Dengan tidak gampangnya Lisa membujuk Andreas untuk bisa menghadiri acara. Dia berpikir ada begitu banyak tamu penting di tempat, anggota Keluarga Fernando pasti tidak akan mempersulitnya.Empat tahun silam, Lisa mulai hidup di Kediaman Tanzil. Dia mengira dirinya bisa mendapat kedudukan tinggi di Negara Hyugana. Namun, orang tua Jules tidak menyambut kedatangan Lisa. Awalnya Lisa mengira bujukan Andreas akan berhasil mengubah pandangan mereka. Namun, Andreas malah mengatakan bahwa mereka semua mendengar apa kata Jules.Lisa mengira Andreas sedang berbohong. Sebab, umur Jules sebaya dengannya. Mana mungkin dia berani untuk memerintah senior? Ternyata … dugaan Lisa salah. Semua anggota Keluarga Tanzil, termasuk Andreas, sangat mendengar apa kata Jules. Bahkan, orang tua Jules sendiri juga tidak berani memaksa Jules untuk melakukan hal yang tidak dia inginkan.Jules baru saja berusia 14 tahun. Selain sekolah, dia bahkan sudah mulai mengelola perusahaan. Seluruh orang di Kediaman Tanzil,
Semua orang memandang sosok Jessie dan Jules yang sedang berdansa. Semua orang merasa gambaran itu sangatlah indah. Tidak ada yang menyadari ternyata Jessie salah langkah, terus menginjak kaki Jules.Jessie merasa canggung. “Maaf.”Padahal Jessie baik-baik saja ketika berdansa dengan Jerremy tadi. Kenapa dia malah salah terus ketika berdansa dengan Jules?Jules menyadari sesuatu. Dia pun tersenyum. “Kenapa kamu gugup sekali?”“Aku … aku nggak gugup.” Jessie sedang berbohong. Jessie sendiri sadar apakah dirinya merasa gugup atau tidak. Apalagi ketika kepikiran dengan apa yang dikatakan teman-teman sebelumnya, Jessie bahkan tidak berani menatap Jules lagi.Telapak tangan Jules diletakkan di belakang pinggang Jessie. Dia menguatkan tenaga lengannya. Alhasil, Jessie pun melangkah maju masuk ke dalam pelukan Jules. Terdengar suara dari atas kepala Jessie. “Demi dansa kali ini, aku sudah mempersiapkannya dalam waktu lama.”Jessie tertegun sejenak. Dia mengangkat kepalanya, lalu bertanya, “K
Lisa terbengong di tempat. Dia merasa canggung ketika mendengar suara sindiran dari sekitar. “Jessie, kenapa kamu mengataiku seperti ini? Dulu kita ….”“Sudah, jangan ungkit lagi.” Jessie mengambil gelas alkohol dari samping meja, lalu mengangkat kepalanya. “Aku bukan lagi Jessie yang bisa kamu bohongi. Lisa, apa kamu kira aku akan menghargaimu di acara pesta ulang tahunku? Aku nggak akan persulit kamu?”Usai berbicara, Jessie menyiram alkohol di tangannya ke tubuhnya sendiri. Kemudian, dia menjerit. Tatapan semua orang spontan tertuju ke dirinya.Jerremy segera berlari ke kerumunan. Ketika melihat gambaran ini, dia pun berkata dengan marah, “Lisa, kamu ngapain lagi?”Lisa menggeleng. “Bukan aku, dia ….”“Lisa.” Andreas langsung menunjukkan wajah serius. “Apa yang sudah kamu janjikan denganku? Kamu janji tidak akan membuat masalah kalau aku bawa kamu ke sini, ‘kan?”“Ayah, bukan aku! Dia sendiri sengaja siram diri dia sendiri. Dia ingin fitnah aku. Semua orang juga melihatnya!” Lisa me
Putri kesayangannya sudah dewasa sekarang.Claire mencubit pinggang Javier. “Dia itu putriku. Memangnya dia nggak boleh mirip sama aku?”Javier merintih kesakitan, lalu tersenyum getir. “Bukan, tentu saja boleh.”Claire mendengus dingin. “Dulu Jessie selalu menjadi korban. Kalau dia nggak belajar untuk menjadi pintar, aku pun akan mencemaskannya.”Claire tidak merasa ada yang salah dengan perilaku putrinya. Inilah namanya pembalasan. Apalagi, Lisa memang bukanlah anak baik-baik. Waktu itu, Lisa saja mengkhianati Jessie demi harta dan kekuasaan. Dia bukanlah gadis lugu.Jessie pun pergi ke ruang rias. Sebenarnya dia sempat tidak tega untuk memfitnah Lisa tadi. Hanya saja, ketika mendengar ucapan Lisa yang ingin membohonginya lagi, Jessie pun memberanikan dirinya.Apa Jessie bodoh? Seperti yang dikatakan Claire sebelumnya, manusia boleh berbaik hati, tapi tidak seharusnya kita membiarkan orang lain melukai kita.Saat Jessie berdiri di dalam ruang ganti hendak menukar pakaiannya, tampak s
