“Kalau cuma ingin ucapin selamat ulang tahun, apa perlu dia sedekat itu sama kamu?” Jerremy melepaskan Jessie, lalu menyentil keningnya. “Bisa tidak jangan terus membuatku mencemaskanmu?”Selama beberapa tahun ini, Jerremy sangat mewaspadai Jules. Sekarang adiknya sudah berusia 18 tahun. Jika Jerremy tidak meningkatkan kewaspadaannya, bisa jadi Jules akan “menculik” adiknya.Jessie mengusap keningnya dengan tersenyum. “Aku sudah bukan anak kecil yang butuh dilindungi Kakak lagi.”“Sudahlah, Ayah dan Ibu sudah tiba di Negara Hyugana demi merayakan ulang tahun putrinya. Kamu ganti baju dan rias dirimu dengan cantik. Jangan sampai ada yang lebih cantik di acara ulang tahunmu nanti.”Meski Jessie bersekolah di Negara Hyugana, setiap tahunnya Claire dan Javier akan datang untuk merayakan ulang tahunnya. Dulu mereka hanya mengadakan acara ulang tahun kecil-kecilan. Namun, berbeda dengan acara ulang tahun kali ini. Sebab, tahun ini Jessie sudah resmi menjadi orang dewasa. Mereka semua sangat
Javier melihat Claire dari samping. “Namanya juga putri kita. Apa mungkin tidak cantik?”Jessie memeluk Claire dan juga Javier. “Ayah, Ibu, aku gembira sekali kalian bisa merayakan hari ulang tahun bersamaku.”Claire membelai rambutnya. “Namanya putriku sudah beranjak dewasa. Mana mungkin Ibu dan ayahmu melewatkan momen penting ini?”Acara ulang tahun akan segera dimulai. Seluruh hadirin menikmati makanan lezat dan anggur berkualitas tinggi. Javier dan Claire pun pergi menjamu yang lain.Jessie sedang bersulang dengan beberapa anak sebayanya. Beberapa dari mereka adalah teman sekolah Jessie. “Kenapa Tuan Jules nggak hadiri acara ulang tahunmu?”Tetiba Jessie terbengong sejenak. Dia pun membalas dengan tersenyum, “Mungkin agak telat.”“Biasanya aku lihat Tuan Jules sering dekat-dekat sama kamu sewaktu di sekolah. Jangan-jangan dia ingin … mengejarmu?”Jessie yang sedang minum pun langsung tersedak. Dia terbatuk-batuk dan menutup mulutnya. Wajahnya seketika memanas. “Apa kalian lagi berc
Dengan tidak gampangnya Lisa membujuk Andreas untuk bisa menghadiri acara. Dia berpikir ada begitu banyak tamu penting di tempat, anggota Keluarga Fernando pasti tidak akan mempersulitnya.Empat tahun silam, Lisa mulai hidup di Kediaman Tanzil. Dia mengira dirinya bisa mendapat kedudukan tinggi di Negara Hyugana. Namun, orang tua Jules tidak menyambut kedatangan Lisa. Awalnya Lisa mengira bujukan Andreas akan berhasil mengubah pandangan mereka. Namun, Andreas malah mengatakan bahwa mereka semua mendengar apa kata Jules.Lisa mengira Andreas sedang berbohong. Sebab, umur Jules sebaya dengannya. Mana mungkin dia berani untuk memerintah senior? Ternyata … dugaan Lisa salah. Semua anggota Keluarga Tanzil, termasuk Andreas, sangat mendengar apa kata Jules. Bahkan, orang tua Jules sendiri juga tidak berani memaksa Jules untuk melakukan hal yang tidak dia inginkan.Jules baru saja berusia 14 tahun. Selain sekolah, dia bahkan sudah mulai mengelola perusahaan. Seluruh orang di Kediaman Tanzil,
