Claire yang mengenakan congsam berjalan keluar ruangan bersama Javier. Saat mereka berdua kembali ke aula, semua pasang mata pun tertuju pada diri mereka.Javier masih sama seperti biasa, menunjukkan ekspresi dinginnya. Sementara, Claire yang ditatap semua orang bahkan tidak berani melihat Javier.Tadi Claire tidak melakukan apa-apa! Ahh! Claire ingin sekali gegar otak!âClaire.âFendra berjalan ke sisinya, lalu bertanya dengan khawatir, âLukamu tidak apa-apa, âkan?ââNggak kenapa-napa, kok. Hanya luka kecil, sudah diobati juga,â balas Claire dengan tersenyum.Javier merangkul pinggang Claire, lalu berkata kepada Fendra dengan tersenyum, âTuan Fendra tidak usah khawatir. Sekarang ada aku di sisinya, aku akan menjaganya.âKayla yang berada di dalam kerumunan tampak geram. Dia menggenggam gelas anggurnya dengan erat. Hingga saat ini, tatapan semua orang masih tertuju pada diri Claire dan juga Javier. Ketika mendengar suara iri dari orang-orang sekitar, Kayla pun semakin kesal lagi.Tidak
Setelah semuanya diatur oleh Noni, Kayla baru pura-pura memberi tahu Javier. Kemudian, dia membawa orang-orang untuk pergi mencari Claire. Pada saat itu, sepertinya Claire telah menjadi sasaran permainan para lelaki bayarannya.Sekarang Kayla sungguh tidak sabaran untuk melihat gambaran itu. Setelah malam ini, nama Claire pasti akan hancur! Memangnya kenapa kalau dia memiliki darah daging Javier? Keluarga Fernando tidak mungkin akan menerima wanita tidak suci seperti Claire!Claire dan pelayan masuk ke ruang tunggu. Saat ini, Noni sedang menunggunya di dalam ruangan.Setelah pelayan meninggalkan tempat, Noni berdiri berjalan ke sisinya. âNona Claire, maaf, sebelumnya semua itu salahku. Kali ini, aku mengajakmu untuk bertemu karena ingin minta maaf sama kamu. Apa kamu bersedia untuk memaafkanku?âNoni menarik tangan Claire. Tampak ekspresi serius di wajahnya. Seandainya Claire tidak mengetahui rencana mereka, sepertinya dia akan mengira Noni memang telah menyadari kesalahannya.Claire m
Claire berjalan ke sisi lelaki berpakaian hitam. Kemudian, dia mengeluarkan ponsel dari saku Noni yang tidak menyadarkan diri. Setelah membuka kunci ponsel dengan sidik jari, Claire pun mengirim pesan menyuruh Kayla untuk kemari setelah 20 menit.Setelah pesan dikirim, Claire menyimpan ponsel kembali ke saku Noni. Dia berdiri, lalu berkata, âKak Martin, aku serahkan masalah ini kepadamu.âSi lelaki berpakaian hitam pun mengangguk.Claire meninggalkan ruang tunggu, lalu berjalan ke sisi balkon. Terdapat seorang lelaki paruh baya berambut pirang berdiri di depan sana. Dia membalikkan tubuhnya secara perlahan, lalu tampak si lelaki mengenakan kacamata gagang tipis bermodel kuno. Dia yang mengenakan jas hitam terlihat sangat berkelas dan berkarisma.âPaman River, kebetulan sekali kamu ke sini.â Claire berjalan menghampirinya dengan senyuman bandel.Lelaki berkelas dan berkarisma itu tak lain adalah River. Dari penampilannya, tidak ada yang akan menyangka bahwa lelaki bule tampan ini telah
