Khawatir Benn tidak bisa beradaptasi, manajer proyek itu pun berkata, "Maaf, Tuan Benn. Tidak ada hotel atau sejenisnya di sekitar lokasi proyek.""Tidak masalah. Atur saja di tempat Pak Aditya biasa menginap," sahut Benn sambil menerima teh yang diberikan padanya.Manajer proyek itu mengangguk dan membalas, "Baik, aku akan mengaturnya sekarang juga."Setelah manajer proyek pergi, Benn menyesap tehnya, lalu melirik Chelsea yang duduk bersedekap di sampingnya. Dia menaruh cangkir tehnya ke meja, lalu berujar sambil tersenyum, "Kenapa? Kamu kesal karena harus menginap di lokasi proyek bersamaku?"Chelsea membalas tatapan Benn dan berkata, "Bukannya kamu yang memaksaku menemanimu?"Kemudian, sebuah gagasan melintas di benaknya. Chelsea lantas mendengus dan melanjutkan, "Kamu nggak tega meminta simpananmu yang lain untuk panas-panasan menemanimu, jadi aku dijadikan penggantinya. Sepertinya kamu berniat membuat kulitku bertambah gelap."Chelsea sudah menyemprot ulang tubuhnya dengan tabir s
"Nggak mau," balas Chelsea sambil terus mendekati Benn. Namun, pria itu menghindar dan mencengkeram pergelangan tangannya, lalu berbalik menindihnya di ranjang. "Akh! sakit!" jerit Chelsea.Benn mengulum senyum dan berkata, "Sudah tahu bakal sakit, tapi kamu masih berani mempermainkanku.""Kamu duluan yang mempermainkan aku, 'kan? Kamu sengaja memintaku ke sini untuk jadi pesuruh. Ayahku saja nggak pernah menyuruhku melakukan pekerjaan rumah tangga. Cepat lepaskan aku!" balas Chelsea.Chelsea terus meronta, tetapi kekuatan Benn terlalu besar. Cengkeraman pria itu di lengannya sampai membuatnya mati rasa. "Benn!" pekik Chelsea lagi.Benn melepaskan cengkeramannya, lalu berkata, "Kalau kamu tidak cuci tangan, jangan tidur di ranjang malam ini." Kemudian, dia balik badan dan segera keluar.Chelsea duduk di kasur dan mengusap lengannya sambil menggerutu, "Kamu pikir aku senang tidur denganmu?" Namun, dia masih terheran-heran dengan kenyataan bahwa pria sedewasa Benn bisa takut pada kecoak
Untungnya, anak-anak di ruangan sebelah masih kecil. Anak sulung wanita itu bernama Yaya dan berusia tujuh tahun. Putra bungsunya, Dodi, baru berusia empat setengah tahun. Keduanya sangat manis dan penurut."Kak Chelsea, benda apa ini?" tanya Yaya penasaran. Tampaknya dia belum pernah melihat drone sebelumnya."Ini namanya drone, bisa digunakan untuk mengambil foto pemandangan yang luas. Kita bisa menggunakan drone buat melihat tempat yang sangat jauh dari sini. Sini, Kakak ajari cara mengendalikannya," ujar Chelsea sambil berjongkok.Yaya mengangguk patuh, lalu mendengarkan penjelasan Chelsea dengan serius. Setelah mengajari Yaya, Chelsea menyerahkan remot kendali pada bocah itu seraya berkata, "Nah, cobalah."Yaya melirik Chelsea sekilas, lalu menerima remot itu dengan hati-hati. Dia pun mulai mengendalikan drone dengan hati-hati.Chelsea tersenyum melihat anak kecil itu mengikuti arahannya. Saat itu, ponselnya mendadak berdering. Begitu melihat sang penelepon adalah ayahnya, dia ber
Chelsea berusaha membebaskan diri, tetapi ketika usahanya tidak membuahkan hasil, dia mendongak dan berujar, "Waktu kamu bilang akan memboikotku, apa itu cuma buat menakut-menakutiku?""Kamu benaran percaya?" tanya Benn.Ternyata Boris benar! Chelsea menggertakkan giginya dan berkata, "Kamu membodohi aku?"Benn menahan Chelsea dalam pelukannya. Sambil tersenyum setengah hati, dia berkata, "Kukira kamu cukup pintar, tak kusangka ternyata kamu senaif ini."Chelsea menarik napas dalam-dalam, berusaha menahan emosinya dan berkata, "Apa kamu sudah puas membodohiku?"Pada Benn yang menatapnya tanpa suara, Chelsea melanjutkan, "Pasti lucu sekali melihatku tertipu, ya? Benn, kamu suka bermain-main dan aku juga menemanimu. Tapi, kenapa kamu harus mengikatku, padahal kamu punya banyak wanita lain di sisimu!"Chelsea begitu frustrasi sampai ingin meneteskan air mata. Dia menundukkan kepala dan menenangkan perasaannya sejenak sebelum melanjutkan, "Aku nggak mau main lagi denganmu. Aku nggak sanggu
