Javier menyipitkan matanya. “Apa yang kamu takutkan? Siapa juga yang tidak tahu bahwa kamu adalah wanitaku?”Bukankah Javier telah mempublikasikannya? Apa mungkin ada yang tidak tahu?Claire mendorong tangannya, lalu membalas, “Setidaknya kita bisa merendah, ‘kan?” Bukannya Claire peduli dengan pandangan orang lain, lebih tepatnya dia tidak ingin bersikap mesra di hadapan publik. Namun di mata Javier, dia merasa Claire tidak menyukainya.Claire merasakan tenaga kuat sedang memegang lengannya. Kemudian, tampak tatapan Javier yang terlihat penuh dengan gairah. Jantung Claire hampir copot saat ini. Siapa tahu apa yang akan dilakukan lelaki ini? Bisa jadi dia akan tiba-tiba menciumnya di depan publik! Celaka!Ekspresi tegas Claire seketika berubah menjadi malu dan bahkan takluk. Dia berbisik, “Kita lagi di depan umum, setidaknya kita mesti bersikap lebih sopan.”Javier terdiam sejenak. Ternyata dia telah salah paham. Claire hanya ingin menunjukkan wibawanya di depan karyawannya. Jadi, dia
Claire melihat foto dengan saksama. Kemudian, dia baru menyadari bahwa River sedang berdiri di samping ibunya. Lebih tepatnya, sebenarnya River berdiri di belakang ibunya. Hanya saja, dari sudut pandang orang yang memotret, mereka kelihatan sedang berdiri berdampingan.Seandainya mereka adalah sepasang kekasih, mereka pasti akan kelihatan lebih mesra lagi. Hanya saja, Claire tidak menemukan gerakan mesra apa pun di antara mereka. Sepertinya dia hanya menghormati ibunya? Sebenarnya Paman River itu siapanya Ibu?Tiba-tiba laptop ditutup. Claire memalingkan kepalanya untuk menatap lelaki di sampingnya. Dia kelihatan sangat kaget. “Kamu hanya menemukan informasi sesedikit ini?”Begini saja?Javier menjulurkan lengan panjangnya di belakang Claire, lalu mendekatinya. “Cium aku, nanti baru aku beri tahu.”“Nggak mau beri tahu juga nggak apa-apa. Aku bisa selidiki sendiri.”Claire berdiri hendak berjalan pergi, tetapi Javier malah menarik Claire masuk ke pelukannya. Hanya saja, posisi Claire s
“Maksudmu Keluarga Gufree, ya?”River pun mengangguk, lalu melanjutkan dengan perlahan, “Mengenai masalah ibumu, aku akan beri tahu kamu suatu hari nanti. Claire, kalau kamu mengetahuinya, aku harap kamu tidak menyalahkan ibumu. Sebenarnya ibumu sangat menyayangimu. Dia tahu setelah kepergiannya, kamu pasti akan hidup menderita di Kediaman Adhitama. Itulah sebabnya kenapa aku bisa muncul di sisimu.”River mengantar Claire ke depan pintu, lalu Claire memasuki mobil. Saat ini, Kayla sedang duduk di dalam mobil mengamati gerak-gerik Claire. Kedua tangannya menggenggam erat setir mobil. Ketika melihat Claire keluar dari rumah seorang lelaki asing, Kayla langsung memotret dengan ponselnya.Sambil melihat foto di ponselnya, ekspresi Kayla semakin sinis lagi. Dasar wanita jalang! Akhirnya Kayla berhasil mendapatkan aibnya!Di Kediaman Adhitama.Imelda mengenakan piama seksi berjalan keluar kamar mandi. Sayangnya, Rendy sudah tidur. Rasa kesal seketika membaluti hati Imelda. Semalam dia tidak
