Hans segera bangkit dan berlari ke luar kamar untuk memanggil dokter. Segera setelah itu, dokter datang untuk memeriksa Noni di kamar pasien. Tidak lama kemudian, Elsa dan Roy juga datang dengan tergesa-gesa."Noni!" panggil Elsa yang melihat putrinya duduk di ranjang. Dia mengabaikan Hans yang berdiri di samping, lalu mengelus pipi putrinya dengan gugup. Elsa berkata sambil menangis, "Anakku, akhirnya kamu bangun juga.""Baguslah kalau sudah bangun," ucap Roy. Dia seolah-olah merasa lega. Beban di hatinya juga terlepas saat ini.Akan tetapi, ekspresi Noni sangat datar. Meskipun sudah bangun, dia tidak mengucapkan sepatah kata pun. Elsa memandangnya dengan heran. Tangannya menggeser rambut panjang putrinya yang menutupi wajah, lalu memanggil lagi, "Noni?"Bibir kering Noni akhirnya bergerak. Dia bertanya dengan suara serak, "Kamu ... siapa?"Elsa dan Roy terdiam seketika. Keduanya tiba-tiba menatap Hans yang juga terdiam di sana. Hans memandang Noni yang menunduk sambil memainkan jarin
Noni mengangguk karena sangat penasaran. Hans pun memandang ke kejauhan, lalu mulai bercerita, "Ini dimulai dari perjodohanku dengannya. Kala itu, aku hanya setuju dengan perjodohan yang diatur oleh keluarga, tapi aku tidak menyukainya ...."Hans pertama kali bertemu dengan Noni di sebuah perjamuan antara Keluarga Jetmadi dan Keluarga Zahra. Dia bukannya tidak pernah melihat Noni dari Grup Zahra sebelumnya, juga bukannya sama sekali tidak mengenalnya. Rumor tentang Noni yang sombong dan angkuh telah menjadi pusat perhatian sejak insiden di sebuah pesta sosialita beberapa tahun lalu. Lantaran tindakan Charine telah merugikan Keluarga Jetmadi, ayahnya memaksa Hans untuk menikahi wanita yang reputasinya hancur untuk mengokohkan Keluarga Jetmadi. Ini sungguh konyol bagi Hans. Di perjamuan tersebut, dia bertemu dengan Noni. Itu adalah kali pertama Hans benar-benar mengenalnya.Wanita itu sama sekali tidak sombong. Dia hanyalah seorang wanita yang anggun dan sederhana. Hans tahu bahwa setel
Pada saat itu, Hans berpikir, bukannya Noni berharap dia menikahinya? Apakah sikap hati-hati dan pengertian yang ditunjukkan oleh Noni selama ini, hanya berpura-pura saja?Hans bukannya tidak pernah merasa simpati dengan Noni. Ketika dia ingin menghibur wanita itu, Noni sama sekali tidak membutuhkan simpatinya. Apakah Noni tidak punya hati?Hans tidak tahu, dia juga tidak ingin tahu. Meskipun dia berselingkuh dengan Selly, sekalipun Noni tahu, dia tidak pernah menghentikannya. Apakah dia begitu rendah diri?Sebenarnya bukan. Noni sama sekali tidak pernah merasa rendah diri. Dia hanya bersikap dingin dan jauh lebih keras kepala daripada siapa pun.Hans pun mulai tidak bisa memahami wanita ini. Sebelumnya, Noni akan merasa senang ketika dia memperlakukannya dengan baik. Namun, setelah itu, Hans tidak pernah melihatnya bahagia lagi. Noni juga menjadi jarang tersenyum. Bahkan, ketika Hans mencoba mengajaknya makan, dia selalu menemukan alasan untuk menghindar.Noni mulai menghindari Hans.
