Louis bertanya sambil tersenyum, "Kenapa, menyesal sudah merebutku darinya?"Candice memalingkan wajah seraya membalas, "Siapa yang merebutmu? Kamu yang sendiri yang mendekatiku."Pria itu pun merangkul Candice sambil tersenyum. Dagunya bersandar di atas kepala Candice, lalu dia berkata, "Iya, aku yang mendekatimu. Siapa suruh aku jatuh hati padamu?"....Entah sudah berapa lama Chelsea tertidur. Ketika membuka matanya, langit sudah terang. Dia baru menyadari bahwa dirinya berada di kamar pasien. Dia tampak menggosok pelan pelipisnya karena merasa lelah dan pusing.Shella duduk di kursi pendamping. Ketika melihatnya bangun, dia segera bertanya, "Kak Chelsea, apa kamu baik-baik saja?""Siapa yang membawaku ke rumah sakit?" tanya Chelsea dengan suara serak.Shella menjawab, "Cahya dan Louis. Louis juga yang meneleponku agar aku menemanimu di sini."Chelsea meminta dia untuk membantunya duduk. Kemudian, Shella menghela napas sebelum berkata, "Louis sudah memberitahuku. Nggak disangka, Ben
Chelsea juga tidak tahu kenapa dia tiba-tiba bermimpi tentang masa lalu. Mungkin otaknya sudah hampir melupakan masa lalunya, jadi ingatannya sedang memberikan isyarat? Dia menatap ke arah Benn sambil bertanya, "Apa kamu punya persyaratan khusus untuk wanitamu?"Pandangan Benn tertuju pada bibir merahnya, lalu berbalik bertanya, "Menurutmu?"Pria itu ingin mendekat, tetapi Chelsea malah menahan pundaknya dan menolak ciumannya. Ketika melihat tatapannya yang agak kesal, dia sedikit menoleh sambil berkata, "Semalam, aku muntah. Sampai sekarang, aku masih belum sikat gigi atau berkumur. Aku nggak mau bikin kamu mual, terima kasih."Benn pun tersenyum. Dia beralih mencium kening wanita itu. Chelsea agak terpaku. Apa maksudnya? Benn mengelus kepalanya, lalu berkata, "Istirahatlah dengan baik." Setelah itu, dia bangkit."Kak Chelsea, aku sudah membelikanmu ...," ucap Shella. Dia masuk ke dalam kamar pasien sambil membawa sup ubi jalar. Begitu melihat Benn di sana, dia sangat kaget. Pria itu
Acara diawali dengan interaksi antara pemeran utama pria dan wanita di atas panggung. Hal itu cukup menghibur para penggemar. Kemudian, diikuti dengan wawancara dari para wartawan. Chelsea tidak berbicara sepanjang acara karena tidak ingin menjadi pusat perhatian. Namun, karena tidak sengaja menguap, kamera pun tertuju padanya. Tiba-tiba, mikrofon juga disodorkan ke hadapan Chelsea.Pembawa acara meminta dia untuk berbicara. Dia sedikit terkejut, tetapi tetap menerimanya dan berkata dengan tenang, "Ini adalah pertama kalinya aku berakting. Aku sangat senang bisa berinteraksi dengan semua orang di tim produksi. Aku sangat berterima kasih kepada sutradara yang memberiku kesempatan untuk berperan."Entah apakah wartawan sengaja menggiring topik, tetapi akhirnya Chelsea malah diminta untuk bermain biola di tempat. Ketika ini terjadi, semua orang di lokasi sontak paham. Saat Chelsea masih menjadi model, dia pernah mengejar Louis. Kala itu, semua media tahu bahwa dia bahkan belajar biola de
"Menemanimu beberapa hari?" tanya Chelsea.Benn mengangkat pelan alisnya sebagai tanggapan. Chelsea mendadak tertawa kecil dan melanjutkan, "Memangnya kamu nggak perlu menemani seseorang?"Benn menjepit dagu Chelsea dengan jari-jarinya seraya berkata, "Kamu mau aku menemani siapa?""Mana aku tahu?" balas Chelsea sambil menepis tangan Benn. Dia lalu menarik selimut hingga menutupi tubuhnya dan berdiri.Setelah itu, Chelsea mengambil handuk dan membalut tubuhnya dengan itu. Dia duduk membelakangi Benn di tepi ranjang dan mengikat rambut panjangnya seraya berkata, "Ada wanita lain yang menunggumu, 'kan? Kalau gitu, aku nggak akan memonopoli kamu."Saat Chelsea hendak berdiri, Benn menariknya hingga duduk kembali, lalu berbisik di telinganya, "Kamu cemburu?"Chelsea terhenyak, lalu terbahak dan berkata, "Aku cuma simpananmu, untuk apa aku cemburu?"Benn menatapnya sambil tersenyum, lalu berujar, "Kamu cukup memahami statusmu."Chelsea melepas pelukan Benn dan melangkah ke kamar mandi. Dia