Tuan Javier.â Tiba-tiba Fendra berjalan ke sisinya. âApa kamu melihat Claire? Aku telepon malah tidak diangkat.âBegitu ucapan Fendra selesai dilontarkan, Kayla berlagak syok. âApa? Nggak diangkat? Jangan-jangan telah terjadi sesuatu dengan Claire?âFendra menatap Kayla dengan penuh curiga. Apa Kayla benar-benar sedang perhatian terhadap Claire?âApa? Apa benar ada yang melakukan hal seperti itu di ruang istirahat?ââNgapain aku bohongi kamu. Tadi waktu kami ingin pergi ke ruang istirahat, kami malah mendengar suara seperti itu dari dalam ruangan. Apa mereka nggak takut akan kepergok?âUcapan para wanita yang melewati sisinya terdengar jelas di telinga Javier.Melihat ekspresi muram Javier, Kayla pun merasa gembira. Dia sengaja berkata, âRuang istirahat? Apa mungkin? Tadi waktu aku nanya pelayan, katanya Claire lagi di ruang istirahat âĶ.âTatapan Javier semakin dingin lagi. Dia langsung melangkahkan kakinya ke ruang istirahat.Kayla menatap bayangan punggung Javier yang semakin menjauh
Kenapa bisa seperti ini? Kenapa sasaran mereka menjadi Noni?âApa yang terjadi?â Claire berjalan ke kerumunan, lalu bertanya layaknya tidak mengetahui apa-apa.Fendra segera berjalan maju. âClaire, kamu ke mana saja? Kenapa mereka semua mengatakan kamu lagi âĶ.ââAku keluar untuk terima panggilan. Ada apa?â Claire berlagak kebingungan.Javier menatap Claire. Sebenarnya ketika berada di luar tadi, dari suara itu, Javier yakin wanita di dalam sana bukanlah Claire.Ketika Kayla melihat keberadaan Claire, dia pun mengepal erat kedua tangannya tanda dirinya sangat geram.Menjengkelkan sekali! Jelas-jelas dialah yang seharusnya menjadi sasaran? Kenapa jadi Noni?Celaka!Setelah Noni melihat Claire, wajahnya terlihat semakin muram lagi. âKamu! Kamu telah mencelakaiku!âNoni berdiri hendak menampar Claire, tetapi langkahnya dihalangi oleh sekuriti.âDasar wanita murahan! Kamu telah mencelakaiku. Aku nggak akan lepaskan kamu. Aku nggak akan lepasin kamu!â jerit Noni sambil menangis kuat.Claire
Sayangnya, Kayla dan Noni sudah tidak bisa lepas dari tanggung jawab lagi.Di dalam mobil.Javier mengendarai mobil kembali ke vila. Claire yang sedang duduk di sampingnya terus menatap jendela luar. Lelaki ini tidak berbicara. Entah hal ini adalah hal baik atau buruk bagi Claire.Saat lampu merah, Javier menghentikan mobilnya, lalu memalingkan kepalanya ke sisi wanita dengan tatapan panas.Seolah-olah bisa merasakannya, Claire memalingkan kepalanya dan bertatapan dengan lelaki itu. âTuan Javier, kenapa kamu melihatku seperti ini?âJavier mengangkat-angkat alisnya. âApa aku perlu alasan untuk melihat wanitaku?âClaire pun tersenyum. âJadi wanitamu terlalu berbahaya. Kalau orang yang berada di dalam ruang istirahat tadi itu aku, sepertinya kamu nggak bakal bicara seperti ini lagi.âTatapan Javier spontan berubah dingin. Jika wanita di dalam ruang istirahat tadi adalah Claire, apa yang akan dia lakukan? Sepertinya dia akan membunuh semua lelaki yang telah menodai Claire.Javier mengalihk
Melihat sang putri menangis dengan histeris, Elsa pun memeluknya. âBukankah hanya Keluarga Adhitama? Kamu tenang saja, sekarang ayahmu juga tidak akan melepaskan Keluarga Adhitama. Kamu dengar kata Ibu, makan dulu.âDengan tidak gampangnya Elsa berhasil menenangkan emosi Noni, pengurus rumah malah muncul di depan pintu. âNyonya, ada seorang wanita yang bernama Claire ingin bertemu dengan Nona Noni.âMendengar nama âClaireâ, kedua mata Noni langsung terbelalak. âAku nggak mau ketemu wanita jalang itu! Aku nggak mau! Semua gara-gara dia! Semua gara-gara dia!âElsa menenangkan Noni sambil bertanya dengan ekspresi serius, âDia telah mencelakai putriku, kenapa dia masih berani ke sini?âPengurus rumah menunduk. âDia adalah wanitanya Tuan Javier. Katanya ada yang ingin dia bicarakan dengan Nona Noni.âWanitanya Tuan Javier? Jangan-jangan dia adalah wanita yang dipublikasikan Javier waktu itu?Elsa mengerutkan keningnya. Dia tidak boleh menyinggung Keluarga Fernando, tetapi putrinya sudah sen
