Share

Bab 44 Kejujuran Bia

Author: Ziya_Khan21
last update Last Updated: 2024-10-09 08:16:25

“Ini Elara, kan, Om?” tanya Bianna setelah melihat foto wanita yang sama yang pernah dia lihat di mobilnya Damian. Hanya saja saat ini Bianna melihat  wanita itu foto berpelukan bersama Sean dengan wajah yang sama cerianya dengan foto yang Damian miliki..

Kali ini Bianna menyaksikan reaksi yang berbeda dari sang paman. Bola matanya membesar dan wajahnya terlihat tegang. Bianna menengok sejenak pada Damian yang masih berdiskusi dengan Dion dan ada Inez juga di sana. Bianna menghela napas lega karena suaminya tidak mendengar nama sang adik disebut olehnya.

“Kamu tahu dari mana namanya?” tanya Sean di sela rasa terkejutnya.

“Dari Damian. Aku lihat foto dia ada di dashboard mobilnya. Tapi aku heran apa yang terjadi padanya sampai di dalam rumah tidak ada satu pun fotonya, bahkan di foto keluarga, tidak ada dirinya. Kenapa begitu Om?” Bianna utarakan kebingungannya, tetapi dia harus menahan rasa ingin tahunya lebih lama lagi karena bukannya men
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (31)
goodnovel comment avatar
Safitri Adibah
ih baru juga mau korek informasi Damian sudah muncul aja, padahal kan penasaran. kemana perginya elara ya, apa dia sudah meninggal??
goodnovel comment avatar
Tya Abdulloh
Hayolo gmn tu Dami, si Kevin bnr² nekad ky tuyul, ga punya malu kemana2 ga pake baju.. Dulu Bia dimanfaatkan krn dy mau ngeruk hartanya, skr Bia dikejar2 krn pengaruhnya besar ut mempertahankan harta kerukannya.. Tp sayangnya skr Bia ga segampang itu dib0d0hi
goodnovel comment avatar
Tya Abdulloh
Jangan² ketidakadaan foto Elara di rmh krn suatu hal yg berhub dg Om Sean?? Mknya Damian spt trauma klo Bianna dkt dg Om Sean suatu saat akan hilang jg spt Elara?? Uuhhmm teka teki bgt inih..
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Kembalinya sang Putri Pewaris    Bab 45 Tidak diduga

    “Oh ya? Bagus, dong kalau dia bilang seperti itu. Artinya kamu tidak perlu repot-repot menggodanya agar bisa dekat dengannya kan?”“Apa? Jadi kamu tidak marah denger Kevin minta balikan sama aku?” Ini sungguh di luar ekspektasinya. Bianna tidak menyangka kalau Damian berkata seperti itu meski raut terkejut sangat jelas terlihat di wajahnya. “Kenapa harus marah? Bukannya kemaren kamu juga punya ide untuk deketin dia biar istrinya cemburu? Kenapa? Dia sendiri sudah bilang minta balikan, bukankah kebetulan yang menguntungkanmu?” Kata-kata itu entah mengapa sangat melukai hati Bianna. Tadinya wanita itu berharap kalau suaminya akan bereaksi selayaknya suami yang pada umumnya yang akan cemburu atau marah-marah karena ada pria lain yang berani mengatakan cinta pada istrinya, tapi kenyataannya pria yang ada di depannya in justru bersikap seperti tidak terjadi apa-apa. “Begitu, ya? Sayang sekali reaksi kamu di luar perkiraanku.” Bianna berusaha se

    Last Updated : 2024-10-11
  • Kembalinya sang Putri Pewaris    Bab 46 Rencana Bia

