Dalam sekejap mata, waktu empat tahun sudah berlalu.Di Akademi Victoria, Negara Hyugana.Jessie baru saja selesai tampil di pentas kesenian. Dia berjalan ke belakang panggung untuk mengganti busananya. Pada saat ini, tampak sebuket bunga dan kotak hadiah berwarna biru di atas meja.Jessie berjalan mendekat. Dia mengambil bunga, lalu melihat kartu yang diselipkan di dalamnya.[ Selamat ulang tahun. ]Tatapan Jessie tertuju pada seseorang yang sedang bersandar di pintu. “Kenapa kamu bisa tahu hari ulang tahunku?”Jules yang dewasa kelihatan semakin tampan saja. Jessie menepati janjinya untuk kuliah di Akademi Victoria. Dia bersama Jerry dan Jules menjadi teman kuliah. Hanya Jody saja yang tidak memilih untuk bersekolah di sini, dia melanjutkan pendidikannya di akademi bisnis terbaik di Negara Shawana.“Memangnya hal itu sulit bagiku?” Jules berjalan menghampirinya, lalu melepaskan aksesori di rambutnya. Jessie yang memiliki kulit putih dengan postur tubuh ideal itu sangatlah menonjol.
“Kalau cuma ingin ucapin selamat ulang tahun, apa perlu dia sedekat itu sama kamu?” Jerremy melepaskan Jessie, lalu menyentil keningnya. “Bisa tidak jangan terus membuatku mencemaskanmu?”Selama beberapa tahun ini, Jerremy sangat mewaspadai Jules. Sekarang adiknya sudah berusia 18 tahun. Jika Jerremy tidak meningkatkan kewaspadaannya, bisa jadi Jules akan “menculik” adiknya.Jessie mengusap keningnya dengan tersenyum. “Aku sudah bukan anak kecil yang butuh dilindungi Kakak lagi.”“Sudahlah, Ayah dan Ibu sudah tiba di Negara Hyugana demi merayakan ulang tahun putrinya. Kamu ganti baju dan rias dirimu dengan cantik. Jangan sampai ada yang lebih cantik di acara ulang tahunmu nanti.”Meski Jessie bersekolah di Negara Hyugana, setiap tahunnya Claire dan Javier akan datang untuk merayakan ulang tahunnya. Dulu mereka hanya mengadakan acara ulang tahun kecil-kecilan. Namun, berbeda dengan acara ulang tahun kali ini. Sebab, tahun ini Jessie sudah resmi menjadi orang dewasa. Mereka semua sangat
Javier melihat Claire dari samping. “Namanya juga putri kita. Apa mungkin tidak cantik?”Jessie memeluk Claire dan juga Javier. “Ayah, Ibu, aku gembira sekali kalian bisa merayakan hari ulang tahun bersamaku.”Claire membelai rambutnya. “Namanya putriku sudah beranjak dewasa. Mana mungkin Ibu dan ayahmu melewatkan momen penting ini?”Acara ulang tahun akan segera dimulai. Seluruh hadirin menikmati makanan lezat dan anggur berkualitas tinggi. Javier dan Claire pun pergi menjamu yang lain.Jessie sedang bersulang dengan beberapa anak sebayanya. Beberapa dari mereka adalah teman sekolah Jessie. “Kenapa Tuan Jules nggak hadiri acara ulang tahunmu?”Tetiba Jessie terbengong sejenak. Dia pun membalas dengan tersenyum, “Mungkin agak telat.”“Biasanya aku lihat Tuan Jules sering dekat-dekat sama kamu sewaktu di sekolah. Jangan-jangan dia ingin … mengejarmu?”Jessie yang sedang minum pun langsung tersedak. Dia terbatuk-batuk dan menutup mulutnya. Wajahnya seketika memanas. “Apa kalian lagi berc
Dengan tidak gampangnya Lisa membujuk Andreas untuk bisa menghadiri acara. Dia berpikir ada begitu banyak tamu penting di tempat, anggota Keluarga Fernando pasti tidak akan mempersulitnya.Empat tahun silam, Lisa mulai hidup di Kediaman Tanzil. Dia mengira dirinya bisa mendapat kedudukan tinggi di Negara Hyugana. Namun, orang tua Jules tidak menyambut kedatangan Lisa. Awalnya Lisa mengira bujukan Andreas akan berhasil mengubah pandangan mereka. Namun, Andreas malah mengatakan bahwa mereka semua mendengar apa kata Jules.Lisa mengira Andreas sedang berbohong. Sebab, umur Jules sebaya dengannya. Mana mungkin dia berani untuk memerintah senior? Ternyata … dugaan Lisa salah. Semua anggota Keluarga Tanzil, termasuk Andreas, sangat mendengar apa kata Jules. Bahkan, orang tua Jules sendiri juga tidak berani memaksa Jules untuk melakukan hal yang tidak dia inginkan.Jules baru saja berusia 14 tahun. Selain sekolah, dia bahkan sudah mulai mengelola perusahaan. Seluruh orang di Kediaman Tanzil,
