Angie tersenyum sinis. Candice masih tidak mengerti maksudnya. Tetiba dia melepaskan tangan Candice, lalu menjatuhkan diri ke belakang.Raut wajah Candice langsung berubah. Saat dia hendak menarik tangan Angie, Angie pun sudah jatuh di tangga.Candice tertegun di tempat. Ketika melihat kejadian ini, tetiba dia kepikiran dengan kejadian dirinya difitnah telah mendorong Naomi dari tangga. Kebetulan saat ini beberapa murid sedang menaiki tangga, mereka pun terkejut ketika melihat Angie terjatuh dari tangga.Mereka mengangkat kepala mereka, lalu tampak tangan Candice yang dijulurkan di udara.Angie diantar ke rumah sakit. Beberapa murid yang menjadi saksi mata itu mengatakan menemukan Candice di lokasi kejadian, lalu melihat tangan Candice dijulurkan.Kepala sekolah dan beberapa direksi sedang menginterogasi Candice. Saat Louis datang, kebetulan Johan juga tiba. Dia menanyakan apa yang terjadi dari kepala sekolah. Kepala sekolah pun melihat Candice dengan ragu.Louis langsung menyangkal, “
Johan merasa ucapan Louis sangat masuk akal. Sepertinya ada baiknya masalah ini ditangani oleh polisi.Malam harinya, Candice melipat kedua kakinya duduk bersandar di ranjang. Dia tidak memiliki selera makan berencana melewatkan makan malamnya. Louis sudah mempersiapkan makan malam. Dia membuka pintu kamar, lalu pergi menggendong Candice.Candice melingkari lehernya, lalu berkata dengan lemas, “Aku nggak ada nafsu makan.”Louis menggendong Candice ke depan meja makan. “Meski nggak ada nafsu makan, kamu juga mesti makan sedikit. Aku tidak ingin kamu kelaparan di tengah malam nanti.”Tetiba Candice menarik Louis. “Apa aku akan dipecat?”Louis membelai rambut Candice, lalu mengecup keningnya. “Tidak, aku sudah menyerahkan masalah ini untuk diselidiki pihak polisi.”Kali ini Candice merasa syok. “Kamu serahkan kepada polisi?”Louis mencedok sup untuk Candice, lalu meletakkan mangkuk di hadapannya. “Bukti pihak kepolisian lebih bisa dipercaya. Asalkan polisi bisa membuktikan kesucianmu, sem
Pihak kepolisian mencari kepala sekolah untuk memberikan penjelasan. Setelah mengetahui kenyataan, kepala sekolah baru melakukan respons kepada semua orang di akademi. Pada hari itu juga, rekaman diunggah, para guru dan murid di akademi pun merasa kaget.Setelah Angie dirawat di rumah sakit, dia kembali ke akademi. Meja kerjanya sudah dibersihkan, hanya tersisa selembar surat pemberhentian.Beberapa guru wanita mulai menggosip. “Aku kira dia itu anaknya baik sekali. Nggak disangka ternyata dia itu licik banget.”“Padahal sebelumnya aku sangat mendukungnya dan merasa dia sangat kasihan. Ternyata semua itu akibat dari perbuatannya sendiri.”“Dengar-dengar dulu saat dia sekolah di akademi musik, dia anaknya memang licik sekali. Pantas saja Louis nggak suka sama dia.”Saat Angie mendengar gosipan orang-orang, dia merasa sangat geram. Tangannya spontan gemetar.Citra yang dibangunnya selama beberapa tahun ini telah hancur semuanya. Dengan tidak gampangnya dia kembali ke akademi musik, tapi
Benn meletakkan gelasnya, lalu mendorongnya ke samping. “Aku suka dengan proyek kalian di Negara Makronesia.”Andreas tertegun sejenak, lalu mengerutkan keningnya. “Kamu tertarik dengan proyek ini?”Benn mencondongkan tubuhnya ke depan. “Wilayah perairan Teluk Bomin menghubungkan Negara Hyugana dengan Negara Makronesia. Pandangan Pak Andreas memang jeli. Kamu tahu akan ada banyak keuntungan yang bisa diraup dari mengembangkan transportasi di sana. Aku sangat tertarik dengan peluang ini.”Andreas tersenyum. “Konon katanya, Tuan Benn sangat pemilih soal investasi. Tak disangka, kamu akan tertarik dengan proyekku.”Benn merentangkan kedua tangannya di atas sandaran sofa. “Aku juga tidak akan mendapatkan uang secara cuma-cuma. Aku akan keluar dana 2 triliun.”Andreas menggerakkan matanya. Jika Benn bisa begitu tertarik dengan proyek di ini, itu berarti proyek wilayah perairan Teluk Bomin memang memiliki potensi keuntungan yang sangat besar.“Informasi keberadaan Jules ditukar dengan proyek