“Jangan sampai kamu ditipu sama dia!” Kayla tidak lupa mengingatkan Javier.Benar! Di mata Kayla, Javier telah ditipu dengan kecantikan Claire. Claire adalah seorang siluman penggoda yang kerjaannya adalah menggaet hati para lelaki.Claire melipatkan kedua tangannya dan ekspresinya berubah datar. Sepertinya orang yang disebut Kayla tadi adalah dirinya sendiri?Javier mengangkat dagu Claire, lalu bertanya, “Benarkah?”Claire pun terdiam membisu. Hanya saja, di mata orang lain, mereka tidak dapat merasakan emosi dari diri Javier.Akhirnya Claire menghela napas. “Iya, semalam aku tinggal hampir satu jam di rumah lelaki itu.”Claire sendiri juga tidak menyangka dirinya telah mengakuinya. Dia lalu menambahkan, “Javier, coba kamu lihat apa aku telah membohongimu? Dia memang ….”“Apa yang kamu lakukan selama satu jam? Hmm?”“Aku sudah melakukan semua yang bisa aku lakukan.” Claire tersenyum.Semua orang menarik napas dalam-dalam. Sepertinya Claire memang cari gara-gara!Javier menggigit bibir
Ternyata Claire juga telah terjerumus!Lelaki itu telah pergi meninggalkan ruangannya.“Claire!”Begitu membalikkan tubuhnya, dia langsung dipeluk oleh Candice. “Hmm, hmm, kenapa kamu nggak beri tahu aku kalau kamu nggak lagi di Perusahaan Vienna!”Candice terdiam sejenak. Tiba-tiba dia melepaskan Claire, lalu mengendus aroma di tubuh Claire. “Kenapa ada parfum cowok di tubuhmu?”Jantung Claire langsung berdegup kencang. Dia mengalihkan tatapannya, lalu berkata, “Apa iya?”“Iya!” Candice kembali mengendus aromanya, lalu mengerutkan keningnya. “Aroma parfum Gucci. Aku sangat familier dengan aroma ini. Ahh! Jangan-jangan aroma parfum Tuan Javier?”Claire menoel kepala Candice. “Kurasa ada yang salah dengan hidungmu. Untuk apa kamu mencariku?”“Sudah lama kita nggak berjumpa, apa kamu nggak kangen sama aku? Hmph! Ternyata kamu melupakan sahabatmu setelah memiliki lelaki.” Candice melipat kedua tangannya, lalu mendengus dingin.Claire berjalan duduk di depan meja kerjanya. “Hehe, bukannya
Bahkan Javier juga terpikat padanya. Pernah beberapa kali Imelda ingin melawan wanita murahan itu, pada akhirnya malah putrinya yang terkena imbas!Imelda berpikir beberapa saat. Sepertinya memang ada yang membantu Claire secara diam-diam. Jika tidak, mana mungkin Claire bisa bersikap begitu congkak! Bahkan, Javier juga bisa tergoda olehnya.Hal yang lebih mengejutkan adalah River yang terkenal akan kekuasaan besar di kalangan kelas atas itu malah mengakui Claire sebagai keponakannya. Jangan-jangan orang yang terus membantu Claire adalah River?Hanya saja, River juga telah berusia 40-an tahun. Umurnya hampir sebaya dengan Imelda. Dia malah menganggap Claire sebagai keponakannya. Jangan-jangan … gara-gara si Vina?Imelda berpikir sejenak. Dia memang tidak pernah bertemu dengan Vina, tapi dia pernah mendengar cerita tentang Vina.Waktu itu, Vina membantu Rendy merintis Perusahaan Vienna di ibu kota. Dia bisa membantu Rendy untuk mengembangkan kariernya, dapat diketahui bahwa Vina memilik
Jerry mengangkat kepalanya, lalu berkata dengan suara gemasnya, “Jadi, kenapa kamu membantuku?”“Siapa yang lagi bantu kamu?” Louis mengerutkan keningnya. “Hei bocah, apa begini caramu berbicara dengan guru?”“Aku bukan bocah!” Jerry menggembungkan pipinya.Louis mengangkat tangannya untuk menunjuk tinggi badannya. “Kamu masih sependek ini, apa kamu bukan bocah?”Jerry langsung menjawab, “Memangnya aku nggak bisa tumbuh besar?”“Pftz, sekarang kamu masih bocah.” Louis menyadari anak kecil ini sangat pintar dan tidak takut pada dirinya, apalagi tadi dia mendapatkan nilai yang cukup bagus di dalam pertandingan. Dia semakin penasaran dengan bocah ini.Hanya saja, wajah bocah ini terlihat agak familier.“Aku mau pergi latihan dulu. Sampai jumpa, Pak Louis.” Jerry berkacak pinggang, lalu berjalan meninggalkannya.Melihat langkah Jerry semakin jatuh lagi, Louis semakin penasaran dengan anak kecil itu. Entah dari keluarga mana dia berasal.Setelah pulang sekolah, Jody dan Jessie menaiki mobil