Semua orang memandang sosok Jessie dan Jules yang sedang berdansa. Semua orang merasa gambaran itu sangatlah indah. Tidak ada yang menyadari ternyata Jessie salah langkah, terus menginjak kaki Jules.Jessie merasa canggung. “Maaf.”Padahal Jessie baik-baik saja ketika berdansa dengan Jerremy tadi. Kenapa dia malah salah terus ketika berdansa dengan Jules?Jules menyadari sesuatu. Dia pun tersenyum. “Kenapa kamu gugup sekali?”“Aku … aku nggak gugup.” Jessie sedang berbohong. Jessie sendiri sadar apakah dirinya merasa gugup atau tidak. Apalagi ketika kepikiran dengan apa yang dikatakan teman-teman sebelumnya, Jessie bahkan tidak berani menatap Jules lagi.Telapak tangan Jules diletakkan di belakang pinggang Jessie. Dia menguatkan tenaga lengannya. Alhasil, Jessie pun melangkah maju masuk ke dalam pelukan Jules. Terdengar suara dari atas kepala Jessie. “Demi dansa kali ini, aku sudah mempersiapkannya dalam waktu lama.”Jessie tertegun sejenak. Dia mengangkat kepalanya, lalu bertanya, “K
Lisa terbengong di tempat. Dia merasa canggung ketika mendengar suara sindiran dari sekitar. “Jessie, kenapa kamu mengataiku seperti ini? Dulu kita ….”“Sudah, jangan ungkit lagi.” Jessie mengambil gelas alkohol dari samping meja, lalu mengangkat kepalanya. “Aku bukan lagi Jessie yang bisa kamu bohongi. Lisa, apa kamu kira aku akan menghargaimu di acara pesta ulang tahunku? Aku nggak akan persulit kamu?”Usai berbicara, Jessie menyiram alkohol di tangannya ke tubuhnya sendiri. Kemudian, dia menjerit. Tatapan semua orang spontan tertuju ke dirinya.Jerremy segera berlari ke kerumunan. Ketika melihat gambaran ini, dia pun berkata dengan marah, “Lisa, kamu ngapain lagi?”Lisa menggeleng. “Bukan aku, dia ….”“Lisa.” Andreas langsung menunjukkan wajah serius. “Apa yang sudah kamu janjikan denganku? Kamu janji tidak akan membuat masalah kalau aku bawa kamu ke sini, ‘kan?”“Ayah, bukan aku! Dia sendiri sengaja siram diri dia sendiri. Dia ingin fitnah aku. Semua orang juga melihatnya!” Lisa me
Putri kesayangannya sudah dewasa sekarang.Claire mencubit pinggang Javier. “Dia itu putriku. Memangnya dia nggak boleh mirip sama aku?”Javier merintih kesakitan, lalu tersenyum getir. “Bukan, tentu saja boleh.”Claire mendengus dingin. “Dulu Jessie selalu menjadi korban. Kalau dia nggak belajar untuk menjadi pintar, aku pun akan mencemaskannya.”Claire tidak merasa ada yang salah dengan perilaku putrinya. Inilah namanya pembalasan. Apalagi, Lisa memang bukanlah anak baik-baik. Waktu itu, Lisa saja mengkhianati Jessie demi harta dan kekuasaan. Dia bukanlah gadis lugu.Jessie pun pergi ke ruang rias. Sebenarnya dia sempat tidak tega untuk memfitnah Lisa tadi. Hanya saja, ketika mendengar ucapan Lisa yang ingin membohonginya lagi, Jessie pun memberanikan dirinya.Apa Jessie bodoh? Seperti yang dikatakan Claire sebelumnya, manusia boleh berbaik hati, tapi tidak seharusnya kita membiarkan orang lain melukai kita.Saat Jessie berdiri di dalam ruang ganti hendak menukar pakaiannya, tampak s
Namun inti permasalahan ada di diri Jules …. Dia mengatakan dirinya mengagumi Jessie.Jessie mencemberutkan bibirnya. “Aku … aku nggak percaya sama kamu.”Bibir Jules langsung ditempelkan ke atas kening Jessie. Pada saat itu, Jessie merasa dunia bagai sedang berhenti berputar. Namun, jantungnya tak berhenti berdetak.Jules menyandarkan keningnya di atas kening Jessie. “Apa kamu percaya sekarang?”Bulu mata Jessie bergetar. Dia berpapasan dengan mata Jules. “Aku ….”Pintu ruangan diketuk. Jessie spontan mendorong Jules. Claire dan Javier berjalan ke dalam ruangan. “Kalau sudah selesai ganti baju, kenapa ….”Ketika melihat ada Jules di dalam ruangan, raut wajah Javier menjadi serius.Jessie merasa canggung. “Ayah, Ibu.”Claire berdeham. “Acara masih belum selesai. Ayo, cepat ke bawah kalau sudah selesai.”“Oke, aku akan segera turun.” Jessie segera meninggalkan tempat, bagai seekor kelinci yang sedang malu saja.Jules berjalan ke hadapan mereka berdua, lalu sedikit mengangguk. “Paman, Ta
