Share

Bab 1449

Penulis: Daun Jahe
Roger mengenakan kacamatanya kembali.

Izza sekali merasa kacamata yang dikenakan Roger sangat aneh. Dia tidak menyukainya, jadi selalu ingin melepaskannya. Roger menghindar. “Jangan sentuh! Ada Bu Claire di sini.”

Izza langsung mengatakan dengan terus terang, “Kamu semakin jelek setelah pakai kacamata.”

Kali ini Claire tidak bisa menahan tawanya lagi. Dia berjalan ke sisi Izza, lalu menepuk-nepuk pundaknya. “Izza, kamu jangan selalu menindas Roger. Nanti karena sering ditindas sama kamu, kepintarannya malah jadi hilang. Bisa jadi dia malah kehilangan mata pencahariannya.”

Izza mengangguk. “Iya, aku tahu.”

Roger terdiam membisu.

Claire dan Izza berjalan meninggalkan gedung Grup Angkasa. Setelah kembali ke mobil, tatapannya tertuju pada Izza yang duduk di bangku pengemudi. “Izza, apa kamu sangat benci sama Roger?”

Izza tertegun sejenak. Dia merasa agak bingung. “Nggak, kok.”

Claire menopang kening dengan satu tangannya. Dia memandang keluar jendela. “Aku lihat kamu sering banget tindas R
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1450

    “Apa aku sama dengan Widya?” Melia melipat tangannya. “Kehidupan Widya sangat menderita. Dia akan merasa lebih tenang kalau ada lelaki yang menjaganya. Tapi, aku nggak butuh.”“Kamu ….”“Sudah, kamu jangan desak Melia lagi. Telat menikah juga bukan masalah buruk. Setelah dia bertemu pasangan yang cocok, masih sempat untuk Melia mempertimbangkannya,” bujuk Giselle dengan lembut.Emir mendengus dingin. “Bohong kalau dia bisa mempertimbangkan ucapan kita.”“Ayah, aku nggak lagi bohongi kamu.”“Tidak lagi berbohong? Bukannya kamu sengaja ingin pancing emosiku? Kamu malah mengincar anak dari Pak Suryadi. Apa kamu tidak cari tahu identitasnya dengan jelas? Kamu malah langsung memercayainya.”Ternyata, Emir masih keberatan atas masalah keluarganya Suryadi.Widya kebingungan. “Pak Suryadi apaan?”Melia tidak menjawab, melainkan langsung berkata, “Gilbert itu anak laki-laki Pak Suryadi yang satu lagi. Lagi pula, aku juga nggak ingin menikah. Persyaratan yang dia buka sangat cocok sama aku.”Rau

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1451

    Emir melambaikan tangannya menyuruh sekretaris untuk meninggalkan ruangan. Sekretaris langsung berjalan keluar. Tak lupa dia menutup pintu ruangan.Emir duduk di sofa. Sikapnya tidaklah bersahabat. “Kamu memang cukup arogan. Datang-datang ingin bahas masalah kerja sama denganku. Coba aku tanya, apa hubungan kamu dengan Suryadi?”Gilbert langsung berterus terang. “Dia tergolong ayah kandungku.”Emir terbengong sejenak. “Bukannya putranya Suryadi bernama Kentley? Dari mana dia punya anak lagi?”Terlihat senyuman di wajah Gilbert. “Apa Pak Suryadi pernah mengungkit masalah anak haramnya ke publik?”Lagi-lagi Emir terbengong.Identitas anak haram memang cukup memalukan. Meskipun lelaki itu cukup kaya dan berkuasa, memiliki simpanan apalagi anak haram di luar tetap adalah aib mereka. Wanita simpanan dan anak haram itu terpaksa hidup dengan sembunyi dan tanpa status.Sebenarnya Emir juga tidak curiga sama sekali. Putra dari istri sah Suryadi mengalami gangguan mental sejak lahir. Dia tidak b

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1452

    “Iya, aku nggak tahu harus beliin hadiah apa lagi. Tiba-tiba aku kepikiran nggak pernah beliin Ayah barang antik, jadi aku ke sini, deh.”Ester mengangguk. Mereka mengobrol beberapa saat. Kemudian, Ester juga tidak mengganggu perkumpulan kedua anak muda lagi. Dia pun duluan meninggalkan tempat.Cherry dan Claire mencari kafe di sekitar. Tetiba Claire kepikiran sesuatu, lalu berkata, “Sepertinya aku ketemu seseorang hari ini.”Cherry bertanya, “Ketemu siapa?”“Gilbert.”Ketika mengungkit nama Gilbert, Cherry merasa agak syok. Sepertinya sudah lama tidak ada yang mengungkit nama tersebut, Cherry bahkan hampir melupakannya.“Ketemu di mana?”“Di jalan. Aku cuma nampak sekilas saja, cuma aku merasa sangat familier sama wajahnya,” balas Claire. Tatapannya tak berhenti tertuju pada wajah Cherry. Dia pun tersenyum. “Kenapa? Apa kamu masih punya pemikiran terhadapnya?”Cherry memutar bola matanya ke atas. “Kamu jangan sembarangan bicara, ya. Kalau sampai kedengaran sama Cahya, dia pasti bakal

