Sayangnya, Kayla dan Noni sudah tidak bisa lepas dari tanggung jawab lagi.Di dalam mobil.Javier mengendarai mobil kembali ke vila. Claire yang sedang duduk di sampingnya terus menatap jendela luar. Lelaki ini tidak berbicara. Entah hal ini adalah hal baik atau buruk bagi Claire.Saat lampu merah, Javier menghentikan mobilnya, lalu memalingkan kepalanya ke sisi wanita dengan tatapan panas.Seolah-olah bisa merasakannya, Claire memalingkan kepalanya dan bertatapan dengan lelaki itu. “Tuan Javier, kenapa kamu melihatku seperti ini?”Javier mengangkat-angkat alisnya. “Apa aku perlu alasan untuk melihat wanitaku?”Claire pun tersenyum. “Jadi wanitamu terlalu berbahaya. Kalau orang yang berada di dalam ruang istirahat tadi itu aku, sepertinya kamu nggak bakal bicara seperti ini lagi.”Tatapan Javier spontan berubah dingin. Jika wanita di dalam ruang istirahat tadi adalah Claire, apa yang akan dia lakukan? Sepertinya dia akan membunuh semua lelaki yang telah menodai Claire.Javier mengalihk
Melihat sang putri menangis dengan histeris, Elsa pun memeluknya. “Bukankah hanya Keluarga Adhitama? Kamu tenang saja, sekarang ayahmu juga tidak akan melepaskan Keluarga Adhitama. Kamu dengar kata Ibu, makan dulu.”Dengan tidak gampangnya Elsa berhasil menenangkan emosi Noni, pengurus rumah malah muncul di depan pintu. “Nyonya, ada seorang wanita yang bernama Claire ingin bertemu dengan Nona Noni.”Mendengar nama “Claire”, kedua mata Noni langsung terbelalak. “Aku nggak mau ketemu wanita jalang itu! Aku nggak mau! Semua gara-gara dia! Semua gara-gara dia!”Elsa menenangkan Noni sambil bertanya dengan ekspresi serius, “Dia telah mencelakai putriku, kenapa dia masih berani ke sini?”Pengurus rumah menunduk. “Dia adalah wanitanya Tuan Javier. Katanya ada yang ingin dia bicarakan dengan Nona Noni.”Wanitanya Tuan Javier? Jangan-jangan dia adalah wanita yang dipublikasikan Javier waktu itu?Elsa mengerutkan keningnya. Dia tidak boleh menyinggung Keluarga Fernando, tetapi putrinya sudah sen
“Anggota Keluarga Adhitama juga. Orang itu adalah kakak tiriku, anak dari ibu tiriku.”Elsa langsung menatap Claire. “Apa yang ingin kamu lakukan?”“Aku bisa menyelamatkan putrimu, tapi persyaratannya adalah apakah putrimu bersedia untuk menyesali perbuatannya atau tidak. Dengan tingkat viral berita ini, sepertinya berita ini masih akan heboh dalam beberapa waktu. Semua orang akan menginjak-injak harga diri putrimu. Tapi aku yakin kamu ingin semua orang tahu kalau putrimu itu difitnah, ‘kan?”Jelas sekali hati Elsa telah tergerak. Benar, sekarang nama putrinya sedang viral di media sosial. Seandainya kabar ini terus viral, bagaimana nasib putrinya kelak?Daripada orang-orang mengira putrinya bermasalah, lebih baik dia mengekspos bahwa ada yang mencelakai putrinya. Semua orang pasti akan iba terhadap putrinya, setidaknya Elsa bisa menyelamatkan citra putrinya.Masalah memang telah terjadi, sudah tidak bisa dihapuskan lagi. Hanya saja, jika semua orang tahu putrinya telah dijebak, orang-