“Tante, tidak ada yang tidak bisa aku lakukan di dunia ini.”Ketika mendengar jawaban Jules, Claire pun mengangguk dengan tersenyum puas.Keesokan harinya, di Akademi Victoria.Jessie berjalan ke dalam sekolah. Dia kepikiran dengan ucapan Jules semalam. Alhasil, Jessie sungguh tidak tahu bagaimana cara menghadapi Jules hari ini.Jules menyukainya ….Sejak kapan Jules menyukainya?“Jessie!” Pada saat ini, seorang wanita berambut pirang berlari ke sisi Jessie, lalu mendorongnya. “Atas dasar apa kamu menindas Lisa? Lisa itu anaknya baik sekali, tapi kamu malah permalukan dia di hadapan orang banyak. Apa kamu puas sekarang?”Jessie menepuk-nepuk seragamnya, lalu mengangkat kepalanya. “Juliana, apa kamu lagi membantu temanmu untuk melampiaskan amarahnya?” Juliana adalah teman baru Lisa. Dia sudah beberapa kali mencari masalah dengan Jessie. Sepertinya semua ini karena perintah Lisa.Lisa memang tidak berhasil memasuki Akademi Victoria. Namun, dia malah memiliki mata-mata di dalam akademi.
“Oh, ya, di mana Kak Ariel?” tanya Bastian.Jodhiva membalas, “Dia lagi temani ayahnya untuk jalan-jalan. Sekarang aku juga mau nyusul ke sana. Aku permisi dulu.”Usai berbicara, Jodhiva meninggalkan tempat.Bastia berdecak sembari menggeleng. “Orang yang sudah punya istri memang berbeda.”“Kamu ngomongnya seolah-olah kamu nggak sama dengan dia.” Yura juga meninggalkan tempat.Bastian meletakkan gelasnya, lalu mengikuti langkah Yura. “Hei, kenapa kamu malah meninggalkanku. Tunggu aku.”Claire berhenti di hadapan Javier. Javier menggandeng tangannya. “Sudah selesai mengenang masa lalu?”“Menurutmu? Bukannya sore nanti, kamu dan Ayah akan pergi ke Kediaman Keluarga Tanaka?”Javier tersenyum. “Aku lagi menunggumu untuk makan di sana.”Roger berjalan di sisi Izza, lalu menatap mereka. “Tuan Javier, Nyonya Claire. Kalau begitu, kamu pergi cari Ayah Angkat dulu.”Javier mengangguk. Dia merangkul pundak Claire, lalu berjalan ke koridor. Cahaya matahari dipantulkan ke sisi jendela. Bayangan d
Jessie tersenyum lebar. “Kalau begitu, aku akan mengenakan mahkota ini saat pernikahanku nanti. Anggap saja sebagai iklan desain ibuku.”Jules memeluk Jessie dari belakang. “Yang penting kamu suka.”…Anggota Keluarga Fernando baru tiba di Negara Hyugana dua hari sebelum resepsi pernikahan. Mereka tinggal di hotel yang dipesan Jules. Seluruh hotel ini telah dipesan oleh anggota keluarga kerajaan untuk menjamu para hadirin.Keluarga Chaniago dan Keluarga Kenata juga telah datang. Tobias juga tidak absen. Bahkan Shinta, Erin, Levin, dan Samuel yang berasal dari dunia hiburan juga telah datang. Tentu saja, Yura dan Bastian juga masuk dalam daftar undangan.Claire tiba di restoran. Pelayan membawanya ke dalam ruangan VIP. Ketika melihat pria yang duduk di dalam sana, dia pun tersenyum. “Ayah Angkat.”Owl memutar tubuhnya dengan perlahan. Sudah bertahun-tahun mereka tidak bertemu. Owl masih seperti dulu saja, tapi tubuhnya kelihatan lebih kurus dari sebelumnya. Claire langsung maju untuk m
