jules di dalam ruangan, raut wajah Javier menjadi serius.Jessie merasa canggung. “Ayah, Ibu.”Claire berdeham. “Acara masih belum selesai. Ayo, cepat ke bawah kalau sudah selesai.”“Oke, aku akan segera turun.” Jessie segera meninggalkan tempat, bagai seekor kelinci yang sedang malu saja.Jules berjalan ke hadapan mereka berdua, lalu sedikit mengangguk. “Paman, Ta
“Tante, tidak ada yang tidak bisa aku lakukan di dunia ini.”Ketika mendengar jawaban Jules, Claire pun mengangguk dengan tersenyum puas.Keesokan harinya, di Akademi Victoria.Jessie berjalan ke dalam sekolah. Dia kepikiran dengan ucapan Jules semalam. Alhasil, Jessie sungguh tidak tahu bagaimana cara menghadapi Jules hari ini.Jules menyukainya ….Sejak kapan Jules menyukainya?“Jessie!” Pada saat ini, seorang wanita berambut pirang berlari ke sisi Jessie, lalu mendorongnya. “Atas dasar apa kamu menindas Lisa? Lisa itu anaknya baik sekali, tapi kamu malah permalukan dia di hadapan orang banyak. Apa kamu puas sekarang?”Jessie menepuk-nepuk seragamnya, lalu mengangkat kepalanya. “Juliana, apa kamu lagi membantu temanmu untuk melampiaskan amarahnya?” Juliana adalah teman baru Lisa. Dia sudah beberapa kali mencari masalah dengan Jessie. Sepertinya semua ini karena perintah Lisa.Lisa memang tidak berhasil memasuki Akademi Victoria. Namun, dia malah memiliki mata-mata di dalam akademi.
Dengan adanya pembelaan Juliana, Lisa merasa sangat puas.Ayahnya Juliana adalah seorang diplomat yang sangat terkenal di Negara Hyugana. Latar belakang keluarga Juliana memang tidak seperti keluarga konglomerat, tetapi dia juga berkecimpung di kalangan atas.Juliana yang sekarang sungguh mirip dengan Jessie yang dulu. Ketika melihat gambaran ini, Jessie merasa lucu. Dia kepikiran dirinya pernah memperingati Yura demi Lisa dulu. Kemudian, Yura pun mentertawakan dirinya bodoh.Jessie pun tersenyum. “Kami ingin aku minta maaf sama Lisa?”“Kamu telah melakukan kesalahan. Bukankah sudah seharusnya kamu minta maaf?”“Orang yang berbuat salah itu dia, bukan aku. Kenapa aku bisa begitu membencinya? Apa dia berani beri tahu alasannya?”Jessie berjalan mendekati Juliana. “Juliana, memang bagus untuk bersikap setia kawan. Tapi kamu juga mesti lihat siapa orangnya. Kalau orang lain, mungkin aku bersedia untuk minta maaf. Tapi kalau orang itu Lisa, aku rasa dia nggak pantas untuk dapat permintaan
Jantung Jessie hampir copot. Ketika melihat nyali kecil Jessie, Jules pun tersenyum. Dia tidak mempermainkan Jessie lagi lantaran takut akan mengejutkannya.Jules mengusap kepala Jessie. “Sudahlah, bukannya kamu masih ada kelas. Pergi sana.”Jessie mendorong Jules, lalu melarikan diri.Saat melihat bayangan tubuh yang semakin menjauh, Jules mengusap ujung bibirnya. Cepat atau lambat Jessie pasti akan menjadi miliknya.Ketika Jessie sedang masuk kelas, dia pun kehilangan fokusnya. Dia terus menatap pena di tangannya sembari menatap jari tangannya. Dia seolah-olah bisa merasakan sisa kehangatan di jari tangannya.Saat Jules mencium jari tangannya, Jessie dapat merasakan bahwa Jules hendak melahapnya saja. Yang lebih parah lagi adalah Jessie malah terpesona dengan ketampanan Jules. Dia hampir saja masuk ke dalam “jebakan” Jules.Jessie segera mengangkat bukunya, lalu bersandar di atas meja. Wajah dan daun telinganya memerah saat ini.Jules memang berengsek!Saat ini, di Kediaman Tanzil.
