Home / Romansa / Kembalinya sang Putri Pewaris / Bab 52 Damian yang Aneh

Share

Bab 52 Damian yang Aneh

Author: Ziya_Khan21
last update Last Updated: 2024-10-24 08:10:32

Bianna kembali tersenyum sinis melihat Kevin yang tiba-tiba membisu karena mendengar tantangan darinya barusan. Dalam hati, Bianna yakin sekali kalau mantan suaminya itu tidak akan sanggup berpisah dari Leony.

Oleh sebab itu Bianna bangkit dari duduknya sambil berkata, “Sepertinya jawabannya sudah jelas. Jadi, lebih baik sekarang kamu keluar dari ruanganku dan jangan pernah kembali lagi apa pun alasannya.”

“Tunggu, Bia!” Tangan Kevin berhasil meraih lengan Bianna yang akan meninggalkan tempat duduknya.

“Aku sanggupi syarat dari kamu, tapi aku juga mau persyaratan darimu,” ujar Kevin dengan tatapan serius pun tangan yang masih mencengkeram lengan Bianna.

“Oh, ya? Syarat apa yang kamu inginkan?” tanya Bianna yang menantang lebih berani.

“Apalagi? Tentu saja aku mau kamu juga meninggalkan Damian.” Bianna tersenyum penuh arti, lalu perlahan dia lepas pegangan tangan Kevin dari lengannya, dia bawa tangan kanannya mene
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (29)
goodnovel comment avatar
Safitri Adibah
pikirkan baik2 bia, kamu yakin ingin mengajukan cerai dari Damian?? ku rasa itu tak perlu, cukup permainkan saja Kevin, dia juga GK tulus tuh. dia membutuhkanmu paling juga untuk perusahaan
goodnovel comment avatar
Tya Abdulloh
Itu artinyaaa.. Damian ga mau cerai dr km Bia.. Yg dy blg itu cuma alibi biar km tetap bersamanya.. Ikuti aja dh Bia.. km akan lihat kebucinan Damian scr tak kasat mata.....
goodnovel comment avatar
Al-rayan Sandi Sya
Damian turunin gengsi mu donk ,tar si bia pergi beneran gimana
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Kembalinya sang Putri Pewaris    Bab 53 Perhatian Damian

    “Kenapa kamu ikut di mobilku?” Bianna bertanya dengan nada ketus saat sudah duduk di dalam mobil. “Ini mobilku juga, Bia. Terserah aku mau naik atau tidak,” jawab Damian ketus pun tanpa melihat ke arah Bianna. “Tapi kemarin-kemarin kamu tidak pernah mau aku ajak pulang sama-sama, lah ini apa?” protes Bianna mengingat selama seminggu ini dia selalu ditolak Damian pulang pergi kerja sama-sama meski Bianna lembur sekali pun, Damian tak pernah membersamainya. Jelas saja saat ini Bianna curiga dan kesal dengan jawaban Damian. “Jalan Tian, ini sudah malam,” titahnya kepada pemuda yang duduk di belakang setir.“Baik, Tuan.” Tian pun segera menyalakan mesin mobilnya lalu dia lajukan kendaraan roda empat itu keluar dari pelantaran perusahaan. “Dami, kamu belum jawab aku.” Bianna merajuk sambil menggoyang-goyangkan lengan Damian. Pria yang sudah tidak memakai dasi itu berdecak sebal, lalu melihat pada Bia

    Last Updated : 2024-10-26
  • Kembalinya sang Putri Pewaris    Bab 54 Perhatian Opa

