Home / Urban / Kembalinya sang Pewaris / Chapter 121: Pengkhianat?

Share

Chapter 121: Pengkhianat?

Author: Zila Aicha
last update Last Updated: 2023-02-21 21:13:20

"Ya. Biarkan saja, itu lebih bagus jika dia menghilang tanpa jejak." Alexander terlihat begitu santai dan tenang sekaligus hingga membuat Damar sontak mempercayai perkataan sang tuan muda.

Dengan sedikit dorongan yang lebih, Alexander sendiri telah memahami bagaimana caranya ia menipu Damar agar pria itu bisa jatuh ke dalam perangkapnya.

Ia bersorak dalam hati karena sekali lagi ia telah berhasil membuat lelaki yang usianya tak terlalu jauh berbeda dengannya itu memasuki jebakan yang telah ia siapkan bersama dengan Glenn.

"Baiklah, saya mengerti sekarang. Anda benar, Tuan Muda. Jika anak itu masih bersama dengan Anda, Anda bisa begitu kerepotan dan ini juga pasti akan dimanfaatkan oleh Narendra."

Sebuah senyuman sinis terbit di bibir Alexander, "Nah, itu dia yang aku maksud. Narendra yang bodoh itu justru telah melakukan kesalahan yang besar karena membunuh Hanya dan menyebabkan anak itu menghilang tanpa jejak. Itu sama artinya dia tidak lagi memiliki kunci untuk menggangguku."

Damar
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Kembalinya sang Pewaris   Chapter 122: Kecemasan

    "Tidak, Tuan. Saya yakin sekali tidak mungkin ada anak buah kita yang berani mengkhianati Anda."Narendra menaikkan kedua alisnya seakan tidak mempercayai perkataan anak buahnya tersebut. "Bagaimana kau bisa seyakin itu?""Karena kami semua menembakkan peluru ke arah orang yang menyelamatkan gadis itu sehingga tidak mungkin ada seorang penghianat di antara kami," jelas orang itu.Narendra kembali berpikir keras dan menimbang-nimbang apakah orang itu benar-benar telah berkata jujur atau tidak. Namun, sebelum ia sempat mengatakan apa yang ada di kepalanya, pintu ruangannya diketuk oleh seseorang dari luar."Ya, masuk!" kata Narendra.Ia pun memerintah anak buahnya tersebut, "Pergilah!"Pria itu mengangguk dan kemudian undur diri dari ruangan sang tuan muda. Narendra tersenyum ramah pada adik laki-lakinya yang masuk ke dalam ruangannya sambil membawa beberapa dokumen. "Kita tidak bisa membuat pembatalan itu, Mas."Narendra tidak tahu jika hari itu ternyata merupakan hari yang sangat sia

    Last Updated : 2023-02-21
  • Kembalinya sang Pewaris   Chapter 123: Salah Paham

    Menyadari jika nada suara sang kakak terdengar begitu penuh kecurigaan itu, Arnold pun memperbaiki ucapannya, "Tidak, Mas. Kau salah paham. Untuk apa aku mencemaskan orang seperti Alexander Barata? Bukankah Mas tahu sendiri bagaimana kekesalanku terhadapnya?"Narendra terlihat menyipitkan mata, mencoba untuk melihat ke dalam mata adiknya tersebut apakah dikatakan oleh Arnold merupakan sebuah kebenaran.Pria yang hanya beberapa tahun lebih tua daripada Arnold itu pun kemudian menarik dirinya dan mendesak pelan. Ia memilih untuk mempercayai adiknya tersebut. "Oke. Terus kenapa kau bertanya begitu?" Arnold segera memutar otaknya guna menemukan jawaban yang mungkin akan dipercayai oleh sang kakak. Ia berkata, "Karena aku memiliki dendam sendiri kepada si brengsek itu jadi rasanya aku tidak rela jika ada orang lain yang bisa membunuhnya."Narendra terlihat menatap adiknya itu dengan tatapan heran tetapi kemudian sebuah senyuman licik tersungging di bibirnya. "Ah, maksudnya kau ingin menja

    Last Updated : 2023-02-22
  • Kembalinya sang Pewaris   Chapter 124: Seorang Gadis?

