Tuan Javier.” Tiba-tiba Fendra berjalan ke sisinya. “Apa kamu melihat Claire? Aku telepon malah tidak diangkat.”Begitu ucapan Fendra selesai dilontarkan, Kayla berlagak syok. “Apa? Nggak diangkat? Jangan-jangan telah terjadi sesuatu dengan Claire?”Fendra menatap Kayla dengan penuh curiga. Apa Kayla benar-benar sedang perhatian terhadap Claire?“Apa? Apa benar ada yang melakukan hal seperti itu di ruang istirahat?”“Ngapain aku bohongi kamu. Tadi waktu kami ingin pergi ke ruang istirahat, kami malah mendengar suara seperti itu dari dalam ruangan. Apa mereka nggak takut akan kepergok?”Ucapan para wanita yang melewati sisinya terdengar jelas di telinga Javier.Melihat ekspresi muram Javier, Kayla pun merasa gembira. Dia sengaja berkata, “Ruang istirahat? Apa mungkin? Tadi waktu aku nanya pelayan, katanya Claire lagi di ruang istirahat ….”Tatapan Javier semakin dingin lagi. Dia langsung melangkahkan kakinya ke ruang istirahat.Kayla menatap bayangan punggung Javier yang semakin menjauh
Kenapa bisa seperti ini? Kenapa sasaran mereka menjadi Noni?“Apa yang terjadi?” Claire berjalan ke kerumunan, lalu bertanya layaknya tidak mengetahui apa-apa.Fendra segera berjalan maju. “Claire, kamu ke mana saja? Kenapa mereka semua mengatakan kamu lagi ….”“Aku keluar untuk terima panggilan. Ada apa?” Claire berlagak kebingungan.Javier menatap Claire. Sebenarnya ketika berada di luar tadi, dari suara itu, Javier yakin wanita di dalam sana bukanlah Claire.Ketika Kayla melihat keberadaan Claire, dia pun mengepal erat kedua tangannya tanda dirinya sangat geram.Menjengkelkan sekali! Jelas-jelas dialah yang seharusnya menjadi sasaran? Kenapa jadi Noni?Celaka!Setelah Noni melihat Claire, wajahnya terlihat semakin muram lagi. “Kamu! Kamu telah mencelakaiku!”Noni berdiri hendak menampar Claire, tetapi langkahnya dihalangi oleh sekuriti.“Dasar wanita murahan! Kamu telah mencelakaiku. Aku nggak akan lepaskan kamu. Aku nggak akan lepasin kamu!” jerit Noni sambil menangis kuat.Claire
Sayangnya, Kayla dan Noni sudah tidak bisa lepas dari tanggung jawab lagi.Di dalam mobil.Javier mengendarai mobil kembali ke vila. Claire yang sedang duduk di sampingnya terus menatap jendela luar. Lelaki ini tidak berbicara. Entah hal ini adalah hal baik atau buruk bagi Claire.Saat lampu merah, Javier menghentikan mobilnya, lalu memalingkan kepalanya ke sisi wanita dengan tatapan panas.Seolah-olah bisa merasakannya, Claire memalingkan kepalanya dan bertatapan dengan lelaki itu. “Tuan Javier, kenapa kamu melihatku seperti ini?”Javier mengangkat-angkat alisnya. “Apa aku perlu alasan untuk melihat wanitaku?”Claire pun tersenyum. “Jadi wanitamu terlalu berbahaya. Kalau orang yang berada di dalam ruang istirahat tadi itu aku, sepertinya kamu nggak bakal bicara seperti ini lagi.”Tatapan Javier spontan berubah dingin. Jika wanita di dalam ruang istirahat tadi adalah Claire, apa yang akan dia lakukan? Sepertinya dia akan membunuh semua lelaki yang telah menodai Claire.Javier mengalihk
