Melia mengikuti si lelaki ke dalam ruangan VIP. Tidak ada banyak orang di dalam sana, hanya sekitar 4-5 orang saja. Suryadi duduk di tengah-tengah mereka. Orang di sebelahnya sedang menuangkan alkohol ke gelasnya.“Pak Suryadi, dia sudah datang.”Suryadi menyuruh orang di sampingnya untuk pergi, lalu memanggil Melia kemari. Melia duduk di sampingnya, lalu berkata dengan sopan, “Pak Suryadi, ada urusan apa kamu mencariku?”Suryadi menuang minuman kepadanya. “Apa kamu dekat dengan Gilbert?”Melia menjawab, “Dekat, tapi nggak tergolong dekat-dekat amet.”Suryadi pun tertawa. “Apa kamu memahaminya?”Melia menjawab dengan tenang, “Aku hanya tahu dia adalah anakmu di luar sana.”Raut wajah Suryadi menjadi kaku. “Dia bahkan beri tahu masalah ini kepadamu? Sepertinya kamu itu orang yang cukup istimewa baginya.”Suryadi menyerahkan gelas alkohol kepada Melia.Baru saja Melia hendak mengambil gelas, tetiba pintu ruangan terbuka.Lelaki yang berdiri di depan pintu melihat Melia yang sedang duduk
Melia menopang kening dengan satu tangan. “Bukannya dia itu ayahmu?”Raut Gilbert kelihatan kaku. “Dia tidak pernah menganggapku sebagai anaknya.”Melia terbengong melongo. Dia tidak berbicara lagi. Sebenarnya dia dapat merasakan bahwa ada yang aneh dengan hubungan Gilbert dengan ayahnya. Meskipun Suryadi adalah ayahnya, Gilbert kelihatan sangat mewaspadainya.Melia memalingkan kepala untuk menatapnya. “Jadi, untuk apa dia mencariku?”Gilbert tidak menjawab, melainkan bertanya, “Menurutmu, apa yang bisa dia lakukan?”“Hanya karena aku kenal sama kamu?”“Kalau tidak?”Melia pun tersenyum. “Kalau memang seperti itu, seandainya aku benar-benar menikah denganmu, bukankah dia akan sering mengajakku untuk minum bersama?”“Dia tidak akan melakukannya.”Jawaban pasti Gilbert membuat Melia merasa bingung. “Apa maksudmu?”“Karena dia merasa hal itu tidak pantas.”Melia menatapnya. “Kamu sangat memahami Pak Suryadi.”Gilbert menghentikan mobil di depan lampu merah. Dia memalingkan kepala untuk me
Melia melintasi depan mobil, lalu berjalan ke dalam kediaman.Gilbert menatap kepergian Melia. Beberapa saat kemudian, dia baru menyalakan mesin mobil.….Beberapa hari kemudian, Roger berhasil menemukan beberapa informasi. Dia pun menyerahkan dokumen kepada Javier. Kening Javier spontan berkerut ketika membaca nama yang tertera di atas dokumen.[ Gilbert. ]Javier membaca isi dokumen. “Nama ini agak familier.”Roger membalas, “Familier, ‘kan? Dia itu bos Klub Garzia yang dulu.”Javier tidak berbicara.Pada saat yang sama, Emir yang berhasil menyelidiki identitas Gilbert juga merasa syok.Sekretaris Emir telah memastikan ke kantor provinsi. Gilbert memang pernah menjadi anggota dari kantor provinsi, bahkan adalah mata-mata unggulan. Saat menjalankan misi, biasanya dia akan menggunakan nama samarannya.Selain itu, di saat muda dulu, Gilbert pernah menjabat sebagai ketua dari kasus penting. Kemampuannya sangatlah hebat. Seandainya Gilbert tidak mengundurkan diri, dia pasti sudah menduduk