[ @RumputTetangga: Itu desainer yang lagi terkenal dalam beberapa waktu ini, ‘kan? Tak disangka dia akan melakukan hal seperti ini. Ternyata hasil karya bagus tidak menunjukkan karakter seseorang. Aku tidak akan beli perhiasaan Perusahaan Vienna lagi. ]Banyak warganet sedang mengutarakan pemikiran mereka di kolom komentar.[ @CumaSatuSaja: Jangan banyak omong lagi! Semuanya sudah terbukti! Bekukan saja akunnya. ][ @MakanEnakKapanKurusnya: Apa kamu pantas menjadi desainer perhiasan? Keberadaanmu telah menghina hasil karya itu! ][ @Giselle: Lucu sekali! Seorang desainer gaya gothic bahkan tidak kenal sama Dila. Dengar-dengar dia hanya mempelajari desain selama satu bulan dan bisa mengeluarkan desain seperti ini. Konyol sekali! Aku bahkan curiga hasil karya itu tidak ada hubungannya sama dia. ]…Kediaman Adhitama.Kayla dimaki warganet hingga tidak berani mengeluarkan ponselnya. Dia merasa hidupnya telah berada di ambang keruntuhan.Imelda sungguh khawatir. Dia berjalan ke sisi Kayla,
Steven melihat mereka bertiga. “Kenapa Ibu kalian tidak bisa menerima ayah kalian?”Ketiga bocah cilik saling bertukar pandang, lalu menceritakan apa yang pernah dialami ibu mereka. Setelah Steven mendengarnya, raut wajahnya berubah muram.Steven tidak peduli dengan latar belakang keluarganya Claire. Hari ini, dia baru mengetahui ternyata Claire adalah anak sah dari Keluarga Adhitama. Meskipun Keluarga Adhitama adalah keluarga kecil, Keluarga Fernando tetap menerimanya.Tak disangka, putra bodohnya malah ditipu oleh putri haram Keluarga Adhitama selama enam tahun. Pantas saja Claire tidak bersedia menerima putranya.Rasakan!“Kakek, apa kamu berharap Ibu dan Ayah bisa bersama?” tanya Jerry.Steven mendengus. “Tentu saja.”Jarang-jarang putranya menemukan wanita yang disukainya. Tentu saja Steven tidak akan memisahkan mereka berdua. Putranya bisa terlepas dari status lajangnya juga berkat wanita itu!Di dalam kamar, Javier membaringkan Claire di atas ranjang. Claire yang jatuh ke atas r
“Krukk ….”Terdengar suara keroncongan dari perut Claire. Suara itu terdengar sangat keras di ruangan yang hening ini.Tiba-tiba si lelaki ketawa. “Lapar? Aku kira kamu bakal tidur sampai pagi.”Claire melirik Javier, lalu berkata, “Kalau kamu tahu aku lagi lapar, bisa nggak lepasin aku?”Javier melepaskan tangannya, lalu menepuk-nepuk kepala Claire. “Aku pergi siapkan makanan dulu.”Claire pun terdiam.Claire berjalan turun ke lantai bawah. Dia juga mengira dirinya akan tidur sampai pagi. Siapa sangka sekarang baru jam dua subuh. Tadi sore Claire sungguh capek. Dia juga tidak tahu bagaimana dia bisa pulang.Javier sedang mempersiapkan makanan di dapur. Claire melirik ke sisi dapur dan dia pun terkejut.Si lelaki bertubuh jangkung sedang berdiri di dalam dapur. Saat ini, dia sedang mengenakan setelan piama yang longgar. Tidak terlihat ekspresi dingin di wajahnya. Hanya saja, siapa yang percaya bahwa lelaki yang sedang memasak di dapur itu adalah Tuan Javier Fernando!Javier memasak sem
Javier memeluk Claire untuk duduk di atas pangkuannya. “Beri tahu aku.”Claire juga kehabisan tenaga untuk meronta lagi. Taktik lelaki berengsek ini terlalu banyak, Claire pun tidak sanggup untuk menghadapinya. Sekarang dia malah menggunakan taktik kekanak-kanakan ini untuk membuatnya jera!Jadi, Claire hanya bisa menangkap tangan Javier lantaran takut akan digelitiknya lagi. “Aku memang sudah kenal lama sama dia, tapi aku nggak tahu hubungannya dengan ibuku.” Sebenarnya Claire juga penasaran dengan hubungan mereka.Javier menyadari sepertinya Claire tidak sedang berbohong. Dia pun berkata dengan perlahan, “Kamu juga tidak tahu identitasnya?”“Aku nggak peduli dengan identitas Paman River. Pokoknya, selain ibuku, dia adalah orang terdekatku.”Mereka memang tidak memiliki hubungan darah, tetapi sejak dulu Claire sudah menganggap River sebagai anggota keluarganya sendiri. Mungkin, hanya River yang bisa membuatnya mengingat keberadaan sang ibu.Javier menunduk, sepertinya Claire benar-ben