    Bianna berjalan menuruni anak tangga sambil mencoba mengabaikan ucapan terakhir Damian sebelum tadi pria itu keluar dari kamar mereka. Yang dia pikirkan justru bagaimana dirinya bisa sampai terbangun di kamarnya ini karena seingatnya, dia ikut tertidur di dalam mobil dengan Damian, kan? “Kenapa kamu suka sekali melamun saat turun tangga, sih, Bia?” Bianna tersentak. Beruntung fokusnya tidak buyar saat matanya bersitatap dengan Sean yang ada di ujung anak tangga, hingga dirinya tidak perlu terjatuh. “Dan kenapa Om suka sekali mengagetkan aku? Kalau aku jatuh, gimana?” Bianna berkata dengan nada ketus dan wajah yang tak ramah sama sekali. Apa Om gantengnya ini tidak tahu kalau sapaannya membuat jantungnya berdegup sangat kencang karena terkejut? “Aku di sini, Bia. Kalau kamu jatuh, aku pasti akan menangkapmu lebih dulu,” jawab Sean santai seperti tanpa beban sama sekali. Bianna terang saja semakin membesarkan bola matanya. “Jangan mulai ya, Om. Aku sudah senang dengan Om yang kema

    Last Updated : 2024-10-28
  • Kembalinya sang Putri Pewaris    Bab 55 Kedatangan Dia

    Langkah cepat Bianna terhenti seketika saat melihat wanita yang sedang berkacak pinggang bicara dengan Sean. Suaranya melengking dan terdengar sangat ketus. Jangan tanya bagaimana wajahnya karena dilihat dari tempat Bianna berdiri, wanita yang dia kenali sebagai istri dari Kevin itu seperti sembap dan sayu. Entah apa yang sudah terjadi padanya, mendadak Bianna merasa prihatin. “Di mana wanita j*lang itu! Aku harus memberi dia pelajaran!” Entah terbuat aldari apa pita suara Leony hingga tampak tidak lelah berteriak mencari Bianna. “Jaga sikapmu, Nyonya. Bia tidak akan menemuimu kalau kamu bersikap seperti ini!” sentak Sean, tegas, tetapi tidak berlaku kasar pada si wanita. Leony terlihat semakin kesal, dia ingin menerobos Sean, tetapi gagal karena kalah ukuran tubuh. Tentu saja, Sean berbadan tegap, tinggi dan kekar jelas berbanding terbalik dengan tubuh Leony yang ramping dan kecil. Bianna tidak tahan lagi hanya jadi penonton. Itu sebabnya dia berjalan dengan tergesa-gesa men

    Last Updated : 2024-10-29
  • Kembalinya sang Putri Pewaris    Bab 56 Damian atau Bia yang Gila

    “Maafkan aku, Opa sampai Opa harus melihat situasi yang tidak menyenangkan tadi.” Bianna berkata sambil menunduk. Saat ini dia berada di kamar Eduardo. Setelah kepergian Leony, Marta mendekati Bianna dan mengatakan kalau Eduardo ingin bertemu dengannya. Meski tak melihat, tetapi Bianna bisa mendengarkan desah berat yang keluar dari bibir Eduardo. “Sebenarnya ada apa ini, Bia? Opa sudah curiga sejak pertama kali melihat kalian menikah dan hari ini dengan kedatangan perempuan itu, kecurigaan Opa jadi semakin besar saja. Opa butuh penjelasanmu, Bia. Sebelum memutuskan memaafkanmu atau tidak.” Bianna mendongak dengan mata terbelalak. Seharusnya dia tidak perlu terkejut dengan reaksi Eduardo saat ini karena cepat atau lambat rahasianya dengan Damian pasti akan terbongkar juga. Akan tetapi, kenyataannya Bianna tidak bisa begitu saja menjawab pertanyaan Eduardo. Dalam hati Bianna sangat berharap Damian segera datang menolongnya karena sejak awal pernikahan ini adalah rencana Damian, buk

    Last Updated : 2024-10-31
  • Kembalinya sang Putri Pewaris    Bab 57 Rasa Ini?

