แชร์

Bab 1270

ผู้เขียน: Daun Jahe
Hans memalingkan wajah, lalu segera menghidupkan mesin dan melajukan mobilnya. Setibanya di apartemen, Noni langsung pergi ke kamar mandi. Begitu keluar, dia melihat Hans sedang duduk di samping ranjang sambil merokok.

Hans mematikan puntung rokoknya ke asbak seraya berkata, "Aku akan mengizinkanmu kembali ke Kediaman Zahra besok."

Hans berdiri dan berjalan menghampiri Noni. Dia menangkup wajah wanita itu dengan telapak tangan, lalu menunduk dan menciumnya. Noni tidak melawan. Sebaliknya, dia berdiri kaku dalam dekapan Hans dan memaksakan diri untuk membalas ciuman pria itu. Hanya saja, matanya sama sekali tidak menunjukkan gejolak emosi.

Hans tidak memaksa Noni malam itu, melainkan hanya menghadiahinya dengan kecupan beruntun. Saat pria itu sedang melimpahinya dengan kehangatan, dia justru merasa kedinginan. Di dalam kegelapan, Noni tidak bisa melihat sorot iba di mata Hans. Di sisi lain, Hans juga tidak bisa melihat kebencian yang terpancar kuat dari mata Noni.

Keesokan harinya, Hans
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก

บทที่เกี่ยวข้อง

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1271

    Hans tertawa, lalu wajahnya terlihat sedikit tegang dan dia tidak berbicara. Cahya memandang orang yang sedang menunggangi kuda seraya berucap, "Kita sudah kenal cukup lama. Aku tahu kamu itu orang yang keras hati saat menghadapi urusan percintaan. Aku memang tidak tahu apa yang terjadi di antara kamu dan Noni, tapi sepertinya Pak Roy sangat mengkhawatirkan anaknya."Hans tersenyum dan menimpali, "Cahya, sebaiknya kamu jangan ikut campur urusanku dengan Noni."Cahya meminum kopi, lalu menasihati, "Aku memang tidak berniat ikut campur. Tapi, aku mau ingatkan kamu, jangan keterlaluan."Hans terdiam. Setelah berbincang beberapa saat lagi, Hans pergi terlebih dahulu. Cahya memandang sosok Hans sambil merenung.....Di Perusahaan Soulna. Claire menatap Cherry sembari bertanya, "Pak Roy meminta Cahya untuk membujuk Hans?"Cherry yang duduk di sofa meminum teh, lalu tersenyum dan menyahut, "Iya. Kemarin Pak Roy langsung datang ke kediaman Keluarga Chaniago. Dia meminta suamiku untuk membujuk

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1272

    Noni hanya terdiam. Hans tertawa, lalu berucap dengan ekspresi muram, "Kamu tenang saja, aku tidak akan menghabisimu."Hans menjepit dagu Noni dengan erat seraya mengancam, "Aku tidak rela menghabisimu. Lagi pula, ada banyak cara untuk menyiksamu."Wajah Noni memucat dan dia mulai ketakutan. Hans melepaskan Noni, lalu menjalankan mobilnya. Setelah kembali ke apartemen, Hans menarik Noni ke kamar mandi. Hans mengisi air dingin di bak mandi sampai penuh. Kemudian, dia langsung mendorong Noni ke dalam bak mandi.Baju Noni basah dan tubuh Hans juga terciprat air. Noni kedinginan, tubuhnya gemetaran. Namun, sebelum Noni sempat merespons, Hans menjambak rambut Noni lagi dan bertanya, "Kamu mau mendesakku, ya? Kamu tidak takut mati?"Hans memasukkan kepala Noni ke dalam air lagi dan Noni berusaha memberontak. Noni segera menarik napas saat Hans mengangkat kepala Noni. Namun, Hans memasukkan kepala Noni ke dalam air lagi.Melihat Noni yang tidak memberontak lagi, Hans mengangkat kepala Noni. S

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1273

    Claire mengangguk dan berujar, "Ini sesuai dengan perkiraanku."Cherry memanggil pelayan, lalu melanjutkan, "Noni memang ada di apartemen Hans. Tapi, aku rasa dia dikurung Hans."Cherry memesan secangkir kopi. Dia bertanya setelah pelayan pergi, "Apa kamu nggak penasaran dengan jawaban Noni waktu aku bilang kamu yang mengajaknya bertemu?"Tangan Claire yang sedang memegang cangkir kopi terhenti sesaat, lalu dia lanjut meminum kopinya dan bertanya balik, "Apa yang dia bilang?""Noni bilang, dia nggak mau bertemu denganmu," jawab Cherry.Claire tertegun. Cherry tertawa dan berucap, "Sebenarnya aku membohongimu."Claire melipat kedua tangannya di dada sembari menatap Cherry, lalu Cherry tersenyum dan mencondongkan tubuhnya ke depan. Dia berkata, "Noni memang nggak menolak untuk bertemu denganmu. Tapi, dia juga nggak bilang mau kapan bertemu."Claire mengangguk dan menceletuk, "Dia menolakku secara halus."Cherry mengangkat alisnya seraya bertanya, "Kenapa? Kamu mau mengakhiri dendam di an