Semua orang memandang sosok Jessie dan Jules yang sedang berdansa. Semua orang merasa gambaran itu sangatlah indah. Tidak ada yang menyadari ternyata Jessie salah langkah, terus menginjak kaki Jules.Jessie merasa canggung. “Maaf.”Padahal Jessie baik-baik saja ketika berdansa dengan Jerremy tadi. Kenapa dia malah salah terus ketika berdansa dengan Jules?Jules menyadari sesuatu. Dia pun tersenyum. “Kenapa kamu gugup sekali?”“Aku … aku nggak gugup.” Jessie sedang berbohong. Jessie sendiri sadar apakah dirinya merasa gugup atau tidak. Apalagi ketika kepikiran dengan apa yang dikatakan teman-teman sebelumnya, Jessie bahkan tidak berani menatap Jules lagi.Telapak tangan Jules diletakkan di belakang pinggang Jessie. Dia menguatkan tenaga lengannya. Alhasil, Jessie pun melangkah maju masuk ke dalam pelukan Jules. Terdengar suara dari atas kepala Jessie. “Demi dansa kali ini, aku sudah mempersiapkannya dalam waktu lama.”Jessie tertegun sejenak. Dia mengangkat kepalanya, lalu bertanya, “K
Lisa terbengong di tempat. Dia merasa canggung ketika mendengar suara sindiran dari sekitar. “Jessie, kenapa kamu mengataiku seperti ini? Dulu kita ….”“Sudah, jangan ungkit lagi.” Jessie mengambil gelas alkohol dari samping meja, lalu mengangkat kepalanya. “Aku bukan lagi Jessie yang bisa kamu bohongi. Lisa, apa kamu kira aku akan menghargaimu di acara pesta ulang tahunku? Aku nggak akan persulit kamu?”Usai berbicara, Jessie menyiram alkohol di tangannya ke tubuhnya sendiri. Kemudian, dia menjerit. Tatapan semua orang spontan tertuju ke dirinya.Jerremy segera berlari ke kerumunan. Ketika melihat gambaran ini, dia pun berkata dengan marah, “Lisa, kamu ngapain lagi?”Lisa menggeleng. “Bukan aku, dia ….”“Lisa.” Andreas langsung menunjukkan wajah serius. “Apa yang sudah kamu janjikan denganku? Kamu janji tidak akan membuat masalah kalau aku bawa kamu ke sini, ‘kan?”“Ayah, bukan aku! Dia sendiri sengaja siram diri dia sendiri. Dia ingin fitnah aku. Semua orang juga melihatnya!” Lisa me
Putri kesayangannya sudah dewasa sekarang.Claire mencubit pinggang Javier. “Dia itu putriku. Memangnya dia nggak boleh mirip sama aku?”Javier merintih kesakitan, lalu tersenyum getir. “Bukan, tentu saja boleh.”Claire mendengus dingin. “Dulu Jessie selalu menjadi korban. Kalau dia nggak belajar untuk menjadi pintar, aku pun akan mencemaskannya.”Claire tidak merasa ada yang salah dengan perilaku putrinya. Inilah namanya pembalasan. Apalagi, Lisa memang bukanlah anak baik-baik. Waktu itu, Lisa saja mengkhianati Jessie demi harta dan kekuasaan. Dia bukanlah gadis lugu.Jessie pun pergi ke ruang rias. Sebenarnya dia sempat tidak tega untuk memfitnah Lisa tadi. Hanya saja, ketika mendengar ucapan Lisa yang ingin membohonginya lagi, Jessie pun memberanikan dirinya.Apa Jessie bodoh? Seperti yang dikatakan Claire sebelumnya, manusia boleh berbaik hati, tapi tidak seharusnya kita membiarkan orang lain melukai kita.Saat Jessie berdiri di dalam ruang ganti hendak menukar pakaiannya, tampak s
Namun inti permasalahan ada di diri Jules …. Dia mengatakan dirinya mengagumi Jessie.Jessie mencemberutkan bibirnya. “Aku … aku nggak percaya sama kamu.”Bibir Jules langsung ditempelkan ke atas kening Jessie. Pada saat itu, Jessie merasa dunia bagai sedang berhenti berputar. Namun, jantungnya tak berhenti berdetak.Jules menyandarkan keningnya di atas kening Jessie. “Apa kamu percaya sekarang?”Bulu mata Jessie bergetar. Dia berpapasan dengan mata Jules. “Aku ….”Pintu ruangan diketuk. Jessie spontan mendorong Jules. Claire dan Javier berjalan ke dalam ruangan. “Kalau sudah selesai ganti baju, kenapa ….”Ketika melihat ada Jules di dalam ruangan, raut wajah Javier menjadi serius.Jessie merasa canggung. “Ayah, Ibu.”Claire berdeham. “Acara masih belum selesai. Ayo, cepat ke bawah kalau sudah selesai.”“Oke, aku akan segera turun.” Jessie segera meninggalkan tempat, bagai seekor kelinci yang sedang malu saja.Jules berjalan ke hadapan mereka berdua, lalu sedikit mengangguk. “Paman, Ta