    Untuk sejenak saja, boleh, kan, Bianna meminta agar waktu berhenti saat ini juga? Saat dirinya tengah hanyut dalam kobaran api gairah yang baru saja dinyalakan oleh Damian? Saat dirinya hampir tenggelam dalam dahsyatnya gelombang kenikmatan yang Damian beri lewat sentuhan bibirnya itu? Namun sayang, sepertinya hanya Bianna yang merasakan perasaan itu karena detik berikutnya kembali tanpa aba-aba Damian melepaskan tautan bibirnya begitu saja. Tentu saja hal itu membuat Bianna terkejut, meski dia berusaha untuk segera kembali menapak bumi yang dia pijak. “Bagaimana? Apa ini sudah bisa membuktikan kalau kami adalah suami istri sungguhan?” Dengan percaya dirinya Damian bicara pada Eduardo, tidak lupa tangan kanannya merengkuh pinggang Bianna. “Lalu kenapa perempuan tadi marah-marah sama Bia? Dan bilang kalau suaminya ingin cerai gara-gara Bia, Dami?” Eduardo patut bertanya hal itu. Telinganya tidak tuli, tentu dia ingin memastikan apa yang sudah dia dengar. Damian menuntun Bian

    Last Updated : 2024-11-02
  • Kembalinya sang Putri Pewaris    Bab 58 Penolakan Damian

    “Tidak ada masalah dengan jantungku.” Bianna mendorong tubuh kekar Damian dengan kedua tangannya. Damian tidak marah. Dia justru terkekeh sambil merapikan kembali jasnya. “Baguslah kalau begitu. Setelah ini jangan biarkan mereka masuk ke rumahku, aku akan bilang ke satpam untuk mencegah mereka.”“Lalu bagaimana dengan permintaan Opa tadi?” Bianna terpaksa menghentikan gerakan Damian yang sudah berbalik. Dia kembali menoleh lalu tersenyum penuh arti. “Kenapa? Apa kamu menganggap serius permintaan Opa? Sayangnya aku tidak. Jadi, lupakan saja hal itu. Bersiaplah, Tian akan mengantarmu ke kantor.” Bianna terpaksa menelan kembali kata-kata yang siap meluncur dari bibirnya karena langkah pria itu terlalu cepat untuk dihentikan. “Dasar pria aneh! Tidak punya perasaan! Lalu apa yang harus aku katakan pada Opa kalau cucunya sendiri yang tidak mau punya anak?” gerutu Bianna yang akhirnya memutar badan lalu berjalan menuju ruang makan mengambil tas tangan miliknya. “Memangnya kamu mau hamil

    Last Updated : 2024-11-03
  • Kembalinya sang Putri Pewaris    bab 59 Curhat

    “Siapa yang memintamu merubah jadwalku?” Suara Damian tetap sama, datar dan terlalu kaku. Namun, Dion yang sudah bekerja dengannya selama hampir tujuh tahun ini tentu sudah terbiasa mendenganya. “Itu—” “Aku yang perintahkan.” Dion tidak sempat menjawab karena Bianna lebih dulu bersuara saat memasuki ruang kerja Damian. “Kenapa begitu? Apa pentingnya datang ke acara dia?” Damian mendelik tak terima jadwal kerjanya diintervensi tanpa seizinnya. “Nemenin aku, lah. Dia rekan bisnis kita yang baru, masa kita tidak datang ke acaranya,” protes Bianna sambil duduk di kursi depan meja kerjanya. Damian masih ingin komplain, tetapi Bianna memberi kode melalui jaru telunjuk yang ditaruh di atas bibirnya. “Udah, tidak usah pusing, nanti aku yang akan pilihkan pakaianmu. Sekarang aku ke sini karena ada yang ingin aku bicarakan.” Mendengar hal itu tanpa diperintah, Dion berinisiatif undur diri. “Lain kali tanya dulu apa aku mau datang ke pesta atau tidak. Aku paling tidak suka keramaian.” Mata

    Last Updated : 2024-11-05
  • Kembalinya sang Putri Pewaris    Bab 60 Bicara pada Inez