Melihat sang putri menangis dengan histeris, Elsa pun memeluknya. “Bukankah hanya Keluarga Adhitama? Kamu tenang saja, sekarang ayahmu juga tidak akan melepaskan Keluarga Adhitama. Kamu dengar kata Ibu, makan dulu.”Dengan tidak gampangnya Elsa berhasil menenangkan emosi Noni, pengurus rumah malah muncul di depan pintu. “Nyonya, ada seorang wanita yang bernama Claire ingin bertemu dengan Nona Noni.”Mendengar nama “Claire”, kedua mata Noni langsung terbelalak. “Aku nggak mau ketemu wanita jalang itu! Aku nggak mau! Semua gara-gara dia! Semua gara-gara dia!”Elsa menenangkan Noni sambil bertanya dengan ekspresi serius, “Dia telah mencelakai putriku, kenapa dia masih berani ke sini?”Pengurus rumah menunduk. “Dia adalah wanitanya Tuan Javier. Katanya ada yang ingin dia bicarakan dengan Nona Noni.”Wanitanya Tuan Javier? Jangan-jangan dia adalah wanita yang dipublikasikan Javier waktu itu?Elsa mengerutkan keningnya. Dia tidak boleh menyinggung Keluarga Fernando, tetapi putrinya sudah sen
“Anggota Keluarga Adhitama juga. Orang itu adalah kakak tiriku, anak dari ibu tiriku.”Elsa langsung menatap Claire. “Apa yang ingin kamu lakukan?”“Aku bisa menyelamatkan putrimu, tapi persyaratannya adalah apakah putrimu bersedia untuk menyesali perbuatannya atau tidak. Dengan tingkat viral berita ini, sepertinya berita ini masih akan heboh dalam beberapa waktu. Semua orang akan menginjak-injak harga diri putrimu. Tapi aku yakin kamu ingin semua orang tahu kalau putrimu itu difitnah, ‘kan?”Jelas sekali hati Elsa telah tergerak. Benar, sekarang nama putrinya sedang viral di media sosial. Seandainya kabar ini terus viral, bagaimana nasib putrinya kelak?Daripada orang-orang mengira putrinya bermasalah, lebih baik dia mengekspos bahwa ada yang mencelakai putrinya. Semua orang pasti akan iba terhadap putrinya, setidaknya Elsa bisa menyelamatkan citra putrinya.Masalah memang telah terjadi, sudah tidak bisa dihapuskan lagi. Hanya saja, jika semua orang tahu putrinya telah dijebak, orang-
[ @RumputTetangga: Itu desainer yang lagi terkenal dalam beberapa waktu ini, ‘kan? Tak disangka dia akan melakukan hal seperti ini. Ternyata hasil karya bagus tidak menunjukkan karakter seseorang. Aku tidak akan beli perhiasaan Perusahaan Vienna lagi. ]Banyak warganet sedang mengutarakan pemikiran mereka di kolom komentar.[ @CumaSatuSaja: Jangan banyak omong lagi! Semuanya sudah terbukti! Bekukan saja akunnya. ][ @MakanEnakKapanKurusnya: Apa kamu pantas menjadi desainer perhiasan? Keberadaanmu telah menghina hasil karya itu! ][ @Giselle: Lucu sekali! Seorang desainer gaya gothic bahkan tidak kenal sama Dila. Dengar-dengar dia hanya mempelajari desain selama satu bulan dan bisa mengeluarkan desain seperti ini. Konyol sekali! Aku bahkan curiga hasil karya itu tidak ada hubungannya sama dia. ]…Kediaman Adhitama.Kayla dimaki warganet hingga tidak berani mengeluarkan ponselnya. Dia merasa hidupnya telah berada di ambang keruntuhan.Imelda sungguh khawatir. Dia berjalan ke sisi Kayla,
Steven melihat mereka bertiga. “Kenapa Ibu kalian tidak bisa menerima ayah kalian?”Ketiga bocah cilik saling bertukar pandang, lalu menceritakan apa yang pernah dialami ibu mereka. Setelah Steven mendengarnya, raut wajahnya berubah muram.Steven tidak peduli dengan latar belakang keluarganya Claire. Hari ini, dia baru mengetahui ternyata Claire adalah anak sah dari Keluarga Adhitama. Meskipun Keluarga Adhitama adalah keluarga kecil, Keluarga Fernando tetap menerimanya.Tak disangka, putra bodohnya malah ditipu oleh putri haram Keluarga Adhitama selama enam tahun. Pantas saja Claire tidak bersedia menerima putranya.Rasakan!“Kakek, apa kamu berharap Ibu dan Ayah bisa bersama?” tanya Jerry.Steven mendengus. “Tentu saja.”Jarang-jarang putranya menemukan wanita yang disukainya. Tentu saja Steven tidak akan memisahkan mereka berdua. Putranya bisa terlepas dari status lajangnya juga berkat wanita itu!Di dalam kamar, Javier membaringkan Claire di atas ranjang. Claire yang jatuh ke atas r
