Share

Bab 1269

Author: Daun Jahe
"Hans, aku sudah mengikuti keinginanmu, jadi ...." Sebelum Noni selesai bicara, Hans tiba-tiba melayangkan tamparan ke pipinya. Noni seketika mematung. Tamparan itu tidak keras, tetapi rasa sakitnya tidak hanya di fisik. Selain sengatan di pipi, hatinya juga hancur berantakan.

Hans mencengkeram bahu Noni dan mengimpitnya ke dinding. Dia melirik ke suatu tempat, lalu menahan wajah wanita itu dan memaksanya menatap matanya. "Noni, kamu cuma wanita bekas yang tidak diinginkan siapa pun. Jangan harap kamu bisa lepas dariku!" ujar Hans dengan dingin.

Mata Noni memerah, tetapi dia berusaha menahan air matanya supaya tidak terjatuh. Tanpa melihat ekspresi Noni, Hans langsung menyeretnya ke dalam lift.

Setelah keduanya pergi, seorang pria yang mengawasi mereka bergegas kembali ke ruang privat. Dia menghampiri Suryadi dan melapor, "Pak Suryadi, sepertinya rumor di luar benar. Pernikahan antara Keluarga Zahra dan Keluarga Jetmadi batal karena Pak Hans membenci Nona Noni. Tapi, nyalinya sangat be
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1270

    Hans memalingkan wajah, lalu segera menghidupkan mesin dan melajukan mobilnya. Setibanya di apartemen, Noni langsung pergi ke kamar mandi. Begitu keluar, dia melihat Hans sedang duduk di samping ranjang sambil merokok.Hans mematikan puntung rokoknya ke asbak seraya berkata, "Aku akan mengizinkanmu kembali ke Kediaman Zahra besok."Hans berdiri dan berjalan menghampiri Noni. Dia menangkup wajah wanita itu dengan telapak tangan, lalu menunduk dan menciumnya. Noni tidak melawan. Sebaliknya, dia berdiri kaku dalam dekapan Hans dan memaksakan diri untuk membalas ciuman pria itu. Hanya saja, matanya sama sekali tidak menunjukkan gejolak emosi.Hans tidak memaksa Noni malam itu, melainkan hanya menghadiahinya dengan kecupan beruntun. Saat pria itu sedang melimpahinya dengan kehangatan, dia justru merasa kedinginan. Di dalam kegelapan, Noni tidak bisa melihat sorot iba di mata Hans. Di sisi lain, Hans juga tidak bisa melihat kebencian yang terpancar kuat dari mata Noni.Keesokan harinya, Hans

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1271

    Hans tertawa, lalu wajahnya terlihat sedikit tegang dan dia tidak berbicara. Cahya memandang orang yang sedang menunggangi kuda seraya berucap, "Kita sudah kenal cukup lama. Aku tahu kamu itu orang yang keras hati saat menghadapi urusan percintaan. Aku memang tidak tahu apa yang terjadi di antara kamu dan Noni, tapi sepertinya Pak Roy sangat mengkhawatirkan anaknya."Hans tersenyum dan menimpali, "Cahya, sebaiknya kamu jangan ikut campur urusanku dengan Noni."Cahya meminum kopi, lalu menasihati, "Aku memang tidak berniat ikut campur. Tapi, aku mau ingatkan kamu, jangan keterlaluan."Hans terdiam. Setelah berbincang beberapa saat lagi, Hans pergi terlebih dahulu. Cahya memandang sosok Hans sambil merenung.....Di Perusahaan Soulna. Claire menatap Cherry sembari bertanya, "Pak Roy meminta Cahya untuk membujuk Hans?"Cherry yang duduk di sofa meminum teh, lalu tersenyum dan menyahut, "Iya. Kemarin Pak Roy langsung datang ke kediaman Keluarga Chaniago. Dia meminta suamiku untuk membujuk

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1272

    Noni hanya terdiam. Hans tertawa, lalu berucap dengan ekspresi muram, "Kamu tenang saja, aku tidak akan menghabisimu."Hans menjepit dagu Noni dengan erat seraya mengancam, "Aku tidak rela menghabisimu. Lagi pula, ada banyak cara untuk menyiksamu."Wajah Noni memucat dan dia mulai ketakutan. Hans melepaskan Noni, lalu menjalankan mobilnya. Setelah kembali ke apartemen, Hans menarik Noni ke kamar mandi. Hans mengisi air dingin di bak mandi sampai penuh. Kemudian, dia langsung mendorong Noni ke dalam bak mandi.Baju Noni basah dan tubuh Hans juga terciprat air. Noni kedinginan, tubuhnya gemetaran. Namun, sebelum Noni sempat merespons, Hans menjambak rambut Noni lagi dan bertanya, "Kamu mau mendesakku, ya? Kamu tidak takut mati?"Hans memasukkan kepala Noni ke dalam air lagi dan Noni berusaha memberontak. Noni segera menarik napas saat Hans mengangkat kepala Noni. Namun, Hans memasukkan kepala Noni ke dalam air lagi.Melihat Noni yang tidak memberontak lagi, Hans mengangkat kepala Noni. S