Semua orang mengira Kayla sedang membalas dendamnya terhadap Noni. Ujung bibir Claire pun melengkung ke atas. Dia mengambil ponselnya untuk menghubungi Elsa.Sekitar pukul sepuluh, Elsa menggunakan akun Facebook Noni untuk mengunggah sebuah rekaman video.Dari video tersebut terlihat kondisi Noni sangatlah buruk saat ini. Tatapannya terlihat linglung dan dia pun sudah kurus banyak. Sungguh berbeda dengan foto cantik yang biasa diunggahnya di Facebook. Ini adalah pertama kali Noni menampakkan diri setelah masalah itu.[ Saya dan Nona Claire memang sempat memiliki konflik. Tapi orang yang mencelakaiku bukanlah Claire. Malam itu, saya diperalat. Saya juga bersalah karena gampang dalam memercayai orang lain. Saya tidak ingin merahasiakannya lagi. Di sini, saya mengucapkan maaf kepada semuanya. ][ @BigFace: Korban saja sudah merekam video untuk melakukan klarifikasi. Hei, para penggemar desainer itu, buka mata kalian lebar-lebar, jangan sampai otak kalian dicuci sama dia. ][ @WajibBelajar
Jules merangkul Jessie di dalam dekapannya. “Apa benar kamu tidak takut?”Jessie bersandar di dalam pelukannya. “Kamu juga nggak pernah lukai aku.”Dagu Jules bersandar di atas kepala Jessie. Dia pun tersenyum. “Kamu sudah mempertaruhkan nyawamu demi menemaniku. Apa mungkin aku tega untuk melukaimu? Jessie, ada yang ingin aku tanyakan sama kamu. Waktu itu, saat mereka menculikku ke Area Andes, apa kamu tidak takut ketika mengikutiku?”Jessie mengangkat kepalanya untuk menatap Jules. Senyumannya sangat lebar. “Aku nggak takut. Karena aku tahu ayahku pasti akan datang untuk menyelamatkan kita. Lagi pula, kamu juga bakal lindungi aku.”Jules tertegun sejenak, lalu menurunkan kelopak mata untuk menatapnya. “Aku melindungimu? Jelas-jelas kamu yang melindungiku?”Jessie berkata dengan tersenyum, “Sebenarnya aku juga nggak tahu kenapa aku bisa mengambil risiko untuk mengikutimu. Tapi setahuku, aku nggak menyesal.”Jules memeluk Jessie dengan erat, lalu menempelkan bibir di atas kening Jessie.
Yura tidak berbicara, tidak tahu apa yang sedang dia pikirkan.Di sisi lain, Jules menghentikan mobilnya di depan Vila Laguna. Jessie menuruni mobil, lalu memandang vila dengan nuansa klasik dengan kaget. “Jangan-jangan vila ini ditinggalkan Kakek untuk kamu?”Jules mengangguk. “Vila ini tempat tinggal nenekku. Setelah dia meninggal, hak milik vila ini jatuh ke tangan kakekku. Kakekku tidak tega untuk melelangnya, makanya vila ini dibiarkan kosong.”Usai berbicara, Jules mengulurkan tangannya ke sisi Jessie. “Aku bawa kamu pergi jalan-jalan.”Jessie menggandeng tangan Jules dengan tersenyum, lalu bersamanya berjalan di taman bunga yang luas ini.Vila ini berjarak sangat dekat dengan istana. Dari sini, mereka bisa melihat jam di atas menara istana. Lokasi ini juga berada di pusat bisnis.Di dalam taman terdapat kolam buatan dan jembatan kecil, serta beberapa gazebo. Air mancur, patung, jalan setapak yang dikelilingi pohon phoenix, serta kebun mawar saling melengkapi di bawah sinar matah