“Krukk ….”Terdengar suara keroncongan dari perut Claire. Suara itu terdengar sangat keras di ruangan yang hening ini.Tiba-tiba si lelaki ketawa. “Lapar? Aku kira kamu bakal tidur sampai pagi.”Claire melirik Javier, lalu berkata, “Kalau kamu tahu aku lagi lapar, bisa nggak lepasin aku?”Javier melepaskan tangannya, lalu menepuk-nepuk kepala Claire. “Aku pergi siapkan makanan dulu.”Claire pun terdiam.Claire berjalan turun ke lantai bawah. Dia juga mengira dirinya akan tidur sampai pagi. Siapa sangka sekarang baru jam dua subuh. Tadi sore Claire sungguh capek. Dia juga tidak tahu bagaimana dia bisa pulang.Javier sedang mempersiapkan makanan di dapur. Claire melirik ke sisi dapur dan dia pun terkejut.Si lelaki bertubuh jangkung sedang berdiri di dalam dapur. Saat ini, dia sedang mengenakan setelan piama yang longgar. Tidak terlihat ekspresi dingin di wajahnya. Hanya saja, siapa yang percaya bahwa lelaki yang sedang memasak di dapur itu adalah Tuan Javier Fernando!Javier memasak sem
“Oh, ya, di mana Kak Ariel?” tanya Bastian.Jodhiva membalas, “Dia lagi temani ayahnya untuk jalan-jalan. Sekarang aku juga mau nyusul ke sana. Aku permisi dulu.”Usai berbicara, Jodhiva meninggalkan tempat.Bastia berdecak sembari menggeleng. “Orang yang sudah punya istri memang berbeda.”“Kamu ngomongnya seolah-olah kamu nggak sama dengan dia.” Yura juga meninggalkan tempat.Bastian meletakkan gelasnya, lalu mengikuti langkah Yura. “Hei, kenapa kamu malah meninggalkanku. Tunggu aku.”Claire berhenti di hadapan Javier. Javier menggandeng tangannya. “Sudah selesai mengenang masa lalu?”“Menurutmu? Bukannya sore nanti, kamu dan Ayah akan pergi ke Kediaman Keluarga Tanaka?”Javier tersenyum. “Aku lagi menunggumu untuk makan di sana.”Roger berjalan di sisi Izza, lalu menatap mereka. “Tuan Javier, Nyonya Claire. Kalau begitu, kamu pergi cari Ayah Angkat dulu.”Javier mengangguk. Dia merangkul pundak Claire, lalu berjalan ke koridor. Cahaya matahari dipantulkan ke sisi jendela. Bayangan d
Jessie tersenyum lebar. “Kalau begitu, aku akan mengenakan mahkota ini saat pernikahanku nanti. Anggap saja sebagai iklan desain ibuku.”Jules memeluk Jessie dari belakang. “Yang penting kamu suka.”…Anggota Keluarga Fernando baru tiba di Negara Hyugana dua hari sebelum resepsi pernikahan. Mereka tinggal di hotel yang dipesan Jules. Seluruh hotel ini telah dipesan oleh anggota keluarga kerajaan untuk menjamu para hadirin.Keluarga Chaniago dan Keluarga Kenata juga telah datang. Tobias juga tidak absen. Bahkan Shinta, Erin, Levin, dan Samuel yang berasal dari dunia hiburan juga telah datang. Tentu saja, Yura dan Bastian juga masuk dalam daftar undangan.Claire tiba di restoran. Pelayan membawanya ke dalam ruangan VIP. Ketika melihat pria yang duduk di dalam sana, dia pun tersenyum. “Ayah Angkat.”Owl memutar tubuhnya dengan perlahan. Sudah bertahun-tahun mereka tidak bertemu. Owl masih seperti dulu saja, tapi tubuhnya kelihatan lebih kurus dari sebelumnya. Claire langsung maju untuk m