Namun, Noni tidak mengatakan apa-apa.Kabar kehamilan Selly seolah-olah sebuah bom yang meledak di sisi Hans. Hans merasa sangat kacau. Yang satu adalah mantan yang tidak bisa dia tinggalkan, ditambah lagi wanita itu mengandung anaknya. Satunya lagi adalah wanita yang akan menikah dengannya. Hans tidak tahu apa yang seharusnya dirinya lakukan.Setiap melihat Selly menangis tersedu-sedu, Hans selalu teringat dengan Noni. Noni tidak pernah menangis. Sejak mengenal Noni, Hans tidak pernah melihat Noni menitikkan air mata atau menunjukkan kelemahan di hadapannya.Begitu pernikahan dibatalkan, Noni segera pindah dari apartemen. Sejak saat itu, Hans tidak bisa mengendalikan perasaannya. Dia menginginkan Noni saat dirinya mabuk. Pada akhirnya, dia menyentuh wanita yang pernah dia anggap jijik.Sebenarnya Noni tidak serendah yang dibayangkan Hans. Noni bukannya tidak bisa menangis. Wanita itu hanya tidak peduli. Hans akan merasa sedih jika melihat Noni menangis, jadi dia tidak ingin melihat No
"Jerry," tegur Claire. Dia awalnya ingin menghentikan ucapan putranya, tetapi sudah terlambat. Putranya ini malah mengatakan hal buruk tentang Jules. Begitu mendengar nama Jules, wajah Jessie yang awalnya ceria seketika menjadi cemberut.Jerry menyadari bahwa dirinya salah bicara. Dia menggaruk-garuk kepalanya seraya berucap, "Maaf, aku nggak bermaksud begitu. Undang saja kalau kamu mau. Aku bukannya ...."Sebelum ucapannya selesai, Jessie langsung berlari ke atas dan membanting pintu kamar. Suasana seketika menjadi hening. Claire memandang Jerry. Terlihat putranya sedang mengerucutkan bibirnya sambil berkata, "Aku nggak bermaksud begitu."Claire menepuk-nepuk kepala Jerry dan menyarankan, "Cepat pergi bujuk adikmu.""Ya, Bu," sahut Jerry. Dia segera meletakkan bunga yang ada di tangannya, lalu menuju ke atas. Setelah tiba di luar kamar Jessie, dia mengetuk pintu sembari berujar dengan sedikit berteriak, "Jessie, aku bersalah! Aku minta maaf, ya! Cepat buka pintunya!"Ketika mendengar
Pengawal itu mengangguk, lalu melaju pergi.“Ibu!” Jessie menarik Hiro ke sisi Claire, lalu memperkenalkan mereka, “Ibu, ini dia kakak yang kuceritakan sebelumnya.”Hiro menyapa dengan hormat, “Halo, Tante. Aku Hiro Cahyadi, anak kelas 6 SD yang satu sekolah dengan Jessie.”“Halo,” jawab Claire sambil tersenyum. Dia sangat puas terhadap sikap anak laki-laki yang sangat sopan ini. Kemudian, dia berkata pada Jessie dengan hangat, “Sebagai tuan rumah malam ini, kamu harus menjamu tamumu dengan baik, ya.”“Aku tahu. Ibu, aku pasti akan menjamunya dengan baik!” jawab Jessie sambil mengangguk.Setelah Jessie pergi bersama Hiro, Cherry yang sedang menggendong Grace berjalan mendekat dan berkata, “Putrimu populer juga di kalangan laki-laki.”Meskipun masih berumur sekitar 9-10 tahun, Jessie sudah sangat cantik. Setelah bertambah dewasa beberapa tahun lagi, dia pasti akan menjadi makin cantik.“Makanya aku sangat pusing,” jawab Claire sambil memijat pelipisnya. Setelah menjadi orang tua, dia le
“Kak Jerry, tolong bantu aku pegang bentar. Aku tersedak asap,” kata Jessie sambil menyerahkan sate yang belum dipanggang kepada Jerry. Meskipun terlihat terpaksa, Jerry tetap menerimanya. Kemudian, Cherry mengambil tisu dan mengelap wajah Jessie yang kotor karena terkena asap sambil berkata dengan menahan tawa, “Kok cuma panggang sate saja bisa jadi sekotor ini?”Hiro menatap Jerry, lalu berkata, “Biarkan aku saja yang memanggangnya.”“Nggak usah,” jawab Jerry dengan ketus sambil berjongkok dan menaruh kembali sate-sate itu ke panggangan.Jessie pun menepuk kepala Jerry sambil berkata, “Jangan bersikap begitu galak terhadap tamuku!”Jerry pun mengalah dan menyahut, “Iya, iya!”Lisa duduk di tempatnya dan menatap situasi ini dengan ekspresi yang agak sedih. Dia merasa dirinya seolah-olah tidak bisa berbaur dengan orang lain.Berbeda dengan suasana vila Javier yang ramai, suasana di Kediaman Zahra terasa agak dingin. Berhubung harus menyelesaikan urusan perusahaan, Roy tidak berada di