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1453

    Roger sungguh kagum dengan siasat Suryadi. Dia telah menyusun semuanya dengan rapi. Pantas saja Grup Boga tidak pernah diperiksa sama sekali. Sebab, tidak ditemukan ada yang mencurigakan dalam laporan keuangan Grup Boga. Padahal sebenarnya sisa saldo di rekening perusahaan tidaklah sebanding dengan keuntungan yang diterimanya di Kota Oman.Javier pun tersenyum. “Sepertinya dia punya rekening lain.”Roger menggaruk kepalanya. “Aku sudah memeriksa bank. Rekening atas namanya sangatlah jelas. Tapi tidak ada saldo sebanyak itu.”Kening Javier pun berkerut. “Selidiki biodata anak haram itu.”Javier hanya ingin segera menyelesaikan masalah. Dia tidak ingin nantinya dirinya akan diselimuti oleh masalah bertubi-tubi. Jadi, hal pertama yang mesti Javier lakukan adalah menjamin anak haram Suryadi tidak akan menghambat rencananya. Pada saat ini, Javier menerima pesan singkat dari Cahya.[ Dasar berengsek! ]Di vila Javier.Selesai mandi, Javier menceritakan masalah Cahya memarahinya kepada Clair

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1454

    Melia mengikuti si lelaki ke dalam ruangan VIP. Tidak ada banyak orang di dalam sana, hanya sekitar 4-5 orang saja. Suryadi duduk di tengah-tengah mereka. Orang di sebelahnya sedang menuangkan alkohol ke gelasnya.“Pak Suryadi, dia sudah datang.”Suryadi menyuruh orang di sampingnya untuk pergi, lalu memanggil Melia kemari. Melia duduk di sampingnya, lalu berkata dengan sopan, “Pak Suryadi, ada urusan apa kamu mencariku?”Suryadi menuang minuman kepadanya. “Apa kamu dekat dengan Gilbert?”Melia menjawab, “Dekat, tapi nggak tergolong dekat-dekat amet.”Suryadi pun tertawa. “Apa kamu memahaminya?”Melia menjawab dengan tenang, “Aku hanya tahu dia adalah anakmu di luar sana.”Raut wajah Suryadi menjadi kaku. “Dia bahkan beri tahu masalah ini kepadamu? Sepertinya kamu itu orang yang cukup istimewa baginya.”Suryadi menyerahkan gelas alkohol kepada Melia.Baru saja Melia hendak mengambil gelas, tetiba pintu ruangan terbuka.Lelaki yang berdiri di depan pintu melihat Melia yang sedang duduk

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1455

    Melia menopang kening dengan satu tangan. “Bukannya dia itu ayahmu?”Raut Gilbert kelihatan kaku. “Dia tidak pernah menganggapku sebagai anaknya.”Melia terbengong melongo. Dia tidak berbicara lagi. Sebenarnya dia dapat merasakan bahwa ada yang aneh dengan hubungan Gilbert dengan ayahnya. Meskipun Suryadi adalah ayahnya, Gilbert kelihatan sangat mewaspadainya.Melia memalingkan kepala untuk menatapnya. “Jadi, untuk apa dia mencariku?”Gilbert tidak menjawab, melainkan bertanya, “Menurutmu, apa yang bisa dia lakukan?”“Hanya karena aku kenal sama kamu?”“Kalau tidak?”Melia pun tersenyum. “Kalau memang seperti itu, seandainya aku benar-benar menikah denganmu, bukankah dia akan sering mengajakku untuk minum bersama?”“Dia tidak akan melakukannya.”Jawaban pasti Gilbert membuat Melia merasa bingung. “Apa maksudmu?”“Karena dia merasa hal itu tidak pantas.”Melia menatapnya. “Kamu sangat memahami Pak Suryadi.”Gilbert menghentikan mobil di depan lampu merah. Dia memalingkan kepala untuk me