Namun inti permasalahan ada di diri Jules …. Dia mengatakan dirinya mengagumi Jessie.Jessie mencemberutkan bibirnya. “Aku … aku nggak percaya sama kamu.”Bibir Jules langsung ditempelkan ke atas kening Jessie. Pada saat itu, Jessie merasa dunia bagai sedang berhenti berputar. Namun, jantungnya tak berhenti berdetak.Jules menyandarkan keningnya di atas kening Jessie. “Apa kamu percaya sekarang?”Bulu mata Jessie bergetar. Dia berpapasan dengan mata Jules. “Aku ….”Pintu ruangan diketuk. Jessie spontan mendorong Jules. Claire dan Javier berjalan ke dalam ruangan. “Kalau sudah selesai ganti baju, kenapa ….”Ketika melihat ada Jules di dalam ruangan, raut wajah Javier menjadi serius.Jessie merasa canggung. “Ayah, Ibu.”Claire berdeham. “Acara masih belum selesai. Ayo, cepat ke bawah kalau sudah selesai.”“Oke, aku akan segera turun.” Jessie segera meninggalkan tempat, bagai seekor kelinci yang sedang malu saja.Jules berjalan ke hadapan mereka berdua, lalu sedikit mengangguk. “Paman, Ta
“Tante, tidak ada yang tidak bisa aku lakukan di dunia ini.”Ketika mendengar jawaban Jules, Claire pun mengangguk dengan tersenyum puas.Keesokan harinya, di Akademi Victoria.Jessie berjalan ke dalam sekolah. Dia kepikiran dengan ucapan Jules semalam. Alhasil, Jessie sungguh tidak tahu bagaimana cara menghadapi Jules hari ini.Jules menyukainya ….Sejak kapan Jules menyukainya?“Jessie!” Pada saat ini, seorang wanita berambut pirang berlari ke sisi Jessie, lalu mendorongnya. “Atas dasar apa kamu menindas Lisa? Lisa itu anaknya baik sekali, tapi kamu malah permalukan dia di hadapan orang banyak. Apa kamu puas sekarang?”Jessie menepuk-nepuk seragamnya, lalu mengangkat kepalanya. “Juliana, apa kamu lagi membantu temanmu untuk melampiaskan amarahnya?” Juliana adalah teman baru Lisa. Dia sudah beberapa kali mencari masalah dengan Jessie. Sepertinya semua ini karena perintah Lisa.Lisa memang tidak berhasil memasuki Akademi Victoria. Namun, dia malah memiliki mata-mata di dalam akademi.
Dengan adanya pembelaan Juliana, Lisa merasa sangat puas.Ayahnya Juliana adalah seorang diplomat yang sangat terkenal di Negara Hyugana. Latar belakang keluarga Juliana memang tidak seperti keluarga konglomerat, tetapi dia juga berkecimpung di kalangan atas.Juliana yang sekarang sungguh mirip dengan Jessie yang dulu. Ketika melihat gambaran ini, Jessie merasa lucu. Dia kepikiran dirinya pernah memperingati Yura demi Lisa dulu. Kemudian, Yura pun mentertawakan dirinya bodoh.Jessie pun tersenyum. “Kami ingin aku minta maaf sama Lisa?”“Kamu telah melakukan kesalahan. Bukankah sudah seharusnya kamu minta maaf?”“Orang yang berbuat salah itu dia, bukan aku. Kenapa aku bisa begitu membencinya? Apa dia berani beri tahu alasannya?”Jessie berjalan mendekati Juliana. “Juliana, memang bagus untuk bersikap setia kawan. Tapi kamu juga mesti lihat siapa orangnya. Kalau orang lain, mungkin aku bersedia untuk minta maaf. Tapi kalau orang itu Lisa, aku rasa dia nggak pantas untuk dapat permintaan
Jantung Jessie hampir copot. Ketika melihat nyali kecil Jessie, Jules pun tersenyum. Dia tidak mempermainkan Jessie lagi lantaran takut akan mengejutkannya.Jules mengusap kepala Jessie. “Sudahlah, bukannya kamu masih ada kelas. Pergi sana.”Jessie mendorong Jules, lalu melarikan diri.Saat melihat bayangan tubuh yang semakin menjauh, Jules mengusap ujung bibirnya. Cepat atau lambat Jessie pasti akan menjadi miliknya.Ketika Jessie sedang masuk kelas, dia pun kehilangan fokusnya. Dia terus menatap pena di tangannya sembari menatap jari tangannya. Dia seolah-olah bisa merasakan sisa kehangatan di jari tangannya.Saat Jules mencium jari tangannya, Jessie dapat merasakan bahwa Jules hendak melahapnya saja. Yang lebih parah lagi adalah Jessie malah terpesona dengan ketampanan Jules. Dia hampir saja masuk ke dalam “jebakan” Jules.Jessie segera mengangkat bukunya, lalu bersandar di atas meja. Wajah dan daun telinganya memerah saat ini.Jules memang berengsek!Saat ini, di Kediaman Tanzil.