Share

Bab 1114

Author: Daun Jahe
Raut wajah Chelsea membeku. Melihat ini, Benn bertanya sambil tersenyum, "Kamu lagi kasih aku kesempatan?"

Chelsea pun menatapnya dengan tajam. Baiklah, anggap saja dia tidak beruntung!

Benn mendekatinya, lalu melanjutkan, "Sudah siap belum?" Sebelum Chelsea sempat merespons, dia sudah memasukkan bola penentu ke dalam lubang dengan mudah.

Setelah itu, Benn menoleh ke arah Chelsea. Wanita itu meletakkan stiknya, lalu berbalik dan membuka botol XO tersebut. Saat itu, Louis berkata, "Mempermalukan seorang wanita seperti ini sepertinya bukan sesuatu yang akan kamu lakukan."

Orang-orang di sekitar seolah-olah sedang menonton drama. Benn berkata sambil tersenyum, "Dia sendiri yang mau bertaruh denganku. Aku hanya bertindak sesuai kesepakatan taruhan, apa itu bisa dianggap mempermalukannya?"

Mendengar ini, Louis saling bertatapan dengannya, lalu berkata, "Aku tidak paham apa maksudmu."

Benn menjawab dengan santai, "Aku tidak punya maksud apa-apa."

Saat itu, Cahya menghampiri sambil berkata, "
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Just Rara
semoga chelsea segera sadar ya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1115

    Louis bertanya sambil tersenyum, "Kenapa, menyesal sudah merebutku darinya?"Candice memalingkan wajah seraya membalas, "Siapa yang merebutmu? Kamu yang sendiri yang mendekatiku."Pria itu pun merangkul Candice sambil tersenyum. Dagunya bersandar di atas kepala Candice, lalu dia berkata, "Iya, aku yang mendekatimu. Siapa suruh aku jatuh hati padamu?"....Entah sudah berapa lama Chelsea tertidur. Ketika membuka matanya, langit sudah terang. Dia baru menyadari bahwa dirinya berada di kamar pasien. Dia tampak menggosok pelan pelipisnya karena merasa lelah dan pusing.Shella duduk di kursi pendamping. Ketika melihatnya bangun, dia segera bertanya, "Kak Chelsea, apa kamu baik-baik saja?""Siapa yang membawaku ke rumah sakit?" tanya Chelsea dengan suara serak.Shella menjawab, "Cahya dan Louis. Louis juga yang meneleponku agar aku menemanimu di sini."Chelsea meminta dia untuk membantunya duduk. Kemudian, Shella menghela napas sebelum berkata, "Louis sudah memberitahuku. Nggak disangka, Ben

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1116

    Chelsea juga tidak tahu kenapa dia tiba-tiba bermimpi tentang masa lalu. Mungkin otaknya sudah hampir melupakan masa lalunya, jadi ingatannya sedang memberikan isyarat? Dia menatap ke arah Benn sambil bertanya, "Apa kamu punya persyaratan khusus untuk wanitamu?"Pandangan Benn tertuju pada bibir merahnya, lalu berbalik bertanya, "Menurutmu?"Pria itu ingin mendekat, tetapi Chelsea malah menahan pundaknya dan menolak ciumannya. Ketika melihat tatapannya yang agak kesal, dia sedikit menoleh sambil berkata, "Semalam, aku muntah. Sampai sekarang, aku masih belum sikat gigi atau berkumur. Aku nggak mau bikin kamu mual, terima kasih."Benn pun tersenyum. Dia beralih mencium kening wanita itu. Chelsea agak terpaku. Apa maksudnya? Benn mengelus kepalanya, lalu berkata, "Istirahatlah dengan baik." Setelah itu, dia bangkit."Kak Chelsea, aku sudah membelikanmu ...," ucap Shella. Dia masuk ke dalam kamar pasien sambil membawa sup ubi jalar. Begitu melihat Benn di sana, dia sangat kaget. Pria itu

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1117

    Acara diawali dengan interaksi antara pemeran utama pria dan wanita di atas panggung. Hal itu cukup menghibur para penggemar. Kemudian, diikuti dengan wawancara dari para wartawan. Chelsea tidak berbicara sepanjang acara karena tidak ingin menjadi pusat perhatian. Namun, karena tidak sengaja menguap, kamera pun tertuju padanya. Tiba-tiba, mikrofon juga disodorkan ke hadapan Chelsea.Pembawa acara meminta dia untuk berbicara. Dia sedikit terkejut, tetapi tetap menerimanya dan berkata dengan tenang, "Ini adalah pertama kalinya aku berakting. Aku sangat senang bisa berinteraksi dengan semua orang di tim produksi. Aku sangat berterima kasih kepada sutradara yang memberiku kesempatan untuk berperan."Entah apakah wartawan sengaja menggiring topik, tetapi akhirnya Chelsea malah diminta untuk bermain biola di tempat. Ketika ini terjadi, semua orang di lokasi sontak paham. Saat Chelsea masih menjadi model, dia pernah mengejar Louis. Kala itu, semua media tahu bahwa dia bahkan belajar biola de