    "Ya, kita bisa mengatakannya seperti itu. Pasalnya, gadis itu lahir saat wanita yang mengandungnya masih berusia belasan tahun." Narendra memulai penjelasan itu dan melihat adiknya semakin tertarik dengan kisah itu. "Mas, coba ceritakan masalah itu. Mungkin aku bisa menemukan sesuatu yang sangat menarik dan bisa memanfaatkannya untuk mengganggu Alexander Barata," ucap Arnold terdengar begitu meyakinkan seakan dia memang sangat membenci Alexander Barata. Padahal, di dalam hatinya ia malah sangat cemas terhadap sahabat Glenn tersebut dan berusaha ingin membantunya. "Ah, sebenarnya aku berniat untuk menculik anaknya tersebut untuk membuat kesepakatan dengan Alexander. Aku hanya ingin dia berada di pihakku tetapi nyatanya para anak buahku yang bodoh itu malah kehilangan gadis itu jadi apa boleh buat, sekarang tak ada yang bisa kulakukan selain menunggu mereka bisa menemukan gadis itu." Semua informasi itu ditangkap oleh Arnold dan berusaha ia simpan dalam-dalam dalam otaknya. Ia meng

    Last Updated : 2023-02-22
  • Kembalinya sang Pewaris   Chapter 125: Kepura-puraan

    "Kenapa kau bisa berpikir seperti itu, Arnold?" tanya Narendra, kini tatapannya berubah menjadi serius sekaligus bingung.Arnold dengan tidak sabar berkata, "Mas, seseorang yang sudah mati kan tidak mungkin bisa kabur. Jadi, bukankah ada kemungkinan dia memang masih hidup? Jasadnya saja tidak ada.""Pasti ada orang yang sudah mengambilnya," sahut Narendra, masih tidak ingin menyetujui pemikiran adiknya itu. Sesungguhnya, ia hanya tidak ingin berpikir kembali mengenai wanita itu lantaran ingin memikirkan masalah lain. Namun, perkataan adiknya kini membuatnya sedikit terganggu.Bagaimana tidak, jika wanita selamat, wanita itu bisa saja menjadi biang masalah nantinya. Sebab, ia sempat memberi perintah pada anak buahnya untuk mengancam wanita itu dan juga gadis muda itu.Akan sangat gawat jika dia bisa lolos dan melaporkan dirinya ke kantor polisi. Akan tetapi, ketika ia ingat siapa dirinya dan siapa wanita itu, jelas saja dia kembali mendapatkan ketenangannya."Oh, tidak masalah jika di

    Last Updated : 2023-02-23
  • Kembalinya sang Pewaris   Chapter 126: Hilang Timbul

    "Membunuhnya, Mas? Apa kau yakin tentang itu, Mas?" tanya Arnold dengan bersusah payah agar tidak terdengar seolah ia cemas sekaligus kaget.Narendra membuat helaan napas yang terdengar begitu santai tapi dipenuhi oleh keseriusan. Ia pun kemudian berkata dengan nada tenng, "Ya. Lebih baik ia dibungkam untuk selamanya daripada membuatku repot."Kembali, kedua tangan Arnold yang tidak terlihat oleh Narendra pun sontak terkepal erat, "Apa malah nanti tidak akan menimbulkan masalah lain, Mas? Bagaimana jika malah-""Masalah apa, Arnold? Masalah apa yang bisa timbul jika aku membunuhnya? Kau hanya terlalu banyak berpikir hal yang tidak perlu, Arnold," ujar Narendra, sedikit agak kesal.Arnold menahan diri dan kini semakin merasa betapa susahnya ternyata untuk berpura-pura menjadi adik yang baik bagi kakaknya itu. Andai saja ia bisa, ia lebih memilih untuk tidak melakukan hal itu.Tapi, demi Glenn, dia rela melakukannya. Dia hanya ingin berusaha membantu Glenn. Maka, dia bertahan berada di