Orang lainnya juga ikut tersenyum.Menjelang malam, seluruh kota diselimuti dengan cahaya lampu neon. Setelah Jessie dan Jules menyelesaikan makan malam, mereka pun kembali ke Kompleks Amara.Jessie baru selesai mandi. Rambutnya pun masih basah. Jules mengambil handuk dari tangan Jessie, lalu membantunya untuk mengeringkan rambut.Saat ini, Jessie duduk di depan meja rias sembari menatap orang di dalam cermin. Senyuman merekah di atas wajahnya. “Kak Jules, aku sangat menantikan resepsi pernikahan kita.”“Oh, ya?” Jules mengusap rambut lembut Jessie. “Aku juga menantikannya.”“Aku merasa hidupku sangat sempurna karena bisa menikah dengan orang yang paling aku cintai, apalagi bisa bersama orang yang aku cintai berjalan ke jenjang berikutnya.”Jules pun tertawa, lalu membungkukkan tubuhnya untuk berbisik di samping telinga Jessie. “Apa kamu tahu, keinginan dalam hidupku juga sudah terwujud.”Jessie menoleh untuk menatapnya. “Keinginan apa?”Jules berbisik di samping telinga Jessie, “Menik
Hiro mengiakan.“Setelah di luar beberapa saat, kamu menjadi semakin dewasa saja.” Naomi menepuk-nepuk pundaknya. “Semoga kamu bisa semakin baik lagi.”Hiro hanya tersenyum dan tidak berbicara.…Dalam sekejap mata, akhirnya telah sampai ke akhir bulan. Liburan Jessie dan yang lain sudah berakhir. Mereka pun kembali ke ibu kota.Claire dan Javier berdiri di depan halaman untuk menunggu mereka. Setelah mereka menuruni mobil, Jessie langsung berlari ke sisi mereka. “Ayah, Ibu!” Dia langsung memeluk kedua orang tuanya.Javier mengusap kepala Jessie dengan tidak berdaya. “Padahal kamu sudah dewasa, masih saja minta dipeluk.”Senyuman di wajah Jessie semakin lebar lagi. “Tapi, di mata kalian, selamanya aku itu anak kecil!”Claire tersenyum tipis. Dia menatap beberapa orang yang berjalan kemari. “Baguslah kalau kalian bermain dengan gembira. Ayo, kita ke dalam dulu. Nanti malam kita makan bersama.”Setelah Dacia dan Ariel memasuki rumah, mereka duluan naik ke lantai atas untuk melihat anak.
Jules menatap mereka. “Kebetulan sekali kalian juga ada di sini.”Yura membalas, “Aku dan Bastian memang ada di sini. Setelah lihat unggahan Jessie, aku baru tahu ternyata kalian juga di sini.”Jessie membawanya ke tempat duduk. “Kalau begitu, kita tinggal beberapa hari bersama.”Setelah Bastian duduk, Jodhiva memperkenalkannya kepada Dacia dan Jessie. “Ini adik iparku, Dacia, dan adikku, Jessie.”“Aku pernah bertemu mereka di pernikahanmu.” Bastian masih mengingatnya. Dia pun berkata, “Adikmu itu satu sekolah dengan istriku. Istriku sering mengungkitnya.”Yura menatapnya. “Istrimu? Belum pasti aku akan menjadi istrimu.”Kening Bastian berkerut. “Kita saja sudah tunangan. Apa kamu masih bisa menikah sama orang lain?”Semua orang pun tertawa. Hanya Jessie saja yang terbengong. “Tunangan apaan? Yura, kamu sudah tunangan?”Yura berdeham ringan. “Aku lupa beri tahu kamu.”“Kamu nggak setia kawan banget, sih. Malah nggak beri tahu aku. “Jessie mencemberutkan bibirnya. Dia benar-benar tidak
Bos pemilik permainan berkata, “Dua puluh ribu diberi tiga kesempatan.”“Mahal sekali? Dua puluh ribu hanya diberi tiga kali kesempatan saja?” Dacia merasa sangat tidak menguntungkan.Bos mengangkat kepalanya. “Ini sudah paling murah. Tempat lain malah tiga puluh ribu.”Jessie menarik Dacia. “Dua puluh ribu juga nggak masalah. Nggak gampang bagi mereka untuk berbisnis. Kita juga cuma main-main saja.”Seusai berbicara, Jessie mengeluarkan uang tunai sebesar empat puluh ribu kepada bos. “Berarti enam kali kesempatan, ya.”Bos menyerahkan enam gelang kepada Jessie. Jessie menyukai sebuah gelang. Dia tahu gelang itu hanya barang KW, tapi kelihatannya sangat cantik. Jessie melempar ke sana, tetapi dia tidak berhasil mendapatkannya.Setelah melempar dua kali lagi, Jessie masih saja tidak berhasil mendapatkan targetnya. Sekarang hanya tersisa tiga kali kesempatan.Ketika melihat Jessie putus asa, Ariel pun mengambil sisa gelang dari tangan Jessie. “Coba lihat aku.”Ariel melirik tepat ke sisi