Lelaki berengsek itu malah ingin Claire melahirkan anak untuknya?Jangan harap!“Dasar berengsek! Dasar nggak tahu malu! Setiap hari kerjaannya cuma menguasai tubuhku saja! Mimpi sana!” Claire merepet sambil melipat pakaiannya. Dia berencana untuk mengambil barang-barangnya, lalu tidur di kamar Jessie.Namun, Claire tidak menyadari ternyata si lelaki sedang menatapnya dari belakang. Mendengar suara makian dari wanitanya, Javier tidak merasa marah sama sekali. Hanya saja, ketika membahas dia ingin sekali menguasai tubuh Claire, semua itu memang kenyataan!Claire memeluk pakaiannya hendak keluar kamar, tiba-tiba dia malah tertegun. Ekspresinya terlihat kaku.Sialan!Claire sungguh ceroboh!“Sudah selesai marah-marahnya?” Kedua mata Javier terus tertuju pada diri Claire. Jujur saja, Claire tampak sangat bertenaga ketika sedang marah. Selain itu, dia juga kelihatan sangat imut.Claire pun terdiam sejenak, lalu berjalan keluar. “Malam ini aku tidur di kamar Jessie.”Javier juga tidak melara
“Oh, ya, di mana Kak Ariel?” tanya Bastian.Jodhiva membalas, “Dia lagi temani ayahnya untuk jalan-jalan. Sekarang aku juga mau nyusul ke sana. Aku permisi dulu.”Usai berbicara, Jodhiva meninggalkan tempat.Bastia berdecak sembari menggeleng. “Orang yang sudah punya istri memang berbeda.”“Kamu ngomongnya seolah-olah kamu nggak sama dengan dia.” Yura juga meninggalkan tempat.Bastian meletakkan gelasnya, lalu mengikuti langkah Yura. “Hei, kenapa kamu malah meninggalkanku. Tunggu aku.”Claire berhenti di hadapan Javier. Javier menggandeng tangannya. “Sudah selesai mengenang masa lalu?”“Menurutmu? Bukannya sore nanti, kamu dan Ayah akan pergi ke Kediaman Keluarga Tanaka?”Javier tersenyum. “Aku lagi menunggumu untuk makan di sana.”Roger berjalan di sisi Izza, lalu menatap mereka. “Tuan Javier, Nyonya Claire. Kalau begitu, kamu pergi cari Ayah Angkat dulu.”Javier mengangguk. Dia merangkul pundak Claire, lalu berjalan ke koridor. Cahaya matahari dipantulkan ke sisi jendela. Bayangan d
Jessie tersenyum lebar. “Kalau begitu, aku akan mengenakan mahkota ini saat pernikahanku nanti. Anggap saja sebagai iklan desain ibuku.”Jules memeluk Jessie dari belakang. “Yang penting kamu suka.”…Anggota Keluarga Fernando baru tiba di Negara Hyugana dua hari sebelum resepsi pernikahan. Mereka tinggal di hotel yang dipesan Jules. Seluruh hotel ini telah dipesan oleh anggota keluarga kerajaan untuk menjamu para hadirin.Keluarga Chaniago dan Keluarga Kenata juga telah datang. Tobias juga tidak absen. Bahkan Shinta, Erin, Levin, dan Samuel yang berasal dari dunia hiburan juga telah datang. Tentu saja, Yura dan Bastian juga masuk dalam daftar undangan.Claire tiba di restoran. Pelayan membawanya ke dalam ruangan VIP. Ketika melihat pria yang duduk di dalam sana, dia pun tersenyum. “Ayah Angkat.”Owl memutar tubuhnya dengan perlahan. Sudah bertahun-tahun mereka tidak bertemu. Owl masih seperti dulu saja, tapi tubuhnya kelihatan lebih kurus dari sebelumnya. Claire langsung maju untuk m