    “Astaga, Bia. Aku tidak bisa membayangkan gimana rasanya jadi kamu. Kamu pasti sedih banget kehilangan calon bayi kamu, kan?” Hersi terlihat ikut bersedih dengan kenyataan yang baru saja Bianna ceritakan padanya. “Waktu itu aku hampir gila dan putus asa, Her. Untung saja ada Damian yang nolongin aku, kalau tidak, mungkin kamu juga tidak akan bertemu denganku yang seperti ini, Hersi.” Bianna harus akui itu. Kenyataan kalau nyawanya selamat selain keberuntungan, pastilah karena campur tangan Damian yang menolongnya waktu itu. Damian yang tidak melihat siapa dirinya dan asal usulnya bersedia menjaga dan menunggunya hingga sadar dari koma. Sungguh, kalau bukan Damian yang menolongnya, akankah Bianna bisa ada di sini hari ini? Bianna juga pasti tak akan bisa menjawab. “Bagaimana ada orang seperti itu, Bia? Apa kalian pernah bertemu sebelumnya?” Bianna menggeleng. “Lalu, dia begitu kaya raya dan aku sudah sempat searching siapa keluarganya, ternyata bukan dari kalangan biasa-biasa saja.

    Last Updated : 2024-10-12
  • Kembalinya sang Putri Pewaris    Bab 47 Makan Malam

    Mobil sedan Ford Mondeo silver metalik yang dikendarai Tian sudah berhenti di depan restoran ternama di kota Meksiko ini. Gegas Dia turun dari mobil kemudian dia membukakan pintu mobil belakang untuk membantu sang majikan turun. Baru saja Bianna melangkahkan kaki masuk ke restoran, ponsel di dalam tasnya berbunyi. Bianna menepi sejenak lalu mengambil ponsel pintar itu. Dia tersenyum penuh arti melihat nama yang tertera di layar. “Ya,” sapanya datar. “Di mana? Ini sudah mau jam makan malam, kenapa belum pulang?” tanya Damian dari ujung telepon. Dari nada bicaranya, Bianna yakin pria itu pasti sedang kesal. “Aku sudah pesan pada Marta kalau tidak ikut makan malam di rumah, apa dia tidak bicara padamu?” Bianna masih mode santai, dia memang sengaja tidak memberitahu Damian langsung soal rencananya makan di luar. Bianna mendengar decakan kasar, tebakan Bianna, suaminya itu pasti ada di kamar karena terdengar suara musik di telinganya yang mungkin berasal dari laptop sang suami. “

    Last Updated : 2024-10-13
  • Kembalinya sang Putri Pewaris    Bab 48 Kecewa

    “Leony? Bagaimana kamu bisa di sini?” Kevin bangkit dari duduknya melihat istrinya dengan tatapan tidak percaya, sedangkan Bianna hanya tersenyum sinis tanpa ingin memedulikan dua orang yang sedang saling melotot itu. “Jadi, ini kelakuan kamu di belakang aku, Vin? Apa kamu bilang tadi? Kamu ada janji dengan Esteban?” Leony berdecih. “Sayang sekali tipuanmu tidak ada gunanya karena tidak lama kamu pergi istri Esteban menelponku dan aku tanya padanya apa suaminya pergi denganmu? Dia jawab tidak karena saat ini mereka sedang makan malam berdua. Lalu apa yang aku lakukan? Tentu saja aku mengikutimu, Kevin. Tidak tahunya kamu berdua-duaan dengan pelac*r murahan ini!” Seketika Bianna menggebrak meja. Tentu saja dia tidak terima dengan perkataan Leony barusan, maka tanpa basa-basi Bianna layangkan telapak tangan kanannya pada pipi kiri Leony. “Tutup mulut busukmu itu, Leony! Atau tanganku yang akan melakukannya?” Terang saja Leony mendelik tak percaya dengan keberanian Bianna memperma

