Raut wajah Hendri tampak muram. “Nek, tidak masalah kalau kamu tidak suka dengan Kak Claire, tapi kamu tidak boleh memfitnahnya.”Saat Gabriana hendak emosi, Riandy segera mencegatnya. “Ibu, Hendri bawa kekasihnya datang untuk menjengukmu. Kenapa kamu malah marah-marah?”Kekasih?Kedua sanak saudara spontan melihat ke sisi Widya.Widya tersenyum kepada mereka dengan santun. Kemudian, dia menyerahkan buah tangan kepada mereka. “Nek, kamu lagi dirawat di rumah sakit, kamu jangan marah lagi, ya. Sering marah-marah nggak bagus untuk kesehatan. Ini suplemen untuk Nenek.”Gabriana mengamati Widya beberapa saat. Dia berpakaian biasa seperti anak miskin saja. Bisa jadi wanita ini menginginkan harta cucunya. “Apa kerjaan orang tuamu?”Senyuman di wajah Widya langsung menjadi kaku.Gabriana tidak menerima barang pemberiannya, lalu berkata dengan melipat kedua tangannya, “Kalau kamu ingin masuk ke dalam Keluarga Adhitama, kamu mesti adalah putri dari keluarga kaya. Jangan harap wanita biasa seper
“Dia tidak pernah mengajariku mana yang benar dan mana yang salah. Asalkan aku ingin, tak peduli benar salahnya masalah itu, dia akan selalu membantuku. Alhasil, tertanam di benakku, apa pun yang aku lakukan, Nenek pasti akan membantuku.”“Tapi kenyataannya, aku salah. Aku semakin hancur dan menjadi jahat. Aku tidak tahu betapa mengerikan dunia di luar sana. Kalau bukan karena Kak Claire, sepertinya masa depanku sudah hancur.”“Apa kamu tahu kakak kandungku, Lucy? Hanya karena dia adalah seorang anak wanita, nenekku memandang rendah dirinya. Tapi hidupnya sudah hancur lantaran ajaran Nenek. Saat ibuku meninggal, bahkan ketika kakakku mengalami kecelakaan hingga merenggut nyawanya, Nenek tidak meneteskan setetes air mata sama sekali. Di matanya, sanak saudaranya itu jauh lebih penting daripada keluarga intinya.”Hati Widya seketika gemetar. Dia menopang kedua pipi Hendri. “Aku bisa memahami perasaanmu.”Hendri memeluk Widya, lalu membenamkan kepalanya di dalam leher Widya dengan terseny
Gabriana terlalu suka pamer. Mereka sendiri juga bisa merasakannya. Namun kenyataannya, hidup Gabriana biasa-biasa saja.Awalnya mantan menantunya meninggal, disusul dengan kematian putranya, kemudian cucu perempuannya juga telah meninggal. Sekarang cucu perempuan yang satu lagi juga tidak bisa diandalkan. Biasanya, orang tua hanya perlu menikmati hidupnya saja. Namun, Gabriana tidak kelihatan hidup nikmat, mereka malah merasa hidupnya sangat lara.Jika bukan karena Gabriana memamerkan cucunya telah menjadi seorang bos, bahkan mengatakan cucunya pasti akan membantu sanak saudaranya, mereka juga tidak mungkin akan tidak tahu malu pergi ke perusahaan Hendri. Kedua sanak saudara juga sudah malas untuk membuat onar bersama Gabriana lagi. Mereka semua meninggalkan tempat, meninggalkan Gabriana sendirian. Hatinya seketika terasa penat.Izza berdiri di sisi tangga melihat kepergian kedua sanak saudara. Dia mengambil ponselnya, lalu menelepon Claire untuk melaporkan kondisi Gabriana di rumah
Gabriana kelihatan sangat tidak puas. “Baru didorong sedikit saja, kenapa air ketuban malah bisa pecah? Dulu saat perutku sebesar kamu, aku masih bisa potong kayu bakar. Kamu memang manja sekali.”Saat darah mengalir dari dalam pahanya, Gabriana baru menyadari kondisi tidaklah optimis.Belum sempat Gabriana merespons, Izza segera berlari ke dalam rumah. Dia pun terbengong. “Siapa kamu?”Izza tidak menghiraukan Gabriana. Dia segera menghubungi ambulans.….Riandy menerima panggilan bahwa istrinya diantar ke rumah sakit lantaran air ketubannya pecah. Dia segera bergegas ke rumah sakit ibu dan anak di Kota Jimbar.Berhubung sang istri melahirkan sebelum waktunya dan kehilangan banyak darah, suster pun menyuruh anggota keluarga untuk menandatangani surat persetujuan operasi. Saat Riandy hendak menandatanganinya, Gabriana langsung menghalanginya. “Kenapa malah tanda tangan? Wanita mana yang tidak berdarah ketika melahirkan. Operasi hanya akan membuang uang saja.”Suster yang berdiri di samp