Noni hanya menatap Hans dalam diam. Dia sudah hamil, tetapi ibunya melarangnya untuk memberi tahu Hans. Di sisi lain, Hans mengatakan bahwa dirinya pernah melukai seorang wanita, tetapi malah selalu meminta maaf pada dirinya. Semua hal ini bagaikan potongan demi potongan rekaman yang tidak berhenti berputar dalam benak Noni. Meskipun tidak mengingat apa-apa, hatinya terasa sangat berat hingga dia kesulitan bernapas.“Noni, kamu kenapa?” tanya Hans. Dia hendak menyentuh wajah Noni, tetapi Noni tiba-tiba menghindar dan berkata, “Aku agak lelah dan ingin istirahat.”Tangan Hans yang terulur pun membeku di hadapan wajah Noni. Namun, berhubung Noni sudah berkata begitu, dia mau tak mau menarik kembali tangannya dan mengepalkannya erat-erat. Tidak lama kemudian, dia berdiri dan berkata sambil tersenyum, “Kalau begitu, istirahatlah. Aku akan datang menjengukmu lagi lain hari.”Setelah Hans pergi, Noni menatap punggungnya sambil melamun. Entah apa yang sedang dipikirkannya.Di bandara ibu kot
“Hujan terlalu lebat. Kami tidak bisa melihat wajah orang itu. Tapi, dari gerak-gerik mereka, sepertinya mereka itu preman.”Jules melihat ke sisi kamar pasien. Beberapa saat kemudian, dia berkata, “Kalian jaga dia dengan baik.”“Yang Mulia, tenang saja.”Jules meninggalkan rumah sakit, lalu memasuki mobil. Dia sungguh merasa geram. Saking geramnya, dia memukul setir mobil. Urat hijau kelihatan menonjol di punggung tangannya. Hanya saja, saat ini Jules semakin yakin lagi bahwa masalah ini berhubungan dengan pengurus rumah Keluarga Taylor.Namun sekarang Derrick belum siuman. Mereka tidak memiliki bukti untuk melaporkan masalah ini kepada pihak berwajib. …Beberapa hari kemudian, sebuah rekaman suara dipublikasikan oleh peretas. “Transaksi” Reyhan dan anggota menteri yang tidak diketahui orang-orang viral di internet dan menggemparkan semua orang.Mereka memang sudah menghabiskan banyak uang untuk menekan berita itu. Hanya saja, berita itu sudah dicetak di majalah dan juga sudah terjua
Usai berbicara, Benn mengangkat kepalanya untuk melihat orang-orang itu. “Jadi, anak dan istri Pangeran baik-baik saja. Untuk apa Pangeran balas dendam?”Semua menteri di dalam ruangan terdiam membisu. Jika benar seperti itu, Jules memang tidak memiliki kemungkinan untuk meracuni narapidana. Silvia memecahkan suasana tegang. “Kalian semua juga sudah mendengarnya. Aku sangat memahami putraku. Seandainya aku memilih untuk melindunginya, untuk apa aku membiarkannya diselidiki oleh pihak kepolisian? Kalau putraku dan menantuku dipersulit, apa tidak seharusnya aku maju?”“Urusan negara memang adalah urusanku. Tapi, urusan keluargaku juga urusanku. Kalau aku tidak sanggup untuk mengurus keluargaku, apa aku sanggup untuk mengurus urusan negara? Aku menerima banyak tekanan sejak aku duduk di posisi ini. Apa ini yang dinamakan rasa setia kalian? Atau aku mesti menyerahkan posisiku kepada kalian?”“Yang Mulia, kami tidak bermaksud seperti itu ….”“Tidak bermaksud seperti ini? Sudah berapa banya