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1273

    Claire mengangguk dan berujar, "Ini sesuai dengan perkiraanku."Cherry memanggil pelayan, lalu melanjutkan, "Noni memang ada di apartemen Hans. Tapi, aku rasa dia dikurung Hans."Cherry memesan secangkir kopi. Dia bertanya setelah pelayan pergi, "Apa kamu nggak penasaran dengan jawaban Noni waktu aku bilang kamu yang mengajaknya bertemu?"Tangan Claire yang sedang memegang cangkir kopi terhenti sesaat, lalu dia lanjut meminum kopinya dan bertanya balik, "Apa yang dia bilang?""Noni bilang, dia nggak mau bertemu denganmu," jawab Cherry.Claire tertegun. Cherry tertawa dan berucap, "Sebenarnya aku membohongimu."Claire melipat kedua tangannya di dada sembari menatap Cherry, lalu Cherry tersenyum dan mencondongkan tubuhnya ke depan. Dia berkata, "Noni memang nggak menolak untuk bertemu denganmu. Tapi, dia juga nggak bilang mau kapan bertemu."Claire mengangguk dan menceletuk, "Dia menolakku secara halus."Cherry mengangkat alisnya seraya bertanya, "Kenapa? Kamu mau mengakhiri dendam di an

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1274

    Candice menggendong bayinya dengan hati-hati. Melihat bayinya menggenggam ibu jarinya, Candice yang tercengang berkomentar, "Ternyata bayi yang baru lahir kecil sekali.""Iya. Waktu aku melahirkan Louis, dia juga begitu kecil dan jelek," keluh Liliana.Louis merasa tidak berdaya saat mendengar ucapan Liliana. Sementara itu, Candice tertawa. Louis yang duduk di tepi tempat tidur juga menggendong anaknya. Namun, anaknya langsung menangis setelah digendong Louis.Louis yang panik bertanya, "Kenapa dia tiba-tiba menangis?"Claire menghampiri Louis dan berucap, "Coba aku yang gendong." Dia menggendong bayi Candice dan Louis. Gerakan Claire terlihat luwes saat menghibur bayi. Dalam sekejap, anak Candice dan Louis sudah berhenti menangis.Liliana mendekati Claire dan berkata, "Dia langsung tenang setelah digendong bibinya."Akhirnya, suster membawa bayinya kembali ke inkubator. Claire dan Cherry juga tidak berlama-lama lagi di rumah sakit karena tidak ingin mengganggu Candice istirahat. Merek

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1275

    Hans mengatakan bahwa dia tidak akan mencintai Noni selamanya. Noni terdiam, hatinya sangat sakit. Tubuhnya gemetaran dan air matanya mengalir."Aku tidak sengaja ...," ucap Hans. Dia memegang wajah Noni dan menariknya. Noni menggigit bahu Hans dan Hans yang kesakitan langsung mendorong Noni.Noni terjatuh di atas pecahan gelas. Hans segera menggendong Noni dan memanggil, "Noni!"Melihat kondisi Noni, Hans gemetaran. Wajah Noni tertusuk pecahan gelas dan ada pecahan gelas lain yang menempel di wajah Noni sehingga wajahnya berlumuran darah. Hans yang menggendong Noni segera berlari keluar.Di rumah sakit, Hans bersandar di dinding lorong sambil merokok. Tangan dan kerah baju Hans ternodai darah Noni. Begitu teringat dengan luka di wajah Noni, Hans menutup wajahnya dengan tangan. Dia berusaha menahan rasa sakitnya, lalu air matanya mengalir.Hans berjalan kembali ke kamar pasien dengan ekspresi putus asa. Dia duduk di kursi seraya memandang wajah kanan Noni yang dibalut dengan perban. Ha