    Last Updated : 2024-10-15
  • Kembalinya sang Putri Pewaris    Bab 49 Perdebatan

    Bianna tahu ucapan Demian itu hanya untuk menyindirnya saja. Oleh karena itu, dia pun tidak ingin kalah bicara. Dengan santainya Bianna menjawab, “Tidak juga. Aku makan kok, cuma tidak banyak. Dan sekarang aku lapar lagi.” Sudut bibir Damian terangkat sedikit. Lalu dia melihat pada Marta. “Siapkan makan malam untuknya, Marta.” “Baik, Tuan. Akan segera saya siapkan.” Marta mengangguk kecil sebelum akhirnya dia undur diri dari hadapan kedua majikannya. Melihat Marta sudah berjalan ke arah dapur, Damian kemudian mendekati sang istri. “Memangnya tadi kamu makan apa? Kenapa cuma makan sedikit?” selidiknya sambil memperhatikan wajah Bianna. Terang saja sikapnya itu membuat wanita berparas cantik itu salah tingkah. Tadi dia menyentuh air mineral saja tidak apalagi makanan, lalu bagaimana Bianna akan menjawabnya? Bianna perlahan menunduk, sungguh dia tidak bisa berbohong apalagi tatapan Damian begitu tajam seakan-akan sedang menguliti sekujur tubuhnya. Bianna melihat ujung sandal

    Last Updated : 2024-10-17
  • Kembalinya sang Putri Pewaris    Bab 50 Luka itu

    Damian berdecak lalu bangkit dari duduknya. Dia berjalan mendekati Bianna yang masih melihatnya dengan tatapan curiga. Dengan kedua tangan dimasukkan ke dalam kantong celana panjangnya, Damian berkata sambil tersenyum penuh arti. “Kamu lupa, kamu pergi dengan siapa? Tian itu orangku, asal aku tanya padanya, dia pasti akan mengatakannya padaku. Jadi tidak usah berpikir berlebihan.”Setelah mengatakan semua itu, Damian beranjak dari sisi Bianna, meninggalkan wanita itu dengan wajah terkejut juga ada rasa geram dalam hatinya. “Iya, maksud aku kenapa kamu harus tanya Tian segala? Kamu tidak percaya padaku?” pekik Bianna yang akhirnya berdiri dari duduknya dan memutar badannya melihat pada punggung Damian. Langkah Damian terhenti. “Iya, tidak ada satu perempuan pun yang bisa aku percayai termasuk kamu!” ujarnya datar, pun tanpa mau menatap Bianna.Bianna jelas membesarkan bola matanya. Perkataan apa itu? Tidak bisa percaya pada wa

    Last Updated : 2024-10-19
  • Kembalinya sang Putri Pewaris    Bab 51 Datang Lagi

    Cuaca pagi ini terasa lebih dingin dari hari sebelumnya. Bianna yang biasanya memakai blazer lengan pendek atau lengan panjang tipis, kali ini pakaian Bianna agak tebal meski masih terlihat modis. Sepertinya musim dingin benar-benar akan tiba, itu berarti rapat pemegang saham akhir tahun baik di perusahaan Harland Group dan Lysander Corporation pun akan segera dilaksanakan. Itu sebabnya sejak satu minggu yang lalu, Bianna selalu lembur di kantor, dia dan Esma sedang mempersiapkan laporan akhir tahun yang akan dipresentasikan saat rapat besar nanti. Selama lembur, dia akan pulang jika waktu menunjuk pukul sembilan dan sampai di rumah sekitar pukul sepuluh malam. Sejak satu minggu ini, Bianna juga jarang bertemu dengan sang suami. Sejak kejadian malam itu, mereka lebih banyak bertemu saat sarapan, setelah itu di kantor pun mereka tidak bertegur sapa kecuali urusan perusahaan. Damian lebih banyak diam dan seperti sedang menghindari Bianna, Entah apa yang l

    Last Updated : 2024-10-22
  • Kembalinya sang Putri Pewaris    Bab 52 Damian yang Aneh