Pria tua itu mempersilakan Derrick memasuki rumah. Istri dari pria tua itu menyuguhkan segelas teh hangat untuk Derrick. Si pria menyuruh istrinya untuk istirahat dulu, lalu bertanya, “Kira-kira apa yang ingin Tuan tanyakan?”“Begini, beberapa waktu lalu Brayden dibunuh. Aku menerima perintah atasanku untuk menyelidiki alasan kematian Tuan Brayden.”Ketika pria tua itu mendengar masalah kematian Brayden, dia pun terbengong. “Apa? Brayden sudah mati?”Derrick mengangguk. “Aku dengar-dengar sebelumnya kamu pernah menjadi tetangga Brayden. Apa kamu tahu masalah Tuan Brayden, termasuk masalah keluarganya?”Hujan di luar sana semakin deras saja.Setelah beberapa saat kemudian, Derrick berpamitan dengan pria tua itu. Saat dia berjalan ke depan mobilnya, dia menyadari ada yang aneh dengan sekitar, dia segera menghentikan langkahnya.Di tengah hujan, beberapa pria berpakaian hitam mendekati Derrick.Lampu di dalam ruang baca Keluarga Taylor kelihatan menyala. Reyhan berdiri di belakang jendel
Raut wajah Reyhan berubah muram. Dia berusaha untuk menahan amarahnya. “Masalah ini tidak ada hubungannya dengan Sissae. Wanita itu yang memanfaatkan Sissae. Sissae tidak mungkin melakukan hal yang akan mencelakai keturunan keluarga kerajaan.”“Oh, ya?” Silvia mengangkat cangkir teh. Tatapannya tertuju pada teh yang bening itu. “Kalau begitu, kenapa putraku dianggap sebagai tersangka ketika memeriksa penyebab kematian pengurus rumah itu?”“Yang Mulia, semua yang Pangeran adalah demi balas dendam terhadap istrinya. Pangeran mengutus anggotanya untuk mencari pelaku pembunuhan. Hanya saja, orang itu malah ditemukan dalam kondisi mati mengenaskan. Dalam masalah ini, Pangeran memang patut dicurigai.”“Kalau Jules patut dicurigai, memangnya Nona Sissae tidak patut untuk dicurigai?”Raut wajah Reyhan berubah tegang.Silvia mengangkat kepalanya untuk menatap Reyhan. Setiap ucapan yang dilontarkan sangat jelas. “Tahanan wanita itu memperalat Nona Sissae? Apa mungkin? Apa keuntungan baginya deng
Jules tidak berharap Jessie akan marah lagi. Nantinya Jules akan kesulitan untuk membujuknya.Kali ini, Derrick baru berkata, “Aku menemukan beberapa petunjuk. Pengurus Keluarga Taylor satu kampung dengan Brayden, sama-sama dari area utara.”Jules mengusap dagunya sembari berpikir. “Dari area utara. Petunjuk ini sangat berguna. Kamu utus anggota untuk memastikan di area utara. Oh, ya, kamu sebarkan saja berita ini. Alangkah bagusnya kalau berita ini terdengar sampai ke telinga orang itu.”Derrick mengangguk. “Aku mengerti.”Setelah Derrick meninggalkan tempat, Jessie pun menarik Jules. “Kak Jules, kematian Wika ada hubungannya dengan Keluarga Taylor, ‘kan?”Jules memiringkan kepalanya sembari menggenggam tangan Jessie. “Kemungkinannya seperti itu. Hanya saja, masih butuh bukti.” Usai berbicara, Jules memeluk Jessie, lalu mencium keningnya. “Tenang saja, aku sanggup menyelesaikannya.”…Setelah Sissae pulang dari kantor polisi, dia semakin murka saja. Dia membanting barang-barang dan me
Jules mengangkat-angkat pundaknya dengan acuh tak acuh. “Aku memang arogan karena orang yang seharusnya duduk di dalam tahanan bukan aku. Sebenarnya tidak sulit bagiku untuk bisa terlepas dari rasa curiga ini. Hanya saja, semuanya tergantung aku bersedia atau tidak saja.”Sissae tersenyum dingin, lalu menggertakkan giginya. “Jangan membohongi diri sendiri. Jules, sekarang hanyalah seorang pangeran yang nggak bisa melindungi diri sendiri. Selain aku, nggak ada lagi yang bisa menyelamatkanmu!”Pada saat ini, tiba-tiba polisi membuka pintu ruangan. “Tuan Jules, kamu sudah boleh pergi.”Raut wajah Sissae langsung berubah. “Mana mungkin?”Jules paling mencurigakan dalam masalah ini. Mana mungkin dia dilepaskan?Jules menyipitkan matanya sembari berpikir. Saat ini, terdengar lagi suara polisi. “Istrimu sudah memberi bukti kuat, bukan kamu yang meracuni Wrenka.”Jules tertegun sejenak. Dia segera berdiri, lalu meninggalkan ruangan interogasi tanpa menoleh sama sekali.Sissae masih terpaku di