Larut malam, kota kuno ini terasa sunyi dan hening, hanya suara serangga yang bergema di antara rerumputan.Sebuah lampu menerangi rerumputan di luar tenda, menambah suasana menjadi semakin hening dan tenang.Jessie membalikkan tubuhnya masih belum tertidur. Saat sebuah tangan panjang merangkul pinggangnya, lalu memasukkan Jessie ke dalam pelukannya. “Tidak bisa tidur?”“Emm.” Jessie bersandar di dalam pelukannya. “Kak Jules, aku ingin ke toilet, tapi aku nggak berani.”Jules mencium kening Jessie. “Biar aku temani.”Mereka berdua berjalan keluar tenda. Jules mengeluarkan senter, lalu berjalan bersama Jessie. Saat mereka tiba di depan pepohonan, Jessie membalikkan tubuhnya untuk menatap Jules. “Tunggu aku di sini.”Jules mengangguk. “Panggil aku kalau ada apa-apa.”Jessie berjalan ke dalam pepohonan, tetapi dia juga tidak berani berjalan terlalu jauh.Setelah buang air, Jessie segera keluar dan memeluk lengannya. “Selesai.”Jules mengulurkan tangan untuk merangkul Jessie.Setelah kemba
Jodhiva juga tersenyum. “Cepat juga, tapi masih tergolong pagi.”Jessie menyandarkan kepalanya di atas paha Jules sembari memandang langit. Beberapa saat kemudian, dia bertanya, “Kenapa rasanya bakal turun hujan?”Orang-orang langsung melihat ke sisi Jessie.Jerremy menarik napas dalam-dalam. “Kamu jangan sembarangan bicara.”Dacia memandang ke atas langit. Langit memang kelihatan cerah, tetapi malah kelihatan mendung di bagian atas gunung. “Mungkin cuma mendung saja?”Sudah jam segini, tapi matahari masih belum menampakkan diri. Seharusnya hanya mendung, tidak sampai tahap turun hujan.Ariel berkata, “Ramalan cuaca hari ini tidak mengatakan akan turun hujan hari ini. Aku merasa seharusnya tidak akan turun hujan.”Kecuali, ramalan cuaca tidak akurat!Beberapa orang tinggal sejenak. Jules merasa ada tetesan air di wajahnya. Dia mengusap sejenak. “Eh, turun hujan, deh.”Ariel duduk di tempat. “Apa?”Jessie menunjukkan senyuman canggung di wajahnya. “Firasatku mengatakan bakal turun hujan
Yang lain juga sudah setuju.Setelah masakan disajikan, Jessie melihat makanan berwarna putih dengan berbentuk seperti kipas. Dia bertanya pada bos, “Apa ini?”Bos memperkenalkan dengan tersenyum, “Ini namanya ‘milk fan’, terbuat dari susu. Karena warnanya putih dan agak transparan, ditambah bentuknya seperti kipas, makanan ini pun diberi nama ‘milk fan’.”Ariel mencicipinya. “Emm, rasanya enak juga.”Dacia dan Jerremy juga telah mencicipinya. Rasanya memang cukup enak.Setelah masakan selesai dimasak, Bos pun menyajikan ke atas meja. “Ini adalah mie beras dengan ditaburi ayam dingin dan berbagai bahan tambahan. Ayam dimasak dengan bumbu khas, lalu disiram dengan saus buatan sendiri, minyak cabai, minyak lada hitam, dan ditambahkan kenari panggang. Ini adalah salah satu makanan khas daerah kami. Biasanya para wisatawan juga sangat menyukainya.”Jessie mencicipi sesuap. Ariel pun bertanya, “Gimana rasanya?”Jessie mengangguk, lalu menyantapnya dengan suapan besar.Yang lain juga ikut me