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1274

    Candice menggendong bayinya dengan hati-hati. Melihat bayinya menggenggam ibu jarinya, Candice yang tercengang berkomentar, "Ternyata bayi yang baru lahir kecil sekali.""Iya. Waktu aku melahirkan Louis, dia juga begitu kecil dan jelek," keluh Liliana.Louis merasa tidak berdaya saat mendengar ucapan Liliana. Sementara itu, Candice tertawa. Louis yang duduk di tepi tempat tidur juga menggendong anaknya. Namun, anaknya langsung menangis setelah digendong Louis.Louis yang panik bertanya, "Kenapa dia tiba-tiba menangis?"Claire menghampiri Louis dan berucap, "Coba aku yang gendong." Dia menggendong bayi Candice dan Louis. Gerakan Claire terlihat luwes saat menghibur bayi. Dalam sekejap, anak Candice dan Louis sudah berhenti menangis.Liliana mendekati Claire dan berkata, "Dia langsung tenang setelah digendong bibinya."Akhirnya, suster membawa bayinya kembali ke inkubator. Claire dan Cherry juga tidak berlama-lama lagi di rumah sakit karena tidak ingin mengganggu Candice istirahat. Merek

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1275

    Hans mengatakan bahwa dia tidak akan mencintai Noni selamanya. Noni terdiam, hatinya sangat sakit. Tubuhnya gemetaran dan air matanya mengalir."Aku tidak sengaja ...," ucap Hans. Dia memegang wajah Noni dan menariknya. Noni menggigit bahu Hans dan Hans yang kesakitan langsung mendorong Noni.Noni terjatuh di atas pecahan gelas. Hans segera menggendong Noni dan memanggil, "Noni!"Melihat kondisi Noni, Hans gemetaran. Wajah Noni tertusuk pecahan gelas dan ada pecahan gelas lain yang menempel di wajah Noni sehingga wajahnya berlumuran darah. Hans yang menggendong Noni segera berlari keluar.Di rumah sakit, Hans bersandar di dinding lorong sambil merokok. Tangan dan kerah baju Hans ternodai darah Noni. Begitu teringat dengan luka di wajah Noni, Hans menutup wajahnya dengan tangan. Dia berusaha menahan rasa sakitnya, lalu air matanya mengalir.Hans berjalan kembali ke kamar pasien dengan ekspresi putus asa. Dia duduk di kursi seraya memandang wajah kanan Noni yang dibalut dengan perban. Ha

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1276

    Hans mengemudikan mobilnya ke pantai dan melihat seseorang berdiri di bawah mercusuar yang tidak jauh dari sana. Dia tiba-tiba menghentikan mobilnya, keluar, dan langsung berlari ke arah mercusuar. Pria itu bahkan tidak peduli dengan ponselnya yang sedang berdering. Hans bergegas menuju sosok itu sambil berseru, "Noni! Jangan ...."Namun, Noni tanpa ragu melompat ke laut. Ombak yang ganas menelan tubuhnya. Air laut yang dingin membuat semua suara terisolasi sambil melingkupi tubuhnya yang tenggelam perlahan. Tiba-tiba, tangan seseorang menarik lengannya. Hans memeluknya dan segera berenang ke atas.Di tepi pantai, Hans terus menekan dada Noni dengan kedua tangannya untuk melakukan CPR. Hawa dingin menusuk wajahnya, tetapi dia sama sekali tidak berani berhenti sejenak. Lengan Hans yang berotot terus menekan dada Noni. Dia mencoba memulihkan jantungnya sambil berkata, "Noni, aku mohon .... Tolong bangun!"Tak lama kemudian, beberapa mobil berhenti di belakang mobil Hans. Cahya dan rombon