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1456

    Melia melintasi depan mobil, lalu berjalan ke dalam kediaman.Gilbert menatap kepergian Melia. Beberapa saat kemudian, dia baru menyalakan mesin mobil.….Beberapa hari kemudian, Roger berhasil menemukan beberapa informasi. Dia pun menyerahkan dokumen kepada Javier. Kening Javier spontan berkerut ketika membaca nama yang tertera di atas dokumen.[ Gilbert. ]Javier membaca isi dokumen. “Nama ini agak familier.”Roger membalas, “Familier, ‘kan? Dia itu bos Klub Garzia yang dulu.”Javier tidak berbicara.Pada saat yang sama, Emir yang berhasil menyelidiki identitas Gilbert juga merasa syok.Sekretaris Emir telah memastikan ke kantor provinsi. Gilbert memang pernah menjadi anggota dari kantor provinsi, bahkan adalah mata-mata unggulan. Saat menjalankan misi, biasanya dia akan menggunakan nama samarannya.Selain itu, di saat muda dulu, Gilbert pernah menjabat sebagai ketua dari kasus penting. Kemampuannya sangatlah hebat. Seandainya Gilbert tidak mengundurkan diri, dia pasti sudah menduduk

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1457

    Saat Claire dan Cherry makan di restoran, kebetulan terdengar kabar pertunangan putri Keluarga Gozali.“Melia akan bertunangan?”Cherry menatapnya. “Kamu nggak tahu??”Claire tidak berbicara.Bukannya Claire tidak tahu. Hanya saja dia tidak tahu siapa pasangannya Melia. Keluarga Gozali tidak pernah mempublikasikannya. Claire spontan kepikiran dengan gambaran waktu itu.Hanya saja, tebakannya sudah dibuktikan dengan cepat. Saat selesai makan, dia bersama Cherry berjalan keluar restoran, mereka pun bertemu dengan Gilbert dan melia.Mereka berdua baru saja keluar dari lift. Melia berdiri di sampingnya Gilbert, lalu menunduk sembari memperlambat langkahnya. Dia bahkan menabrak Gilbert.Melia spontan mengangkat kepalanya. Orang yang berjalan di depan sana adalah Claire dan juga Cherry.Cherry berdiri di tempat menatap sosok Gilbert. Perasaannya seketika terasa rumit. Bukan karena dia masih memendam perasaan mendalam kepada Gilbert atau tidak merelakannya. Hanya saja, dia merasa menyesal lan

Bab terbaru

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2769

    “Oh, ya, di mana Kak Ariel?” tanya Bastian.Jodhiva membalas, “Dia lagi temani ayahnya untuk jalan-jalan. Sekarang aku juga mau nyusul ke sana. Aku permisi dulu.”Usai berbicara, Jodhiva meninggalkan tempat.Bastia berdecak sembari menggeleng. “Orang yang sudah punya istri memang berbeda.”“Kamu ngomongnya seolah-olah kamu nggak sama dengan dia.” Yura juga meninggalkan tempat.Bastian meletakkan gelasnya, lalu mengikuti langkah Yura. “Hei, kenapa kamu malah meninggalkanku. Tunggu aku.”Claire berhenti di hadapan Javier. Javier menggandeng tangannya. “Sudah selesai mengenang masa lalu?”“Menurutmu? Bukannya sore nanti, kamu dan Ayah akan pergi ke Kediaman Keluarga Tanaka?”Javier tersenyum. “Aku lagi menunggumu untuk makan di sana.”Roger berjalan di sisi Izza, lalu menatap mereka. “Tuan Javier, Nyonya Claire. Kalau begitu, kamu pergi cari Ayah Angkat dulu.”Javier mengangguk. Dia merangkul pundak Claire, lalu berjalan ke koridor. Cahaya matahari dipantulkan ke sisi jendela. Bayangan d

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2768

    Jessie tersenyum lebar. “Kalau begitu, aku akan mengenakan mahkota ini saat pernikahanku nanti. Anggap saja sebagai iklan desain ibuku.”Jules memeluk Jessie dari belakang. “Yang penting kamu suka.”…Anggota Keluarga Fernando baru tiba di Negara Hyugana dua hari sebelum resepsi pernikahan. Mereka tinggal di hotel yang dipesan Jules. Seluruh hotel ini telah dipesan oleh anggota keluarga kerajaan untuk menjamu para hadirin.Keluarga Chaniago dan Keluarga Kenata juga telah datang. Tobias juga tidak absen. Bahkan Shinta, Erin, Levin, dan Samuel yang berasal dari dunia hiburan juga telah datang. Tentu saja, Yura dan Bastian juga masuk dalam daftar undangan.Claire tiba di restoran. Pelayan membawanya ke dalam ruangan VIP. Ketika melihat pria yang duduk di dalam sana, dia pun tersenyum. “Ayah Angkat.”Owl memutar tubuhnya dengan perlahan. Sudah bertahun-tahun mereka tidak bertemu. Owl masih seperti dulu saja, tapi tubuhnya kelihatan lebih kurus dari sebelumnya. Claire langsung maju untuk m