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1276

    Hans mengemudikan mobilnya ke pantai dan melihat seseorang berdiri di bawah mercusuar yang tidak jauh dari sana. Dia tiba-tiba menghentikan mobilnya, keluar, dan langsung berlari ke arah mercusuar. Pria itu bahkan tidak peduli dengan ponselnya yang sedang berdering. Hans bergegas menuju sosok itu sambil berseru, "Noni! Jangan ...."Namun, Noni tanpa ragu melompat ke laut. Ombak yang ganas menelan tubuhnya. Air laut yang dingin membuat semua suara terisolasi sambil melingkupi tubuhnya yang tenggelam perlahan. Tiba-tiba, tangan seseorang menarik lengannya. Hans memeluknya dan segera berenang ke atas.Di tepi pantai, Hans terus menekan dada Noni dengan kedua tangannya untuk melakukan CPR. Hawa dingin menusuk wajahnya, tetapi dia sama sekali tidak berani berhenti sejenak. Lengan Hans yang berotot terus menekan dada Noni. Dia mencoba memulihkan jantungnya sambil berkata, "Noni, aku mohon .... Tolong bangun!"Tak lama kemudian, beberapa mobil berhenti di belakang mobil Hans. Cahya dan rombon

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1277

    Roy datang ke stasiun perawat untuk bertanya, "Kenapa putriku masih belum siuman juga?"Seorang perawat melihat rekam medis sejenak, lalu menjawab perlahan, "Biasanya, pasien mengalami kondisi seperti ini karena beberapa faktor psikologis. Mereka sering kali mengalami fluktuasi emosi yang besar. Setelah diselamatkan, pasien yang sebelumnya mencoba untuk kabur dari kenyataan dengan cara ekstrem seperti ini, bakal terperangkap dalam keadaan menutup diri.""Jadi, pasien sebenarnya sadar, tapi dia enggan bangun. Dia membutuhkan kehadiran keluarga untuk lebih sering mendampinginya dan mengajaknya berbicara agar bisa merangsang saraf otaknya. Ini bisa bantu mempercepat proses kesadaran putrimu," tambah si perawat.Roy pun mengangguk. Dia berjalan kembali ke kamar pasien dengan langkah berat. Roy mendapati istrinya sedang duduk di samping ranjang sambil menangis diam-diam. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu mengambil mantel dan meletakkannya di atas bahu Elsa. Kemudian, Roy berkata, "Kamu ha

Latest chapter

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2769

    “Oh, ya, di mana Kak Ariel?” tanya Bastian.Jodhiva membalas, “Dia lagi temani ayahnya untuk jalan-jalan. Sekarang aku juga mau nyusul ke sana. Aku permisi dulu.”Usai berbicara, Jodhiva meninggalkan tempat.Bastia berdecak sembari menggeleng. “Orang yang sudah punya istri memang berbeda.”“Kamu ngomongnya seolah-olah kamu nggak sama dengan dia.” Yura juga meninggalkan tempat.Bastian meletakkan gelasnya, lalu mengikuti langkah Yura. “Hei, kenapa kamu malah meninggalkanku. Tunggu aku.”Claire berhenti di hadapan Javier. Javier menggandeng tangannya. “Sudah selesai mengenang masa lalu?”“Menurutmu? Bukannya sore nanti, kamu dan Ayah akan pergi ke Kediaman Keluarga Tanaka?”Javier tersenyum. “Aku lagi menunggumu untuk makan di sana.”Roger berjalan di sisi Izza, lalu menatap mereka. “Tuan Javier, Nyonya Claire. Kalau begitu, kamu pergi cari Ayah Angkat dulu.”Javier mengangguk. Dia merangkul pundak Claire, lalu berjalan ke koridor. Cahaya matahari dipantulkan ke sisi jendela. Bayangan d

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2768

    Jessie tersenyum lebar. “Kalau begitu, aku akan mengenakan mahkota ini saat pernikahanku nanti. Anggap saja sebagai iklan desain ibuku.”Jules memeluk Jessie dari belakang. “Yang penting kamu suka.”…Anggota Keluarga Fernando baru tiba di Negara Hyugana dua hari sebelum resepsi pernikahan. Mereka tinggal di hotel yang dipesan Jules. Seluruh hotel ini telah dipesan oleh anggota keluarga kerajaan untuk menjamu para hadirin.Keluarga Chaniago dan Keluarga Kenata juga telah datang. Tobias juga tidak absen. Bahkan Shinta, Erin, Levin, dan Samuel yang berasal dari dunia hiburan juga telah datang. Tentu saja, Yura dan Bastian juga masuk dalam daftar undangan.Claire tiba di restoran. Pelayan membawanya ke dalam ruangan VIP. Ketika melihat pria yang duduk di dalam sana, dia pun tersenyum. “Ayah Angkat.”Owl memutar tubuhnya dengan perlahan. Sudah bertahun-tahun mereka tidak bertemu. Owl masih seperti dulu saja, tapi tubuhnya kelihatan lebih kurus dari sebelumnya. Claire langsung maju untuk m