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1277

    Roy datang ke stasiun perawat untuk bertanya, "Kenapa putriku masih belum siuman juga?"Seorang perawat melihat rekam medis sejenak, lalu menjawab perlahan, "Biasanya, pasien mengalami kondisi seperti ini karena beberapa faktor psikologis. Mereka sering kali mengalami fluktuasi emosi yang besar. Setelah diselamatkan, pasien yang sebelumnya mencoba untuk kabur dari kenyataan dengan cara ekstrem seperti ini, bakal terperangkap dalam keadaan menutup diri.""Jadi, pasien sebenarnya sadar, tapi dia enggan bangun. Dia membutuhkan kehadiran keluarga untuk lebih sering mendampinginya dan mengajaknya berbicara agar bisa merangsang saraf otaknya. Ini bisa bantu mempercepat proses kesadaran putrimu," tambah si perawat.Roy pun mengangguk. Dia berjalan kembali ke kamar pasien dengan langkah berat. Roy mendapati istrinya sedang duduk di samping ranjang sambil menangis diam-diam. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu mengambil mantel dan meletakkannya di atas bahu Elsa. Kemudian, Roy berkata, "Kamu ha

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1278

    Hans segera bangkit dan berlari ke luar kamar untuk memanggil dokter. Segera setelah itu, dokter datang untuk memeriksa Noni di kamar pasien. Tidak lama kemudian, Elsa dan Roy juga datang dengan tergesa-gesa."Noni!" panggil Elsa yang melihat putrinya duduk di ranjang. Dia mengabaikan Hans yang berdiri di samping, lalu mengelus pipi putrinya dengan gugup. Elsa berkata sambil menangis, "Anakku, akhirnya kamu bangun juga.""Baguslah kalau sudah bangun," ucap Roy. Dia seolah-olah merasa lega. Beban di hatinya juga terlepas saat ini.Akan tetapi, ekspresi Noni sangat datar. Meskipun sudah bangun, dia tidak mengucapkan sepatah kata pun. Elsa memandangnya dengan heran. Tangannya menggeser rambut panjang putrinya yang menutupi wajah, lalu memanggil lagi, "Noni?"Bibir kering Noni akhirnya bergerak. Dia bertanya dengan suara serak, "Kamu ... siapa?"Elsa dan Roy terdiam seketika. Keduanya tiba-tiba menatap Hans yang juga terdiam di sana. Hans memandang Noni yang menunduk sambil memainkan jarin

บทล่าสุด

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2765

    Jules menatap mereka. “Kebetulan sekali kalian juga ada di sini.”Yura membalas, “Aku dan Bastian memang ada di sini. Setelah lihat unggahan Jessie, aku baru tahu ternyata kalian juga di sini.”Jessie membawanya ke tempat duduk. “Kalau begitu, kita tinggal beberapa hari bersama.”Setelah Bastian duduk, Jodhiva memperkenalkannya kepada Dacia dan Jessie. “Ini adik iparku, Dacia, dan adikku, Jessie.”“Aku pernah bertemu mereka di pernikahanmu.” Bastian masih mengingatnya. Dia pun berkata, “Adikmu itu satu sekolah dengan istriku. Istriku sering mengungkitnya.”Yura menatapnya. “Istrimu? Belum pasti aku akan menjadi istrimu.”Kening Bastian berkerut. “Kita saja sudah tunangan. Apa kamu masih bisa menikah sama orang lain?”Semua orang pun tertawa. Hanya Jessie saja yang terbengong. “Tunangan apaan? Yura, kamu sudah tunangan?”Yura berdeham ringan. “Aku lupa beri tahu kamu.”“Kamu nggak setia kawan banget, sih. Malah nggak beri tahu aku. “Jessie mencemberutkan bibirnya. Dia benar-benar tidak

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2764

    Bos pemilik permainan berkata, “Dua puluh ribu diberi tiga kesempatan.”“Mahal sekali? Dua puluh ribu hanya diberi tiga kali kesempatan saja?” Dacia merasa sangat tidak menguntungkan.Bos mengangkat kepalanya. “Ini sudah paling murah. Tempat lain malah tiga puluh ribu.”Jessie menarik Dacia. “Dua puluh ribu juga nggak masalah. Nggak gampang bagi mereka untuk berbisnis. Kita juga cuma main-main saja.”Seusai berbicara, Jessie mengeluarkan uang tunai sebesar empat puluh ribu kepada bos. “Berarti enam kali kesempatan, ya.”Bos menyerahkan enam gelang kepada Jessie. Jessie menyukai sebuah gelang. Dia tahu gelang itu hanya barang KW, tapi kelihatannya sangat cantik. Jessie melempar ke sana, tetapi dia tidak berhasil mendapatkannya.Setelah melempar dua kali lagi, Jessie masih saja tidak berhasil mendapatkan targetnya. Sekarang hanya tersisa tiga kali kesempatan.Ketika melihat Jessie putus asa, Ariel pun mengambil sisa gelang dari tangan Jessie. “Coba lihat aku.”Ariel melirik tepat ke sisi