Pintu diketuk. Hiro melihat dari celah jari tangannya. “Masuk.”Saat melihat Yura memasuki ruangan, Hiro pun merasa kaget. “Kenapa kamu ke sini?”Yura mengangkat kantongan plastik. Di dalamnya berisi camilan dan juga bir. “Aku khawatir kamu akan bosan. Jadi, aku datang untuk melihatmu.”Yura meletakkan botol bir di atas meja, lalu mengeluarkan camilan. “Pada saat seperti ini, kamu pasti ingin minum alkohol, ‘kan?”Hiro tersenyum datar. “Kamu sudah baca berita?”“Sepertinya selain orang buta, semuanya sudah membaca berita itu.” Yura membuka sekaleng bir, lalu menyerahkannya kepada Hiro.Hiro mengambil kaleng bir, lalu meminumnya.Yura duduk di seberang Hiro. “Apa lukamu sudah sembuh?”Hiro mengiakan dengan acuh tak acuh.Yura mengangkat kepala untuk menatap Hiro. Beberapa saat kemudian, dia pun berkata, “Jujur saja, aku merasa sudah seharusnya kamu melepaskan Jessie. Dia sudah menikah. Kamu juga nggak bisa mengubah kenyataan itu.”“Jadi?” Hiro memutar bola matanya. “Tujuan kamu kemari m
“Sebenarnya bukan, mungkin karena dia tidak ingin menambah rasa sedih setelah dia meninggal nanti. Meskipun kamu bertemu dia untuk yang terakhir kalinya, kamu juga tidak bisa mengubah apa pun. Kamu juga akan bersedih dan tidak bisa menerima kenyataan ini. Kalau dia melihatmu yang seperti itu, bisa jadi dia akan semakin merasa bersalah dan semakin tidak tenang lagi.”Dacia menurunkan kelopak matanya dan tidak berbicara. Beberapa saat kemudian, Dacia pun menunjukkan senyuman di wajahnya. “Terima kasih sudah menghiburku.”Di dalam vila, Daniel menyadari kepulangan mereka. Dia berdiri dengan perlahan. Saat dia menyadari kedua mata merah Dacia, dia yakin Dacia sudah mengetahui masalah kematian Raja Willie.“Dacia.”“Ayah, kamu nggak usah khawatir. Aku baik-baik saja.”Usai berbicara, Dacia membalikkan tubuhnya untuk naik ke lantai atas.Daniel menatap bayangan punggung Dacia yang menaiki tangga dengan raut cemas. Jerremy memalingkan kepalanya untuk menatap Daniel. “Tadi dia pergi ke istana.
Carly berjalan ke sisi Dacia. “Dacia, kamu … apa kamu baik-baik saja?”Dacia menggeleng. Saat ini, dia sudah tidak bisa berkata-kata lagi.Carly berusaha menenangkan Dacia di samping hingga kedatangan Jerremy. Jerremy menebak Dacia sudah mengetahui kabar itu. Itulah sebabnya dia bergegas ke akademi untuk mencari Dacia.Jerremy merangkul Dacia. “Terima kasih. Serahkan saja dia kepadaku.”Carly mengangguk.Jerremy membawa Dacia ke dalam mobil, lalu bergegas meninggalkan akademi. Dia membawa Dacia ke istana. Saat Dacia merasa bingung, kebetulan Jessie dan Jules berjalan keluar istana. “Dacia, beri penghormatan terakhir kepada kakekmu.”Dacia mengepal erat kedua tangannya, lalu bergegas berlari ke dalam istana.Saat ini, istana kedatangan banyak pejabat dan politikus dari seluruh penjuru. Jasad Raja Willie diletakkan di dalam kotak kaca. Raut wajahnya terlihat sangat santai, seolah-olah sedang tidur saja.Dacia muncul di depan aula, kemudian disusul dengan Jules. Dia melangkahkan kakinya p
Jules menatapnya. “Bagaimana kondisi tubuhmu?”Willie membalas dengan tersenyum, “Tidak apa-apa. Namanya juga sudah tua, wajar kalau sering sakit. Aku sudah bekerja selama bertahun-tahun. Aku selalu mendedikasikan diriku dalam urusan negara. Aku tidak merasa bersalah terhadap rakyatku, tapi aku merasa aku bersalah terhadap kalian.”Jules menggigit bibirnya dan tidak berbicara.Tatapan Raja Willie tertuju pada luar jendela. Tatapannya kelihatan datar. “Aku bersalah terhadap nenekmu, juga bersalah terhadap ibumu, kamu, dan juga Dacia.”Willie merasa sakit hati dengan perbuatan yang dilakukan ibunya Dacia. Bagaimanapun, Lidya juga adalah putrinya. Terlebih, sebenarnya Dacia juga tidak bersalah.Jessie memutar sedikit bola matanya. “Kakek, kamu mesti jaga kesehatanmu dengan baik. Jadi, kamu bakal punya kesempatan untuk menebus kesalahanmu. Dacia juga nggak bakal salahin kamu.”Ketika mendengar ucapan Jessie, Willie pun tersenyum. “Semoga saja seperti itu.”Willie mulai terbatuk-batuk. Jule