    Bianna keluar dari ruangan Damian dengan wajah lesu. Dia tidak langsung beranjak dari sana, melainkan dirinya menyandarkan punggung pada daun pintu. Bianna tidak habis pikir, laki-laki yang saat ini berstatus suaminya itu benar-benar sangat sulit ditebak isi hatinya. “Nyonya baik-baik saja?” Bianna berjengit kaget dengan kelopak mata yang langsung terbuka. Di depannya sudah ada Inez, sekretaris Damian menatapnya khawatir. “Oh, nggak apa-apa. Nez. Saya hanya agak lelah saja.” Bianna menegakkan punggungnya. Dia sudah melangkah menjauhi pintu ruang kerja Damian, tetapi tiba-tiba langkahnya kembali berhenti lalu dia berbalik tepat saat Inez akan duduk di kursi kerjanya. “Apa Anda melupakan sesuatu, Nyonya?” tanya Inez yang tampak tidak terkejut dama sekali. “Saya mau tanya, Nez. Sejak kapan kamu kerja dengan Damian?” Entah mengapa mendadak pertanyaan itu muncul dalam benaknya. Inez melempar senyum manisnya. “Sudah lima tahun ini, Nyonya.”“Oh ya?” Bianna terlihat terkejut. “Kalau beg

    Last Updated : 2024-11-07

Latest chapter

  • Kembalinya sang Putri Pewaris    Bab 95 Keluhan Bianna

    Bianna melangkah masuk ke dalam rumah sakit, melewati lorong-lorong yang mulai sepi. Udara hangat dari penghangat ruangan langsung menyambutnya, tetapi tidak bisa menghangatkan hatinya yang dingin saat ini karena dipenuhi dengan berbagai pikiran. Alih-alih pulang ke rumah, dia lebih memilih datang ke sini. Saat tiba di depan kamar Damian, pintunya sedikit terbuka, dan Bianna bisa melihat sosok pria itu sedang duduk di ranjang dengan ekspresi serius, ponsel menempel di telinganya. Meski sedang sakit, Damian tetap tenggelam dalam pekerjaannya. “Pastikan laporan keuangan bulan ini sudah diaudit sebelum meeting minggu depan.” Suara Damian terdengar tegas. “Dan jangan lupa, aku ingin dokumen merger itu siap secepatnya.” Selesai dengan panggilan pertama, Damian langsung menekan nomor lain. Kali ini, dia menghubungi Inez. “Inez, besok pagi bawakan semua dokumen yang harus aku tanda tangani ke rumah sakit. Aku akan pulang besok,” k

  • Kembalinya sang Putri Pewaris    Bab 94 Menghasut Kevin

    "Kalau begitu, duduklah sebentar," ujar Kevin akhirnya, mengisyaratkan Bianna untuk duduk di sofa panjang yang ada di sudut ruangan.Bianna menuruti ajakannya. Dia duduk dengan anggun, menyilangkan kakinya dengan tenang. Kevin mengambil tempat di seberangnya, menatapnya dengan tatapan penuh arti."Aku tidak akan berbohong," kata Kevin akhirnya. "Menjalankan Harland Group tidak semudah yang kamu bayangkan, terutama setelah tender terakhir yang kamu menangkan. Itu benar-benar menyulitkanku."Bianna tersenyum tipis, merasa puas dengan pengakuan Kevin. Dia tahu proyek besar itu akan berdampak besar pada Harland Group, dan itu adalah bagian dari rencananya."Oh?" Bianna memiringkan kepalanya sedikit, berpura-pura terkejut. "Kupikir Harland Group cukup kuat untuk mengatasi tantangan seperti itu."Kevin menghela napas dan menyandarkan tubuhnya ke sofa. "Harland Group memang kuat, tapi aku tak bisa menyangkal bahwa kemenanganmu dalam tender itu m

  • Kembalinya sang Putri Pewaris    Bab 93 Menemui Kevin

    Saat Bianna keluar dari kafe, Tian yang sudah menunggu di dekat mobil segera mendekat dengan ekspresi terkejut. Matanya membesar saat melihat wajah Bianna yang masih basah, rambutnya yang sedikit menempel di pipi, dan sisa lemon tea yang mengering di ujung blazer yang dia kenakan."Nyonya, apa yang terjadi?" tanya Tian dengan khawatir. "Kenapa rambut Anda basah seperti ini?"Bianna menghela napas panjang dan mengibaskan sedikit rambutnya yang basah, mencoba menghilangkan sisa air yang masih menempel. "Bukan apa-apa," katanya santai, meskipun dalam hatinya masih terasa kesal dengan kejadian tadi.Tian menatapnya ragu. "Apa kita pulang saja? Saya bisa menyiapkan pakaian baru untuk Anda," usulnya.Bianna menggeleng tegas. "Tidak perlu. Aku ingin langsung pergi ke Harland Group."Tian tampak sedikit kaget dengan keputusan Bianna yang tetap ingin melanjutkan rencananya, meskipun jelas ada sesuatu yang terjadi di dalam kafe tadi. Namun, Tian su