âAnggota Keluarga Adhitama juga. Orang itu adalah kakak tiriku, anak dari ibu tiriku.âElsa langsung menatap Claire. âApa yang ingin kamu lakukan?ââAku bisa menyelamatkan putrimu, tapi persyaratannya adalah apakah putrimu bersedia untuk menyesali perbuatannya atau tidak. Dengan tingkat viral berita ini, sepertinya berita ini masih akan heboh dalam beberapa waktu. Semua orang akan menginjak-injak harga diri putrimu. Tapi aku yakin kamu ingin semua orang tahu kalau putrimu itu difitnah, âkan?âJelas sekali hati Elsa telah tergerak. Benar, sekarang nama putrinya sedang viral di media sosial. Seandainya kabar ini terus viral, bagaimana nasib putrinya kelak?Daripada orang-orang mengira putrinya bermasalah, lebih baik dia mengekspos bahwa ada yang mencelakai putrinya. Semua orang pasti akan iba terhadap putrinya, setidaknya Elsa bisa menyelamatkan citra putrinya.Masalah memang telah terjadi, sudah tidak bisa dihapuskan lagi. Hanya saja, jika semua orang tahu putrinya telah dijebak, orang-
âOh, ya, di mana Kak Ariel?â tanya Bastian.Jodhiva membalas, âDia lagi temani ayahnya untuk jalan-jalan. Sekarang aku juga mau nyusul ke sana. Aku permisi dulu.âUsai berbicara, Jodhiva meninggalkan tempat.Bastia berdecak sembari menggeleng. âOrang yang sudah punya istri memang berbeda.ââKamu ngomongnya seolah-olah kamu nggak sama dengan dia.â Yura juga meninggalkan tempat.Bastian meletakkan gelasnya, lalu mengikuti langkah Yura. âHei, kenapa kamu malah meninggalkanku. Tunggu aku.âClaire berhenti di hadapan Javier. Javier menggandeng tangannya. âSudah selesai mengenang masa lalu?ââMenurutmu? Bukannya sore nanti, kamu dan Ayah akan pergi ke Kediaman Keluarga Tanaka?âJavier tersenyum. âAku lagi menunggumu untuk makan di sana.âRoger berjalan di sisi Izza, lalu menatap mereka. âTuan Javier, Nyonya Claire. Kalau begitu, kamu pergi cari Ayah Angkat dulu.âJavier mengangguk. Dia merangkul pundak Claire, lalu berjalan ke koridor. Cahaya matahari dipantulkan ke sisi jendela. Bayangan d
Jessie tersenyum lebar. âKalau begitu, aku akan mengenakan mahkota ini saat pernikahanku nanti. Anggap saja sebagai iklan desain ibuku.âJules memeluk Jessie dari belakang. âYang penting kamu suka.ââĶAnggota Keluarga Fernando baru tiba di Negara Hyugana dua hari sebelum resepsi pernikahan. Mereka tinggal di hotel yang dipesan Jules. Seluruh hotel ini telah dipesan oleh anggota keluarga kerajaan untuk menjamu para hadirin.Keluarga Chaniago dan Keluarga Kenata juga telah datang. Tobias juga tidak absen. Bahkan Shinta, Erin, Levin, dan Samuel yang berasal dari dunia hiburan juga telah datang. Tentu saja, Yura dan Bastian juga masuk dalam daftar undangan.Claire tiba di restoran. Pelayan membawanya ke dalam ruangan VIP. Ketika melihat pria yang duduk di dalam sana, dia pun tersenyum. âAyah Angkat.âOwl memutar tubuhnya dengan perlahan. Sudah bertahun-tahun mereka tidak bertemu. Owl masih seperti dulu saja, tapi tubuhnya kelihatan lebih kurus dari sebelumnya. Claire langsung maju untuk m