    Bianna kembali tersenyum sinis melihat Kevin yang tiba-tiba membisu karena mendengar tantangan darinya barusan. Dalam hati, Bianna yakin sekali kalau mantan suaminya itu tidak akan sanggup berpisah dari Leony. Oleh sebab itu Bianna bangkit dari duduknya sambil berkata, “Sepertinya jawabannya sudah jelas. Jadi, lebih baik sekarang kamu keluar dari ruanganku dan jangan pernah kembali lagi apa pun alasannya.”“Tunggu, Bia!” Tangan Kevin berhasil meraih lengan Bianna yang akan meninggalkan tempat duduknya.“Aku sanggupi syarat dari kamu, tapi aku juga mau persyaratan darimu,” ujar Kevin dengan tatapan serius pun tangan yang masih mencengkeram lengan Bianna.“Oh, ya? Syarat apa yang kamu inginkan?” tanya Bianna yang menantang lebih berani.“Apalagi? Tentu saja aku mau kamu juga meninggalkan Damian.” Bianna tersenyum penuh arti, lalu perlahan dia lepas pegangan tangan Kevin dari lengannya, dia bawa tangan kanannya mene

    Last Updated : 2024-10-24

Latest chapter

  • Kembalinya sang Putri Pewaris    Bab 95 Keluhan Bianna

    Bianna melangkah masuk ke dalam rumah sakit, melewati lorong-lorong yang mulai sepi. Udara hangat dari penghangat ruangan langsung menyambutnya, tetapi tidak bisa menghangatkan hatinya yang dingin saat ini karena dipenuhi dengan berbagai pikiran. Alih-alih pulang ke rumah, dia lebih memilih datang ke sini. Saat tiba di depan kamar Damian, pintunya sedikit terbuka, dan Bianna bisa melihat sosok pria itu sedang duduk di ranjang dengan ekspresi serius, ponsel menempel di telinganya. Meski sedang sakit, Damian tetap tenggelam dalam pekerjaannya. “Pastikan laporan keuangan bulan ini sudah diaudit sebelum meeting minggu depan.” Suara Damian terdengar tegas. “Dan jangan lupa, aku ingin dokumen merger itu siap secepatnya.” Selesai dengan panggilan pertama, Damian langsung menekan nomor lain. Kali ini, dia menghubungi Inez. “Inez, besok pagi bawakan semua dokumen yang harus aku tanda tangani ke rumah sakit. Aku akan pulang besok,” k

  • Kembalinya sang Putri Pewaris    Bab 94 Menghasut Kevin

    "Kalau begitu, duduklah sebentar," ujar Kevin akhirnya, mengisyaratkan Bianna untuk duduk di sofa panjang yang ada di sudut ruangan.Bianna menuruti ajakannya. Dia duduk dengan anggun, menyilangkan kakinya dengan tenang. Kevin mengambil tempat di seberangnya, menatapnya dengan tatapan penuh arti."Aku tidak akan berbohong," kata Kevin akhirnya. "Menjalankan Harland Group tidak semudah yang kamu bayangkan, terutama setelah tender terakhir yang kamu menangkan. Itu benar-benar menyulitkanku."Bianna tersenyum tipis, merasa puas dengan pengakuan Kevin. Dia tahu proyek besar itu akan berdampak besar pada Harland Group, dan itu adalah bagian dari rencananya."Oh?" Bianna memiringkan kepalanya sedikit, berpura-pura terkejut. "Kupikir Harland Group cukup kuat untuk mengatasi tantangan seperti itu."Kevin menghela napas dan menyandarkan tubuhnya ke sofa. "Harland Group memang kuat, tapi aku tak bisa menyangkal bahwa kemenanganmu dalam tender itu m

  • Kembalinya sang Putri Pewaris    Bab 93 Menemui Kevin

    Saat Bianna keluar dari kafe, Tian yang sudah menunggu di dekat mobil segera mendekat dengan ekspresi terkejut. Matanya membesar saat melihat wajah Bianna yang masih basah, rambutnya yang sedikit menempel di pipi, dan sisa lemon tea yang mengering di ujung blazer yang dia kenakan."Nyonya, apa yang terjadi?" tanya Tian dengan khawatir. "Kenapa rambut Anda basah seperti ini?"Bianna menghela napas panjang dan mengibaskan sedikit rambutnya yang basah, mencoba menghilangkan sisa air yang masih menempel. "Bukan apa-apa," katanya santai, meskipun dalam hatinya masih terasa kesal dengan kejadian tadi.Tian menatapnya ragu. "Apa kita pulang saja? Saya bisa menyiapkan pakaian baru untuk Anda," usulnya.Bianna menggeleng tegas. "Tidak perlu. Aku ingin langsung pergi ke Harland Group."Tian tampak sedikit kaget dengan keputusan Bianna yang tetap ingin melanjutkan rencananya, meskipun jelas ada sesuatu yang terjadi di dalam kafe tadi. Namun, Tian su