    Last Updated : 2023-02-23
  • Kembalinya sang Pewaris   Chapter 127: Gadis Muda

    "Ya. Biarkan saja dia begitu," ucap Arnold.Narendra kelihatan diam sesaat dan memilih untuk memikirkan banyak hal. Ia mulai meragukan adiknya karena menurutnya seakan adik lelakinya itu terkesan melindungi Alexander Barata.Namun, ia tahu ia tidak bisa melawan adiknya itu dalam berkata-kata sehingga ia memilih untuk menyembunyikan apa yang ada di kepalanya."Oke, aku tidak akan menyerangnya."Jawaban itu benar-benar membuat Arnold begitu lega dan kini ia pun beralih membicarakan masalah lain, "Besok ada jadwal bertemu dengan Garrick. Aku akan berada di luar kantor selama seharian.""Oke. Lakukan apa saja yang menurutmu benar. Aku memberimu izin untuk itu," ucap Narendra.Arnold merasa begitu senang karena rupanya sang kakak masih begitu mempercayai dirinya sehingga ia pun meninggalkan ruangan kakaknya tersebut dengan hati tenang.Namun, hal itu tidak berlaku bagi Narendra. Jelas sekali iya mulai menaruh curiga lagi kepada adiknya tetapi kali ini dia tidak akan pernah memperlihatkan k

    Last Updated : 2023-02-24
  • Kembalinya sang Pewaris   Chapter 128: Berhati-hatilah!

    Pertanyaan tersebut seketika membuat gadis itu berhenti memakan makanannya. "Sekolah baik tapi dengan keadaan sekarang, tidak mungkin aku bisa sekolah lagi kan, Om?"Glenn menangkap sebuah ekspresi sedih dari mata indah gadis muda itu. Glenn berpikir mungkin saja kehidupan sekolahnya menjadi salah satu hiburan untuk gadis itu sehingga ia begitu merindukan sekolah."Aku bisa saja mengirimmu ke sekolah lain untuk sekolah," ucap Glenn.Mata Clarita melebar, "Aku sekolah di tempat lain?""Iya. Kenapa memangnya?"Clarita dengan segera menggelengkan kepalanya seolah tidak menyetujui apa yang baru saja diungkapkan oleh sahabat ayahnya itu. "Aku tidak berpikir untuk pindah sekolah tapi Om, memangnya bisa sekarang pindah sekolah di saat semester pertengahan seperti ini?"Hal inilah yang Glenn sukai jika memiliki koneksi yang luas serta uang yang banyak. Ia bisa menggunakan semuanya itu untuk mendapatkan apa yang dia inginkan. Ia tak perlu mengkhawatirkan masalah yang tidak perlu ia pikirkan.I

    Last Updated : 2023-02-24
  • Kembalinya sang Pewaris   Chapter 129: Tidak Dibenarkan

    Glenn tertawa terbahak-bahak, membuat gadis berusia belasan tahun itu terkesima. Clarita berkata tanpa sadar, "Om tampan."Mendengar pujian tak terduga dari gadis itu,Glenn seketika berhenti tertawa. Clarita berkata sekali lagi dengan nada terdengar tulus, "Om benar-benar tampan.""Hei, gadis kecil, kenapa kau bilang begitu?" ucap Glenn tidak nyaman.Clarita membalas dengan raut wajah bingung, "Aku bukan gadis kecil, Om. Aku sudah tujuh belas tahun, sebentar lagi aku bahkan akan segera berulang tahun ke delapan belas tahun. Mana bisa disebut gadis kecil?"Mulut Glenn sedikit terbuka, ini pertama kalinya ia mendengar Clarita terlihat begitu santai saat berbicara. Gadis itu jauh lebih nyaman dari pada sebelumnya. Hal itu sebenarnya cukup membuat Glenn ikut lega. Tapi, untuk memastikan kondisi adiknya itu baik-baik saja, Glenn bertanya, "Apa kau benar-benar baik-baik saja?""Kenapa Om malah berbicara tentang aku? Memangnya aku kenapa, Om?"Glenn tidak tahu apakah gadis itu memang tidak