Silvia memeluk Jules, lalu berkata dengan menangis, “Ibu sungguh mencemaskanmu. Akhirnya kamu kembali juga.”Jules membiarkan dirinya dipeluk. Tatapannya sangat datar. Dia masih sangat bingung dengan Keluarga Tanzil ini.Silvia menyadari sesuatu. Dia pun melepaskan Jules dengan perlahan, lalu mengusap wajahnya. “Jules?”Hengky menatap Andreas. “Paman, ada apa dengan Jules?”Andreas meletakkan gelas tehnya. “Dia hilang ingatan.”Hengky tertegun.Silvia kembali meneteskan air mata, lalu memeluk Jules dengan erat. “Tidak apa-apa. Baguslah kamu bisa pulang. Kondisimu akan semakin membaik.”…Di Perusahaan Soulna.Claire membongkar CV para pelamar desainer perhiasan dan juga hasil karya mereka.Widya yang berada di samping dapat merasakan keraguan di wajahnya. “Bu Claire, apa kamu nggak puas dengan hasil karya ini?”Claire menopang dagunya sembari mengerutkan keningnya. “Aku memang kurang puas. Aku merasa ada yang kurang.”Ada 2 persyaratan penting yang ditambahkan Claire saat merekrut desa
“Nggak usah.” Naomi menggeleng. “Ayah, sebenarnya waktu itu aku juga nggak ingin belajar di akademi musik.”Aditya pun terbengong. Kemudian, terdengar penjelasan Naomi. “Sebenarnya Candice lebih berbakat daripada aku. Aku menyadarinya. Itulah sebabnya, di saat perlombaan, aku sudah mempersiapkan diri untuk dieliminasi.”Sayangnya, setelah kejadian itu, Naomi baru sadar masalahnya telah melibatkan Candice.Aditya menunduk dan tidak berbicara.Naomi menatap Aditya dengan tersenyum. “Ayah, aku ingin melakukan hal yang aku sukai. Kamu akan mendukungku, ‘kan?”Tetiba Aditya tertegun. Dia tersenyum. “Tentu saja, Ayah pasti akan mendukungmu.”Ponsel yang diletakkan di atas meja berdering. Dia melihat ada panggilan dari nomor telepon luar negeri. Aditya pun mengangkatnya. “Pak Andreas?”Entah apa yang dikatakan Andreas kepadanya, Aditya tertegun sejenak, lalu tampak kerutan di keningnya. “Kamu ingin mundur dari proyek ini?”“Iya, tapi Pak Aditya harap tenang. Benn Tanaka akan mengambil alih pr
Javier menjawab dengan datar, “Kakak ipar.”Claire langsung bertanya, “Apa kalian yakin Hendri melakukan pencurian? Apa kalian sudah menyelidiki dengan jelas?”Polisi itu juga merasa tidak berdaya. “Jam tangan mahal korban pencurian ditemukan di dalam tas Tuan Hendri. Sekarang kami juga lagi menyelidiki masalah ini.”Claire segera masuk ke dalam ruang interogasi. Hendri memalingkan kepalanya, lalu menunduk. “Aku tidak mencuri jam tangan itu.”Claire menatapnya. “Aku percaya kamu nggak curi, tapi sebenarnya apa yang terjadi?”Tangan Hendri yang diletakkan di atas paha dikepal semakin erat lagi. “Awalnya asisten editor berencana memberikannya kepadaku.” Hendri menggertakkan giginya. “Sewaktu di perusahaan, aku menyadari dia selingkuh sama istrinya editor. Dia ingin menyogokku dengan jam tangan itu. Dia menyuruhku untuk jangan menyebar masalah ini, tapi aku tidak menyetujuinya dan tidak menerima jam tangan itu. Setelah itu, entah bagaimana ceritanya jam tangan itu malah ada di tasku.”Cla
Namun tak disangka, editor malah melindunginya. Jangan-jangan editor mengetahui sesuatu?Kepikiran hal ini, raut wajahnya kelihatan tidak bagus.Saat editor memerintah bawahan untuk memeriksa rekaman CCTV, William langsung berkata, “Berhubung … semua ini salah paham, ya sudah, lupakan saja.”Karyawan yang berada di samping saling bertukar pandang. Mereka merasa ada yang aneh.Hendri menatapnya. “Kenapa tidak usah periksa rekaman CCTV? Semalam kamu menjebloskanku ke penjara. Aku tidak terima untuk difitnah. Aku ingin membuktikan kesucianku.”“Kamu ….” William tampak emosi. Dia menggertakkan giginya sembari berkata, “Aku salah paham sama kamu. Di sini, aku minta maaf sama kamu.”Hendri tersenyum. “Berhubung semua ini salah paham, kurasa tidak usah repot-repot memeriksa rekaman CCTV lagi.”Setelah rapat berakhir, William mengikuti langkah Hendri, membawanya ke area tangga darurat. William mencengkeram kerah pakaian Hendri, lalu berkata dengan geram, “Apa kamu beri tahu Pak Jimmy?”Hendri