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2767

    Orang lainnya juga ikut tersenyum.Menjelang malam, seluruh kota diselimuti dengan cahaya lampu neon. Setelah Jessie dan Jules menyelesaikan makan malam, mereka pun kembali ke Kompleks Amara.Jessie baru selesai mandi. Rambutnya pun masih basah. Jules mengambil handuk dari tangan Jessie, lalu membantunya untuk mengeringkan rambut.Saat ini, Jessie duduk di depan meja rias sembari menatap orang di dalam cermin. Senyuman merekah di atas wajahnya. “Kak Jules, aku sangat menantikan resepsi pernikahan kita.”“Oh, ya?” Jules mengusap rambut lembut Jessie. “Aku juga menantikannya.”“Aku merasa hidupku sangat sempurna karena bisa menikah dengan orang yang paling aku cintai, apalagi bisa bersama orang yang aku cintai berjalan ke jenjang berikutnya.”Jules pun tertawa, lalu membungkukkan tubuhnya untuk berbisik di samping telinga Jessie. “Apa kamu tahu, keinginan dalam hidupku juga sudah terwujud.”Jessie menoleh untuk menatapnya. “Keinginan apa?”Jules berbisik di samping telinga Jessie, “Menik

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2766

    Hiro mengiakan.“Setelah di luar beberapa saat, kamu menjadi semakin dewasa saja.” Naomi menepuk-nepuk pundaknya. “Semoga kamu bisa semakin baik lagi.”Hiro hanya tersenyum dan tidak berbicara.…Dalam sekejap mata, akhirnya telah sampai ke akhir bulan. Liburan Jessie dan yang lain sudah berakhir. Mereka pun kembali ke ibu kota.Claire dan Javier berdiri di depan halaman untuk menunggu mereka. Setelah mereka menuruni mobil, Jessie langsung berlari ke sisi mereka. “Ayah, Ibu!” Dia langsung memeluk kedua orang tuanya.Javier mengusap kepala Jessie dengan tidak berdaya. “Padahal kamu sudah dewasa, masih saja minta dipeluk.”Senyuman di wajah Jessie semakin lebar lagi. “Tapi, di mata kalian, selamanya aku itu anak kecil!”Claire tersenyum tipis. Dia menatap beberapa orang yang berjalan kemari. “Baguslah kalau kalian bermain dengan gembira. Ayo, kita ke dalam dulu. Nanti malam kita makan bersama.”Setelah Dacia dan Ariel memasuki rumah, mereka duluan naik ke lantai atas untuk melihat anak.

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2765

    Jules menatap mereka. “Kebetulan sekali kalian juga ada di sini.”Yura membalas, “Aku dan Bastian memang ada di sini. Setelah lihat unggahan Jessie, aku baru tahu ternyata kalian juga di sini.”Jessie membawanya ke tempat duduk. “Kalau begitu, kita tinggal beberapa hari bersama.”Setelah Bastian duduk, Jodhiva memperkenalkannya kepada Dacia dan Jessie. “Ini adik iparku, Dacia, dan adikku, Jessie.”“Aku pernah bertemu mereka di pernikahanmu.” Bastian masih mengingatnya. Dia pun berkata, “Adikmu itu satu sekolah dengan istriku. Istriku sering mengungkitnya.”Yura menatapnya. “Istrimu? Belum pasti aku akan menjadi istrimu.”Kening Bastian berkerut. “Kita saja sudah tunangan. Apa kamu masih bisa menikah sama orang lain?”Semua orang pun tertawa. Hanya Jessie saja yang terbengong. “Tunangan apaan? Yura, kamu sudah tunangan?”Yura berdeham ringan. “Aku lupa beri tahu kamu.”“Kamu nggak setia kawan banget, sih. Malah nggak beri tahu aku. “Jessie mencemberutkan bibirnya. Dia benar-benar tidak