Di dalam tahanan, di bawah bantuan Benn, Jerremy memperoleh kesempatan untuk bertemu dengan Jules. “Sebenarnya apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu malah masuk tahanan?”Jules bersandar di bangku, lalu melihat ke luar. “Kenapa kamu ada waktu luang untuk mengunjungiku?”“Siapa yang datang untuk mengunjungimu? Aku datang untuk bertanya sebenarnya apa yang kamu lakukan? Kamu juga sudah menyelidiki masalah adikku. Semua itu ada masalahnya dengan putri dari Keluarga Taylor. Bukannya yang mati hanya seorang pengurus rumah saja? Untuk apa kamu melanjutkan pemeriksaan lagi?”Alhasil Jules masuk ke dalam jebakan?Jules tersenyum. “Dengan mengandalkan rekaman suara yang kamu ekspos, Keluarga Taylor masih belum bisa mengalah. Kematian Wrenka berhubungan dengan Keluarga Taylor. Hanya saja, saksi mata sudah mati. Kita tidak memiliki bukti lagi. Kalau aku tidak duduk di sini, siapa lagi yang akan duduk di sini?”Jerremy melipat kedua tangan di depan dada. “Apa rencanamu selanjutnya?”Jules kembali ter
Miya pergi menyeduh teh.Jessie berjalan ke hadapan Dacia. “Apa sudah terjadi sesuatu dengan Jules?”Dacia tertegun sejenak. “Jessie ….”“Dacia, beri tahu aku, dia sudah dua hari nggak pulang. Ketika Derrick pulang waktu itu, dia hanya bilang ada yang mesti diurus Jules. Tapi aku tahu, meski dia ada urusan penting, dia juga bakal telepon buat kabari aku.”Seandainya bukan karena terjadi sesuatu terhadap Jules, mana mungkin dia akan meminta Derrick untuk menyampaikan ucapannya. Selama dua hari ini, Jules bahkan tidak mengirim pesan kepadanya.Dacia tahu masalah ini tidak bisa ditutupi lagi. Dia pun menunduk. “Maaf, Jessie. Seharusnya dia nggak ingin membuatku khawatir. Hanya saja, seharusnya kamu percaya sama dia.”Jessie duduk. “Kalian nggak beri tahu apa-apa sama aku. Gimana aku bisa percaya?”Dacia menarik napas dalam-dalam, lalu berkata dengan perlahan, “Jules ditahan untuk melakukan pemeriksaan. Pihak kepolisian curiga kematian dia dan wanita itu ada hubungannya untuk menyingkirkan
Dacia menyadari maksud dari ucapan polisi itu. Dia pun melihat ke sisi Diago. “Aku bisa menjamin bahwa masalah ini nggak ada hubungannya dengan Pangeran.”Kening si pria berkerut. Dia tidak berbicara.Diago memperkenalkan si pria dengan tersenyum. “Pak Arthur, dia muridku. Kebetulan dia juga ingin menyelidiki kasus ini.”Polisi yang bernama Arthur mengerutkan keningnya. Dia merasa bingung. “Apa hubungan dia dengan korban?”“Bukan, dia berhubungan dengan Pangeran. Dia adalah putrinya Lidya Ozara.”Arthur mengangguk. “Ternyata seperti itu.”Dacia melihat ke sisi Arthur, lalu bertanya, “Apa aku boleh tanya satu pertanyaan? Kenapa kamu merasa masalah ini ada hubungannya dengan Pangeran? Apa karena saat korban meninggal, anggota Pangeran kebetulan ada di tempat?”Arthur terdiam beberapa detik. “Memang tidak bisa membuktikan ada kaitan langsung dengan Yang Mulia, tapi Yang Mulia adalah orang pertama yang mencurigai bahwa Brayden meracuni makanan. Kematian Brayden jelas adalah tindakan pembun