  • Kembalinya sang Putri Pewaris    Bab 92 Balasan yang Cantik

    Leony cukup terkejut dengan tawaran Bianna, dia menatap wanita yang masih berpakaian kerja itu dengan ekspresi enggan, tetapi setelah beberapa detik, akhirnya dia menarik kursi di depannya dan duduk dengan kasar. Tangannya mengepal di atas meja, menahan amarahnya yang masih membara.Bianna tersenyum tipis, matanya berbinar dengan ketenangan yang jelas membuat Leony semakin frustasi. "Aku sudah tahu kalau kamu akan melakukan sesuatu seperti ini," katanya seraya melipat serbet di tangannya. "Tapi aku tidak tahu kalau rasanya sememalukan ini."Leony mendengkus, matanya berkilat penuh kemarahan. "Aku tidak peduli bagaimana perasaanmu, Bia. Aku datang ke sini hanya untuk memperingatkanmu untuk tidak mendekati Kevin lagi."Bianna menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi, menyilangkan kakinya dengan santai. "Salah paham," katanya ringan. "Aku bukan orang yang mendekati Kevin." Dia berhenti sejenak, menikmati reaksi Leony yang tampak semakin t

  • Kembalinya sang Putri Pewaris    Bab 91 Kemarahan Leony

    Bianna tersenyum samar, tetapi tidak menjawab langsung. Matanya justru beralih menatap jam di dinding. "Sudah hampir waktunya untuk rapat," katanya, mengalihkan pembicaraan.Sean menyadari bahwa Bianna tidak ingin membahasnya lebih jauh. Meskipun rasa penasarannya belum sepenuhnya terjawab, dia memilih untuk tidak memaksa."Baiklah," kata Sean akhirnya, bangkit dari kursinya. "Ayo ke ruang rapat."Bianna mengangguk dan ikut berdiri. Keduanya lalu berjalan keluar dari ruang kerja Bianna menuju ruang rapat, dengan Sean yang masih diam-diam memikirkan sesuatu di dalam benaknya.*** Bianna melangkah masuk ke dalam kafe dengan tenang. Pandangannya menyapu ruangan yang cukup ramai siang itu. Ia memilih tempat duduk di sudut yang agak jauh dari keramaian, lalu duduk dengan anggun sambil melirik jam tangannya. Leony belum datang.Dengan santai, Bianna memanggil pelayan dan memesan ice lemon tea. Dia tidak tahu berapa lama harus menunggu

  • Kembalinya sang Putri Pewaris    Bab 90 Telepon Leony

    Saat Bianna keluar dari rumah sakit dan berjalan menuju mobilnya, ponselnya tiba-tiba bergetar. Dia melihat layar dan mendapati nama Leony tertera di sana. Dahinya mengernyit. Apa lagi yang wanita itu inginkan?Tanpa banyak berpikir, Bianna mengangkat teleponnya."Ada apa?" tanyanya datar.Di seberang sana, suara Leony terdengar tajam. "Kita harus bertemu."Bianna mendesah pelan. “Maaf, aku sangat sibuk. Jika kamu hanya ingin membuang waktuku, lebih baik langsung ke intinya saja.” Suaranya terdengar malas.Leony tertawa sinis. “Jangan sok sibuk, ya? Padahal kamu tidak terlalu sibuk saat merebut suamiku.”Bianna menyipitkan mata. “Lucu sekali mendengar itu darimu. Kamu menelpon seseorang untuk meminta bertemu, tapi bahkan tidak bisa menjaga sopan santun? Di mana tata kramamu?” Nada sindiran Bianna jelas, dan itu membuat Leony semakin kesal."Jalang kamu, Bia!" suara Leony meninggi. “Aku tidak peduli seberapa sibuknya kamu