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2767

    Orang lainnya juga ikut tersenyum.Menjelang malam, seluruh kota diselimuti dengan cahaya lampu neon. Setelah Jessie dan Jules menyelesaikan makan malam, mereka pun kembali ke Kompleks Amara.Jessie baru selesai mandi. Rambutnya pun masih basah. Jules mengambil handuk dari tangan Jessie, lalu membantunya untuk mengeringkan rambut.Saat ini, Jessie duduk di depan meja rias sembari menatap orang di dalam cermin. Senyuman merekah di atas wajahnya. “Kak Jules, aku sangat menantikan resepsi pernikahan kita.”“Oh, ya?” Jules mengusap rambut lembut Jessie. “Aku juga menantikannya.”“Aku merasa hidupku sangat sempurna karena bisa menikah dengan orang yang paling aku cintai, apalagi bisa bersama orang yang aku cintai berjalan ke jenjang berikutnya.”Jules pun tertawa, lalu membungkukkan tubuhnya untuk berbisik di samping telinga Jessie. “Apa kamu tahu, keinginan dalam hidupku juga sudah terwujud.”Jessie menoleh untuk menatapnya. “Keinginan apa?”Jules berbisik di samping telinga Jessie, “Menik

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2766

    Hiro mengiakan.“Setelah di luar beberapa saat, kamu menjadi semakin dewasa saja.” Naomi menepuk-nepuk pundaknya. “Semoga kamu bisa semakin baik lagi.”Hiro hanya tersenyum dan tidak berbicara.…Dalam sekejap mata, akhirnya telah sampai ke akhir bulan. Liburan Jessie dan yang lain sudah berakhir. Mereka pun kembali ke ibu kota.Claire dan Javier berdiri di depan halaman untuk menunggu mereka. Setelah mereka menuruni mobil, Jessie langsung berlari ke sisi mereka. “Ayah, Ibu!” Dia langsung memeluk kedua orang tuanya.Javier mengusap kepala Jessie dengan tidak berdaya. “Padahal kamu sudah dewasa, masih saja minta dipeluk.”Senyuman di wajah Jessie semakin lebar lagi. “Tapi, di mata kalian, selamanya aku itu anak kecil!”Claire tersenyum tipis. Dia menatap beberapa orang yang berjalan kemari. “Baguslah kalau kalian bermain dengan gembira. Ayo, kita ke dalam dulu. Nanti malam kita makan bersama.”Setelah Dacia dan Ariel memasuki rumah, mereka duluan naik ke lantai atas untuk melihat anak.

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2765

    Jules menatap mereka. “Kebetulan sekali kalian juga ada di sini.”Yura membalas, “Aku dan Bastian memang ada di sini. Setelah lihat unggahan Jessie, aku baru tahu ternyata kalian juga di sini.”Jessie membawanya ke tempat duduk. “Kalau begitu, kita tinggal beberapa hari bersama.”Setelah Bastian duduk, Jodhiva memperkenalkannya kepada Dacia dan Jessie. “Ini adik iparku, Dacia, dan adikku, Jessie.”“Aku pernah bertemu mereka di pernikahanmu.” Bastian masih mengingatnya. Dia pun berkata, “Adikmu itu satu sekolah dengan istriku. Istriku sering mengungkitnya.”Yura menatapnya. “Istrimu? Belum pasti aku akan menjadi istrimu.”Kening Bastian berkerut. “Kita saja sudah tunangan. Apa kamu masih bisa menikah sama orang lain?”Semua orang pun tertawa. Hanya Jessie saja yang terbengong. “Tunangan apaan? Yura, kamu sudah tunangan?”Yura berdeham ringan. “Aku lupa beri tahu kamu.”“Kamu nggak setia kawan banget, sih. Malah nggak beri tahu aku. “Jessie mencemberutkan bibirnya. Dia benar-benar tidak