“Ayah tidak mengakuimu juga karena ulahmu.” Hendri melewati sisi Gabriana, lalu berjalan ke dalam kamar pasien.Raut wajah Gabriana kelihatan sangat pucat. Tidak lagi terlihat sikap arogan di dirinya.Keesokan harinya, Riandy segera pindah dari Kediaman Adhitama. Para tetangga telah mendengar kabar Gabriana hampir membuat menantunya keguguran. Mereka semua juga tidak merasa iba dengan apa yang menimpa Gabriana.Mereka semua tinggal di satu gang. Mereka juga sudah terbiasa dengan sikap ketus Gabriana. Sekarang keluarganya telah menjadi berantakan. Dia telah ditinggalkan oleh anak cucunya. Satu minggu kemudian.Claire berjalan ke dalam kamar pasien untuk menjenguk tantenya. Dia menggendong bayi di dalam pelukannya. Sang bayi juga sedang tidur lantaran baru selesai minum susu.Claire duduk di samping ranjang. “Apa kondisimu sudah membaik?”“Sudah membaik.” Istri baru Riandy mengangguk sembari tersenyum. Dia telah mendengar kabar Claire menyelamatkannya. Dia sungguh berterima kasih kepada
Roger langsung menjelaskan, “Tuan Javier sendiri yang bersikeras ingin menjemputmu.”Claire bertanya, “Apa masalah di Kota Oman berjalan lancar?”Roger menjawab, “Lumayan, boleh dikatakan lancar, tapi tidak lancar-lancar juga. Awalnya Grup Jetmadi merebut hak pengembangan Teluk Luxe dari tangan Grup Boga. Sewaktu di acara malam, mereka bermain siasat buruk. Untung saja, Tuan Javier menyadarinya.”“Grup Boga?”Claire menyipitkan matanya. Dia merasa nama itu sangat familier di telinga.Roger menjelaskan bahwa Grup Boga adalah perusahaan yang bekerja sama dengan Grup Jetmadi pada 3 tahun silam. Hanya saja, setelah Hans menjabat, dia langsung memutuskan hubungan dengan Grup Boga.Konon katanya, bisnis pribadi Suryadi tidaklah legal. Perusahaan rentenir yang diutangi Lucy juga adalah milik Grup Boga. Hanya saja, Suryadi telah menarik sahamnya sejak awal. Jadi, dia pun tidak terlibat dalam insiden Lucy.Roger melihat Claire dari kaca spion tengah. “Sewaktu di acara malam, Tuan Javier bahkan
Beberapa lelaki di belakang Yolana melihat mobil Land Rover putih yang diparkirkan di sekitar. Mereka merasa identitasnya tidaklah sederhana. Jadi, mereka juga tidak berani turun tangan, apalagi tempat ini adalah kawasan orang lain. Seandainya mereka menyinggung mafia dari tempat ini, sepertinya nasib mereka akan celaka nantinya. Mereka segera memapah kawannya yang terluka, lalu bergegas meninggalkan tempat.Tanpa adanya sandaran, Yolana juga kehilangan keberaniannya. Dia juga segera melarikan diri.Melia masih terbengong di tempat. Si lelaki memapahnya, lalu bertanya, “Bu Melia, apa kamu baik-baik saja?”Melia menatapnya dengan syok. “Bukannya kamu itu ….”Bukannya lelaki ini adalah manajer kafe?Si lelaki membalas dengan tersenyum, “Aku dan bosku kebetulan ada urusan di klub. Aku pun melihatmu ketika keluar.”Seorang lelaki menuruni Land Rover putih dengan perlahan, kemudian berjalan mendekat. Dia mengenakan pakaian santai dengan kerah tinggi.“Apa kamu baik-baik saja?”Melia pun ter
Lantaran Javier tidak memiliki bisnis yang menguntungkan bagi Kota Oman. Sementara, Suryadi memiliki sekelompok anak buah dan juga banyak relasi. Jadi, sangatlah wajar jika dia berani bersikap semena-mena.Semua taktik yang dipermainkan Suryadi membuat banyak pebisnis hancur di tangannya. Sebenarnya dia juga pintar, dia tahu apa yang dibutuhkan lelaki di saat menemani klien. Setelah semuanya disusun dengan rapi, saat sasaran mulai lengah, dia pun langsung beraksi.Javier memainkan gelas teh di tangan. Tatapannya tertuju pada teh di dalam gelas. “Apa 10 kasino terbesar di Kota Oman adalah miliknya?”Roger menjawab, “Dia punya saham, tapi biasanya dia tidak mengelolanya. Meskipun terjadi apa-apa, dia juga bisa langsung terlepas dari tanggung jawab.”Javier tersenyum. “Sepertinya sudah saatnya cari sedikit masalah untuk mereka.”Semuanya berbondong-bondong ingin menghabisi Javier. Apa mereka semua merasa Javier tidak memiliki kemampuan di Kota Oman?Seperti biasanya kafe dipenuhi oleh ban