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1118

    "Menemanimu beberapa hari?" tanya Chelsea.Benn mengangkat pelan alisnya sebagai tanggapan. Chelsea mendadak tertawa kecil dan melanjutkan, "Memangnya kamu nggak perlu menemani seseorang?"Benn menjepit dagu Chelsea dengan jari-jarinya seraya berkata, "Kamu mau aku menemani siapa?""Mana aku tahu?" balas Chelsea sambil menepis tangan Benn. Dia lalu menarik selimut hingga menutupi tubuhnya dan berdiri.Setelah itu, Chelsea mengambil handuk dan membalut tubuhnya dengan itu. Dia duduk membelakangi Benn di tepi ranjang dan mengikat rambut panjangnya seraya berkata, "Ada wanita lain yang menunggumu, 'kan? Kalau gitu, aku nggak akan memonopoli kamu."Saat Chelsea hendak berdiri, Benn menariknya hingga duduk kembali, lalu berbisik di telinganya, "Kamu cemburu?"Chelsea terhenyak, lalu terbahak dan berkata, "Aku cuma simpananmu, untuk apa aku cemburu?"Benn menatapnya sambil tersenyum, lalu berujar, "Kamu cukup memahami statusmu."Chelsea melepas pelukan Benn dan melangkah ke kamar mandi. Dia

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1119

    Khawatir Benn tidak bisa beradaptasi, manajer proyek itu pun berkata, "Maaf, Tuan Benn. Tidak ada hotel atau sejenisnya di sekitar lokasi proyek.""Tidak masalah. Atur saja di tempat Pak Aditya biasa menginap," sahut Benn sambil menerima teh yang diberikan padanya.Manajer proyek itu mengangguk dan membalas, "Baik, aku akan mengaturnya sekarang juga."Setelah manajer proyek pergi, Benn menyesap tehnya, lalu melirik Chelsea yang duduk bersedekap di sampingnya. Dia menaruh cangkir tehnya ke meja, lalu berujar sambil tersenyum, "Kenapa? Kamu kesal karena harus menginap di lokasi proyek bersamaku?"Chelsea membalas tatapan Benn dan berkata, "Bukannya kamu yang memaksaku menemanimu?"Kemudian, sebuah gagasan melintas di benaknya. Chelsea lantas mendengus dan melanjutkan, "Kamu nggak tega meminta simpananmu yang lain untuk panas-panasan menemanimu, jadi aku dijadikan penggantinya. Sepertinya kamu berniat membuat kulitku bertambah gelap."Chelsea sudah menyemprot ulang tubuhnya dengan tabir s

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1120

    "Nggak mau," balas Chelsea sambil terus mendekati Benn. Namun, pria itu menghindar dan mencengkeram pergelangan tangannya, lalu berbalik menindihnya di ranjang. "Akh! sakit!" jerit Chelsea.Benn mengulum senyum dan berkata, "Sudah tahu bakal sakit, tapi kamu masih berani mempermainkanku.""Kamu duluan yang mempermainkan aku, 'kan? Kamu sengaja memintaku ke sini untuk jadi pesuruh. Ayahku saja nggak pernah menyuruhku melakukan pekerjaan rumah tangga. Cepat lepaskan aku!" balas Chelsea.Chelsea terus meronta, tetapi kekuatan Benn terlalu besar. Cengkeraman pria itu di lengannya sampai membuatnya mati rasa. "Benn!" pekik Chelsea lagi.Benn melepaskan cengkeramannya, lalu berkata, "Kalau kamu tidak cuci tangan, jangan tidur di ranjang malam ini." Kemudian, dia balik badan dan segera keluar.Chelsea duduk di kasur dan mengusap lengannya sambil menggerutu, "Kamu pikir aku senang tidur denganmu?" Namun, dia masih terheran-heran dengan kenyataan bahwa pria sedewasa Benn bisa takut pada kecoak