Orang lainnya juga ikut tersenyum.Menjelang malam, seluruh kota diselimuti dengan cahaya lampu neon. Setelah Jessie dan Jules menyelesaikan makan malam, mereka pun kembali ke Kompleks Amara.Jessie baru selesai mandi. Rambutnya pun masih basah. Jules mengambil handuk dari tangan Jessie, lalu membantunya untuk mengeringkan rambut.Saat ini, Jessie duduk di depan meja rias sembari menatap orang di dalam cermin. Senyuman merekah di atas wajahnya. âKak Jules, aku sangat menantikan resepsi pernikahan kita.ââOh, ya?â Jules mengusap rambut lembut Jessie. âAku juga menantikannya.ââAku merasa hidupku sangat sempurna karena bisa menikah dengan orang yang paling aku cintai, apalagi bisa bersama orang yang aku cintai berjalan ke jenjang berikutnya.âJules pun tertawa, lalu membungkukkan tubuhnya untuk berbisik di samping telinga Jessie. âApa kamu tahu, keinginan dalam hidupku juga sudah terwujud.âJessie menoleh untuk menatapnya. âKeinginan apa?âJules berbisik di samping telinga Jessie, âMenik
Hiro mengiakan.âSetelah di luar beberapa saat, kamu menjadi semakin dewasa saja.â Naomi menepuk-nepuk pundaknya. âSemoga kamu bisa semakin baik lagi.âHiro hanya tersenyum dan tidak berbicara.âĶDalam sekejap mata, akhirnya telah sampai ke akhir bulan. Liburan Jessie dan yang lain sudah berakhir. Mereka pun kembali ke ibu kota.Claire dan Javier berdiri di depan halaman untuk menunggu mereka. Setelah mereka menuruni mobil, Jessie langsung berlari ke sisi mereka. âAyah, Ibu!â Dia langsung memeluk kedua orang tuanya.Javier mengusap kepala Jessie dengan tidak berdaya. âPadahal kamu sudah dewasa, masih saja minta dipeluk.âSenyuman di wajah Jessie semakin lebar lagi. âTapi, di mata kalian, selamanya aku itu anak kecil!âClaire tersenyum tipis. Dia menatap beberapa orang yang berjalan kemari. âBaguslah kalau kalian bermain dengan gembira. Ayo, kita ke dalam dulu. Nanti malam kita makan bersama.âSetelah Dacia dan Ariel memasuki rumah, mereka duluan naik ke lantai atas untuk melihat anak.
Jules menatap mereka. âKebetulan sekali kalian juga ada di sini.âYura membalas, âAku dan Bastian memang ada di sini. Setelah lihat unggahan Jessie, aku baru tahu ternyata kalian juga di sini.âJessie membawanya ke tempat duduk. âKalau begitu, kita tinggal beberapa hari bersama.âSetelah Bastian duduk, Jodhiva memperkenalkannya kepada Dacia dan Jessie. âIni adik iparku, Dacia, dan adikku, Jessie.ââAku pernah bertemu mereka di pernikahanmu.â Bastian masih mengingatnya. Dia pun berkata, âAdikmu itu satu sekolah dengan istriku. Istriku sering mengungkitnya.âYura menatapnya. âIstrimu? Belum pasti aku akan menjadi istrimu.âKening Bastian berkerut. âKita saja sudah tunangan. Apa kamu masih bisa menikah sama orang lain?âSemua orang pun tertawa. Hanya Jessie saja yang terbengong. âTunangan apaan? Yura, kamu sudah tunangan?âYura berdeham ringan. âAku lupa beri tahu kamu.ââKamu nggak setia kawan banget, sih. Malah nggak beri tahu aku. âJessie mencemberutkan bibirnya. Dia benar-benar tidak
Bos pemilik permainan berkata, âDua puluh ribu diberi tiga kesempatan.ââMahal sekali? Dua puluh ribu hanya diberi tiga kali kesempatan saja?â Dacia merasa sangat tidak menguntungkan.Bos mengangkat kepalanya. âIni sudah paling murah. Tempat lain malah tiga puluh ribu.âJessie menarik Dacia. âDua puluh ribu juga nggak masalah. Nggak gampang bagi mereka untuk berbisnis. Kita juga cuma main-main saja.âSeusai berbicara, Jessie mengeluarkan uang tunai sebesar empat puluh ribu kepada bos. âBerarti enam kali kesempatan, ya.âBos menyerahkan enam gelang kepada Jessie. Jessie menyukai sebuah gelang. Dia tahu gelang itu hanya barang KW, tapi kelihatannya sangat cantik. Jessie melempar ke sana, tetapi dia tidak berhasil mendapatkannya.Setelah melempar dua kali lagi, Jessie masih saja tidak berhasil mendapatkan targetnya. Sekarang hanya tersisa tiga kali kesempatan.Ketika melihat Jessie putus asa, Ariel pun mengambil sisa gelang dari tangan Jessie. âCoba lihat aku.âAriel melirik tepat ke sisi