Saat Claire dan Cherry makan di restoran, kebetulan terdengar kabar pertunangan putri Keluarga Gozali.“Melia akan bertunangan?”Cherry menatapnya. “Kamu nggak tahu??”Claire tidak berbicara.Bukannya Claire tidak tahu. Hanya saja dia tidak tahu siapa pasangannya Melia. Keluarga Gozali tidak pernah mempublikasikannya. Claire spontan kepikiran dengan gambaran waktu itu.Hanya saja, tebakannya sudah dibuktikan dengan cepat. Saat selesai makan, dia bersama Cherry berjalan keluar restoran, mereka pun bertemu dengan Gilbert dan melia.Mereka berdua baru saja keluar dari lift. Melia berdiri di sampingnya Gilbert, lalu menunduk sembari memperlambat langkahnya. Dia bahkan menabrak Gilbert.Melia spontan mengangkat kepalanya. Orang yang berjalan di depan sana adalah Claire dan juga Cherry.Cherry berdiri di tempat menatap sosok Gilbert. Perasaannya seketika terasa rumit. Bukan karena dia masih memendam perasaan mendalam kepada Gilbert atau tidak merelakannya. Hanya saja, dia merasa menyesal lan
“Aku nggak ikut campur.” Melia menopang dagu dengan satu tangan, lalu melanjutkan dengan serius, “Gosip sama ikut campur dalam privasi orang lain itu dua hal yang berbeda.”Gilbert tidak berbicara lagi. Jikalau Gilbert diam, itu berarti pasti ada sesuatu yang dirahasiakan. Intuisi seorang wanita sangatlah menakutkan.Melia mengangkat mangkuk sup, lalu menyesapnya. “Kamu nggak usah khawatir. Aku ini orangnya nggak suka asal bicara. Kalau kamu nggak bersedia buat ngomong, aku juga nggak akan paksa kamu.”Gilbert tersenyum. “Terima kasih atas pengertianmu.”Melia pun bersikap sungkan. “Selesai makan, aku akan kembali ke perusahaan. Mengenai masalah pertunangan, mohon bantuan Pak Gilbert, ya.”“Aku antar kamu.”Melia tertegun sejenak. “Sepertinya nggak usah?”Gilbert berkata dengan datar, “Kita harus berlagak layaknya pasangan di luar sana.”Melia juga tidak berkata-kata lagi.Gilbert mengantar Melia ke depan gedung Perusahaan Teknologi Juana. Seperti biasa, setelah melihat Melia memasuki
Tidak semua lelaki cocok dengan jas putih. Jas putih bukan hanya menguji postur tubuh saja, juga menguji karisma.Kulit Gilbert tidak tergolong putih, tapi tidak tergolong gelap juga. Ketika mengenakan jas berwarna putih, Gilbert kelihatan semakin dewasa saja.Ada yang memberi tahu Gilbert, dia pun menoleh melihat ke sisi Melia.Para karyawan setempat tahu diri segera meninggalkan tempat. Sekarang hanya tersisa mereka berdua saja di dalam koridor. Melia berhenti di hadapannya. Entah dirinya merasa gugup atau apa, dia merasa agak tidak leluasa. “Bukankah acara akan segera dimulai?”Gilbert mengiakan. Tatapan tertuju pada diri Melia. “Gaun ini sangat cocok sama kamu.”Melia mengangkat kepalanya, lalu berpapasan dengan tatapan Gilbert. Kemudian dia mengalihkan pandangannya. “Emm, iya, lumayan, ya.”Gilbert memiringkan tubuhnya. “Kalau begitu, kita masuk.”Melia mengangguk. Saat hendak berjalan , tetiba Gilbert mengulurkan tangan ke sisinya.Langkah kaki Melia berhenti. Dia mengangkat tang
Melia memalingkan kepalanya melihat Gilbert yang sedang berbincang-bincang dengan Javier. Dia pun menggigit bibirnya dengan erat.Entah sejak kapan Widya berdiri di belakang Melia. “Kak.”Melia membalikkan tubuhnya. “Ada apa?”Widya mendekati Melia. Entah apa yang dikatakan Widya, alhasil Melia meletakkan gelas anggur ke atas meja, lalu berjalan keluar aula bersamanya.Claire masih berdiri di tempat. Dia melihat mereka berdua meninggalkan aula.Di depan balkon, Melia berdiri di belakang pot tanaman. “Jangan-jangan kamu ingin bujuk aku lagi?”“Aku hanya merasa keputusanmu terlalu gegabah. Apa kamu nggak bakal menyesali keputusanmu?”Melia melipat kedua tangannya. “Meskipun menyesal, semua itu juga urusanku.”Widya menundukkan kepalanya. “Aku tahu. Nggak seharusnya aku mengatakan ucapan seperti ini sekarang. Tapi kamu itu kakakku. Aku sungguh berharap kamu bisa hidup bahagia.”Melia tidak berbicara.“Kak, apa kamu nggak pernah kepikiran, meskipun kamu melakukan pernikahan bisnis, bisa ja