Jules merangkul pundak Jessie. Dia menggigit bagian yang sudah digigit Jessie tadi. “Emm, manis sekali, seperti aroma Jessie.”Wajah Jessie terasa panas. “Kamu … aku suruh kamu coba ubinya. Kenapa kamu sembarangan bicara, sih?”Senyuman di wajah Jules semakin lebar lagi. “Tadi kamu baru makan di rumah Kak Jerry. Sekarang kamu malah mau makan ubi.”“Putramu lagi lapar, bukan aku.”“Putra kita jago makan juga, sepertinya kelak dia akan menjadi bocah gendut.”Jessie mengusap perutnya sembari tersenyum. “Bisa jadi dia itu gadis gendut.”Jules mengesampingkan rambut Jessie. Dia melihat Jessie yang semakin rakus itu dengan tersenyum. “Tidak masalah. Aku suka dua-duanya.”Pada saat ini, ponsel Jessie tiba-tiba berdering. Dia mengambil ponsel, lalu melihat sekilas. Ternyata ada panggilan masuk dari Silvia.“Ibu?”Silvia berkata dengan tersenyum, “Sayangku, malam ini aku dan ayahmu tinggal di istana, tidak pulang ke rumah. Ingat bantu aku sampaikan kepada Jules. Oh, ya, kalau Jules berani menin
Jules tersenyum. “Mereka semua baik-baik saja. Bagaimana dengan Paman?”Daniel mengangguk sembari mengangkat gelas teh. “Aku juga baik-baik saja.”Jerremy berjalan menuruni tangga. Ketika melihat keberadaan Jules, dia pun berkata, “Pintar juga, datangnya saat jam makan.”Jessie mencondongkan kepalanya keluar dapur. “Jangan tindas suamiku!”Jerremy terdiam membisu.Daniel pun tersenyum, lalu mengalihkan topik pembicaraan. “Hari ini kita makan hotpot saja?”Jessie segera menimpali, “Iya, hotpot enak, kok!”Jules mengatakan, “Aku ikut istriku saja.”Saat Daniel hendak berbicara, Jerremy malah menunjukkan rasa tidak puasnya. “Masa makan ….”Dacia langsung berdeham.Jerremy berlagak merenung, lalu memiringkan kepalanya. “Iya, makan hotpot saja.”Senyuman di wajah Jessie semakin lebar lagi.Pada jam lima sore, meja makan sudah dipenuhi dengan bahan makanan, seperti daging sapi, daging ayam, daging ikan, daging udang, dan berbagai jenis sayur hijau. Bukan hanya itu saja, ada juga camilan di s
Jodhiva berjalan keluar. “Apa kamu tidak pernah berendam?”“Nggak ada musim dingin di Pulau Persia. Siapa juga yang akan berendam?” Ariel menoleh. Ketika melihat Jodhiva hanya membungkus setengah tubuhnya dengan handuk, dia segera mengalihkan pandangannya.Jodhiva berjalan ke belakang Ariel, lalu mengulurkan tangan untuk memeluk Ariel. “Bukannya kamu mau berendam air panas?”Ariel menarik napas dalam-dalam. “Aku memang mau berendam, tapi kamu malah menggodaku.”Jodhiva pun tersenyum. “Sekalian.”Usai berbicara, Jodhiva langsung menggendong Ariel.Ariel memeluk leher Jodhiva sembari memejamkan matanya. “Jangan ceburin aku!”Jodhiva membawanya turun ke dalam pemandian air panas. Seiring dengan suara “byur”, air memercik ke segala arah. Ariel muncul ke permukaan. Rambut panjangnya yang basah menempel di punggungnya.Ariel mengusap air di wajahnya dan berteriak, “Dasar berengsek!”Jodhiva memeluk Ariel di dalam pelukannya. “Ariel.”Ariel hanya merasa jari tangannya terasa dingin. Dia pun t