  • Kembalinya sang Putri Pewaris    Bab 92 Balasan yang Cantik

    Leony cukup terkejut dengan tawaran Bianna, dia menatap wanita yang masih berpakaian kerja itu dengan ekspresi enggan, tetapi setelah beberapa detik, akhirnya dia menarik kursi di depannya dan duduk dengan kasar. Tangannya mengepal di atas meja, menahan amarahnya yang masih membara.Bianna tersenyum tipis, matanya berbinar dengan ketenangan yang jelas membuat Leony semakin frustasi. "Aku sudah tahu kalau kamu akan melakukan sesuatu seperti ini," katanya seraya melipat serbet di tangannya. "Tapi aku tidak tahu kalau rasanya sememalukan ini."Leony mendengkus, matanya berkilat penuh kemarahan. "Aku tidak peduli bagaimana perasaanmu, Bia. Aku datang ke sini hanya untuk memperingatkanmu untuk tidak mendekati Kevin lagi."Bianna menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi, menyilangkan kakinya dengan santai. "Salah paham," katanya ringan. "Aku bukan orang yang mendekati Kevin." Dia berhenti sejenak, menikmati reaksi Leony yang tampak semakin t

  • Kembalinya sang Putri Pewaris    Bab 91 Kemarahan Leony

    Bianna tersenyum samar, tetapi tidak menjawab langsung. Matanya justru beralih menatap jam di dinding. "Sudah hampir waktunya untuk rapat," katanya, mengalihkan pembicaraan.Sean menyadari bahwa Bianna tidak ingin membahasnya lebih jauh. Meskipun rasa penasarannya belum sepenuhnya terjawab, dia memilih untuk tidak memaksa."Baiklah," kata Sean akhirnya, bangkit dari kursinya. "Ayo ke ruang rapat."Bianna mengangguk dan ikut berdiri. Keduanya lalu berjalan keluar dari ruang kerja Bianna menuju ruang rapat, dengan Sean yang masih diam-diam memikirkan sesuatu di dalam benaknya.*** Bianna melangkah masuk ke dalam kafe dengan tenang. Pandangannya menyapu ruangan yang cukup ramai siang itu. Ia memilih tempat duduk di sudut yang agak jauh dari keramaian, lalu duduk dengan anggun sambil melirik jam tangannya. Leony belum datang.Dengan santai, Bianna memanggil pelayan dan memesan ice lemon tea. Dia tidak tahu berapa lama harus menunggu

  • Kembalinya sang Putri Pewaris    Bab 90 Telepon Leony

    Saat Bianna keluar dari rumah sakit dan berjalan menuju mobilnya, ponselnya tiba-tiba bergetar. Dia melihat layar dan mendapati nama Leony tertera di sana. Dahinya mengernyit. Apa lagi yang wanita itu inginkan?Tanpa banyak berpikir, Bianna mengangkat teleponnya."Ada apa?" tanyanya datar.Di seberang sana, suara Leony terdengar tajam. "Kita harus bertemu."Bianna mendesah pelan. “Maaf, aku sangat sibuk. Jika kamu hanya ingin membuang waktuku, lebih baik langsung ke intinya saja.” Suaranya terdengar malas.Leony tertawa sinis. “Jangan sok sibuk, ya? Padahal kamu tidak terlalu sibuk saat merebut suamiku.”Bianna menyipitkan mata. “Lucu sekali mendengar itu darimu. Kamu menelpon seseorang untuk meminta bertemu, tapi bahkan tidak bisa menjaga sopan santun? Di mana tata kramamu?” Nada sindiran Bianna jelas, dan itu membuat Leony semakin kesal."Jalang kamu, Bia!" suara Leony meninggi. “Aku tidak peduli seberapa sibuknya kamu