Gilbert tidak menjawab.Melia juga merasa dirinya terlalu cerewet, padahal dia sudah berjanji tidak akan ikut campur dalam privasi Gilbert. “Maaf, aku juga nggak bermaksud lain. Aku hanya merasa … kalau kamu menyesal, lebih baik kita tunangan saja. Meski cuma bertunangan, kamu juga bisa merebut kekuasaan.”Melia tidak suka memaksa kehendaknya kepada orang lain. Meskipun Gilbert yang mengajukan rencana pernikahan bisnis, tujuan melakukan pernikahan itu juga demi keuntungan belaka. Mereka tidak memiliki perasaan apa-apa terhadap satu sama lain. Namun, jujur saja Melia sempat ragu selama beberapa saat ini. Dia ragu dengan keputusannya.Bukannya Melia takut dengan pernikahan formalitas ini. Sebab setelah menikah nanti, mereka akan melewati kehidupan mereka masing-masing. Jikalau kedua belah pihak merasa tidak cocok, mereka bisa bercerai kapan saja. Melia pun bisa menerima persyaratan ini.Namun setelah mendengar ocehan Widya, Melia sendiri juga tidak yakin apakah dia akan memiliki perasaan
Tiba-tiba anjing Mastiff Tibet menabrak kandang. Suara keras itu mengejutkan Jessie hingga melangkah mundur dan menabrak pria di belakangnya. Si pria spontan memeluk Jessie. “Kamu tenang saja. Aku tidak akan melukai anak di dalam kandunganmu.”Tatapan Jessie kelihatan dingin. Dia juga merasa risi, berusaha untuk tetap bersikap tenang. “Sebentar, begini kurang seru.”Mereka bertiga tertegun sejenak. “Lho, kamu ingin yang seru?”Jessie membalikkan tubuhnya untuk melihat mereka. Dia mengangkat-angkat alisnya sembari tersenyum. “Jangan-jangan Nona Sissae nggak ingin lihat langsung? Kalau ada dia, aku baru bisa lebih santai.”Ketiga pria sungguh tidak menduga Jessie akan berkata seperti itu. Lagi pula, Jessie datang sendirian, dia tidak akan bisa melarikan diri lagi. Dia pun mengutus seorang pria untuk melapor.Jessie menyandarkan tangannya di pundak salah satu pria, lalu berkata dengan nada genit, “Apa dua ekor anjing yang kalian kurung ini akan merusak suasana hati kita?”Si pria mengendu
“Jessie ….”“Kak Jules, kamu juga mesti jaga dirimu.” Jessie mengusap wajah Jules. “Janji sama aku.”Setelah terdiam beberapa saat, Jules menggenggam punggung tangan Jessie, lalu berkata dengan suara rendah dan seraknya, “Oke, aku janji sama kamu.”Jessie memeluknya. “Aku juga janji sama kamu.”…Sissae sedang duduk di bangku sembari memainkan ponselnya. Tidak lama kemudian, dia menerima panggilan dari Jessie. Panggilan diangkat. Mode speaker diaktifkan. “Bagaimana? Apa kamu sudah selesai berpikir?”Jessie membalas, “Iya, aku sudah selesai berpikir. Bukannya kamu ingin menentangku? Aku akan terima tantanganmu.”Miya yang mulutnya ditempel selotip pun menggeleng sembari menangis. Namun, dia tidak bisa mengeluarkan kata-kata.Sissae pun tertawa. “Jangan-jangan kamu bakal bawa anggota kemari? Tapi semua itu juga bukan masalah. Asalkan kamu berani bawa ….” Sissae mengarahkan ponsel ke sisi kandang. Jessie dapat mendengar jelas suara gonggong anjing. “Aku akan kurung dia di dalam. Anjing Ma