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2764

    Bos pemilik permainan berkata, “Dua puluh ribu diberi tiga kesempatan.”“Mahal sekali? Dua puluh ribu hanya diberi tiga kali kesempatan saja?” Dacia merasa sangat tidak menguntungkan.Bos mengangkat kepalanya. “Ini sudah paling murah. Tempat lain malah tiga puluh ribu.”Jessie menarik Dacia. “Dua puluh ribu juga nggak masalah. Nggak gampang bagi mereka untuk berbisnis. Kita juga cuma main-main saja.”Seusai berbicara, Jessie mengeluarkan uang tunai sebesar empat puluh ribu kepada bos. “Berarti enam kali kesempatan, ya.”Bos menyerahkan enam gelang kepada Jessie. Jessie menyukai sebuah gelang. Dia tahu gelang itu hanya barang KW, tapi kelihatannya sangat cantik. Jessie melempar ke sana, tetapi dia tidak berhasil mendapatkannya.Setelah melempar dua kali lagi, Jessie masih saja tidak berhasil mendapatkan targetnya. Sekarang hanya tersisa tiga kali kesempatan.Ketika melihat Jessie putus asa, Ariel pun mengambil sisa gelang dari tangan Jessie. “Coba lihat aku.”Ariel melirik tepat ke sisi

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2763

    Larut malam, kota kuno ini terasa sunyi dan hening, hanya suara serangga yang bergema di antara rerumputan.Sebuah lampu menerangi rerumputan di luar tenda, menambah suasana menjadi semakin hening dan tenang.Jessie membalikkan tubuhnya masih belum tertidur. Saat sebuah tangan panjang merangkul pinggangnya, lalu memasukkan Jessie ke dalam pelukannya. “Tidak bisa tidur?”“Emm.” Jessie bersandar di dalam pelukannya. “Kak Jules, aku ingin ke toilet, tapi aku nggak berani.”Jules mencium kening Jessie. “Biar aku temani.”Mereka berdua berjalan keluar tenda. Jules mengeluarkan senter, lalu berjalan bersama Jessie. Saat mereka tiba di depan pepohonan, Jessie membalikkan tubuhnya untuk menatap Jules. “Tunggu aku di sini.”Jules mengangguk. “Panggil aku kalau ada apa-apa.”Jessie berjalan ke dalam pepohonan, tetapi dia juga tidak berani berjalan terlalu jauh.Setelah buang air, Jessie segera keluar dan memeluk lengannya. “Selesai.”Jules mengulurkan tangan untuk merangkul Jessie.Setelah kemba

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2762

    Jodhiva juga tersenyum. “Cepat juga, tapi masih tergolong pagi.”Jessie menyandarkan kepalanya di atas paha Jules sembari memandang langit. Beberapa saat kemudian, dia bertanya, “Kenapa rasanya bakal turun hujan?”Orang-orang langsung melihat ke sisi Jessie.Jerremy menarik napas dalam-dalam. “Kamu jangan sembarangan bicara.”Dacia memandang ke atas langit. Langit memang kelihatan cerah, tetapi malah kelihatan mendung di bagian atas gunung. “Mungkin cuma mendung saja?”Sudah jam segini, tapi matahari masih belum menampakkan diri. Seharusnya hanya mendung, tidak sampai tahap turun hujan.Ariel berkata, “Ramalan cuaca hari ini tidak mengatakan akan turun hujan hari ini. Aku merasa seharusnya tidak akan turun hujan.”Kecuali, ramalan cuaca tidak akurat!Beberapa orang tinggal sejenak. Jules merasa ada tetesan air di wajahnya. Dia mengusap sejenak. “Eh, turun hujan, deh.”Ariel duduk di tempat. “Apa?”Jessie menunjukkan senyuman canggung di wajahnya. “Firasatku mengatakan bakal turun hujan

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2761

    Yang lain juga sudah setuju.Setelah masakan disajikan, Jessie melihat makanan berwarna putih dengan berbentuk seperti kipas. Dia bertanya pada bos, “Apa ini?”Bos memperkenalkan dengan tersenyum, “Ini namanya ‘milk fan’, terbuat dari susu. Karena warnanya putih dan agak transparan, ditambah bentuknya seperti kipas, makanan ini pun diberi nama ‘milk fan’.”Ariel mencicipinya. “Emm, rasanya enak juga.”Dacia dan Jerremy juga telah mencicipinya. Rasanya memang cukup enak.Setelah masakan selesai dimasak, Bos pun menyajikan ke atas meja. “Ini adalah mie beras dengan ditaburi ayam dingin dan berbagai bahan tambahan. Ayam dimasak dengan bumbu khas, lalu disiram dengan saus buatan sendiri, minyak cabai, minyak lada hitam, dan ditambahkan kenari panggang. Ini adalah salah satu makanan khas daerah kami. Biasanya para wisatawan juga sangat menyukainya.”Jessie mencicipi sesuap. Ariel pun bertanya, “Gimana rasanya?”Jessie mengangguk, lalu menyantapnya dengan suapan besar.Yang lain juga ikut me

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status