  • Kembalinya sang Putri Pewaris    Bab 89 Terjadi Lagi

    Suaranya terputus saat matanya bertemu dengan tatapan tajam pria itu. Damian kini berada di atasnya, tubuhnya sedikit menindih, dengan kakinya sebagai tumpuan, sementara tangan lainnya masih menggenggam erat pergelangan tangan Bianna.Bianna menatapnya dengan terkejut, merasa jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. “Apa yang kamu lakukan?” Suaranya terdengar lebih lemah dari yang dia harapkan.Damian menatapnya dalam diam, lalu bibirnya melengkung membentuk smirk khasnya. “Aku hanya memainkan peranku.”Bianna menelan ludah, berusaha menormalkan napasnya. “Peran apa?” tanyanya, meskipun dia merasa sedikit gugup dengan kemungkinan jawaban yang akan diberikan Damian.Damian tidak langsung menjawab. Sebaliknya, dia mengangkat tangannya dan dengan gerakan santai, menyentuh wajah Bianna. Jemarinya yang besar dan hangat menyingkirkan beberapa helai rambut yang jatuh di dahi wanita itu, menyelipkannya ke belakang telinga.Lalu dengan suara

  • Kembalinya sang Putri Pewaris    Bab 88 Tantangan dari Damian

    “Aku akan memainkan peranku dengan lebih baik mulai sekarang.”Jawaban Bianna sukses membuat dahi Damian berkerut. “Maksudmu?”Bianna menarik napas panjang, menegakkan bahunya, lalu berkata dengan tegas, “Aku akan masuk ke perusahaan Kevin. Aku akan mengambil alih perusahaan itu secara diam-diam.”Tercipta keheningan selama beberapa detik sebelum Damian tertawa kecil. “Akhirnya, kamu mulai berpikir seperti ini juga.”Namun, tawanya bukanlah tawa mengejek. Ada sesuatu dalam nada suaranya yang terdengar seperti kepuasan. Seolah-olah dia memang sudah menunggu saat ini terjadi.“Tapi itu belum cukup, Bia,” lanjut Damian, matanya berbinar tajam. “Menunjukkan diri dengan penampilan berbeda hanya langkah awal. Berusaha merebut hati Kevin kembali, itu bukan strategi yang matang. Kamu harus lebih dari itu.”Bianna mengangguk mantap. Dia tahu itu. Dia sadar hanya bersikap manis kepada Kevin tidak akan membawanya jatuh.Itulah seba

  • Kembalinya sang Putri Pewaris    Bab 87 Tekad Baru

    Bianna mengangkat wajahnya sedikit, lalu menggeleng. "Dami tidak pernah begitu, Opa.” Dia mencoba meyakinkan Eduardo kalau suaminya bukan seperti yang orang tua itu pikirkan.Eduardo terkekeh kecil. "Aku mengenal cucuku lebih lama daripada kamu mengenalnya, Bia," katanya bijak. "Dan aku juga mengenal wajah pura-pura. Kamu bisa mengatakan padaku jika hatimu sedang tidak baik-baik saja."Bianna membuka mulut, tetapi tidak ada kata yang keluar. Selama ini, dia selalu berpura-pura tegar, bahkan di depan dirinya sendiri. Dia menelan semua emosi, semua kesedihan, dan rasa sakit, berpikir bahwa dia bisa mengatasinya sendirian. Namun, mendengar kata-kata Opa, Bianna merasa dinding yang selama ini dia bangun mulai runtuh.Tanpa sadar, matanya mulai berkaca-kaca. Tangannya mengepal di atas pangkuannya, mencoba menahan gemetar yang mulai terasa.Eduardo tidak berkata apa-apa lagi. Dia hanya duduk di sana, memberi ruang bagi Bianna untuk menghadapi perasaannya sendiri.Bianna menunduk, menatap je

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status