Sissae tersenyum tipis. Tatapannya kelihatan tajam. “Kamu itu pelayan pribadi Jessie, ‘kan? Waktu itu, aku lihat kamu sangat perhatian sama dia. Tapi entah dia peduli sama hidup matinya kamu atau nggak.”Akhirnya Miya tahu maksud ucapan Sissae. Pikirannya seketika menjadi hampa. Rasa takut memenuhi pikirannya.Pada saat yang sama, baru saja Jessie berbaring di atas ranjang, dia pun dibangunkan oleh suara dering ponselnya.Jessie mengambil ponselnya. Ketika melihat ada panggilan masuk dari Miya, dia membangkitkan tubuhnya dengan perlahan, lalu mengangkat panggilan, “Halo, ada apa, Miya?”“Kamu nggak akan bisa menemukan Miya lagi. Kamu pasti nggak menyangka dia akan ada di tanganku, ‘kan?”Suara di ujung telepon bukan suara Miya, tetapi terdengar sangat familier bagi Jessie. Tiba-tiba Jessie kepikiran seseorang. “Kamu … Sissae?”“Iya, aku. Aku sudah bilang sebelumnya, aku pasti akan buat kalian menyesal. Kamu itu Jessie, ‘kan? Sekarang pelayanmu ada di tanganku. Kalau kamu peduli dengan
Di sisi lain, di Kediaman Menteri Dalam Negeri.Berhubung suaminya sedang diperiksa dan dihadapkan dengan hukuman penjara, istrinya sudah membeli tiket pesawat untuk terbang menuju Negara Fenderi. Dia berencana membawa putrinya untuk pergi bersembunyi ke luar negeri.Baru saja ibu dan anak itu keluar rumah, ada belasan mobil sedang berhenti di depan halaman. Raut wajah si wanita langsung berubah.Tidak lama kemudian, tampak beberapa pengawal berpakaian hitam berjalan menuruni mobil. “Nyonya, maaf, sepertinya kalian tidak bisa meninggalkan tempat ini.”Di dalam mobil, Jules yang sedang di perjalanan menerima panggilan dari pengawal. Ujung bibirnya melengkung ke atas. “Bagus! Selanjutnya saatnya membalikkan situasi.”Setelah panggilan diakhiri, pengawal yang duduk di bangku pengemudi juga menerima panggilan. Dia melaporkan kepada Jules dengan tersenyum, “Yang Mulia, Derrick sudah siuman!”“Ke rumah sakit!”Mobil langsung memutar arah melaju ke rumah sakit.Di dalam kamar pasien, Derrick
“Selain Menteri Dalam Negeri yang bersedia menanggung kesalahan, yang lain terus menyangkal, tidak bersedia untuk mengakui perbuatan mereka. Sepertinya Reyhan punya pegangan.”Jules menyipitkan matanya. Dia berpikir sejenak, lalu berkata, “Sepertinya kita hanya bisa mencari celah dari Menteri Dalam Negeri.”Sebab, Menteri Dalam Negeri adalah satu-satunya orang yang bersedia mengakui kesalahannya. Seharusnya ada aibnya di tangan Reyhan.Benn menepuk-nepuk pundak Reyhan. “Masih ada waktu tiga hari lagi. Semangat!”Usai berbicara, Benn membalikkan tubuhnya dan berjalan pergi.Jules berjalan ke luar ruang tahanan Menteri Dalam Negeri. Pria paruh baya yang duduk di dalam kelihatan sangat putus asa. Kelihatan sekali tidaklah enak untuk hidup dengan kehilangan kebebasan.Ketika melihat kedatangan Jules, dia tertegun sejenak, lalu mengalihkan pandangannya dan tidak berbicara.“Apa kamu benar-benar bersedia untuk memikul semua kesalahan ini?”Menteri Dalam Negeri menggertakkan giginya. “Aku tid
Benn melirik Sissae sekilas. “Semua ini perintah Yang Mulia Ratu. Apa Keluarga Taylor ingin melawan perintah? Atau Keluarga Taylor merasa kedudukan kalian lebih tinggi daripada Ratu? Jadi, kalian tidak menganggap keluarga kerajaan?”“Kamu ….”“Sissae.” Reyhan berdiri dengan perlahan, lalu menatap Benn dengan galak. “Tidak ada yang perlu aku takutkan. Aku akan ikut dengan kalian, tapi kalau terbukti aku difitnah, aku tidak akan membiarkan masalah ini begitu saja.”Benn tersenyum dan memiringkan sedikit tubuhnya. “Kalau begitu, mohon kerja samanya.”Reyhan mengibaskan tangannya, lalu meninggalkan ruang tamu. Pihak kepolisian juga mengikuti langkahnya.Saat melihat ayahnya dibawa pergi, kedua kaki Sissae terasa lemas. Dia langsung jatuh duduk di sofa. Ayahnya pasti tidak akan melakukan hal seperti itu! Ayahnya pasti telah difitnah! Pasti … pasti dia pelakunya! Jules!…Di Vila Laguna.Jules dan Jessie baru saja menuruni mobil. Tiba-tiba terdengar suara Sissae. “Jules!”Mereka berdua menol