Chelsea terkejut saat Benn tiba-tiba menaruh sebotol minuman ke meja di depannya. Dia pun diam-diam melirik pria itu. Mendadak, Benn melepas kacamata hitamnya. Chelsea terbelalak dan segera merebut dan memakainya kembali. Kemudian, dia bersedekap dan memalingkan wajah dari Benn.Benn terkekeh-kekeh sambil merangkul bahu Chelsea dan bertanya, "Kamu masih marah?"Chelsea menepis tangan Benn dan menudingnya sambil memperingatkan dengan tegas, "Kalau kamu berani menyentuhku lagi, aku akan menuntutmu melecehkan aku!"Benn menatapnya sambil tersenyum dan membalas, "Coba kamu lihat, ada siapa lagi selain kita di kelas bisnis ini?"Chelsea sontak berdiri dan tertegun saat memandang ke sekeliling. Area kelas bisnis itu kosong melompong. Dia terduduk kembali ke kursinya dan bertanya dengan linglung, "Apa-apaan ini?"Benn memilin ujung rambut Chelsea dan menjawab, "Maskapai penerbangan ini milik keluargaku. Kebetulan sekali, ya." Chelsea lagi-lagi jatuh ke tangan Benn!Saat itu, awak pesawat memb
Benn tidak memaksa Chelsea untuk duduk berdekatan dengannya. Lagi pula, wanita itu sudah duduk di mobil. Jadi, Chelsea tidak akan bisa kabur darinya.Setibanya di hotel mewah milik Keluarga Tanaka, Chelsea dan kopernya dibawa paksa ke dalam kamar. Seorang pengawal berjaga di depan pintu dan berkata, "Nona Chelsea, silakan beri tahu aku kalau ada masalah. Semoga liburanmu menyenangkan." Kemudian, pengawal itu berinisiatif menutup pintu.Chelsea tertegun di dalam kamar. Jadi, Benn hanya mengantarnya ke hotel?Di Vila Kristales milik Keluarga Tanaka."Tuan, Nyonya sudah menunggumu di ruang kerja," ujar kepala pelayan yang berdiri di depan tangga. Kepala pelayan itu mengangguk pelan pada Benn yang berjalan menghampirinya.Benn melepas mantel, lalu menyerahkannya pada kepala pelayan itu. Kemudian, dia melonggarkan tali arlojinya dan menaiki tangga menuju lantai atas.Di ruang kerja, seorang wanita berusia sekitar 57 tahun duduk di belakang meja. Namun, berkat perawatan mahalnya, wanita itu
Dari kamar mandi ke tempat tidur, Benn yang mengendalikan segalanya. Benn melampiaskan hasratnya yang menggebu-gebu. Sesungguhnya, Chelsea merasa dilema. Setelah selesai, suasana menjadi hening.Keesokan paginya, Chelsea dibangunkan oleh suara berisik di ruang tamu. Chelsea menggerakkan tubuhnya, dia merasa sangat lemas. Tiba-tiba, Chelsea mendengar suara teriakan wanita. "Benn, aku ini tunanganmu! Aku nggak akan menghalangimu untuk bersenang-senang wanita lain! Tapi, kamu harus mementingkan perjanjian pernikahan kita!"Chelsea mengernyit, tunangan? Kemudian, Chelsea berusaha turun dari tempat tidur, lalu menguping di balik pintu. Benn tertawa dan menimpali, "Sepertinya aku tidak pernah mengakui pernikahan ini.""Apa kamu mau melanggar perjanjian pernikahan kita?" tanya Jemima. Tubuhnya gemetaran, dia merasa dipermalukan.Benn meletakkan tangannya di sandaran kursi. Dia berkata dengan santai, "Memangnya kenapa? Ibuku yang menetapkan pernikahan ini. Bagaimana kalau kamu mempertimbangkan
Benn mengusap bibir Chelsea, lalu tersenyum dan berucap, "Wanita yang berhubungan denganku tidak sebanyak itu."Chelsea menyingkirkan tangan Benn dan bertanya, "Kalau nggak ada ratusan, setidaknya ada puluhan, 'kan?"Benn menggenggam tangan Chelsea seraya menimpali, "Mereka berbeda."Chelsea malas mendengar penjelasan Benn. Chelsea menarik tangannya dan berusaha mendorong Benn. Namun, Benn sama sekali tidak bergerak. Benn membenamkan wajahnya di bahu Chelsea dan bertanya, "Apa kamu tidak suka aku berhubungan dengan banyak wanita?"Chelsea pun menyerah karena tidak mampu mendorong Benn. Chelsea memutuskan untuk menjadi wanita yang dibenci Benn. Chelsea menyahut, "Iya, aku nggak suka kamu berhubungan dengan banyak wanita."Chelsea berinisiatif merangkul leher Benn sembari melanjutkan dengan ekspresi menggoda, "Aku nggak mau berbagi seorang pria dengan wanita lain. Apalagi pria yang begitu hebat seperti kamu, aku lebih suka menikmatinya sendiri."Tiba-tiba, Chelsea menarik Benn dan bertu