  • Kembalinya sang Putri Pewaris    Bab 89 Terjadi Lagi

    Suaranya terputus saat matanya bertemu dengan tatapan tajam pria itu. Damian kini berada di atasnya, tubuhnya sedikit menindih, dengan kakinya sebagai tumpuan, sementara tangan lainnya masih menggenggam erat pergelangan tangan Bianna.Bianna menatapnya dengan terkejut, merasa jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. “Apa yang kamu lakukan?” Suaranya terdengar lebih lemah dari yang dia harapkan.Damian menatapnya dalam diam, lalu bibirnya melengkung membentuk smirk khasnya. “Aku hanya memainkan peranku.”Bianna menelan ludah, berusaha menormalkan napasnya. “Peran apa?” tanyanya, meskipun dia merasa sedikit gugup dengan kemungkinan jawaban yang akan diberikan Damian.Damian tidak langsung menjawab. Sebaliknya, dia mengangkat tangannya dan dengan gerakan santai, menyentuh wajah Bianna. Jemarinya yang besar dan hangat menyingkirkan beberapa helai rambut yang jatuh di dahi wanita itu, menyelipkannya ke belakang telinga.Lalu dengan suara

  • Kembalinya sang Putri Pewaris    Bab 88 Tantangan dari Damian

    “Aku akan memainkan peranku dengan lebih baik mulai sekarang.”Jawaban Bianna sukses membuat dahi Damian berkerut. “Maksudmu?”Bianna menarik napas panjang, menegakkan bahunya, lalu berkata dengan tegas, “Aku akan masuk ke perusahaan Kevin. Aku akan mengambil alih perusahaan itu secara diam-diam.”Tercipta keheningan selama beberapa detik sebelum Damian tertawa kecil. “Akhirnya, kamu mulai berpikir seperti ini juga.”Namun, tawanya bukanlah tawa mengejek. Ada sesuatu dalam nada suaranya yang terdengar seperti kepuasan. Seolah-olah dia memang sudah menunggu saat ini terjadi.“Tapi itu belum cukup, Bia,” lanjut Damian, matanya berbinar tajam. “Menunjukkan diri dengan penampilan berbeda hanya langkah awal. Berusaha merebut hati Kevin kembali, itu bukan strategi yang matang. Kamu harus lebih dari itu.”Bianna mengangguk mantap. Dia tahu itu. Dia sadar hanya bersikap manis kepada Kevin tidak akan membawanya jatuh.Itulah seba

  • Kembalinya sang Putri Pewaris    Bab 87 Tekad Baru

    Bianna mengangkat wajahnya sedikit, lalu menggeleng. "Dami tidak pernah begitu, Opa.” Dia mencoba meyakinkan Eduardo kalau suaminya bukan seperti yang orang tua itu pikirkan.Eduardo terkekeh kecil. "Aku mengenal cucuku lebih lama daripada kamu mengenalnya, Bia," katanya bijak. "Dan aku juga mengenal wajah pura-pura. Kamu bisa mengatakan padaku jika hatimu sedang tidak baik-baik saja."Bianna membuka mulut, tetapi tidak ada kata yang keluar. Selama ini, dia selalu berpura-pura tegar, bahkan di depan dirinya sendiri. Dia menelan semua emosi, semua kesedihan, dan rasa sakit, berpikir bahwa dia bisa mengatasinya sendirian. Namun, mendengar kata-kata Opa, Bianna merasa dinding yang selama ini dia bangun mulai runtuh.Tanpa sadar, matanya mulai berkaca-kaca. Tangannya mengepal di atas pangkuannya, mencoba menahan gemetar yang mulai terasa.Eduardo tidak berkata apa-apa lagi. Dia hanya duduk di sana, memberi ruang bagi Bianna untuk menghadapi perasaannya sendiri.Bianna menunduk, menatap je

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status