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1121

    Untungnya, anak-anak di ruangan sebelah masih kecil. Anak sulung wanita itu bernama Yaya dan berusia tujuh tahun. Putra bungsunya, Dodi, baru berusia empat setengah tahun. Keduanya sangat manis dan penurut."Kak Chelsea, benda apa ini?" tanya Yaya penasaran. Tampaknya dia belum pernah melihat drone sebelumnya."Ini namanya drone, bisa digunakan untuk mengambil foto pemandangan yang luas. Kita bisa menggunakan drone buat melihat tempat yang sangat jauh dari sini. Sini, Kakak ajari cara mengendalikannya," ujar Chelsea sambil berjongkok.Yaya mengangguk patuh, lalu mendengarkan penjelasan Chelsea dengan serius. Setelah mengajari Yaya, Chelsea menyerahkan remot kendali pada bocah itu seraya berkata, "Nah, cobalah."Yaya melirik Chelsea sekilas, lalu menerima remot itu dengan hati-hati. Dia pun mulai mengendalikan drone dengan hati-hati.Chelsea tersenyum melihat anak kecil itu mengikuti arahannya. Saat itu, ponselnya mendadak berdering. Begitu melihat sang penelepon adalah ayahnya, dia ber

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1122

    Chelsea berusaha membebaskan diri, tetapi ketika usahanya tidak membuahkan hasil, dia mendongak dan berujar, "Waktu kamu bilang akan memboikotku, apa itu cuma buat menakut-menakutiku?""Kamu benaran percaya?" tanya Benn.Ternyata Boris benar! Chelsea menggertakkan giginya dan berkata, "Kamu membodohi aku?"Benn menahan Chelsea dalam pelukannya. Sambil tersenyum setengah hati, dia berkata, "Kukira kamu cukup pintar, tak kusangka ternyata kamu senaif ini."Chelsea menarik napas dalam-dalam, berusaha menahan emosinya dan berkata, "Apa kamu sudah puas membodohiku?"Pada Benn yang menatapnya tanpa suara, Chelsea melanjutkan, "Pasti lucu sekali melihatku tertipu, ya? Benn, kamu suka bermain-main dan aku juga menemanimu. Tapi, kenapa kamu harus mengikatku, padahal kamu punya banyak wanita lain di sisimu!"Chelsea begitu frustrasi sampai ingin meneteskan air mata. Dia menundukkan kepala dan menenangkan perasaannya sejenak sebelum melanjutkan, "Aku nggak mau main lagi denganmu. Aku nggak sanggu

Latest chapter

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2769

    “Oh, ya, di mana Kak Ariel?” tanya Bastian.Jodhiva membalas, “Dia lagi temani ayahnya untuk jalan-jalan. Sekarang aku juga mau nyusul ke sana. Aku permisi dulu.”Usai berbicara, Jodhiva meninggalkan tempat.Bastia berdecak sembari menggeleng. “Orang yang sudah punya istri memang berbeda.”“Kamu ngomongnya seolah-olah kamu nggak sama dengan dia.” Yura juga meninggalkan tempat.Bastian meletakkan gelasnya, lalu mengikuti langkah Yura. “Hei, kenapa kamu malah meninggalkanku. Tunggu aku.”Claire berhenti di hadapan Javier. Javier menggandeng tangannya. “Sudah selesai mengenang masa lalu?”“Menurutmu? Bukannya sore nanti, kamu dan Ayah akan pergi ke Kediaman Keluarga Tanaka?”Javier tersenyum. “Aku lagi menunggumu untuk makan di sana.”Roger berjalan di sisi Izza, lalu menatap mereka. “Tuan Javier, Nyonya Claire. Kalau begitu, kamu pergi cari Ayah Angkat dulu.”Javier mengangguk. Dia merangkul pundak Claire, lalu berjalan ke koridor. Cahaya matahari dipantulkan ke sisi jendela. Bayangan d

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2768

    Jessie tersenyum lebar. “Kalau begitu, aku akan mengenakan mahkota ini saat pernikahanku nanti. Anggap saja sebagai iklan desain ibuku.”Jules memeluk Jessie dari belakang. “Yang penting kamu suka.”…Anggota Keluarga Fernando baru tiba di Negara Hyugana dua hari sebelum resepsi pernikahan. Mereka tinggal di hotel yang dipesan Jules. Seluruh hotel ini telah dipesan oleh anggota keluarga kerajaan untuk menjamu para hadirin.Keluarga Chaniago dan Keluarga Kenata juga telah datang. Tobias juga tidak absen. Bahkan Shinta, Erin, Levin, dan Samuel yang berasal dari dunia hiburan juga telah datang. Tentu saja, Yura dan Bastian juga masuk dalam daftar undangan.Claire tiba di restoran. Pelayan membawanya ke dalam ruangan VIP. Ketika melihat pria yang duduk di dalam sana, dia pun tersenyum. “Ayah Angkat.”Owl memutar tubuhnya dengan perlahan. Sudah bertahun-tahun mereka tidak bertemu. Owl masih seperti dulu saja, tapi tubuhnya kelihatan lebih kurus dari sebelumnya. Claire langsung maju untuk m