Khawatir Benn tidak bisa beradaptasi, manajer proyek itu pun berkata, "Maaf, Tuan Benn. Tidak ada hotel atau sejenisnya di sekitar lokasi proyek.""Tidak masalah. Atur saja di tempat Pak Aditya biasa menginap," sahut Benn sambil menerima teh yang diberikan padanya.Manajer proyek itu mengangguk dan membalas, "Baik, aku akan mengaturnya sekarang juga."Setelah manajer proyek pergi, Benn menyesap tehnya, lalu melirik Chelsea yang duduk bersedekap di sampingnya. Dia menaruh cangkir tehnya ke meja, lalu berujar sambil tersenyum, "Kenapa? Kamu kesal karena harus menginap di lokasi proyek bersamaku?"Chelsea membalas tatapan Benn dan berkata, "Bukannya kamu yang memaksaku menemanimu?"Kemudian, sebuah gagasan melintas di benaknya. Chelsea lantas mendengus dan melanjutkan, "Kamu nggak tega meminta simpananmu yang lain untuk panas-panasan menemanimu, jadi aku dijadikan penggantinya. Sepertinya kamu berniat membuat kulitku bertambah gelap."Chelsea sudah menyemprot ulang tubuhnya dengan tabir s
"Nggak mau," balas Chelsea sambil terus mendekati Benn. Namun, pria itu menghindar dan mencengkeram pergelangan tangannya, lalu berbalik menindihnya di ranjang. "Akh! sakit!" jerit Chelsea.Benn mengulum senyum dan berkata, "Sudah tahu bakal sakit, tapi kamu masih berani mempermainkanku.""Kamu duluan yang mempermainkan aku, 'kan? Kamu sengaja memintaku ke sini untuk jadi pesuruh. Ayahku saja nggak pernah menyuruhku melakukan pekerjaan rumah tangga. Cepat lepaskan aku!" balas Chelsea.Chelsea terus meronta, tetapi kekuatan Benn terlalu besar. Cengkeraman pria itu di lengannya sampai membuatnya mati rasa. "Benn!" pekik Chelsea lagi.Benn melepaskan cengkeramannya, lalu berkata, "Kalau kamu tidak cuci tangan, jangan tidur di ranjang malam ini." Kemudian, dia balik badan dan segera keluar.Chelsea duduk di kasur dan mengusap lengannya sambil menggerutu, "Kamu pikir aku senang tidur denganmu?" Namun, dia masih terheran-heran dengan kenyataan bahwa pria sedewasa Benn bisa takut pada kecoak
Untungnya, anak-anak di ruangan sebelah masih kecil. Anak sulung wanita itu bernama Yaya dan berusia tujuh tahun. Putra bungsunya, Dodi, baru berusia empat setengah tahun. Keduanya sangat manis dan penurut."Kak Chelsea, benda apa ini?" tanya Yaya penasaran. Tampaknya dia belum pernah melihat drone sebelumnya."Ini namanya drone, bisa digunakan untuk mengambil foto pemandangan yang luas. Kita bisa menggunakan drone buat melihat tempat yang sangat jauh dari sini. Sini, Kakak ajari cara mengendalikannya," ujar Chelsea sambil berjongkok.Yaya mengangguk patuh, lalu mendengarkan penjelasan Chelsea dengan serius. Setelah mengajari Yaya, Chelsea menyerahkan remot kendali pada bocah itu seraya berkata, "Nah, cobalah."Yaya melirik Chelsea sekilas, lalu menerima remot itu dengan hati-hati. Dia pun mulai mengendalikan drone dengan hati-hati.Chelsea tersenyum melihat anak kecil itu mengikuti arahannya. Saat itu, ponselnya mendadak berdering. Begitu melihat sang penelepon adalah ayahnya, dia ber
Chelsea berusaha membebaskan diri, tetapi ketika usahanya tidak membuahkan hasil, dia mendongak dan berujar, "Waktu kamu bilang akan memboikotku, apa itu cuma buat menakut-menakutiku?""Kamu benaran percaya?" tanya Benn.Ternyata Boris benar! Chelsea menggertakkan giginya dan berkata, "Kamu membodohi aku?"Benn menahan Chelsea dalam pelukannya. Sambil tersenyum setengah hati, dia berkata, "Kukira kamu cukup pintar, tak kusangka ternyata kamu senaif ini."Chelsea menarik napas dalam-dalam, berusaha menahan emosinya dan berkata, "Apa kamu sudah puas membodohiku?"Pada Benn yang menatapnya tanpa suara, Chelsea melanjutkan, "Pasti lucu sekali melihatku tertipu, ya? Benn, kamu suka bermain-main dan aku juga menemanimu. Tapi, kenapa kamu harus mengikatku, padahal kamu punya banyak wanita lain di sisimu!"Chelsea begitu frustrasi sampai ingin meneteskan air mata. Dia menundukkan kepala dan menenangkan perasaannya sejenak sebelum melanjutkan, "Aku nggak mau main lagi denganmu. Aku nggak sanggu