Roger langsung menjelaskan, “Tuan Javier sendiri yang bersikeras ingin menjemputmu.”Claire bertanya, “Apa masalah di Kota Oman berjalan lancar?”Roger menjawab, “Lumayan, boleh dikatakan lancar, tapi tidak lancar-lancar juga. Awalnya Grup Jetmadi merebut hak pengembangan Teluk Luxe dari tangan Grup Boga. Sewaktu di acara malam, mereka bermain siasat buruk. Untung saja, Tuan Javier menyadarinya.”“Grup Boga?”Claire menyipitkan matanya. Dia merasa nama itu sangat familier di telinga.Roger menjelaskan bahwa Grup Boga adalah perusahaan yang bekerja sama dengan Grup Jetmadi pada 3 tahun silam. Hanya saja, setelah Hans menjabat, dia langsung memutuskan hubungan dengan Grup Boga.Konon katanya, bisnis pribadi Suryadi tidaklah legal. Perusahaan rentenir yang diutangi Lucy juga adalah milik Grup Boga. Hanya saja, Suryadi telah menarik sahamnya sejak awal. Jadi, dia pun tidak terlibat dalam insiden Lucy.Roger melihat Claire dari kaca spion tengah. “Sewaktu di acara malam, Tuan Javier bahkan
Beberapa lelaki di belakang Yolana melihat mobil Land Rover putih yang diparkirkan di sekitar. Mereka merasa identitasnya tidaklah sederhana. Jadi, mereka juga tidak berani turun tangan, apalagi tempat ini adalah kawasan orang lain. Seandainya mereka menyinggung mafia dari tempat ini, sepertinya nasib mereka akan celaka nantinya. Mereka segera memapah kawannya yang terluka, lalu bergegas meninggalkan tempat.Tanpa adanya sandaran, Yolana juga kehilangan keberaniannya. Dia juga segera melarikan diri.Melia masih terbengong di tempat. Si lelaki memapahnya, lalu bertanya, “Bu Melia, apa kamu baik-baik saja?”Melia menatapnya dengan syok. “Bukannya kamu itu ….”Bukannya lelaki ini adalah manajer kafe?Si lelaki membalas dengan tersenyum, “Aku dan bosku kebetulan ada urusan di klub. Aku pun melihatmu ketika keluar.”Seorang lelaki menuruni Land Rover putih dengan perlahan, kemudian berjalan mendekat. Dia mengenakan pakaian santai dengan kerah tinggi.“Apa kamu baik-baik saja?”Melia pun ter
Lantaran Javier tidak memiliki bisnis yang menguntungkan bagi Kota Oman. Sementara, Suryadi memiliki sekelompok anak buah dan juga banyak relasi. Jadi, sangatlah wajar jika dia berani bersikap semena-mena.Semua taktik yang dipermainkan Suryadi membuat banyak pebisnis hancur di tangannya. Sebenarnya dia juga pintar, dia tahu apa yang dibutuhkan lelaki di saat menemani klien. Setelah semuanya disusun dengan rapi, saat sasaran mulai lengah, dia pun langsung beraksi.Javier memainkan gelas teh di tangan. Tatapannya tertuju pada teh di dalam gelas. “Apa 10 kasino terbesar di Kota Oman adalah miliknya?”Roger menjawab, “Dia punya saham, tapi biasanya dia tidak mengelolanya. Meskipun terjadi apa-apa, dia juga bisa langsung terlepas dari tanggung jawab.”Javier tersenyum. “Sepertinya sudah saatnya cari sedikit masalah untuk mereka.”Semuanya berbondong-bondong ingin menghabisi Javier. Apa mereka semua merasa Javier tidak memiliki kemampuan di Kota Oman?Seperti biasanya kafe dipenuhi oleh ban
“Anak perempuan jangan sering-sering temani klien. Kalau memang diharuskan, jangan minum kebanyakan.” Tetiba Gilbert terdiam beberapa saat, lalu lanjut bercanda. “Kalau memungkinkan, kamu pura-pura minum saja.”Melia terbengong sejenak, lalu tersenyum. “Jangan-jangan Pak Gilbert pernah pura-pura minum?”Pura-pura minum juga adalah trik yang sering digunakan banyak orang. Selagi tidak ada yang menyadarinya, alkohol di dalam gelas pun dituangkan ke gelas lain atau dibuang.Tentu saja, trik seperti ini hanya boleh dilakukan di saat berkumpul dengan teman, tidak disarankan saat berkumpul dengan klien. Tidak masalah jika tidak ketahuan. Jikalau ketahuan, bisa jadi klien akan merasa sikapmu kurang tulus. Kerja sama juga akan berakhir gagal.Gilbert tersenyum. “Aku itu laki-laki. Meski aku minum banyak, aku juga tidak akan rugi.”Melia tertegun sejenak. Dulu ketika dia masih bekerja di Perusahaan Teknologi Sendana, semua orang akan bersikap sungkan kepadanya karena mengetahui identitasnya ada