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2767

    Orang lainnya juga ikut tersenyum.Menjelang malam, seluruh kota diselimuti dengan cahaya lampu neon. Setelah Jessie dan Jules menyelesaikan makan malam, mereka pun kembali ke Kompleks Amara.Jessie baru selesai mandi. Rambutnya pun masih basah. Jules mengambil handuk dari tangan Jessie, lalu membantunya untuk mengeringkan rambut.Saat ini, Jessie duduk di depan meja rias sembari menatap orang di dalam cermin. Senyuman merekah di atas wajahnya. “Kak Jules, aku sangat menantikan resepsi pernikahan kita.”“Oh, ya?” Jules mengusap rambut lembut Jessie. “Aku juga menantikannya.”“Aku merasa hidupku sangat sempurna karena bisa menikah dengan orang yang paling aku cintai, apalagi bisa bersama orang yang aku cintai berjalan ke jenjang berikutnya.”Jules pun tertawa, lalu membungkukkan tubuhnya untuk berbisik di samping telinga Jessie. “Apa kamu tahu, keinginan dalam hidupku juga sudah terwujud.”Jessie menoleh untuk menatapnya. “Keinginan apa?”Jules berbisik di samping telinga Jessie, “Menik

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2766

    Hiro mengiakan.“Setelah di luar beberapa saat, kamu menjadi semakin dewasa saja.” Naomi menepuk-nepuk pundaknya. “Semoga kamu bisa semakin baik lagi.”Hiro hanya tersenyum dan tidak berbicara.…Dalam sekejap mata, akhirnya telah sampai ke akhir bulan. Liburan Jessie dan yang lain sudah berakhir. Mereka pun kembali ke ibu kota.Claire dan Javier berdiri di depan halaman untuk menunggu mereka. Setelah mereka menuruni mobil, Jessie langsung berlari ke sisi mereka. “Ayah, Ibu!” Dia langsung memeluk kedua orang tuanya.Javier mengusap kepala Jessie dengan tidak berdaya. “Padahal kamu sudah dewasa, masih saja minta dipeluk.”Senyuman di wajah Jessie semakin lebar lagi. “Tapi, di mata kalian, selamanya aku itu anak kecil!”Claire tersenyum tipis. Dia menatap beberapa orang yang berjalan kemari. “Baguslah kalau kalian bermain dengan gembira. Ayo, kita ke dalam dulu. Nanti malam kita makan bersama.”Setelah Dacia dan Ariel memasuki rumah, mereka duluan naik ke lantai atas untuk melihat anak.

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2765

    Jules menatap mereka. “Kebetulan sekali kalian juga ada di sini.”Yura membalas, “Aku dan Bastian memang ada di sini. Setelah lihat unggahan Jessie, aku baru tahu ternyata kalian juga di sini.”Jessie membawanya ke tempat duduk. “Kalau begitu, kita tinggal beberapa hari bersama.”Setelah Bastian duduk, Jodhiva memperkenalkannya kepada Dacia dan Jessie. “Ini adik iparku, Dacia, dan adikku, Jessie.”“Aku pernah bertemu mereka di pernikahanmu.” Bastian masih mengingatnya. Dia pun berkata, “Adikmu itu satu sekolah dengan istriku. Istriku sering mengungkitnya.”Yura menatapnya. “Istrimu? Belum pasti aku akan menjadi istrimu.”Kening Bastian berkerut. “Kita saja sudah tunangan. Apa kamu masih bisa menikah sama orang lain?”Semua orang pun tertawa. Hanya Jessie saja yang terbengong. “Tunangan apaan? Yura, kamu sudah tunangan?”Yura berdeham ringan. “Aku lupa beri tahu kamu.”“Kamu nggak setia kawan banget, sih. Malah nggak beri tahu aku. “Jessie mencemberutkan bibirnya. Dia benar-benar tidak