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2763

    Larut malam, kota kuno ini terasa sunyi dan hening, hanya suara serangga yang bergema di antara rerumputan.Sebuah lampu menerangi rerumputan di luar tenda, menambah suasana menjadi semakin hening dan tenang.Jessie membalikkan tubuhnya masih belum tertidur. Saat sebuah tangan panjang merangkul pinggangnya, lalu memasukkan Jessie ke dalam pelukannya. “Tidak bisa tidur?”“Emm.” Jessie bersandar di dalam pelukannya. “Kak Jules, aku ingin ke toilet, tapi aku nggak berani.”Jules mencium kening Jessie. “Biar aku temani.”Mereka berdua berjalan keluar tenda. Jules mengeluarkan senter, lalu berjalan bersama Jessie. Saat mereka tiba di depan pepohonan, Jessie membalikkan tubuhnya untuk menatap Jules. “Tunggu aku di sini.”Jules mengangguk. “Panggil aku kalau ada apa-apa.”Jessie berjalan ke dalam pepohonan, tetapi dia juga tidak berani berjalan terlalu jauh.Setelah buang air, Jessie segera keluar dan memeluk lengannya. “Selesai.”Jules mengulurkan tangan untuk merangkul Jessie.Setelah kemba

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2762

    Jodhiva juga tersenyum. “Cepat juga, tapi masih tergolong pagi.”Jessie menyandarkan kepalanya di atas paha Jules sembari memandang langit. Beberapa saat kemudian, dia bertanya, “Kenapa rasanya bakal turun hujan?”Orang-orang langsung melihat ke sisi Jessie.Jerremy menarik napas dalam-dalam. “Kamu jangan sembarangan bicara.”Dacia memandang ke atas langit. Langit memang kelihatan cerah, tetapi malah kelihatan mendung di bagian atas gunung. “Mungkin cuma mendung saja?”Sudah jam segini, tapi matahari masih belum menampakkan diri. Seharusnya hanya mendung, tidak sampai tahap turun hujan.Ariel berkata, “Ramalan cuaca hari ini tidak mengatakan akan turun hujan hari ini. Aku merasa seharusnya tidak akan turun hujan.”Kecuali, ramalan cuaca tidak akurat!Beberapa orang tinggal sejenak. Jules merasa ada tetesan air di wajahnya. Dia mengusap sejenak. “Eh, turun hujan, deh.”Ariel duduk di tempat. “Apa?”Jessie menunjukkan senyuman canggung di wajahnya. “Firasatku mengatakan bakal turun hujan

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2761

    Yang lain juga sudah setuju.Setelah masakan disajikan, Jessie melihat makanan berwarna putih dengan berbentuk seperti kipas. Dia bertanya pada bos, “Apa ini?”Bos memperkenalkan dengan tersenyum, “Ini namanya ‘milk fan’, terbuat dari susu. Karena warnanya putih dan agak transparan, ditambah bentuknya seperti kipas, makanan ini pun diberi nama ‘milk fan’.”Ariel mencicipinya. “Emm, rasanya enak juga.”Dacia dan Jerremy juga telah mencicipinya. Rasanya memang cukup enak.Setelah masakan selesai dimasak, Bos pun menyajikan ke atas meja. “Ini adalah mie beras dengan ditaburi ayam dingin dan berbagai bahan tambahan. Ayam dimasak dengan bumbu khas, lalu disiram dengan saus buatan sendiri, minyak cabai, minyak lada hitam, dan ditambahkan kenari panggang. Ini adalah salah satu makanan khas daerah kami. Biasanya para wisatawan juga sangat menyukainya.”Jessie mencicipi sesuap. Ariel pun bertanya, “Gimana rasanya?”Jessie mengangguk, lalu menyantapnya dengan suapan besar.Yang lain juga ikut me