Orang lainnya juga ikut tersenyum.Menjelang malam, seluruh kota diselimuti dengan cahaya lampu neon. Setelah Jessie dan Jules menyelesaikan makan malam, mereka pun kembali ke Kompleks Amara.Jessie baru selesai mandi. Rambutnya pun masih basah. Jules mengambil handuk dari tangan Jessie, lalu membantunya untuk mengeringkan rambut.Saat ini, Jessie duduk di depan meja rias sembari menatap orang di dalam cermin. Senyuman merekah di atas wajahnya. “Kak Jules, aku sangat menantikan resepsi pernikahan kita.”“Oh, ya?” Jules mengusap rambut lembut Jessie. “Aku juga menantikannya.”“Aku merasa hidupku sangat sempurna karena bisa menikah dengan orang yang paling aku cintai, apalagi bisa bersama orang yang aku cintai berjalan ke jenjang berikutnya.”Jules pun tertawa, lalu membungkukkan tubuhnya untuk berbisik di samping telinga Jessie. “Apa kamu tahu, keinginan dalam hidupku juga sudah terwujud.”Jessie menoleh untuk menatapnya. “Keinginan apa?”Jules berbisik di samping telinga Jessie, “Menik
Hiro mengiakan.“Setelah di luar beberapa saat, kamu menjadi semakin dewasa saja.” Naomi menepuk-nepuk pundaknya. “Semoga kamu bisa semakin baik lagi.”Hiro hanya tersenyum dan tidak berbicara.…Dalam sekejap mata, akhirnya telah sampai ke akhir bulan. Liburan Jessie dan yang lain sudah berakhir. Mereka pun kembali ke ibu kota.Claire dan Javier berdiri di depan halaman untuk menunggu mereka. Setelah mereka menuruni mobil, Jessie langsung berlari ke sisi mereka. “Ayah, Ibu!” Dia langsung memeluk kedua orang tuanya.Javier mengusap kepala Jessie dengan tidak berdaya. “Padahal kamu sudah dewasa, masih saja minta dipeluk.”Senyuman di wajah Jessie semakin lebar lagi. “Tapi, di mata kalian, selamanya aku itu anak kecil!”Claire tersenyum tipis. Dia menatap beberapa orang yang berjalan kemari. “Baguslah kalau kalian bermain dengan gembira. Ayo, kita ke dalam dulu. Nanti malam kita makan bersama.”Setelah Dacia dan Ariel memasuki rumah, mereka duluan naik ke lantai atas untuk melihat anak.
Jules menatap mereka. “Kebetulan sekali kalian juga ada di sini.”Yura membalas, “Aku dan Bastian memang ada di sini. Setelah lihat unggahan Jessie, aku baru tahu ternyata kalian juga di sini.”Jessie membawanya ke tempat duduk. “Kalau begitu, kita tinggal beberapa hari bersama.”Setelah Bastian duduk, Jodhiva memperkenalkannya kepada Dacia dan Jessie. “Ini adik iparku, Dacia, dan adikku, Jessie.”“Aku pernah bertemu mereka di pernikahanmu.” Bastian masih mengingatnya. Dia pun berkata, “Adikmu itu satu sekolah dengan istriku. Istriku sering mengungkitnya.”Yura menatapnya. “Istrimu? Belum pasti aku akan menjadi istrimu.”Kening Bastian berkerut. “Kita saja sudah tunangan. Apa kamu masih bisa menikah sama orang lain?”Semua orang pun tertawa. Hanya Jessie saja yang terbengong. “Tunangan apaan? Yura, kamu sudah tunangan?”Yura berdeham ringan. “Aku lupa beri tahu kamu.”“Kamu nggak setia kawan banget, sih. Malah nggak beri tahu aku. “Jessie mencemberutkan bibirnya. Dia benar-benar tidak
Bos pemilik permainan berkata, “Dua puluh ribu diberi tiga kesempatan.”“Mahal sekali? Dua puluh ribu hanya diberi tiga kali kesempatan saja?” Dacia merasa sangat tidak menguntungkan.Bos mengangkat kepalanya. “Ini sudah paling murah. Tempat lain malah tiga puluh ribu.”Jessie menarik Dacia. “Dua puluh ribu juga nggak masalah. Nggak gampang bagi mereka untuk berbisnis. Kita juga cuma main-main saja.”Seusai berbicara, Jessie mengeluarkan uang tunai sebesar empat puluh ribu kepada bos. “Berarti enam kali kesempatan, ya.”Bos menyerahkan enam gelang kepada Jessie. Jessie menyukai sebuah gelang. Dia tahu gelang itu hanya barang KW, tapi kelihatannya sangat cantik. Jessie melempar ke sana, tetapi dia tidak berhasil mendapatkannya.Setelah melempar dua kali lagi, Jessie masih saja tidak berhasil mendapatkan targetnya. Sekarang hanya tersisa tiga kali kesempatan.Ketika melihat Jessie putus asa, Ariel pun mengambil sisa gelang dari tangan Jessie. “Coba lihat aku.”Ariel melirik tepat ke sisi