Orang lainnya juga ikut tersenyum.Menjelang malam, seluruh kota diselimuti dengan cahaya lampu neon. Setelah Jessie dan Jules menyelesaikan makan malam, mereka pun kembali ke Kompleks Amara.Jessie baru selesai mandi. Rambutnya pun masih basah. Jules mengambil handuk dari tangan Jessie, lalu membantunya untuk mengeringkan rambut.Saat ini, Jessie duduk di depan meja rias sembari menatap orang di dalam cermin. Senyuman merekah di atas wajahnya. “Kak Jules, aku sangat menantikan resepsi pernikahan kita.”“Oh, ya?” Jules mengusap rambut lembut Jessie. “Aku juga menantikannya.”“Aku merasa hidupku sangat sempurna karena bisa menikah dengan orang yang paling aku cintai, apalagi bisa bersama orang yang aku cintai berjalan ke jenjang berikutnya.”Jules pun tertawa, lalu membungkukkan tubuhnya untuk berbisik di samping telinga Jessie. “Apa kamu tahu, keinginan dalam hidupku juga sudah terwujud.”Jessie menoleh untuk menatapnya. “Keinginan apa?”Jules berbisik di samping telinga Jessie, “Menik
Hiro mengiakan.“Setelah di luar beberapa saat, kamu menjadi semakin dewasa saja.” Naomi menepuk-nepuk pundaknya. “Semoga kamu bisa semakin baik lagi.”Hiro hanya tersenyum dan tidak berbicara.…Dalam sekejap mata, akhirnya telah sampai ke akhir bulan. Liburan Jessie dan yang lain sudah berakhir. Mereka pun kembali ke ibu kota.Claire dan Javier berdiri di depan halaman untuk menunggu mereka. Setelah mereka menuruni mobil, Jessie langsung berlari ke sisi mereka. “Ayah, Ibu!” Dia langsung memeluk kedua orang tuanya.Javier mengusap kepala Jessie dengan tidak berdaya. “Padahal kamu sudah dewasa, masih saja minta dipeluk.”Senyuman di wajah Jessie semakin lebar lagi. “Tapi, di mata kalian, selamanya aku itu anak kecil!”Claire tersenyum tipis. Dia menatap beberapa orang yang berjalan kemari. “Baguslah kalau kalian bermain dengan gembira. Ayo, kita ke dalam dulu. Nanti malam kita makan bersama.”Setelah Dacia dan Ariel memasuki rumah, mereka duluan naik ke lantai atas untuk melihat anak.
Jules menatap mereka. “Kebetulan sekali kalian juga ada di sini.”Yura membalas, “Aku dan Bastian memang ada di sini. Setelah lihat unggahan Jessie, aku baru tahu ternyata kalian juga di sini.”Jessie membawanya ke tempat duduk. “Kalau begitu, kita tinggal beberapa hari bersama.”Setelah Bastian duduk, Jodhiva memperkenalkannya kepada Dacia dan Jessie. “Ini adik iparku, Dacia, dan adikku, Jessie.”“Aku pernah bertemu mereka di pernikahanmu.” Bastian masih mengingatnya. Dia pun berkata, “Adikmu itu satu sekolah dengan istriku. Istriku sering mengungkitnya.”Yura menatapnya. “Istrimu? Belum pasti aku akan menjadi istrimu.”Kening Bastian berkerut. “Kita saja sudah tunangan. Apa kamu masih bisa menikah sama orang lain?”Semua orang pun tertawa. Hanya Jessie saja yang terbengong. “Tunangan apaan? Yura, kamu sudah tunangan?”Yura berdeham ringan. “Aku lupa beri tahu kamu.”“Kamu nggak setia kawan banget, sih. Malah nggak beri tahu aku. “Jessie mencemberutkan bibirnya. Dia benar-benar tidak
Bos pemilik permainan berkata, “Dua puluh ribu diberi tiga kesempatan.”“Mahal sekali? Dua puluh ribu hanya diberi tiga kali kesempatan saja?” Dacia merasa sangat tidak menguntungkan.Bos mengangkat kepalanya. “Ini sudah paling murah. Tempat lain malah tiga puluh ribu.”Jessie menarik Dacia. “Dua puluh ribu juga nggak masalah. Nggak gampang bagi mereka untuk berbisnis. Kita juga cuma main-main saja.”Seusai berbicara, Jessie mengeluarkan uang tunai sebesar empat puluh ribu kepada bos. “Berarti enam kali kesempatan, ya.”Bos menyerahkan enam gelang kepada Jessie. Jessie menyukai sebuah gelang. Dia tahu gelang itu hanya barang KW, tapi kelihatannya sangat cantik. Jessie melempar ke sana, tetapi dia tidak berhasil mendapatkannya.Setelah melempar dua kali lagi, Jessie masih saja tidak berhasil mendapatkan targetnya. Sekarang hanya tersisa tiga kali kesempatan.Ketika melihat Jessie putus asa, Ariel pun mengambil sisa gelang dari tangan Jessie. “Coba lihat aku.”Ariel melirik tepat ke sisi