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2764

    Bos pemilik permainan berkata, “Dua puluh ribu diberi tiga kesempatan.”“Mahal sekali? Dua puluh ribu hanya diberi tiga kali kesempatan saja?” Dacia merasa sangat tidak menguntungkan.Bos mengangkat kepalanya. “Ini sudah paling murah. Tempat lain malah tiga puluh ribu.”Jessie menarik Dacia. “Dua puluh ribu juga nggak masalah. Nggak gampang bagi mereka untuk berbisnis. Kita juga cuma main-main saja.”Seusai berbicara, Jessie mengeluarkan uang tunai sebesar empat puluh ribu kepada bos. “Berarti enam kali kesempatan, ya.”Bos menyerahkan enam gelang kepada Jessie. Jessie menyukai sebuah gelang. Dia tahu gelang itu hanya barang KW, tapi kelihatannya sangat cantik. Jessie melempar ke sana, tetapi dia tidak berhasil mendapatkannya.Setelah melempar dua kali lagi, Jessie masih saja tidak berhasil mendapatkan targetnya. Sekarang hanya tersisa tiga kali kesempatan.Ketika melihat Jessie putus asa, Ariel pun mengambil sisa gelang dari tangan Jessie. “Coba lihat aku.”Ariel melirik tepat ke sisi

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2763

    Larut malam, kota kuno ini terasa sunyi dan hening, hanya suara serangga yang bergema di antara rerumputan.Sebuah lampu menerangi rerumputan di luar tenda, menambah suasana menjadi semakin hening dan tenang.Jessie membalikkan tubuhnya masih belum tertidur. Saat sebuah tangan panjang merangkul pinggangnya, lalu memasukkan Jessie ke dalam pelukannya. “Tidak bisa tidur?”“Emm.” Jessie bersandar di dalam pelukannya. “Kak Jules, aku ingin ke toilet, tapi aku nggak berani.”Jules mencium kening Jessie. “Biar aku temani.”Mereka berdua berjalan keluar tenda. Jules mengeluarkan senter, lalu berjalan bersama Jessie. Saat mereka tiba di depan pepohonan, Jessie membalikkan tubuhnya untuk menatap Jules. “Tunggu aku di sini.”Jules mengangguk. “Panggil aku kalau ada apa-apa.”Jessie berjalan ke dalam pepohonan, tetapi dia juga tidak berani berjalan terlalu jauh.Setelah buang air, Jessie segera keluar dan memeluk lengannya. “Selesai.”Jules mengulurkan tangan untuk merangkul Jessie.Setelah kemba

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2762

    Jodhiva juga tersenyum. “Cepat juga, tapi masih tergolong pagi.”Jessie menyandarkan kepalanya di atas paha Jules sembari memandang langit. Beberapa saat kemudian, dia bertanya, “Kenapa rasanya bakal turun hujan?”Orang-orang langsung melihat ke sisi Jessie.Jerremy menarik napas dalam-dalam. “Kamu jangan sembarangan bicara.”Dacia memandang ke atas langit. Langit memang kelihatan cerah, tetapi malah kelihatan mendung di bagian atas gunung. “Mungkin cuma mendung saja?”Sudah jam segini, tapi matahari masih belum menampakkan diri. Seharusnya hanya mendung, tidak sampai tahap turun hujan.Ariel berkata, “Ramalan cuaca hari ini tidak mengatakan akan turun hujan hari ini. Aku merasa seharusnya tidak akan turun hujan.”Kecuali, ramalan cuaca tidak akurat!Beberapa orang tinggal sejenak. Jules merasa ada tetesan air di wajahnya. Dia mengusap sejenak. “Eh, turun hujan, deh.”Ariel duduk di tempat. “Apa?”Jessie menunjukkan senyuman canggung di wajahnya. “Firasatku mengatakan bakal turun hujan

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2761

    Yang lain juga sudah setuju.Setelah masakan disajikan, Jessie melihat makanan berwarna putih dengan berbentuk seperti kipas. Dia bertanya pada bos, “Apa ini?”Bos memperkenalkan dengan tersenyum, “Ini namanya ‘milk fan’, terbuat dari susu. Karena warnanya putih dan agak transparan, ditambah bentuknya seperti kipas, makanan ini pun diberi nama ‘milk fan’.”Ariel mencicipinya. “Emm, rasanya enak juga.”Dacia dan Jerremy juga telah mencicipinya. Rasanya memang cukup enak.Setelah masakan selesai dimasak, Bos pun menyajikan ke atas meja. “Ini adalah mie beras dengan ditaburi ayam dingin dan berbagai bahan tambahan. Ayam dimasak dengan bumbu khas, lalu disiram dengan saus buatan sendiri, minyak cabai, minyak lada hitam, dan ditambahkan kenari panggang. Ini adalah salah satu makanan khas daerah kami. Biasanya para wisatawan juga sangat menyukainya.”Jessie mencicipi sesuap. Ariel pun bertanya, “Gimana rasanya?”Jessie mengangguk, lalu menyantapnya dengan suapan besar.Yang lain juga ikut me

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status