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2760

    Menjelang malam, di Kompleks Amara.Jessie sedang berkemas di kamarnya, menyiapkan barang-barang untuk perjalanan, termasuk panduan perjalanan darat serta berbagai perlengkapan yang mungkin dibutuhkan.Jules baru saja selesai mandi dan keluar dari kamar mandi. Melihat Jessie yang begitu serius mencari informasi tentang perjalanan, dia tidak bisa menahan tawanya. “Kita hanya pergi jalan-jalan, kenapa seperti mau pindah rumah saja?”“Barang cewek memang banyak! Mulai dari kosmetik, perawatan wajah, perlengkapan sehari-hari, camilan, oh ya, juga kamera, drone, dan payung. Semua sudah aku bawa!”Jules menyipitkan mata. “Bawa payung juga?”Jessie mengangkat kepala untuk melihat Jules, lalu berkata dengan serius, “Bagaimana kalau turun hujan? Bukannya akan terasa canggung?”Jules merasa tidak berdaya.Dua koper besar dan satu koper kecil sudah selesai dikemas. Jessie berdiri dan menatap barang bawaannya. Sepertinya memang agak berlebihan. Dia pun menggaruk pipinya sambil berkata, “Sepertinya

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2759

    Jodhiva menggenggam tangannya. “Kita bicarakan nanti.”Claire melihat ke sisi Jessie dan Jules. “Jody dan Jerry sudah mengadakan resepsi pernikahan. Bagaimana dengan kalian?”Jessie membalas, “Kata Kak Jules, cocoknya di tanggal 9 September. Karena cuaca di awal bulan September nggak tergolong dingin, cuaca di siang hari tergolong hangat. Kalau malam, cuaca akan terasa dingin.”Ariel merasa syok. “Cuaca bulan September di sini masih panas? Nggak, biasanya di Pulau Persia, bulan September itu musim panas.”Jessie tersenyum. “Musim dingin di Pulau Persia sama seperti musim gugur di sini. Kalau kamu tidak suka musim salju, kamu bisa kembali ke Pulau Persia.”Steven meletakkan cangkir tehnya sembari berpikir sejenak. “Tanggal 9 September. Bukannya hanya tersisa 13 hari saja? Cepat juga.”Claire mengangguk dengan tersenyum. “Cukup cepat juga.”Jodhiva melihat ke sisi Jules. “Pernikahan keluarga kerajaan pasti meriah?”Jules merangkul pundak Jessie. “Tentu saja. Pada saat itu, pernikahan aka

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2758

    Yogi mengangguk. “Aku akan melakukannya.”Setelah berpamitan dengan Shawn, mereka bertiga memasuki bandara.Pada saat bersamaan, di bandara Kota Jimbar.Mike dan Emilia mengantar Hiro di depan pintu. Mike menyerahkan koper kepadanya. “Kalau ada waktu, sering main ke sini.”Hiro mengambil kopernya sembari mengangguk. Kemudian, dia membalikkan tubuhnya, berjalan ke dalam bandara.Emilia yang sedang menggendong kucing menggigit bibirnya. Dia menundukkan kepalanya menatap Kiumi. “Kelak mungkin kamu tidak akan bertemu Paman lagi.”Mike melirik Emilia sekilas. “Astaga, masih tidak merelakannya?”“Kiumi yang nggak merelakannya.”“Aku rasa kamu yang tidak merelakannya.” Mike membalikkan tubuhnya dengan tersenyum, kemudian berjalan ke depan mobil. Emilia mengikuti di belakang. Mike membuka pintu. “Kamu ini masih kecil. Kamu selesaikan sekolahmu, lalu usahakan untuk kuliah di ibu kota.”Emilia duduk di bangku samping pengemudi. Ketika mendengar kuliah di ibu kota, dia langsung memalingkan kepala

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2757

    Seperti kata pepatah, setiap kerugian pasti akan disertai dengan keuntungan. Lagi pula, dari dermaga itu, Keluarga Amkasa hanya akan mendapat pemasukan dari biaya singgah kapal dagang Organisasi Naga.Sekarang, setelah kaki putra Sorox patah akibat dipukul oleh Anton, Keluarga Amkasa sama sekali tidak menunjukkan respons apa pun, itu berarti mereka telah sepenuhnya menyinggung Sorox.Jangan harap mereka bisa berbisnis seperti biasa di masa depan. Bahkan, Organisasi Naga mungkin akan menjadi musuh Keluarga Amkasa. Meskipun mereka tidak lagi menggunakan dermaga Keluarga Amkasa, mereka tetap bisa membuka jalur baru dengan cara mereka sendiri.Pada akhirnya, Keluarga Amkasa justru mempersempit jalan mereka sendiri hanya demi mempertahankan keuntungan kecil ini.Yogi membalikkan kepalanya untuk melihat Dessy. “Ayo, kita pergi.”“Yogi, sebenarnya apa maksudmu? Sebenarnya kamu mau bantu atau tidak!” jerit Febri.Tanpa menoleh, Yogi berkata, “Tunggu kabar saja.”Kemudian, Yogi meninggalkan tem

สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status