Larut malam, kota kuno ini terasa sunyi dan hening, hanya suara serangga yang bergema di antara rerumputan.Sebuah lampu menerangi rerumputan di luar tenda, menambah suasana menjadi semakin hening dan tenang.Jessie membalikkan tubuhnya masih belum tertidur. Saat sebuah tangan panjang merangkul pinggangnya, lalu memasukkan Jessie ke dalam pelukannya. “Tidak bisa tidur?”“Emm.” Jessie bersandar di dalam pelukannya. “Kak Jules, aku ingin ke toilet, tapi aku nggak berani.”Jules mencium kening Jessie. “Biar aku temani.”Mereka berdua berjalan keluar tenda. Jules mengeluarkan senter, lalu berjalan bersama Jessie. Saat mereka tiba di depan pepohonan, Jessie membalikkan tubuhnya untuk menatap Jules. “Tunggu aku di sini.”Jules mengangguk. “Panggil aku kalau ada apa-apa.”Jessie berjalan ke dalam pepohonan, tetapi dia juga tidak berani berjalan terlalu jauh.Setelah buang air, Jessie segera keluar dan memeluk lengannya. “Selesai.”Jules mengulurkan tangan untuk merangkul Jessie.Setelah kemba
Jodhiva juga tersenyum. “Cepat juga, tapi masih tergolong pagi.”Jessie menyandarkan kepalanya di atas paha Jules sembari memandang langit. Beberapa saat kemudian, dia bertanya, “Kenapa rasanya bakal turun hujan?”Orang-orang langsung melihat ke sisi Jessie.Jerremy menarik napas dalam-dalam. “Kamu jangan sembarangan bicara.”Dacia memandang ke atas langit. Langit memang kelihatan cerah, tetapi malah kelihatan mendung di bagian atas gunung. “Mungkin cuma mendung saja?”Sudah jam segini, tapi matahari masih belum menampakkan diri. Seharusnya hanya mendung, tidak sampai tahap turun hujan.Ariel berkata, “Ramalan cuaca hari ini tidak mengatakan akan turun hujan hari ini. Aku merasa seharusnya tidak akan turun hujan.”Kecuali, ramalan cuaca tidak akurat!Beberapa orang tinggal sejenak. Jules merasa ada tetesan air di wajahnya. Dia mengusap sejenak. “Eh, turun hujan, deh.”Ariel duduk di tempat. “Apa?”Jessie menunjukkan senyuman canggung di wajahnya. “Firasatku mengatakan bakal turun hujan
Yang lain juga sudah setuju.Setelah masakan disajikan, Jessie melihat makanan berwarna putih dengan berbentuk seperti kipas. Dia bertanya pada bos, “Apa ini?”Bos memperkenalkan dengan tersenyum, “Ini namanya ‘milk fan’, terbuat dari susu. Karena warnanya putih dan agak transparan, ditambah bentuknya seperti kipas, makanan ini pun diberi nama ‘milk fan’.”Ariel mencicipinya. “Emm, rasanya enak juga.”Dacia dan Jerremy juga telah mencicipinya. Rasanya memang cukup enak.Setelah masakan selesai dimasak, Bos pun menyajikan ke atas meja. “Ini adalah mie beras dengan ditaburi ayam dingin dan berbagai bahan tambahan. Ayam dimasak dengan bumbu khas, lalu disiram dengan saus buatan sendiri, minyak cabai, minyak lada hitam, dan ditambahkan kenari panggang. Ini adalah salah satu makanan khas daerah kami. Biasanya para wisatawan juga sangat menyukainya.”Jessie mencicipi sesuap. Ariel pun bertanya, “Gimana rasanya?”Jessie mengangguk, lalu menyantapnya dengan suapan besar.Yang lain juga ikut me