    Last Updated : 2023-02-27

Latest chapter

  • Kembalinya sang Pewaris   Chapter 168: The Ending

    Narendra tidak mempercayai apa yang sedang terjadi kepadanya, "Glenn, kau-""Bukti yang aku miliki sudah lengkap semuanya dan semua ini berkat bantuan dari adik kesayanganmu. Selain itu, Om Satria kebetulan telah menyerahkan dirinya pagi tadi jadi lebih baik sekarang tidak perlu melawan lagi karena kau sudah tamat," ucap Glenn dengan begitu senangnya.Narendra tentu saja memberontak dan berhasil melepaskan diri dari kedua polisi yang memegang lengannya. Pria muda tersebut kemudian langsung saja menarik Glenn ke arahnya lalu mengeluarkan sebuah pisau yang nyata ia sembunyikan dibalik saku jasnya.Glenn tentu saja tidak pernah menyangka hal itu akan terjadi. Ia pikir ia telah bersiap-siap menghadapi segala hal yang mungkin saja terburuk tetapi nyatanya ia masih melupakan sesuatu sehingga sekarang harus menghadapi kemarahan Narendra yang seharusnya tidak perlu dihadapi.Dewa dan Alexander yang berada di sana sontak memerintah anak buah mereka untuk menyelamatkan Glenn tetapi Glenn memint

  • Kembalinya sang Pewaris   Chapter 167: Sadar

    "Astaga, kau benar-benar membuatnya takut," ucap Glenn yang tidak bisa tidur apalagi mendengar ketika orang yang berada di dalam kamarnya itu dari tadi masih saja bercolotest seolah dia tidak ada di sana.Clarita menoleh pada pria yang telah membuka matanya secara penuh itu. "Om, Om pasti terganggu dengan suara kami ya?"Glenn tersenyum tipis dan menanggapi, "Ah, Clarita. Kau benar-benar sangat peka sekali, tidak seperti ayahmu yang bodoh ini."Alexander sedikit tersinggung tetapi dia membiarkan sahabatnya itu berbicara seperti itu."Kau benar-benar sudah tidak apa-apa?" tanya Dewa, terdapat kecemasan yang begitu terlihat dengan sangat jelas di mata sahabat Glenn yang satu itu."Kau gila atau bagaimana? Aku baru saja tertembak di perutku dan kau bilang aku tidak apa-apa? Luka tembak tidak mungkin bisa sembuh hanya dalam waktu beberapa jam kan?" omel Glenn.Alexander tertawa meringis mendengarkan ocehan Glenn pada Dewa, ia benar-benar sangat puas terhadap omelan Glenn tersebut."Nah, s

  • Kembalinya sang Pewaris   Chapter 166: Kebimbangan Satria

    Narendra mendecakkan menatap ayahnya dengan tatapan tidak suka. Pria itu bahkan tidak menutupi jika mungkin dia menganggap ayahnya itu cukup bodoh karena tidak benar-benar menyimak ceritanya dengan benar.Narendra menghela napas panjang sebelum kemudian menanggapi, "Ayah, tidakkah tadi Ayah mendengarkan ceritaku dengan baik?"Satria terbelalak tetapi dia membalas pertanyaan putranya, "Dengar. Peluru itu sedikit meleset tetapi mengenai Glenn. Iya kan?""Hm, itu benar. Peluru itu katanya mengenai perut Glenn dan bukannya jantungnya jadi mungkin dia masih hidup atau bisa saja sedang sekarat. Entahlah, aku tidak mengetahuinya. Anak buahku masih mencarinya di seluruh rumah sakit yang ada di Jakarta ini. Dan aku yakin sekali dia akan segera ditemukan," ujar Narendra begitu senang.Satria mengangguk mengerti. "Jika kau sudah menemukannya, apa yang akan kau lakukan terhadapnya?"Narendra menyipitkan mata, memperlihatkan ayahnya senyumannya yang kejam. "Ayah, apakah sekarang ini Ayah masih har

  • Kembalinya sang Pewaris   Chapter 165: Apakah Dia Mati?