Larut malam, kota kuno ini terasa sunyi dan hening, hanya suara serangga yang bergema di antara rerumputan.Sebuah lampu menerangi rerumputan di luar tenda, menambah suasana menjadi semakin hening dan tenang.Jessie membalikkan tubuhnya masih belum tertidur. Saat sebuah tangan panjang merangkul pinggangnya, lalu memasukkan Jessie ke dalam pelukannya. “Tidak bisa tidur?”“Emm.” Jessie bersandar di dalam pelukannya. “Kak Jules, aku ingin ke toilet, tapi aku nggak berani.”Jules mencium kening Jessie. “Biar aku temani.”Mereka berdua berjalan keluar tenda. Jules mengeluarkan senter, lalu berjalan bersama Jessie. Saat mereka tiba di depan pepohonan, Jessie membalikkan tubuhnya untuk menatap Jules. “Tunggu aku di sini.”Jules mengangguk. “Panggil aku kalau ada apa-apa.”Jessie berjalan ke dalam pepohonan, tetapi dia juga tidak berani berjalan terlalu jauh.Setelah buang air, Jessie segera keluar dan memeluk lengannya. “Selesai.”Jules mengulurkan tangan untuk merangkul Jessie.Setelah kemba
Jodhiva juga tersenyum. “Cepat juga, tapi masih tergolong pagi.”Jessie menyandarkan kepalanya di atas paha Jules sembari memandang langit. Beberapa saat kemudian, dia bertanya, “Kenapa rasanya bakal turun hujan?”Orang-orang langsung melihat ke sisi Jessie.Jerremy menarik napas dalam-dalam. “Kamu jangan sembarangan bicara.”Dacia memandang ke atas langit. Langit memang kelihatan cerah, tetapi malah kelihatan mendung di bagian atas gunung. “Mungkin cuma mendung saja?”Sudah jam segini, tapi matahari masih belum menampakkan diri. Seharusnya hanya mendung, tidak sampai tahap turun hujan.Ariel berkata, “Ramalan cuaca hari ini tidak mengatakan akan turun hujan hari ini. Aku merasa seharusnya tidak akan turun hujan.”Kecuali, ramalan cuaca tidak akurat!Beberapa orang tinggal sejenak. Jules merasa ada tetesan air di wajahnya. Dia mengusap sejenak. “Eh, turun hujan, deh.”Ariel duduk di tempat. “Apa?”Jessie menunjukkan senyuman canggung di wajahnya. “Firasatku mengatakan bakal turun hujan
Yang lain juga sudah setuju.Setelah masakan disajikan, Jessie melihat makanan berwarna putih dengan berbentuk seperti kipas. Dia bertanya pada bos, “Apa ini?”Bos memperkenalkan dengan tersenyum, “Ini namanya ‘milk fan’, terbuat dari susu. Karena warnanya putih dan agak transparan, ditambah bentuknya seperti kipas, makanan ini pun diberi nama ‘milk fan’.”Ariel mencicipinya. “Emm, rasanya enak juga.”Dacia dan Jerremy juga telah mencicipinya. Rasanya memang cukup enak.Setelah masakan selesai dimasak, Bos pun menyajikan ke atas meja. “Ini adalah mie beras dengan ditaburi ayam dingin dan berbagai bahan tambahan. Ayam dimasak dengan bumbu khas, lalu disiram dengan saus buatan sendiri, minyak cabai, minyak lada hitam, dan ditambahkan kenari panggang. Ini adalah salah satu makanan khas daerah kami. Biasanya para wisatawan juga sangat menyukainya.”Jessie mencicipi sesuap. Ariel pun bertanya, “Gimana rasanya?”Jessie mengangguk, lalu menyantapnya dengan suapan besar.Yang lain juga ikut me