Siasat liciknya membuat orang-orang membenci Suryadi, tapi tidak ada yang berani menjatuhkannya. Intinya, mereka semua mendapat keuntungan dari Suryadi. Namun, ada rahasia mereka di tangan Suryadi.Sekarang Suryadi malah menggunakan siasat yang sama untuk menghadapi Javier. Dia memang sungguh bodoh.Javier menatapnya. “Distrik Narwa adalah tempat yang paling berkembang di Kota Oman. Kalau Pak Moris punya konflik dengannya, gimana kalau kamu pertimbangkan untuk menguasai wilayah tersebut.”Moris pun terdiam.Perbincangan berakhir dalam waktu setengah jam. Javier meninggalkan restoran. Roger membukakan pintu mobil, mempersilakan Javier untuk memasuki mobil. “Gimana kondisi perusahaan Suryadi sekarang?”Roger menjawab, “Dia lagi berusaha melepaskan hubungan dengan Kota Oman. Suryadi telah mendapatkan keuntungan sebesar ratusan miliar. Dia sungguh takut akan terlibat dalam masalah itu.” Seusai menjawab, Roger kembali bertanya, “Tuan Javier, apa Pak Moris ini bisa dipercaya?”Javier melongg
Gilbert menutup pintu. “Ternyata berhubungan dengan soal keuntungan?” Dia memiringkan kepala melihat ke sisi Melia. “Di dunia ini juga tidak ada keuntungan jangka panjang.”Melia tidak berbicara.Gilbert membalikkan tubuhnya melihat ke sisi Melia. “Apa Bu Melia ingin tinggal untuk membantuku membereskan kafeku?”Melia memalingkan kepalanya melihat lantai yang berantakan, termasuk peralatan minum yang belum sempat dibereskan di atas meja bar. Tetiba dia tersenyum. “Apa Tuan Gilbert ingin suruh tamu untuk membantumu membereskan kafe?”Gilbert berjalan kembali ke depan meja. “Sekarang kamu bukan tamu, aku juga bukan bos.”Maksud ucapan Gilbert adalah kafe sudah tidak beroperasional. Tidak ada hubungan bos dan tamu saat ini.Melia membantu Gilbert membereskan peralatan minum di atas meja. Meski biasanya dia selalu dilayani di rumah, tidaklah sulit bagi Melia untuk mencuci gelas-gelas ini.Tetiba Melia melihat Gilbert yang sedang mengelap wastafel. “Orang yang datang tadi panggil kamu denga
Melia menggeser payungnya. “Kamu payungi diri kamu sendiri saja.”Gilbert tersenyum hingga matanya tampak sipit. “Aku tidak masalah.”Setelah memasuki mobil, Melia melihat Gilbert berjalan memasuki bangku pengemudi. “Hujan begini, kamu seharusnya tunggu aku di restoran saja.”Kenapa Gilbert malah datang menjemputnya? Melia sungguh tidak mengerti pemikirannya.“Bukannya aku lagi mentraktirmu?” Gilbert memasang sabuk pengaman. “Aku mesti menunjukkan ketulusan hatiku.”Melia menatapnya dan tidak berbicara.Mereka berdua memasuki restoran masakan rumahan. Restoran ini memang bukan restoran kelas atas, tetapi lingkungannya sangat nyaman dan hening.Pelayan membawa mereka ke lantai dua, lalu menyerahkan menu makanan kepada Melia dengan tersenyum. Melia mengambil menu di tangan, lalu melihat ke sisi Gilbert. “Apa makanan rekomendasinya?”Gilbert menatap ke sisi Melia dengan tersenyum. “Tergantung kamu ingin makan apa.”Setelah direkomendasi pelayan, Melia memesan tiga jenis masakan dan juga s
Melia sungguh syok ketika mendengarnya. Dia sungguh tidak menyangka ternyata Gilbert pernah menjadi mata-mata.Mata-mata adalah sebuah profesi yang sangat berbahaya. Seandainya statusnya terbongkar, nyawanya akan dalam bahaya. Saat pertama kali Melia bertemu dengan Gilbert, dia sangatlah lembut dan sopan. Dia mengira Gilbert hanyalah seorang pemilik kafe biasa saja.Hingga semalam, dia melihat dengan mata kepalanya sendiri, Gilbert menghantam kepala si lelaki dengan botol alkohol. Waktu itu dia kelihatan sangat sadis, tidak kelihatan sedikit pun keraguan di wajahnya. Si lelaki menatap Melia dengan tersenyum lugu. “Tadi aku kira kamu itu kekasihnya Kak Gilbert. Soalnya biasa semua tamu yang dibawa Kak Gilbert itu lelaki.”“Nggak ada wanita?”“Haih, sejak kapan dia punya teman wanita?” Si lelaki melambaikan tangannya. Dia juga merasa khawatir dengan diri Gilbert. “Saat dia menjadi mata-mata, dia sendiri saja tidak sanggup melindungi dirinya sendiri, mana mungkin dia sanggup melindungi o