    Alexander dan Dewa menyadari jika di sana masih ada gadis muda yang mendengarkan percakapan mereka yang cukup bisa dikatakan berbahaya dan tidak pantas didengar oleh gadis itu.Dewa seketika berkata, "Oh, Sayang. Maaf, percakapan ini tidak pantas untuk kamu dengar. Ah, Alex. Kita tunda saja percakapan ini daripada putrimu harus mendengar hal seperti itu."Clarita sebenarnya tidak ingin menyerah begitu saja tetapi melihat kedua pria dewasa itu terlihat tidak ingin lagi melanjutkan percakapan mereka mengenai permasalahan tentang aksi balas dendam itu maka ia pun juga tidak bisa lagi bertanya."Kamu mau minum atau mungkin camilan?" tawar Alexander.Clarita dengan segera menggelengkan kepala. "Bagaimana mungkin aku bisa makan dalam situasi seperti ini? Ayolah Ayah, aku bukan gadis berdarah dingin yang tidak mementingkan situasi dan kondisi."Alexander meringis mendengar ucapan putrinya yang begitu mengguncangnya Itu.Dewa sendiri tidak tahan untuk tidak tertawa telan tetapi dia kemudian t

  • Kembalinya sang Pewaris   Chapter 164: Kenekatan

    Sang pengawal dengan sangat terpaksa akhirnya menjawab kembali, "Tuan Alex tidak apa-apa dan baik-baik saja tetapi Tuan Glenn baru saja tertembak karena diserang."Clarita langsung saja membungkam mulutnya karena kaget. Tak bisa dipercaya, hanya sangat mustahil sekali pria sekuat Glenn bisa tertembak dan kini nyawanya sedang dalam bahaya di dalam rumah sakit.Clarita terdiam sejenak bingung atas apa yang harus dia lakukan setelahnya.Namun, dia tentu tidak bisa berdiam saja di sana sehingga dia memutuskan, "Aku akan ke rumah sakit."Sang pengawal tentu saja langsung saja menjawab, "Tidak, Nona. Tuan Alexander meminta Anda untuk tetap di rumah dan tidak melakukan apapun. Sebenarnya yang diserang itu adalah Tuan Alex tetapi Tuan Glenn datang untuk menyelamatkannya sehingga yang terkena malah Tuan Glenn.""Iya, Nona. Di luar sana masih begitu berbahaya dan kita juga tidak tahu apakah penyerang itu akan mencari-cari Nona karena anda merupakan putri satu-satunya Tuan Alexander sekaligus ke

  • Kembalinya sang Pewaris   Chapter 163: Rasa Cemas

    Ken, sopir Alexander Barata segera melajukan mobilnya lebih cepat dan berusaha menghindari 3 mobil yang mengejar mereka.Alexander mulai tegang dan kemudian segera menghubungi Glenn dengan cepat. Ia benar-benar sangat beruntung sekali karena hanya dalam dari yang pertama panggilannya telah dijawab oleh Glenn."Kenapa kau-""Kirim bantuan sekarang, Glenn! Aku sedang dikejar-kejar!" ujar Alexander dengan suara yang begitu panik.Glenn yang sedang duduk di atas atap itu segera berdiri dan berkata dengan nada yang juga panik, "Di mana posisimu?""Ah, tidak usah. Aku tahu. Bertahanlah sebentar!" ucap Glenn.Glenn segera membuka aplikasinya dan memerintah dengan cepat, "Susul Alexander!"Beberapa anak buahnya yang telah siap siaga itu pun segera mengambil posisi masing-masing dan Glen ikut ke dalam salah satu mobil itu.Sementara itu, Alexander masih dalam pengejaran dan hampir saja terkena sebuah tembakan saat salah satu orang yang berada di mobil kirinya tersebut melemparkan sebuah tembak

  • Kembalinya sang Pewaris   Chapter 162: Cepat!