Beberapa saat kemudian, Sissae tidak menghiraukan rasa sakit di wajahnya, segera menghubungi sang ibu. “Ibu, apa yang terjadi? Ada apa dengan Ayah?”Risella tidak tahu bagaimana menjelaskan masalah ini. Namun pada akhirnya, dia tetap memilih untuk berterus terang kepada putrinya.Setelah Sissae mengetahui kenyataan, langsung terlintas rasa takut di dalam matanya. Seandainya ayahnya benar-benar melakukan semua itu, bukannya Keluarga Taylor akan ….Tidak! Masalah ini tidak boleh terjadi!Kedudukan dan kekuasaan Keluarga Taylor adalah sumber kepercayaan diri Sissae! Bagaimana jika dia kehilangan semua yang dimilikinya saat ini? Tidak! Dia tidak akan mengizinkan dirinya kehilangan semuanya!Pada saat sama, Jules dan Jessie pergi menjenguk Derrick. Derrick masih belum ada tanda-tanda untuk siuman. Dokter memberi tahu bahwa cedera yang dialami Derrick terlalu parah. Bisa siuman atau tidak tergantung dengan nasibnya.Jessie memalingkan kepalanya melihat raut wajah serius Jules. Dia menggengga
Menteri Dalam Negeri tidak berbicara, seolah-olah sudah memahami semuanya ….Satu masalah belum selesai diatasi, datang lagi masalah baru. Ada lagi peretas anonim yang menyerang sistem keamanan kabinet hingga menyebabkan semua sistem lumpuh total. Kemudian, muncul tulisan dengan ukuran besar di situs web resmi.[ Selanjutnya adalah giliranmu. ]Peretas misterius ini membuat seluruh menteri dilanda kepanikan. Tidak lama kemudian, mereka menerima kabar bahwa Menteri Dalam Negeri telah menyerahkan diri ke polisi.Awalnya, mereka berpikir bahwa dengan mengorbankan satu orang, sisanya akan aman. Di luar dugaan, dua hari kemudian, peretas tersebut kembali mengungkap skandal menteri lainnya.Serangan itu terlihat seperti serangan terhadap menteri. Namun kenyataannya, semua menteri yang skandalnya terungkap memiliki hubungan transaksi dengan Keluarga Taylor.Di ruangan VIP kapal pesiar.Jerremy menutup layar tabletnya, lalu melihat ke sisi Jules. “Apa kamu yakin cara ini bisa menghancurkan tua
“Hujan terlalu lebat. Kami tidak bisa melihat wajah orang itu. Tapi, dari gerak-gerik mereka, sepertinya mereka itu preman.”Jules melihat ke sisi kamar pasien. Beberapa saat kemudian, dia berkata, “Kalian jaga dia dengan baik.”“Yang Mulia, tenang saja.”Jules meninggalkan rumah sakit, lalu memasuki mobil. Dia sungguh merasa geram. Saking geramnya, dia memukul setir mobil. Urat hijau kelihatan menonjol di punggung tangannya. Hanya saja, saat ini Jules semakin yakin lagi bahwa masalah ini berhubungan dengan pengurus rumah Keluarga Taylor.Namun sekarang Derrick belum siuman. Mereka tidak memiliki bukti untuk melaporkan masalah ini kepada pihak berwajib. …Beberapa hari kemudian, sebuah rekaman suara dipublikasikan oleh peretas. “Transaksi” Reyhan dan anggota menteri yang tidak diketahui orang-orang viral di internet dan menggemparkan semua orang.Mereka memang sudah menghabiskan banyak uang untuk menekan berita itu. Hanya saja, berita itu sudah dicetak di majalah dan juga sudah terjua