Larut malam, kota kuno ini terasa sunyi dan hening, hanya suara serangga yang bergema di antara rerumputan.Sebuah lampu menerangi rerumputan di luar tenda, menambah suasana menjadi semakin hening dan tenang.Jessie membalikkan tubuhnya masih belum tertidur. Saat sebuah tangan panjang merangkul pinggangnya, lalu memasukkan Jessie ke dalam pelukannya. âTidak bisa tidur?ââEmm.â Jessie bersandar di dalam pelukannya. âKak Jules, aku ingin ke toilet, tapi aku nggak berani.âJules mencium kening Jessie. âBiar aku temani.âMereka berdua berjalan keluar tenda. Jules mengeluarkan senter, lalu berjalan bersama Jessie. Saat mereka tiba di depan pepohonan, Jessie membalikkan tubuhnya untuk menatap Jules. âTunggu aku di sini.âJules mengangguk. âPanggil aku kalau ada apa-apa.âJessie berjalan ke dalam pepohonan, tetapi dia juga tidak berani berjalan terlalu jauh.Setelah buang air, Jessie segera keluar dan memeluk lengannya. âSelesai.âJules mengulurkan tangan untuk merangkul Jessie.Setelah kemba
Jodhiva juga tersenyum. âCepat juga, tapi masih tergolong pagi.âJessie menyandarkan kepalanya di atas paha Jules sembari memandang langit. Beberapa saat kemudian, dia bertanya, âKenapa rasanya bakal turun hujan?âOrang-orang langsung melihat ke sisi Jessie.Jerremy menarik napas dalam-dalam. âKamu jangan sembarangan bicara.âDacia memandang ke atas langit. Langit memang kelihatan cerah, tetapi malah kelihatan mendung di bagian atas gunung. âMungkin cuma mendung saja?âSudah jam segini, tapi matahari masih belum menampakkan diri. Seharusnya hanya mendung, tidak sampai tahap turun hujan.Ariel berkata, âRamalan cuaca hari ini tidak mengatakan akan turun hujan hari ini. Aku merasa seharusnya tidak akan turun hujan.âKecuali, ramalan cuaca tidak akurat!Beberapa orang tinggal sejenak. Jules merasa ada tetesan air di wajahnya. Dia mengusap sejenak. âEh, turun hujan, deh.âAriel duduk di tempat. âApa?âJessie menunjukkan senyuman canggung di wajahnya. âFirasatku mengatakan bakal turun hujan
Yang lain juga sudah setuju.Setelah masakan disajikan, Jessie melihat makanan berwarna putih dengan berbentuk seperti kipas. Dia bertanya pada bos, âApa ini?âBos memperkenalkan dengan tersenyum, âIni namanya âmilk fanâ, terbuat dari susu. Karena warnanya putih dan agak transparan, ditambah bentuknya seperti kipas, makanan ini pun diberi nama âmilk fanâ.âAriel mencicipinya. âEmm, rasanya enak juga.âDacia dan Jerremy juga telah mencicipinya. Rasanya memang cukup enak.Setelah masakan selesai dimasak, Bos pun menyajikan ke atas meja. âIni adalah mie beras dengan ditaburi ayam dingin dan berbagai bahan tambahan. Ayam dimasak dengan bumbu khas, lalu disiram dengan saus buatan sendiri, minyak cabai, minyak lada hitam, dan ditambahkan kenari panggang. Ini adalah salah satu makanan khas daerah kami. Biasanya para wisatawan juga sangat menyukainya.âJessie mencicipi sesuap. Ariel pun bertanya, âGimana rasanya?âJessie mengangguk, lalu menyantapnya dengan suapan besar.Yang lain juga ikut me