    "Ayah bukan saudara kandung dari Paman Andi," ujar Arnold.Narendra menatap adiknya itu dengan tatapan heran tetapi ia masih terlihat begitu bingung.Arnold mengamati ekspresi kakaknya yang tidak ada keterkejutan di sana. Ia pun mulai berpikir jauh, "Ah, jadi Mas juga tahu masalah ini? Tapi kenapa Mas hanya diam saja?"Narendra bertanya, "Dari mana kamu tahu masalah ini?"Arnold mengulas sebuah senyum pada sang kakak. "Tidak penting bagaimana aku tahu tapi fakta jika ternyata kamu juga mengetahuinya itu Cukup membuatku heran.""Kenapa lagi?" tanya Narendra malas."Masih bertanya kenapa? Ini semakin membuat kita itu tidak memiliki hak apapun atas harta itu. Mas, kita tidak memiliki hubungan darah dengan keluarga Glenn. Bisa tidak kamu mengembalikan saja semua yang memang bukan milikmu terhadap Glenn? Apa sedikitpun kamu tidak merasa aneh ketika melakukan apapun pada harta yang bukan milikmu?"Narendra mencibir, "Oke, kita memang tidak memiliki hubungan darah dengan mereka tetapi kita t

  • Kembalinya sang Pewaris   Chapter 161: Pigura

    Kenyataan itu begitu menampar Satria. Ia pun tidak lagi bisa berkutik lagi ataupun membela putra bungsunya.Narendra melihat ayahnya yang tidak bisa menjawab perkataannya itu pun membuatnya semakin yakin untuk memberi satu pelajaran bagi sang adik."Lebih baik Ayah tidak usah ikut campur masalah ini. Biarkan aku yang menyelesaikannya," ucap Narendra.Satria hanya bisa terdiam di sofa ruang tamu itu, meresapi semua yang terjadi di kehidupannya.Tiba-tiba saja ia bangkit dari tempat duduknya itu lalu berjalan menuju ke sebuah gudang yang terletak di luar ruangan.Gudang itu terpisah dari rumah utama sehingga ia harus berjalan sendirian ke sana dan melarang semua anak buah Narendra untuk menemaninya.Begitu ia masuk ke dalam gudang tersebut, ia segera berjalan mendekat ke sebuah benda yang tertutup oleh kain putih besar.Segera saja ia ambil kain yang menutupi sebuah pigura besar itu. Ia pun kemudian duduk di depan pigura tersebut dengan wajah yang terlihat amat sangat letih.Ia mulai be

  • Kembalinya sang Pewaris   Chapter 160: Kekejutan Lain

    "Apa yang Ayah bicarakan itu? Tentu saja aku menyukainya," ucap Clarita menatap ke arah ayahnya dengan tatapan heran.Alexander kembali menyipitkan mata dan menatap putrinya dengan tatapan bingung, "Tunggu dulu, Nak. Yang Ayah maksud itu adalah menyukai layaknya seorang wanita menyukai laki-laki. Seperti itu. Kamu tidak seperti yang Ayah maksud kan?" Mata Clarita membola begitu sempurna usai dirinya mendengar perkataan ayahnya tersebut. Ia kehilangan kata-kata untuk beberapa saat dan kemudian membalas perkataan ayahnya itu dengan cepat, "Maksud Ayah, cinta pasangan? Astaga, Ayah. Yang benar saja. Aku menganggap dia sebagai aku menganggap Ayah. Dia sama saja dengan orang tua keduaku."Mendengar perkataan putrinya, Alexander benar-benar menghela napas dengan lega. Ia tertawa konyol lalu kemudian menyesat minuman yang tidak ia ketahui namanya itu.Minuman khas Korea Selatan yang rasanya asam manis cukup menyegarkan tenggorokannya.Alexander kemudian tersenyum pada Sang Putri, "Ayah bena

DMCA.com Protection Status