Jules memainkan gelas kosong di tangannya, lalu menatap Lisa dengan kesal. “Sudah selesai ngomongnya?”Pundak Lisa gemetar. “Kak Jules, kamu mesti percaya sama aku. Aku benar-benar nggak lagi cari gara-gara sama Jessie. Selama empat tahun ini, aku selalu mendengar apa katamu. Aku benar-benar nggak pergi cari Jessie. Juliana, dia ….”“Lisa.” Jules mengangkat kepalanya untuk menatap Lisa. Raut wajahnya masih kelihatan dingin dan mengerikan.Wajah Lisa berubah pucat. “Kak Jules.”“Jangan panggil aku seperti itu. Aku merasa jijik.”Ucapan ini terasa menusuk di hati Lisa. Dia mengepal erat tangannya. Apa Jules juga merasa jijik ketika dipanggil seperti itu oleh Jessie? Jules memang pilih kasih! Kenapa dia tidak sayang terhadap Lisa! Atau … ingatannya sudah pulih?Lisa mencoba untuk bersuara. “Jadi … aku panggil apa, dong?”Jules menyeka bekas minuman di atas meja. “Kamu ikut panggilan pelayan saja.”“Tapi aku itu ….”“Setelah tinggal di rumah ini, apa kamu merasa kamu itu anggota Keluarga T
Ketika guru di bawah pentas menyadari Jessie bisa mengendalikan dirinya dengan cepat, dia pun mengangguk. Tidak dipungkiri, Jessie memang sangat unggul. Meskipun ada sedikit kesalahan, dia pun segera mengendalikannya.Juliana yang bersembunyi di pojok tidak menyangka Jessie akan melanjutkan tariannya. Sebenarnya dari mana kekuatan Jessie?Hanya saja, nilai Jessie dipotong dalam pertunjukan kali ini. Setelah musik berakhir, di bawah tepuk tangan para penonton, tetiba Jessie jatuh duduk di lantai.Guru yang berada di bawah pentas pun berdiri. “Ada apa?”Murid yang berdiri dekat dengan pentas dapat melihat gambaran itu. Dia pun berkata dengan syok, “Guru, ada darah di sepatunya!”Guru segera berlari ke atas pentas, lalu melepaskan sepatu Jessie untuk memeriksa. Ketika menyadari sesuatu, dia pun mengeluarkan paku kecil tersebut. Paku itu sudah dilumuri oleh darah.Jessie menarik napas dalam-dalam. Hanya saja, dia tidak putus asa, malah tersenyum. “Bu Guru, maaf, tapi aku sudah berusaha sem
Jessie menunduk, lalu melihat ekspresi tidak percaya Juliana. “Juliana mirip banget sama aku yang dulu. Sayangnya, kamu harus berpikir dengan jelas apa Lisa pantas untuk kamu berbuat seperti ini.”Juliana membangkitkan tubuhnya. “Jessie, kamu malah sok baik lagi. Aku sudah melakukannya, kamu bisa bongkar aku di hadapan guru.”“Bongkar? Biar kamu diskors? Apa ini akhir yang kamu inginkan?”Juliana kembali terbengong.Jessie melanjutkan dengan ekspresi datar, “Nanti kalau ayahmu nanya kenapa kamu bisa diskors, bagaimana kamu menjelaskannya?”Lagi-lagi Juliana tidak tahu harus berkata apa.“Juliana, kalau aku bersikap semena-mena dengan mengandalkan identitasku sebagai putri dari Keluarga Fernando, kemungkinan kamu diskors sangatlah besar. Aku nggak peduli apa yang sudah Lisa katakan di hadapanmu. Aku cuma bisa beri tahu kamu bahwa aku nggak pernah memperlakukannya dengan buruk. Apa Lisa berani beri tahu kamu apa yang pernah dia lakukan kepadaku? Kalau aku perhitungan dengan masalah waktu
Jules menghentikan langkah kakinya, lalu merapikan lengan pakaiannya dengan acuh tak acuh. “Apa ucapanmu berguna?”Jerremy berjalan ke hadapan Jules, lalu bertatapan dengannya. “Kalau Keluarga Tanzil tidak menjaga Lisa dengan baik, aku pasti akan beri pelajaran kepada kalian nanti.”Kening Jules tampak berkerut. Dia tidak berbicara sama sekali.…Keesokan harinya.Jessie pergi ke kantor, lalu meminta guru untuk mencabut hukumannya terhadap Juliana. Sang guru pun menatapnya dengan syok. “Tapi dia sudah melakukan kesalahan. Apa kamu yakin kamu tidak mempermasalahkannya lagi?”“Dia sudah minta maaf sama aku. Jadi, aku ingin beri dia satu kesempatan untuk berubah. Aku yakin dia pasti akan merenungkan kesalahannya.”Berhubung Jessie sudah membuat keputusan, guru juga setuju untuk mencabut hukumannya terhadap Juliana.Di gedung bawah, Juliana bergegas ke kantor guru. Kebetulan dia bertemu dengan Jessie.Juliana pun mendengus. “Nggak seharusnya aku percaya sama omonganmu.”Jessie mengerutkan