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2764

    Bos pemilik permainan berkata, “Dua puluh ribu diberi tiga kesempatan.”“Mahal sekali? Dua puluh ribu hanya diberi tiga kali kesempatan saja?” Dacia merasa sangat tidak menguntungkan.Bos mengangkat kepalanya. “Ini sudah paling murah. Tempat lain malah tiga puluh ribu.”Jessie menarik Dacia. “Dua puluh ribu juga nggak masalah. Nggak gampang bagi mereka untuk berbisnis. Kita juga cuma main-main saja.”Seusai berbicara, Jessie mengeluarkan uang tunai sebesar empat puluh ribu kepada bos. “Berarti enam kali kesempatan, ya.”Bos menyerahkan enam gelang kepada Jessie. Jessie menyukai sebuah gelang. Dia tahu gelang itu hanya barang KW, tapi kelihatannya sangat cantik. Jessie melempar ke sana, tetapi dia tidak berhasil mendapatkannya.Setelah melempar dua kali lagi, Jessie masih saja tidak berhasil mendapatkan targetnya. Sekarang hanya tersisa tiga kali kesempatan.Ketika melihat Jessie putus asa, Ariel pun mengambil sisa gelang dari tangan Jessie. “Coba lihat aku.”Ariel melirik tepat ke sisi

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2763

    Larut malam, kota kuno ini terasa sunyi dan hening, hanya suara serangga yang bergema di antara rerumputan.Sebuah lampu menerangi rerumputan di luar tenda, menambah suasana menjadi semakin hening dan tenang.Jessie membalikkan tubuhnya masih belum tertidur. Saat sebuah tangan panjang merangkul pinggangnya, lalu memasukkan Jessie ke dalam pelukannya. “Tidak bisa tidur?”“Emm.” Jessie bersandar di dalam pelukannya. “Kak Jules, aku ingin ke toilet, tapi aku nggak berani.”Jules mencium kening Jessie. “Biar aku temani.”Mereka berdua berjalan keluar tenda. Jules mengeluarkan senter, lalu berjalan bersama Jessie. Saat mereka tiba di depan pepohonan, Jessie membalikkan tubuhnya untuk menatap Jules. “Tunggu aku di sini.”Jules mengangguk. “Panggil aku kalau ada apa-apa.”Jessie berjalan ke dalam pepohonan, tetapi dia juga tidak berani berjalan terlalu jauh.Setelah buang air, Jessie segera keluar dan memeluk lengannya. “Selesai.”Jules mengulurkan tangan untuk merangkul Jessie.Setelah kemba

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2762

    Jodhiva juga tersenyum. “Cepat juga, tapi masih tergolong pagi.”Jessie menyandarkan kepalanya di atas paha Jules sembari memandang langit. Beberapa saat kemudian, dia bertanya, “Kenapa rasanya bakal turun hujan?”Orang-orang langsung melihat ke sisi Jessie.Jerremy menarik napas dalam-dalam. “Kamu jangan sembarangan bicara.”Dacia memandang ke atas langit. Langit memang kelihatan cerah, tetapi malah kelihatan mendung di bagian atas gunung. “Mungkin cuma mendung saja?”Sudah jam segini, tapi matahari masih belum menampakkan diri. Seharusnya hanya mendung, tidak sampai tahap turun hujan.Ariel berkata, “Ramalan cuaca hari ini tidak mengatakan akan turun hujan hari ini. Aku merasa seharusnya tidak akan turun hujan.”Kecuali, ramalan cuaca tidak akurat!Beberapa orang tinggal sejenak. Jules merasa ada tetesan air di wajahnya. Dia mengusap sejenak. “Eh, turun hujan, deh.”Ariel duduk di tempat. “Apa?”Jessie menunjukkan senyuman canggung di wajahnya. “Firasatku mengatakan bakal turun hujan

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2761

    Yang lain juga sudah setuju.Setelah masakan disajikan, Jessie melihat makanan berwarna putih dengan berbentuk seperti kipas. Dia bertanya pada bos, “Apa ini?”Bos memperkenalkan dengan tersenyum, “Ini namanya ‘milk fan’, terbuat dari susu. Karena warnanya putih dan agak transparan, ditambah bentuknya seperti kipas, makanan ini pun diberi nama ‘milk fan’.”Ariel mencicipinya. “Emm, rasanya enak juga.”Dacia dan Jerremy juga telah mencicipinya. Rasanya memang cukup enak.Setelah masakan selesai dimasak, Bos pun menyajikan ke atas meja. “Ini adalah mie beras dengan ditaburi ayam dingin dan berbagai bahan tambahan. Ayam dimasak dengan bumbu khas, lalu disiram dengan saus buatan sendiri, minyak cabai, minyak lada hitam, dan ditambahkan kenari panggang. Ini adalah salah satu makanan khas daerah kami. Biasanya para wisatawan juga sangat menyukainya.”Jessie mencicipi sesuap. Ariel pun bertanya, “Gimana rasanya?”Jessie mengangguk, lalu menyantapnya dengan suapan besar.Yang lain juga ikut me

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status